Joandra menunduk untuk mengalihkan kotak yang sudah terlungkup tepat di bawah kakinya. Menahan emosinya sekuat tenaga meski nadi-nadi di tangannya sudah terlihat bergerak-gerak tak pada temparnya. Bahkan keringat bulir besar tampak mulai mengalir keluar dari dalam pori-pori seluruh tubuhnya yang memanas secara kilat tanpa bisa diukur dengan derajat.
Tiba-tiba Jessica muncul dan berjalan ke arah Joandra. Wanita itu tampak membantu Joandra memunguti beberapa benda yang sudah berhamburan dari dalam kotak yang dilempar oleh Benny tadi.“Dasar adik bodoh! Kamu itu sebaiknya di dalam saja. Masuk sana!” hardik Benny dengan wajah sangarnya.“Dasar anak tak tahu diri! Selamanya hanya menyusahkan dan membuat kesal saja!” bentak Madam Donna sambil bersedekap, menatap geram penuh amarah ke arah Jessica yang sudah berani-beraninya membantu Joandra saat ini.Ingin rasanya Joandra membungkam semua mulut kotor dan kasar itu saat ini juga! Ingin rasanya Joandra menghajar semua mulut dan pandangan yang sudah begitu menghina dan memberikan tatapan horor mematikan! Sungguh semua manusia tak berakhlak itu tak pantas memperlakukannya sedemikian rupa, bahkan adik iparnya selalu saja terkena imbas akibat dirinya. Tapi, Joandra masih berusaha sebisanya menahan diri meski darahnya sudah mulai naik ke atas permukaan."Kau! Pergi sekarang juga! Jangan Kau injak lagi rumahku ini!" sambung Madam Donna langsung menuding jarinya ke arah Joandra dan berkata dengan suara lantangnya.Satu perkataan itu mampu membuat darah Joandra langsung mendidih. Rasanya tubuhnya sekarang sedang disiram dengan minyak bensin dan dilemparkan api, membuat tubuhnya serasa langsung terbakar seketika!Joandra terdiam. Rahangnya yang kokoh terlihat mengeras dengan suara giginya yang seperti sedang beradu. Namun tidak lama kemudian, bibir Joandra mengembangkan sebuah senyuman penuh misteri. Mata elangnya menatap ke arah wanita paruh baya yang sedang menghardiknya barusan, yang diikuti tatapan tajam dari semua yang sedang berdiri di belakang tubuh ibu mertuanya itu."Baiklah. Kalau memang Ibu sudah tidak mau menerima Joan di sini, Joan akan pergi. Titip Claudia di sini, Bu. Nanti ... setelah Joan sudah mendapatkan pekerjaan tetap, Joan akan menjemput Claudia dan membiayai semua pengeluarannya,” Joandra masih berusaha santai dan berucap dengan sopan. Meski di dalam benaknya sudah tak layak dan sudah sangat sulit menerima kenyataan detik ini."Tidak perlu! Mulai saat ini, kau bukan Menantuku lagi! Kau tidak pantas menjadi suami Claudia. Dia adalah Model yang bertalenta dan memiliki kecantikan yang luar biasa. Claudia akan menikah dengan seseorang yang luar biasa dan lebih pantas, dan tentu saja itu bukan dirimu! Kau silahkan pergi dari sini! Jangan pernah datang ke sini lagi!" seru Madam Donna dengan lantangnya.Tidak berapa lama kemudian, seorang pria tampak berjalan keluar dari dalam sana bersama Claudia, dan mereka saling bergandengan tangan tampak begitu mesra menempel satu sama lainnya.Ternyata firasatnya terbukti. Dan pria itu adalah pria yang saat itu. Joandra yang awalnya masih berusaha dan mencoba berpikiran positif, jika Claudia tak akan mungkin menghianati dan berpaling darinya kembali terkejut luar biasa. "Aku akan menikahi Istrimu. Aku lebih pantas untuknya karena aku kini lebih kaya dan sudah sangat kaya. Aku akan bisa membahagiakan dia, bukan sepertimu yang hidup melarat bahkan hanya bisa menumpang menyusahkan Claudia di sini. Sekarang, Kau boleh pergi dengan tenang," ujar pria tersebut sambil mengembangkan senyuman sinis penuh cemoohan.“Pergilah. Mulai sekarang aku bukan istrimu lagi. Ketika Suami tak mampu membiayai dan membahagiakan istrinya, maka itu artinya suami tersebut memang sudah tak pantas dan tak berguna. Dan aku memilih Gibran. Dia lebih pantas menjadi pendamping hidupku!”Claudia berkata santai dan mengakhirinya dengan nada sindiran penuh tekanan.“Kamu serius, Claudia?” tanya Joandra pelan. Menatap wanita yang sudah dinikahinya hampir 4 bulan ini dengan wajah dinginnya.“Gibran adalah cinta pertamaku. Dan selama ini kami memang masih berhubungan,” ucap Claudia dengan santainya, seolah tak ada kesalahan yang dilakukannya dengan apa yang dikatakannya barusan. Tampaknya wanita itu memang sengaja.Hening.Joandra menarik napasnya dalam-dalam dengan berbagai rasa yang saat ini sedang menyerangnya. Ternyata seperti itu tingkah wanita yang dinikahinya itu selama ini?! Pantas gelagatnya selalu mencurigakan.Tiba-tiba Joandra kembali mengingat bagaimana saat mereka baru menikah 4 bulan yang lalu. Masih begitu lekat di dalam ingatan Joandra, malam itu ... saat malam pertama pernikahannya ..."Jangan Kau sentuh tubuhku!"Sergah Claudia saat itu, dan itu membuat tubuh Joandra menegang heran. Jantungnya berdetak hebat. Kerongkongannya serasa tercekat, bibirnya bungkam menahan rasa sakitnya atas perkataan istrinya yang baru dinikahinya malam itu. Tapi Joandra hanya diam tak membantah.Tanpa berkata sepatah kata pun, Joandra langsung menurunkan sebelah kakinya yang sudah terlanjur di naikkan ke atas ranjang. Dengan tenang Joandra mengambil ponselnya dari atas nakas lalu mulai mengatur posisinya di atas sofa.Ya, selama 3 bulan Joandra tidur sekamar dengan Claudia tanpa melakukan apa pun. Dari situlah muncul rasa curiga dan rasa ingin tahu yang semakin menjadi. Meski alasan Claudia untuk karirnya, tapi Joandra mencium gelagat yang lainnya. Dan hari ini semua kecurigaannya itu sudah terbukti. Memang ada pihak ketiga yang selama ini berada di dalam pernikahan mereka.Mata elang milik Joandra serasa memanahkan kilatan cahaya kemarahan yang begitu besar. Kedua alis hitam pekat itu terlihat menyatu, dan mata elangnya juga terlihat menyipit tajam. Joandra sudah tiba di penghujung kesabaran, dan Joandra akan mengakhiri segalanya mulai detik ini. Semuanya sudah begitu jelas, tak ada lagi yang membuatnya merasa ragu untuk melangkah dan menentukan pilihan.Benar sekali kata pepatah lama. Ketika kita sedang terpuruk, maka kita bisa melihat dengan jelas segalanya bahkan sampai ke akar-akarnya. Dan ternyata seperti inilah kenyataan selama ini?!“Kenapa Kakak seperti itu? Meski bagaimana pun, Abang Ipar kan masih menjadi suami Kakak?” ucap Jessica ketika melihat kakaknya berkata sesukanya. Meski selama ini dia memang tahu kakaknya itu memiliki hubungan dengan pria yang sebenarnya pernah hampir memperkosanya ketika itu. Pria gila yang juga sudah pernah dipergoki oleh Jessica sedang bercinta dengan kakaknya, dan itu dilakukan mereka siang bolong saat abang iparnya sedang pergi bekerja. Jessica hanya tak berani mengungkapkan semua itu karena dia tak tega dengan abang iparnya.“Kau diam bodoh!” bentak Claudia berteriak marah dengan adiknya. Adik yang sudah dianggap seperti pembantunya yang akan menyiapkan segala yang dia inginkan selama ini. Sama seperti yang dilakukan oleh ibunya juga.“Kalau kau ingin pergi dari sini, sekalian pergi sana! Biar rumah ini tak ada sampah dan orang bodoh seperti kalian berdua lagi!” sambung Madam Donna dengan wajahnya yang tampak berang. Tampak begitu marah mendengar pembelaan Jessica untuk Joandra, sang menantu sampah yang tak berguna.Hahaaa!Claudia, Gibran, Benny serta keluarga besar yang lainnya tergelak puas dengan apa yang dikatakan oleh Madam Donna barusan. Mereka semuanya memang selalu menganggap Jessica seperti manusia dari planet lain yang menjijikkan dan membuat mereka muak, dan kini ditambah dengan Joandra yang sudah bankrut dan hidup melarat.“Kamu masuk saja, Jess,” ujar Joandra mulai memegang gagang kopernya.“Abang Ipar jangan pergi,” lirih Jessica dengan wajah merah tampak begitu resah dan panik.“Apa kamu ingin ikut denganku?” tanya Joandra serius membuat Jessica tercengang.“M-mana mungkin?”Joandra tersenyum mendengar jawaban itu. Dia tahu Jessica bukan wanita biasa. Jessica tetap bertahan di sini karena ini adalah kediaman keluarganya. Sementara dia hanya mantan abang iparnya saja. Bukankah memang tidak mungkin jika gadis baik-baik seperti Jessica mengikuti seorang pria yang bukan siapa-siapanya lagi? Joandra merasa bangga melihat kekuatan Jessica masih berani menghadapi seluruh keluarganya yang selalu memperlakukannya dengan begitu buruk.“Aku pergi ya. Sampai bertemu lagi,” Joandra mengembangkan senyumnya pada Jessica dan mulai berbalik.“Abang Ipar?” lirih Jessica tanpa sadar langsung menarik lengan Joandra. “Abang Ipar mahu tinggal di mana?” tanya Jessica pelan dengan matanya yang terlihat mulai berkaca-kaca.Ternyata gadis itu malah memikirkannya?! Dan ini adalah untuk kesekian kalinya Joandra merasa begitu terharu dengan kebaikan dan ketulusan adik iparnya.“Tenanglah. Aku bisa mengatasi semuanya.”Joandra menjawab pelan dan lalu segera berbalik. Senyuman tipis terukir dikedua ujung bibir Joandra dengan keringatnya yang terus bergulir deras, yang mengiringi langkah tegapnya keluar dari pekarangan kediaman sang ibu mertua.
Mobil mewah berwarna hitam mengkilat sudah menunggu Joandra di depan jalan besar sana. Pintu mobil mewah itu tampak langsung dibuka oleh sang supir. Dua anggota Joandra yang berseragam hitam itu langsung berlari menyongsong Joandra mengambil koper dan juga kotak dari atas koper yang diseret Joandra tadi.“Tuan Presdir!”Sapaan itu tak dijawab Joandra. Wajah tegas penuh wibawa kini sudah menghiasi wajah penuh senyuman saat berada di kediaman Madam Donna. Terlebih ketika berhadapan dengan Jessica. Gadis muda yang mampu membuat Joandra mengubah segala rencana awalnya, dan sudah mengorbankan harga dirinya demi mengenal lebih jauh tentang siapa adik iparnya tersebut.Pintu mobil mewah itu langsung ditutup sang supir ketika Joandra sudah duduk di dalam. Kedua anggota berseragam hitam itu juga sudah selesai memasukkan barang Joandra di bagasi dan kini sudah duduk rapi di belakang sana. Diam dan menunggu perintah yang selanjutnya dari sang tuan Presdir mereka.Ricko dan Leonal. Mereka berdua adalah orang kepercayaan Joandra selama ini. Segala urusan di perusahaan pusat dan cabangnya hampir 2 bulan ini ditangani oleh kedua orang hebatnya itu. Hanya saat membutuhkan tandatangannya saja Joandra harus turun tangan sendiri.“Apa semuanya aman?!”Suara Joandra bertanya tegas, membuat Ricko dan Leonel yang duduk t
Joandra yang tak perduli langsung masuk ke dalam lift dan langsung naik ke lantai atas di mana ruangan sahabatnya itu berada.“Tuan sudah membuat janji?” tanya sang Sekretaris yang juga sudah sangat dikenal Joandra. Wajah wanita itu terlihat pias melihat Joandra tak menggubrisnya dan langsung melangkah ke arah pintu ruangan khusus CEO.Cklek!Joandra langsung membuka pintu itu tanpa mengetuk sama sekali.Joandra berdiri terpaku menyaksikan ada 4 sahabatnya di dalam sana yang 3 diantaranya sudah dihubungi tadinya. Ada 4 wanita berpakaian kurang bahan yang tampak sedang duduk di samping masing-masing sahabatnya, yang tampaknya sedang menenggak minuman sore-sore seperti ini.“Dika, kamu di sini juga?” tanya Joandra pada sahabatnya Handika yang tadi tak dihubunginya.Tentu saja keempat sahabatnya itu sudah mengetahui, dan mungkin juga sudah membicarakannya sejak tadi.“Lancang sekali Lu masuk tanpa ijin dariku, Jo?!”Davinson berteriak kencang sambil berdiri dari duduknya. Menatap horor k
“Tenang, semua urusan akan dihandle oleh pengganti khusus yang sudah dipilih oleh Tuan Besar pemilik The Lion Bank sendiri. Pria muda bertalenta yang sangat luar biasa.”Mendengar kalimat itu membuat Kakek Raharja mengurut dadanya. Mulai bisa bernapas sedikit lega. Ya, dia harus segera mendapatkan pinjaman kalau tak ingin menjual assetnya secara perlahan. “Apa masih lama?”“Harusnya pengganti khusus Tuan Besar akan datang mengurus masalah ini sebentar lagi. Karena Beliau saat ini sedang ada acara lain dengan kolega penting dari Luar Negeri untuk membahas proyek baru mereka yang akan dibangun di Jepang.”Dada Kakek Raharja langsung terlonjak kaget. Sungguh perkataan Ricko barusan semakin membuat mata Kakek Raharja tidak bisa berkedip. Sama seperti semua pasang mata yang saat ini sedang duduk di sana.‘Ya ampun, seberapa hebat pemilik The Lion Bank itu?! Proyek barunya ada di Negeri Matahari Terbit?! Sungguh ini tidak bisa dipercaya. Dan dia mempercayakan semuanya pada pria muda pilihan
Pria muda itu masuk dan langsung berjalan ke arah Ricko. Berbisik sesaat dan lalu mulai duduk di sisi kiri kursi kebesaran yang hanya ada 1 di sana.Pria itu tak menyapa. Hanya diam dan mulai membuka dokumen yang tadi dibawanya. Tampak begitu fokus dan kembali memeriksa dokumen penting yang akan diserahkannya pada tuan Presdirnya sesaat lagi.“Tuan, apa kita bisa mulai bahas sekarang?”Terdengar suara Kakek Raharja. Pria tua itu bertanya dengan suaranya yang sedikit bergetar. Heran melihat orang penting yang ditunggunya tak menyapa sama sekali. Tapi, dia juga tak sabar ingin segera membahas masalah inti pertemuan malam ini.“Tunggu sebentar lagi, Kakek Raharja. Tuan Presdir kami akan tiba sesaat lagi,” ujar pria yang baru masuk itu, yang tentu saja tak lain tak bukan adalah Leonal.Hening.Ternyata dugaan mereka tadi salah. Pria berjas hitam itu bukanlah Sultan yang mereka tunggu.Semua wajah kini terlihat terdiam dan kembali tampak menegang. Jelas di dalam pikiran mereka semua isinya
Semua tampak terpaku dan tercengang melihat siapa orang yang sejak tadi mereka tunggu. Terlebih Benny yang selama ini selalu menindas dan memerintah Joandra tanpa jeda.Benny, Tuan Faisal, dan tuan Hendro saling menatap tak percaya. Sungguh ini bagai sebuah lelucon di mata mereka. Tapi, melihat Joandra begitu dihormati dan begitu diagungkan di sana, membuat mereka yang selama ini selalu menghinanya menjadi bungkam tak bernyali.Mata Claudia terlihat bersinar-sinar mendapati suaminya kini ternyata kembali menjadi orang yang begitu berkuasa. Dan yang lebih mengejutkan, kali ini Joandra merupakan pemegang kendali pada pusat The Lion Bank. Ternyata kehilangan 1 perusahaannya, membuat suaminya mendapatkan sesuatu yang lebih dan dalam tempo sesingkat ini?! Ya, kali ini sudah tentu dia tidak akan melepaskan suaminya itu walau apa pun yang akan terjadi. Pikirannya yang tadi berubah kini langsung berbelok ketika mengetahui ternyata suaminya itu yang menjadi pengganti khus
Selama ini, segala keadaan tuan presdirnya sudah mereka ketahui dengan jelas. Bahkan mereka saja tak berani membantah perintah tuan presdirnya. Sedangkan keluarga besar itu? malah begitu berani memperlakukan tuan presdir yang merupakan putra pewaris tunggal dari keluarga besar Dinata yang merupakan Konglomerat nomor 1 di sana, seperti seekor binatang saja.“Joandra adalah suami saya. Memangnya kenapa Anda masih bertanya?! Memangnya ini masalah Anda?!” balas Claudia yang kaget melihat tangannya sudah dicekal sedemikian rupa oleh salah satu orang kepercayaan Joandra.Claudia melihat ke arah Joandra seakan menunggu Joandra membelanya dan memarahi asistennya yang sudah begitu kurang ajar karena mencekal tangannya begitu kencang.“Suami? Bukankah saat itu kamu sudah mengakhiri segalanya, Claudia? Saat ini, kita tidak memiliki hubungan apa-apa lagi.”Joandra menjawab santai sambil terus melihat ke arah mata Jessica yang saat ini sedang menatap ke arahnya juga. Gadis kecil berhati malaikat y
“Tante juga minta maaf, Joandra. Tante sadar jika kemarin Tante sudah memperlakukanmu kurang baik. Dan jika Joandra bersedia menjadi suami Henaya, Tante janji akan memperlakukanmu dengan baik dan Henaya juga akan melayanimu denganlebihbaik. Henaya akan segera memberikanmu keturunan seperti yang kamu impikan selama ini.”Terdengar suara nyonya Hesty menyambung di akhir ucapan Madam Donna. Tampaknya wanita paruh baya itu juga tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan luar biasa yang saat ini sudah dimilikinya ketika mendengar ucapan Kakek Raharja tadinya. Ya, mereka semuanya tahu jelas jika selama ini Claudia memang belum ingin mengandung dan itu karena karirnya.“Gizela pasti akan melayanimu dengan lebih Sempurna, Joandra. Dan sudah tentu Tante serta Paman akan memperlakukan kamu menjadi menantu terbaik yang kami miliki dan satu-satunya yang paling spesial. Kamu adalah pria terbaik dan begitu cemerlang, jangan sampai kamu salah lagi memil
Jessica mengembangkan senyum manisnya. Mendapatkan ijin dari ibunya, Jessica pun mulai berdiri dari duduknya.Ricko langsung berjalan menjemput Jessica dan menggeser kursinya dengan sopan, agar wanita yang dipanggil oleh tuan presdirnya itu bisa berjalan keluar dari tempatnya lebih mudah.Jessica berjalan pelan ke arah Joandra sambil meremas jemari tangannya sendiri. Entah kenapa tiba-tiba dia merasa begitu nervous dan tangannya juga menjadi dingin seketika.Leonal menggeser sebuah kursi dan menjejerkannya tepat di samping kursi yang sedang di duduki oleh Joandra.“Ayo duduk di sini.”Jessica yang terlihat ragu tampak mulai duduk di kursi samping Joandra perlahan sambil memperbaiki rok sebatas lututnya, dan juga menarik kerah gaunnya itu lebih ke atas yang terasa terlalu rendah karena dia belum pernah menggunakan gaun terbuka seperti itu. Hal itu membuatnya begitu salah tingkah.“Kenapa tak memakai gaun yang aku kirimkan?&r