Beranda / Urban / Pesona Menantu 24 Karat / Fakta Mengejutkan!

Share

Fakta Mengejutkan!

Joandra menunduk untuk mengalihkan kotak yang sudah terlungkup tepat di bawah kakinya. Menahan emosinya sekuat tenaga meski nadi-nadi di tangannya sudah terlihat bergerak-gerak tak pada temparnya. Bahkan keringat bulir besar tampak mulai mengalir keluar dari dalam pori-pori seluruh tubuhnya yang memanas secara kilat tanpa bisa diukur dengan derajat.

Tiba-tiba Jessica muncul dan berjalan ke arah Joandra. Wanita itu tampak membantu Joandra memunguti beberapa benda yang sudah berhamburan dari dalam kotak yang dilempar oleh Benny tadi.

“Dasar adik bodoh! Kamu itu sebaiknya di dalam saja. Masuk sana!” hardik Benny dengan wajah sangarnya.

“Dasar anak tak tahu diri! Selamanya hanya menyusahkan dan membuat kesal saja!” bentak Madam Donna sambil bersedekap, menatap geram penuh amarah ke arah Jessica yang sudah berani-beraninya membantu Joandra saat ini.

Ingin rasanya Joandra membungkam semua mulut kotor dan kasar itu saat ini juga! Ingin rasanya Joandra menghajar semua mulut dan pandangan yang sudah begitu menghina dan memberikan tatapan horor mematikan! Sungguh semua manusia tak berakhlak itu tak pantas memperlakukannya sedemikian rupa, bahkan adik iparnya selalu saja terkena imbas akibat dirinya. Tapi, Joandra masih berusaha sebisanya menahan diri meski darahnya sudah mulai naik ke atas permukaan.

"Kau! Pergi sekarang juga! Jangan Kau injak lagi rumahku ini!" sambung Madam Donna langsung menuding jarinya ke arah Joandra dan berkata dengan suara lantangnya.

Satu perkataan itu mampu membuat darah Joandra langsung mendidih. Rasanya tubuhnya sekarang sedang disiram dengan minyak bensin dan dilemparkan api, membuat tubuhnya serasa langsung terbakar seketika!

Joandra terdiam. Rahangnya yang kokoh terlihat mengeras dengan suara giginya yang seperti sedang beradu. Namun tidak lama kemudian, bibir Joandra mengembangkan sebuah senyuman penuh misteri. Mata elangnya menatap ke arah wanita paruh baya yang sedang menghardiknya barusan, yang diikuti tatapan tajam dari semua yang sedang berdiri di belakang tubuh ibu mertuanya itu.

"Baiklah. Kalau memang Ibu sudah tidak mau menerima Joan di sini, Joan akan pergi. Titip Claudia di sini, Bu. Nanti ... setelah Joan sudah mendapatkan pekerjaan tetap, Joan akan menjemput Claudia dan membiayai semua pengeluarannya,” Joandra masih berusaha santai dan berucap dengan sopan. Meski di dalam benaknya sudah tak layak dan sudah sangat sulit menerima kenyataan detik ini.

"Tidak perlu! Mulai saat ini, kau bukan Menantuku lagi! Kau tidak pantas menjadi suami Claudia. Dia adalah Model yang bertalenta dan memiliki kecantikan yang luar biasa. Claudia akan menikah dengan seseorang yang luar biasa dan lebih pantas, dan tentu saja itu bukan dirimu! Kau silahkan pergi dari sini! Jangan pernah datang ke sini lagi!" seru Madam Donna dengan lantangnya.

Tidak berapa lama kemudian, seorang pria tampak berjalan keluar dari dalam sana bersama Claudia, dan mereka saling bergandengan tangan tampak begitu mesra menempel satu sama lainnya.

Ternyata firasatnya terbukti. Dan pria itu adalah pria yang saat itu. Joandra yang awalnya masih berusaha dan mencoba berpikiran positif, jika Claudia tak akan mungkin menghianati dan berpaling darinya kembali terkejut luar biasa. 

"Aku akan menikahi Istrimu. Aku lebih pantas untuknya karena aku kini lebih kaya dan sudah sangat kaya. Aku akan bisa membahagiakan dia, bukan sepertimu yang hidup melarat bahkan hanya bisa menumpang menyusahkan Claudia di sini. Sekarang, Kau boleh pergi dengan tenang," ujar pria tersebut sambil mengembangkan senyuman sinis penuh cemoohan.

“Pergilah. Mulai sekarang aku bukan istrimu lagi. Ketika Suami tak mampu membiayai dan membahagiakan istrinya, maka itu artinya suami tersebut memang sudah tak pantas dan tak berguna. Dan aku memilih Gibran. Dia lebih pantas menjadi pendamping hidupku!”

Claudia berkata santai dan mengakhirinya dengan nada sindiran penuh tekanan.

“Kamu serius, Claudia?” tanya Joandra pelan. Menatap wanita yang sudah dinikahinya hampir 4 bulan ini dengan wajah dinginnya.

“Gibran adalah cinta pertamaku. Dan selama ini kami memang masih berhubungan,” ucap Claudia dengan santainya, seolah tak ada kesalahan yang dilakukannya dengan apa yang dikatakannya barusan. Tampaknya wanita itu memang sengaja.

Hening.

Joandra menarik napasnya dalam-dalam dengan berbagai rasa yang saat ini sedang menyerangnya. Ternyata seperti itu tingkah wanita yang dinikahinya itu selama ini?! Pantas gelagatnya selalu mencurigakan.

Tiba-tiba Joandra kembali mengingat bagaimana saat mereka baru menikah 4 bulan yang lalu. Masih begitu lekat di dalam ingatan Joandra, malam itu ... saat malam pertama pernikahannya ...

"Jangan Kau sentuh tubuhku!"

Sergah Claudia saat itu, dan itu membuat tubuh Joandra menegang heran. Jantungnya berdetak hebat. Kerongkongannya serasa tercekat, bibirnya bungkam menahan rasa sakitnya atas perkataan istrinya yang baru dinikahinya malam itu. Tapi Joandra hanya diam tak membantah.

Tanpa berkata sepatah kata pun, Joandra langsung menurunkan sebelah kakinya yang sudah terlanjur di naikkan ke atas ranjang. Dengan tenang Joandra mengambil ponselnya dari atas nakas lalu mulai mengatur posisinya di atas sofa.

Ya, selama 3 bulan Joandra tidur sekamar dengan Claudia tanpa melakukan apa pun. Dari situlah muncul rasa curiga dan rasa ingin tahu yang semakin menjadi. Meski alasan Claudia untuk karirnya, tapi Joandra mencium gelagat yang lainnya. Dan hari ini semua kecurigaannya itu sudah terbukti. Memang ada pihak ketiga yang selama ini berada di dalam pernikahan mereka.

Mata elang milik Joandra serasa memanahkan kilatan cahaya kemarahan yang begitu besar. Kedua alis hitam pekat itu terlihat menyatu, dan mata elangnya juga terlihat menyipit tajam. Joandra sudah tiba di penghujung kesabaran, dan Joandra akan mengakhiri segalanya mulai detik ini. Semuanya sudah begitu jelas, tak ada lagi yang membuatnya merasa ragu untuk melangkah dan menentukan pilihan.

Benar sekali kata pepatah lama. Ketika kita sedang terpuruk, maka kita bisa melihat dengan jelas segalanya bahkan sampai ke akar-akarnya. Dan ternyata seperti inilah kenyataan selama ini?!

“Kenapa Kakak seperti itu? Meski bagaimana pun, Abang Ipar kan masih menjadi suami Kakak?” ucap Jessica ketika melihat kakaknya berkata sesukanya. Meski selama ini dia memang tahu kakaknya itu memiliki hubungan dengan pria yang sebenarnya pernah hampir memperkosanya ketika itu. Pria gila yang juga sudah pernah dipergoki oleh Jessica sedang bercinta dengan kakaknya, dan itu dilakukan mereka siang bolong saat abang iparnya sedang pergi bekerja. Jessica hanya tak berani mengungkapkan semua itu karena dia tak tega dengan abang iparnya.

“Kau diam bodoh!” bentak Claudia berteriak marah dengan adiknya. Adik yang sudah dianggap seperti pembantunya yang akan menyiapkan segala yang dia inginkan selama ini. Sama seperti yang dilakukan oleh ibunya juga.

“Kalau kau ingin pergi dari sini, sekalian pergi sana! Biar rumah ini tak ada sampah dan orang bodoh seperti kalian berdua lagi!” sambung Madam Donna dengan wajahnya yang tampak berang. Tampak begitu marah mendengar pembelaan Jessica untuk Joandra, sang menantu sampah yang tak berguna.

Hahaaa!

Claudia, Gibran, Benny serta keluarga besar yang lainnya tergelak puas dengan apa yang dikatakan oleh Madam Donna barusan. Mereka semuanya memang selalu menganggap Jessica seperti manusia dari planet lain yang menjijikkan dan membuat mereka muak, dan kini ditambah dengan Joandra yang sudah bankrut dan hidup melarat.

“Kamu masuk saja, Jess,” ujar Joandra mulai memegang gagang kopernya.

“Abang Ipar jangan pergi,” lirih Jessica dengan wajah merah tampak begitu resah dan panik.

“Apa kamu ingin ikut denganku?” tanya Joandra serius membuat Jessica tercengang.

“M-mana mungkin?”

Joandra tersenyum mendengar jawaban itu. Dia tahu Jessica bukan wanita biasa. Jessica tetap bertahan di sini karena ini adalah kediaman keluarganya. Sementara dia hanya mantan abang iparnya saja. Bukankah memang tidak mungkin jika gadis baik-baik seperti Jessica mengikuti seorang pria yang bukan siapa-siapanya lagi? Joandra merasa bangga melihat kekuatan Jessica masih berani menghadapi seluruh keluarganya yang selalu memperlakukannya dengan begitu buruk.

“Aku pergi ya. Sampai bertemu lagi,” Joandra mengembangkan senyumnya pada Jessica dan mulai berbalik.

“Abang Ipar?” lirih Jessica tanpa sadar langsung menarik lengan Joandra. “Abang Ipar mahu tinggal di mana?” tanya Jessica pelan dengan matanya yang terlihat mulai berkaca-kaca.

Ternyata gadis itu malah memikirkannya?! Dan ini adalah untuk kesekian kalinya Joandra merasa begitu terharu dengan kebaikan dan ketulusan adik iparnya.

“Tenanglah. Aku bisa mengatasi semuanya.”

Joandra menjawab pelan dan lalu segera berbalik. Senyuman tipis terukir dikedua ujung bibir Joandra dengan keringatnya yang terus bergulir deras, yang mengiringi langkah tegapnya keluar dari pekarangan kediaman sang ibu mertua.

Mobil mewah berwarna hitam mengkilat sudah menunggu Joandra di depan jalan besar sana. Pintu mobil mewah itu tampak langsung dibuka oleh sang supir. Dua anggota Joandra yang berseragam hitam itu langsung berlari menyongsong Joandra mengambil koper dan juga kotak dari atas koper yang diseret Joandra tadi.

“Tuan Presdir!”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Gitarius
bini laknat kayak gitu mmg pantas ditinggalkan! aduh gemes juga jadinya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status