Sementara itu, karena dari tadi Joandra sudah mengetahui ban mobilnya yang tiba-tiba menjadi kempes, Joandra sudah pun mengabari Ricko untuk datang ke Restoran itu dengan membawa mobilnya yang lain untuk digunakannya.
Ricko melakukan perintah itu dengan cepat dan menitipkan kunci mobil pada satpam di sana sesuai dengan apa yang sudah diperintahkan oleh Joandra kepadanya, lalu mengurus mobil tuan presdirnya yang mengalami kempes pada bannya.
Selesai makan malam, Joandra mengambil kunci mobilnya pada Satpam yang berjaga di depan sana dan kembali melajukan mobilnya.
Kali ini Joandra terus memperhatikan sekitarnya dan juga mobil yang bergerak di belakangnya. Joandra mulai merasa curiga dengan beberapa kejanggalan ketika saat berada di butik tadi matanya sekelebat melihat bayangan orang yang terlihat mencurigakan, dan itu sungguh membuat Joandra mulai merasa was-was.
Joandra tidak takut pada siapa pun. Tidak, Joandra tidak pernah merasa gentar sama sekali jika
“Abang bohong kan? Apa rumah gedung ini milik Abang? Apa Bank besar itu juga milik Abang? Abang berbohong dengan Jessica?”Deg!Jantung Joandra langsung terasa ingin berhenti berdetak ketika melihat begitu seriusnya Jessica berbicara saat ini. Pria yang biasanya begitu tegas dan berpendirian itu merasa nyalinya melemah karena mendapatkan pertanyaan beruntun dari gadis kecil pujaan hatinya itu. Tapi, sebelum Joandra berkata jujur dia juga ingin melihat apa yang sebenarnya ada di dalam benak wanita impiannya tersebut.“Apa Jessica yakin dan percaya Abang yang memiliki semua ini? Jessica yakin ...?”Jessica kembali terdiam. Kening wanita itu terlihat mengkerut dengan kedua alisnya yang hampir saja menyatu satu sama lainnya.‘Benar juga. Imposible kan? Ini memang tidak mungkin. Untuk apa abang susah payah jika memang dia begitu kaya? Dan lagi, kemarin dia juga benar-benar menjadi pekerja di kebun raksasa itu. Apa pertanyaanku tadi sudah menyinggung perasaan abang ya?!’Jessica mulai meras
“Baiklah. Sampai bertemu besok ya.”“Baik, Kek. Selamat malam.”Panggilan itu pun berakhir, dan Joandra langsung berjalan ke arah pintu kamarnya.Tok! Tok!Joandra yang sudah berjalan keluar dari dalam kamarnya langsung mengetuk pintu kamar Jessica yang hanya berjarak sekitar 10 meter dari kamarnya. Joandra tidak ingin bersikap lancang dengan langsung membuka pintu kamar istrinya itu begitu saja.Jessica yang sedang menyusun buku-bukunya yang tadi dibelikan oleh Joandra langsung beranjak membuka pintu kamarnya.“Ada apa, Bang?”“Kamu lagi ngapain? Bolehkan Abang masuk?” tanya Joandra ketika melihat Jessica hanya membuka sedikit celah pintu kamarnya, bahkan tubuh Joandra saja tidak akan muat jika ingin masuk ke dalam kamar itu.“Oh, boleh. Kenapa tidak,” jawab Jessica cepat menyadari jika tubuhnya yang berdiri di sana sudah menghalangi Joandra untuk masuk ke dalam sana.Jessica berjalan ke arah lemari buku di mana dia sedang berberes-beres, sementara Joandra mengikuti langkah Jessica s
“Itu mobil siapa ya? Memangnya Kakek mengundang teman-teman Sultannya juga ya? Aduh, Claudia nggak sabar ingin melihat siapa pemilik mobil mewah itu. Itu harga mobilnya saja mencapai Triliunan loh, Ibu,” Claudia berbisik pelan di dekat telinga Madam Donna, dan itu membuat mata wanita paruh baya itu mendelik kaget.“Wah! Lebih mahal mobil ini dari pada mobil mewah yang Joandra bawa semalam itu dong?! Keren juga ya. Ibu jadi penasaran siapa yang membawa mobil mewah harga selangit itu!”“Jika dia adalah seorang pria, Claudia ingin menjalin pertemanan dan pendekatan dengannya,” bisik Claudia lagi dengan wajahnya yang kini mulai terlihat merona.“Kamu gercep banget, Claudia. Otakmu memang sangat encer, kamu memang harus bergerak lebih cepat untuk ikan besar ini,” bisik Madam Donna terlihat begitu antusias melihat calon mantu yang akan didapatkannya nanti lebih kaya jika dibandingkan dengan Joandra apalagi Gibran. Pemikiran itu sungguh membuat wajah Madam Donna terlihat berseri-seri, karena
Ya, Joandra sudah memata-matai dan mengetahui betapa busuknya Claudia sang mantan istri. Bahkan Joandra mengetahui jika kemarin Claudia baru saja masuk ke hotel bersama Gibran. Hal ini memang sungguh gila, dan Joandra baru mengetahui semua itu beberapa waktu ini. Joandra bersyukur mengetahui itu semuanya sebelum dia terlambat. Andai saja dia sudah meniduri Claudia kala itu, mungkin hidupnya akan mengalami suatu guncangan hebat ketika mengetahui perselingkuhan Claudia selama ini di belakangnya.“Lepaskan tanganmu Claudia!”Joandra yang sudah menahan dirinya sejak tadi langsung menepis tangan Claudia yang juga belum terlepas padahal dia sudah pun mengibaskan lengannya tanpa berucap. Sungguh Joandra tidak ada respek sedikit pun lagi terhadap Claudia, dan bisa dipastikan semua perhatiannya hanya diperuntukkan kepada Jessica yang tangannya sudah digenggamnya sedemikian rupa.“Abang ... jangan marah seperti ini. Kita baru saja tiba,” Jessica be
Jessica hanya mengangguk pelan sambil terus mengulum senyumnya, dan lalu langsung berjalan ke arah sebelahnya lagi, bergabung dengan Madam Donna dan juga yang lainnya.Sebenarnya mereka duduk pada satu lingkaran memanjang yang sama, hanya saja pria dan wanita memang duduk di tempat yang berbeda dan itu hanya saling berhadapan saja.Acara peringatan hari meninggalnya sang Nenek di mulai tepat pukul 7 malam. Kakek Raharja membuka acara dan lalu semuanya terlihat membacakan dan melantunkan kumpulan-kumpulan Do’a dengan begitu khusyuk, kecuali Gibran dan juga Claudia yang memang sudah merencanakan sesuatu.Hampir 40 menit sudah berlalu, dan pembacaan do’a sudah pula berakhir. Saat ini mereka semuanya langsung dijamukan dengan makanan yang memang sudah disiapkan sejak awal oleh menantu-menantu Kakek Raharja, kecuali Madam Donna yang memang merupakan putri satu-satunya dari Kakek Raharja.Begitu Joandra mengitari pandangannya dan melihat ke arah di
“Halah! Kalau uang hasil gajimu berapa sih?! Huh payah! Dasar bodoh dan tidak bisa diandalkan!”Claudia mengoceh sambil berlalu dari sana. Namun, baru bergerak beberapa langkah saja dia langsung kembali berbalik. Dan Claudia melototkan matanya ketika melihat Gibran masih terpaku menatap adiknya dengan tatapannya yang terlihat begitu berbeda.“Gibran?! Kamu lagi ngapain?!”“Hah?! Ini aku juga sudah ingin pergi kok,” kilah Gibran segera berbalik dan ikut dengan Claudia melangkah masuk ke ruang aula tempatnya acara berlangsung.Jessica menghela napasnya kuat-kuat untuk melepaskan rasa sesaknya. Wanita itu benar-benar tidak habis pikir kenapa kakaknya mengatakan saat ini kondisi keuangan mereka juga sedang tidak baik-baik saja. Padahal, sebelum-sebelumnya keuntungan dari hasil penjualan walet sudah menghasilkan ratusan juta rupiah dalam 1 bulan. Kenapa saat krisis moneter baru melanda saja keluarga besarnya itu semuanya langsung sibuk dan heboh mengatakan mereka semuanya sedang dalam masa
Baru kali ini Kakek Raharja yang sudah tua itu merasakan arti sebuah ketulusan. Sebuah ketulusan sederhana yang mampu menghangatkan hatinya yang selama ini begitu dingin.Selama ini dia juga terlalu dibutakan oleh status sosial seseorang. Tingkat kehidupan dan pendidikan yang diperoleh semua cucu-cucunya membuatnya merasa malu memiliki seorang cucu pungut yang tidak melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi. Dan nilai minus itu sekarang sudah berubah menjadi nilai plus akibat sesuatu yang tidak dimiliki oleh cucu-cucunya yang lain, bahkan ketika semua cucunya itu sudah mengenyam pendidikan yang lebih tinggi dari pada Jessica.Sabar, ikhlas, dan tulus. Semua itu tidak terdapat pada diri cucu-cucunya yang lainnya, termasuk anak dan menantunya semuanya. Dan kelebihan itu ternyata hanya pada seorang generasinya saja. yaitu Jessica Pitaloka.Sopan santun hanya dimiliki oleh cucunya yang selama ini terkucilkan. Bahkan etika, jiwa kepedulian penuh kasih sayang dan kelembutan, juga hanya ada
“Kakek bisa saja. Joan tulus menyayangi Jessica, dan Joan akan menjadi seorang Abang yang bertanggung jawab terhadap adiknya. Joandra janji akan memberikan yang terbaik untuk Jessica tanpa meminta balasan apa pun.”“Kakek tau Joandra akan memberikan yang terbaik untuk Jessica. Dan oleh sebab itu, Kakek menitipkan cucu Kakek yang terlangka ini denganmu. Karena ketika seseorang berada di tangan yang tepat dan diperlakukan dengan tepat, maka ianya akan dihargai dan itu akan menumbuhkan rasa percaya diri.”Kembali kata-kata Kakek Raharja bagai sedang mengoyak beberapa jiwa yang sedang mendengarnya. Secara tidak langsung perkataan itu sudah diperuntukkan kepada menantunya Madam Donna, cucunya Benny dan juga Claudia bukan?! Tapi, dengan santainya Madam Donna malah menyambung perkataan ayahnya dengan wajah sumringahnya tanpa terlihat tersinggung sama sekali.“Iya, Ibu juga merasa sangat senang sekali. Joan memang pria yang sangat baik. Terima kasih kamu sudah memperlakukan Jessica dengan beg
“Aku kebelet pipis. Aku ke toilet dulu bentar ya Honey,” Joandra mulai berjalan ke arah toilet yang ada di dalam kamar mewah itu, meninggalkan Jessica yang berbaring di atas pembaringan king size super mewah itu.Jessica bangkit dan duduk di sisi ranjang. Menurunkan kedua kakinya ke bawah, dan kembali melihat ke sekeliling kamar itu. Kamar yang sangat luar biasa, yang pastinya sangat disukai oleh anak-anak mereka satu saat nanti, karena kamar itu terlihat begitu indah degan nuansa yang sangat menyejukkan jiwa.Melihat ada dipenser dan kulkas di sana, Jessica mulai melangkah ke arah dispenser tersebut. Jessica yang merasa kehausan mulai menuangkan air ke dalam gelas dan menenggaknya untuk menghilangkan dahaga yang menyerangnya.Setelah menghabiskan segelas air, Jessica kembali mengisi gelasnya dan lalu berjalan ke arah ranjang.“Honey. Kamu ngapain?” tanya Joandra yang terlihat buru-buru menutup pintu toilet, dan segera menyusul Jessica.“Nggak. Aku hanya ingin minum saja Sayang. Haus
“Hehee. Sayang bisa saja. Ya sudah, Sayang hati-hati ya. Jangan kenceng-kenceng nyetirnya.”“Siap Bidadari hatiku. Muahh!” Joandra ikut meluahkan rasa di dalam benaknya saat ini, dan itu membuat Jessica terkekeh di seberang saja.“Byee.”Joandra yang merasa tersemangati segera melajukan mobilnya dengan hatinya yang merasa begitu bahagia dan berbunga-bunga.Selama hidupnya, hanya 2 wanita yang pernah membuat hatinya bahagia menggebu-gebu seperti ini, dan itu adalah ibu dan juga istri kecil kesayangannya yang begitu dicintainya.-Beberapa hari sudah terlewati, dan saat ini Joandra sedang membimbing Jessica dengan matanya yang di tutupi dengan kain.“Kita mau ngapain Sayang?”“Ada deh.”“Jangan main-main ah. Jessica jangan dikagetin pakai binatang ya. Nanti Jessica bisa pingsan loh Sayang,” sungut Jessica yang sangat takut dikerjai, apa lagi dia memang sangat takut dengan beberapa binatang.“Nggak kok Honey, tenang saja. Sebentar lagi kita sampai,” ujar Joandra hanya tersenyum mendengar
Joandra kembali mengutarakan pertanyaan pada pria itu, karena saat ini Joandra sudah mulai menguasai keadaan yang sebenarnya.Hening.Tampaknya pria itu sulit sekali menentukan keputusannya.“Jika kau mengatakan yang sebenarnya dan menceritakan seluruh kronologinya dengan jelas, aku yakin aku bisa membantu meringankan masa tahananmu. Tapi kamu harus bisa bekerja sama dengan pihak Kepolisian. Aku akan menjamin keamananmu. Setidaknya kamu masih sedikit berguna untuk keluargamu, dari pada kamu mati sia-sia oleh ancaman dari orang yang sudah memerintahkanmu.”Mendengar perkataan Joandra yang panjang lebar itu membuat pria itu kembali menangis.“Terima kasih Tuan Presdir. Terima kasih. Saya tak takut mati sama sekali. Saya akan bekerja sama dengan pihak kepolisan untuk Tuan Presdir. Saya akan menceritakan segalanya secara detail. Tapi, tolong lindungi keluarga saya,” ujar pria itu akhirnya, dan perkataannya itu membuat Joandra mengembangkan sebelah ujung bibirnya.“Tentu saja. Kamu tak per
“Iya suamiku. Baiklah,” Jessica langsung mengiyakan agar Joandra tak mengkhawatirkan keadaannya.Joandra terkekeh pelan dan langsung mengecup sayang bibir Jessica beberapa kali.“Aku pergi sekarang ya, Honey. Hati-hati. Ayah juga ada di rumah, Ayah tak ke mana-mana hari ini,” pesan Joandra lagi agar istrinya itu tak merasa sendiri akibat ditinggalkannya sebentar.“Oke.”Akhirnya Joandra melangkah pergi setelah dia mengecup berulang kali wanita yang begitu dicintai dan amat disayanginya.Mobil melaju membelah jalanan siang ke arah Jakarta Timur dengan tujuan Joandra yang sudah terencana sejak pagi tadi.Joandra yang sudah tiba di kantor kepolisian Jakarta Utara langsung menemui Inspektur Jenderal Mahes untuk berbincang sejenak, sebelum dia menemui anggotanya yang sudah menghianatinya dan sudah membuat masalah besar kali ini. Tentu tak ada api kalau tak ada pemantik. Dan saat ini Joandra ingin mencari tahu s
“Maaf Tuan Presdir. Saya hanya ingin mengabari jika yang menjadi dugaan Tuan Presdir semalam benar adanya. Ada orang luar yang sudah membayar orang dalam kita melakukan kecurangan. Bahkan dengan sengaja menciptakan kecelakaan besar ini.”“Maksudnya?”Joandra terlihat menajamkan pendengarannya dan memicingkan matanya.“Ada saingan bisnis kita yang sengaja menciptakan kecelakaan ini. Dia memanfaatkan orang kita untuk niatnya itu. Dengan menggunakan cairan khusus penghancur beton, kejadian semalam menjadi sangat fatal dan melibatkan begitu banyak pekerja kita.”Joandra terlihat begitu tegang. Sebenarnya Joandra sangat kaget mendengar kabar itu. Bagaimana bisa saingan bisnisnya melakukan kecurangan sefatal itu hanya untuk menghancurkan nama baik perusahaan konstruksinya?! Apakah orang itu tak punya hati dan tega hingga menghilangkan beberapa nyawa sekaligus?!Joandra yang terkejut besar menelan salivanya kasar. Rasa
“Semua itu kenyataan dan Faktanya, Claudia! Kamu jangan lupa dengan apa semuanya yang sudah kamu lakukan selama ini. Tunggu saja tanggal mainnya!” desis Joandra begitu geram dan langsung melangkah pergi.Panas! Joandra benar-benar merasa sangat panas dengan keadaan yang menghimpitnya saat ini. Urusannya tentang bisnisnya dan juga hal-hal yang sudah terjadi di luar sudah sangat meguras pikirannya. Kenapa saat ini ibu mertuanya dan Claudia kembali datang mengacaukan suasana hatinya! Joandra benar-benar merasa geram!Tapi, Joandra tetap berusaha sabar. Dan itu semuanya dilakukannya demi Jessica.‘Licik dan gila! Wanita ular itu memang benar-benar sudah tak waras! Kasihan anaknya nanti memiliki ibu gila seperti dia!’Joandra membatin kesal dan segera berjalan pergi mengurus segala sesuatu agar istrinya bisa keluar malam ini juga.Selesai mengurus semuanya, Joandra segera naik ke atas menuju ke ruangan Jessica. Ternyata Joandra d
“Apa yang Ibu bicarakan?! Tentu saja Joan menyayangi Jessica. Kalau tidak, untuk apa Joandra menikahinya?” jawab Joandra gusar mulai terpancing emosi, bahkan kini rahangnya sudah terlihat mengeras akibat menahan amarahnya.‘Ada hak apa Ibu bicara seperti itu?! Apa yang mereka rencanakan, kenapa sekarang keadaan seakan berbalik. Padahal selama ini mereka yang selalu membuat Jessica menderita dan menangis! Bukankah mereka hanya menganggap Jessika anak pungut,’ kesal Joandra tak lagi meladeni ibu mertuanya, dan segera melangkah ke arah ranjang bed di mana Jessica terlihat sedang terbaring lemah.“Lalu, ngapain aja kamu? Sampai istri sendiri masuk Rumah Sakit saja kamu sampai nggak tahu! Lucu!”Kembali terdengar cicitan Madam Donna yang begitu menyakitkan pendengaran Joandra.Joandra terdiam mendengar ucapan ibu mertuanya. Meski itu memang benar adanya, tapi mendengar semua perkataan ibu mertuanya saat ini membuat Joandra merasa sangat bingung sekaligus was-was.“Sudahlah. Jangan membahas
Joandra merasa begitu penasaran dengan apa yang terjadi, dan ingin mencari tahu bagaimana kronologinya hingga kejadian perdana ini bisa terjadi pada Perusahaan Kontruksi raksasanya yang menjadi Konstruksi ternama dan nomor satu di kota Metropolitan.Joandra tak menuju ke lokasi konstruksi Mall Twenty yang sedang dibangun itu, dia langsung menuju ke kantor polisi agar bisa menangani masalahnya dengan cepat. Padahal dia sudah memutuskan ingin pulang ke kontrakan untuk mengabarkan istri kecilnya, tapi kejadian ini membuat semua rencananya gagal dan menjadi tertunda.Joandra mulai sibuk berurusan di kantor kepolisian dengan pembicaraan dan pembahasannya bersama kepala kepolisian daerah Jakarta Utara. Bahkan setelah selesai membahas segalanya, mereka bersama-sama menuju lokasi kejadian untuk melakukan peninjauan ulang dan untuk memastikan kalau memang ada sesuatu yang dirasakan mengganjal di sana.Kesibukan Joandra hari ini benar-benar menguras waktunya hingga malam hampir tiba, bahkan dia
“Kamu sudah datang Mas Joan. Ayo duduk di sini,” Claudia berkata santai dengan tak tahu malunya.Glukk!Joandra menelan salivanya kasar. Namun, Joandra tak memperdulikan sapaan Claudia.“Selamat siang Dok,” sapa Joandra melihat ke arah Dokter Denata.“Siang Tuan Joandra. Silakan duduk Tuan, saya akan menjelaskannya di sini, karena kalian sudah sama-sama berada di sini,” ujar Dokter Denada tampak serius.Perasaan Joandra seketika menjadi tidak karuan. Entah mengapa melihat wajah Claudia yang berseri-seri, membuat Joandra menjadi resah dan pikirannya menjadi kacau setengah mati.Joandra duduk di samping Claudia, di hadapan dokter Denata dengan dipisahkan oleh sebuah meja kerja dokter Denata.Dokter Denata mengeluarkan sebuah amplop putih dan meletakkannya di atas meja.“Ini adalah hasil dari tes DNA yang dilakukan kemarin. Dan saya akan menjelaskan hasilnya agar Tuan Joandra dan nyonya Cl