Share

228. Kembalinya Laras

Penulis: Henny Djayadi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Surya Wijaya menundukkan wajah memohon di hadapan keluarga Wardana. Dia tahu, dalam urusan bisnis, mereka adalah pesaing utama, tetapi kali ini demi wanita yang dia cintai, Surya Wijaya memohon, benar-benar merendahkan harga dirinya.

“Demi kemanusiaan, saya mohon!” Suara Surya Wijaya terdengar putus asa.

Laras menatap Surya Wijaya dengan tatap mata yang dingin. “Saya menolak juga demi kemanusiaan," balas Laras terdengar tegas, penuh keyakinan tanpa rasa ragu sedikit pun.

Ruangan itu seketika menjadi hening. Penolakan Laras memupus harapan Surya Wijaya.

Untuk sementara, Ageng memilih diam, menenangkan diri. Rasa curiga yang sempat mencekik kini telah terjawab. Dan untuk urusan ke luar negeri, ada sang mama yang bisa dia andalkan.

“Saat ini Queen sedang hamil muda. Dan ini adalah kehamilan pertama bagi Queen. Ilmu dan pengalamannya masih sangat kurang, jadi akan sangat riskan jika tidak ada yang mendampinginya. Tentu kita tidak akan mengambil keputusan yang bisa membahayakan calon cucu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Istri Sementara Tuan Muda    229. Bahagia Sebelum Badai

    Lega, bahagia, itulah yang dirasakan oleh Ageng saat ini. Dengan detail Surya Wijaya memberikan memberikan bukti jika Rania benar-benar ibu kandung Queen. Dari foto-foto masa kecil Queen, hingga akta cerai Rania dengan Eddy.Saat menyaksikannya, Ageng merasa menjadi manusia paling bodoh sedunia, seharusnya informasi tentang keluarga Queen sudah dia ketahui sejak awal pernikahan mereka, agar tidak terjadi salah paham yang menyiksa dirinya sendiri.“Jangan ngebut! Queen sedang hamil muda,” perintah tegas Laras kepadan Pak Sutar.“Ya, Bu!” jawab Pak Sutar sambil mengangguk patuh. Seingatnya dia tidak pernah ngebut, kecuali saat menjemput saja.Setelah mencium pipi kiri dan pipi kanan Laras, Queen bergegas memasuki mobil, disusul oleh Ageng. Saat Laras melepas anak dan menantunya yang semakin jauh meninggalkan mereka, berbeda dengan Arya Suta yang justru menatap wajah sang istri dengan tatap mata yang sulit diartikan.Wanita paruh baya itu menyadari jika suaminya sedang memperhatikan diri

  • Pesona Istri Sementara Tuan Muda    230. Playboy Ketakutan

    "Aku mohon jangan bilang kurang!" pinta Ageng sambil mencium punggung mulus Queen.Sebagai pria normal, Ageng sulit untuk menolak pesona istri yang ada di sampingnya. Meski dokter mengatakan jika kehamilan Queen baik-baik saja, tetapi Ageng tidak ingin mengambil risiko yang bisa membahayakan keselamatan janin yang sudah lama dia nantikan kehadirannya."Aku takut kamu akan mencari pelampiasan ke wanita lain jika aku tidak bisa memuaskanmu," ucap Queen dengan sendu. Ingatan akan masa lalu, bagaimana rumah tangga kedua orang tuanya hancur karena sang papa mencari kesenangan dengan wanita lain, kembali hadir mengganggu benak Queen.Ageng memang terlihat sangat antusias dan bahagia dengan kabar kehamilannya, tetapi Queen merasa ada perbedaan yang sangat mencolok saat Ageng di atas ranjang. Bagi Ageng, dia hanya ingin berhati-hati dan menjaga keselamatan calon bayinya. Tetapi ternyata Queen menangkapnya berbeda, dia merasa suaminya seperti tidak bergairah lagi terhadap dirinya."Membicarak

  • Pesona Istri Sementara Tuan Muda    231. Terus Berharap

    Surya Wijaya duduk di meja makan, matanya tertuju pada putrinya yang sedang menyantap sarapan dengan enggan. Victoria hanya memainkan roti panggang di piringnya, sesekali mencelupkan ke dalam selai, tapi tak pernah benar-benar menggigit. Surya menarik napas panjang, merasa berat untuk memulai pembicaraan ini.“Papa akan membawa mama untuk berobat ke luar negeri.” Dengan hati-hati Surya Wijaya menyampaikan kabar buruk di hadapan putrinya. “Kemo yang dilakukan mamamu kemarin tidak memberi hasil yang maksimal,” sambung Surya Wijaya dengan nada sedih.Victoria mendengarkan dengan saksama kata demi kata yang diucapkan oleh Surya Wijaya. Remaja itu mengangkat pandangannya, tatap matanya yang kelam menatap lurus ke arah ayahnya.“Bersama Queen?” tanyanya singkat, tanpa embel-embel kakak. Hingga saat ini, dia masih belum bisa menerima kenyataan jika Queen adalah saudara sambungnya.“Tidak, Queen sedang hamil, jadi dia harus banyak istirahat. Kamu mau ikut?” Surya menatap putrinya, berharap me

  • Pesona Istri Sementara Tuan Muda    232. Mengorek Masa Lalu

    “Bangsat!” gumam Bryan terlihat sangat tertekan saat melihat Victoria keluar dari mobilnya. Dia segera menyadari situasinya dan tahu dia harus bertindak dengan cepat.“Mau kemana?” tanya Derrian dengan senyum menyeringai, menertawakan sahabatnya yang terlihat putus asa.“Aku mau pergi dulu,” kata Bryan buru-buru, suaranya penuh tekanan.Tanpa banyak bicara, Bryan langsung meninggalkan kafe milik Derrian. Dia sudah terbiasa keluar masuk kafe tersebut dan tahu jalan lain untuk keluar dan terbebas dari Victoria. Sosok yang selama ini dikenal playboy oleh sahabat-sahabatnya tidak bisa menghadapi gadis itu sekarang.Victoria memasuki kafe, lalu pandangannya menyapu seisi ruangan. Wajahnya menunjukkan rasa khawatir dan penuh kekecewaan. Dia kembali menatap ke tempat parkir dan melihat mobil Bryan masih terparkir di sana, tetapi sosoknya tidak dia temukan di dalam kafe.Suasana hati yang sedang tidak baik membuat remaja itu nekat untuk menemui Derrian yang dia ketahui sebagai sahabat Bryan s

  • Pesona Istri Sementara Tuan Muda    233. Amarah Rey

    Ageng mengemudi dengan pikiran yang kalut. Pembicaraan dengan sang papa tadi begitu menghantui. Benarkah Queen, wanita yang selalu berada di sisinya, adalah seseorang yang disusupkan oleh keluarga Surya Wijaya? Jika benar, berarti selama ini dia telah hidup dalam kepura-puraan. Sementara itu Queen, wanita yang dia cintai dengan sepenuh hati, adalah seorang pelakon yang handal.Mungkinkah semua yang dilakukan Queen selama ini hanyalah sebuah sandiwara. Semua kenangan bersama Queen melintas di benaknya. Bagaimana ketulusannya, cintanya, dan setiap desahan serta erangan yang selalu membuatnya bergairah. Ageng langsung memukul setir mobilnya, melampiaskan kegilaannya yang selalu ke arah sana saat teringat pada Queen.“Sialan!” Ageng merasa Queen benar-benar membuatnya gila. Calon penerus Wardana Group itu tidak pernah menduga akan secinta ini kepada perempuan yang dahulu pernah dia remehkan.Mengingat awal perkenalannya dengan Queen, semua karena Davianna. Mantan kekasihnya itu yang mempe

  • Pesona Istri Sementara Tuan Muda    234. Pendarahan

    Suara keras Rey tampaknya menarik perhatian dari para staf yang berada di dekat ruang kerja Queen, hingga mereka segera mendatangi dan melihat apa yang sedang terjadi. Beruntung, karena terburu-buru, Rey tidak sempat menutup mengunci pintu ruang kerja, sehingga dengan mudah sekretaris serta beberapa staf berlari masuk."Pak Rey, hentikan!" teriak sekretaris, mencoba menarik Rey menjauh dari Queen.Staf-staf lain ikut membantu, menahan Rey yang masih meronta-ronta. "Lepaskan aku! Ini urusanku dengan adikku!" teriak Rey, suaranya serak oleh amarah.Queen dibantu bangkit oleh sekretarisnya, wajahnya pucat tapi tetap mencoba tegar. "Terima kasih, semuanya. Tolong bawa Kak Rey keluar dan tenangkan dia," ucap Queen dengan suara bergetar, tapi tetap berwibawa.Staf yang lain membawa Rey keluar dari ruangan, meskipun ia masih berteriak-teriak marah. Sementara itu Queen duduk kembali di kursinya, mencoba mengatur napasnya yang tersengal. Wajahnya terlihat pucat pasi, tetapi Queen berusaha tamp

  • Pesona Istri Sementara Tuan Muda    235. Membuat Perhitungan

    Ageng duduk di kursi ruang tunggu, tangannya mencengkeram kuat sandaran kursi di depannya. Laras berdiri tak jauh dari sana, sorot matanya tajam penuh curiga menatap putranya.“Apa yang terjadi pada Queen?” tanya Laras dengan suara tegas. “Kau memaksanya untuk melayanimu?”Ageng menggeleng lemah. Tuduhan dari sang mama layaknya tusukan pisau yang begitu nyeri ke ulu hatinya. Dia tidak memiliki kata-kata untuk menjawab, pikirannya terlalu kalut memikirkan keadaan Queen dan calon anaknya.Laras menghela napas, matanya masih penuh kecurigaan. Tampaknya Laras tidak percaya begitu saja dengan jawaban tanpa kata dari putranya. Sebenarnya Laras bisa memahami gairah Ageng pada usianya sekarang, tetapi dia juga harus mengetahui situasi dan kondisi istrinya yang sedang hamil muda.Waktu terasa begitu lambat berjalan, beberapa menit saja yang terasa seperti seabad berlalu sebelum Dokter Amira keluar dari ruang pemeriksaan. Wajahnya serius, tapi tetap menenangkan. Laras dan Ageng segera mendekat,

  • Pesona Istri Sementara Tuan Muda    236. Amarah tak Terbendung

    Saat hati sedang dikuasai oleh amarah, kadang akal sehat dengan mudah tersisihkan. Seperti apa yang sedang terjadi pada Ageng saat ini. Tanpa berpikir panjang dia langsung mendatangi Rey. Informasi yang dia dapat dari Selo Ardi, saat ini Rey sedang bersantai di rumahnya. Rai sama sekali tidak memiliki tanggung jawab dengan perkembangan perusahaan. Tetapi dia selalu menuntut haknya sebagai anak Eddy, meski dengan kinerja yang buruk atau bahkan tanpa kerja sama sekali. Setelah tiba di rumah Rey, akan bergegas turun dari mobilnya. Meskipun melihat ada tulisan bel di dekat pintu, tetapi Ageng memilih menggedor-gedor pintu dengan keras. Pukulannya keras dan berirama, menggetarkan daun pintu. Hingga membuat orang yang berada di dalam rumah merasa sangat terganggu "Sialan ... bangsat ...!" Berbagai caci maki keluar begitu lancar dari mulut Rey. Dia begitu kesal dengan suara berisik di depan rumahnya, benar-benar mengganggu. Dengan terpaksa dan menahan amarah Rey sendiri yang membuka p

Bab terbaru

  • Pesona Istri Sementara Tuan Muda    419. Bahagia Bersamamu

    Malam itu terasa lebih panjang dari biasanya. Suasana rumah sakit hening, hanya terdengar detak jantung yang dipantau oleh mesin di sebelah ranjang Queen. Ageng duduk di sampingnya, menggenggam tangan istrinya erat.Meskipun ini bukan kali pertama mereka menunggu momen kelahiran, ketegangan tetap terasa menyesakkan dada. Queen berusaha tetap tenang, namun sesekali wajahnya meringis menahan kontraksi yang semakin sering datang."Semua akan baik-baik saja."Dunia rasanya sudah terbalik, saat Queen yang sedang berjuang masih bisa bersikap tenang, bahkan menenangkan sang suami yang sejak tadi terlihat panik.Tatapan mereka bertemu, dan Queen tersenyum kecil, meski tampak jelas di wajahnya bahwa rasa sakit mulai semakin tak tertahankan. Dia mengerti kegelisahan suaminya, namun dia berusaha tegar. Ageng selalu menjadi penopangnya, dan kali ini, Queen ingin terlihat kuat untuknya.Kontraksi datang lebih cepat, napas Queen mulai tersengal. Para dokter dan perawat sudah siap di ruangan, namun

  • Pesona Istri Sementara Tuan Muda    418. Tidak Ada Dendam

    Beberapa hari setelah kejadian di kantor, Ageng dan Queen menerima tamu yang tak terduga. Orang tua Davianna datang, wajah mereka penuh kekhawatiran dan penyesalan. Suasana di ruang tamu terasa canggung saat mereka duduk berhadapan dengan Ageng dan Queen. Ibu Davianna, dengan mata berkaca-kaca, membuka pembicaraan."Kami minta maaf atas apa yang terjadi dengan Davianna. Dia ... dia tidak dalam kondisi yang baik," ucap wanita paruh baya itu dengan suara lirih dan bergetar dibarengi isak tangis.Ayah Davianna mengangguk setuju, ekspresinya berat. “Setelah dia pulang dari London, ada banyak masalah yang menimpa dirinya.”Ayah Davianna tidak melanjutkan kalimatnya. Ada rasa malu untuk mengungkap masalah yang sudah sama-sama mereka ketahui. Tetapi dia harus mengungkap semua agar Ageng dan Queen bisa memahami keadaan Davianna saat ini.“Masalah yang terjadi dengan Fajri, masalah yang terjadi denganmu, ditambah serangan netizen akibat postingan Megan, benar-benar menghancurkan hidupnya. Itu

  • Pesona Istri Sementara Tuan Muda    417. Hukuman yang Menyiksa

    Ageng merasa kesal dan risih saat Davianna memeluknya erat. Tangan Davianna menempel di punggungnya, tubuhnya seakan-akan tidak mau melepaskan."Mas Fajri! Mengapa kau menolak cintaku? Aku mencintaimu, Mas!" Davianna menangis tersedu-sedu, memanggil nama pria lain, Fajri.Ageng tersentak. Dia mencoba melepaskan dirinya dari pelukan Davianna, tetapi dia tidak ingin melakukan tindak kekerasan yang bisa saja menjadi celah munculnya kasus baru untuk menjatuhkan reputasinya.Rasa jijik dan amarah membuncah di dada Ageng. Dia melirik ke arah pintu, berharap Queen segera membantunya, tetapi yang ia lihat justru adalah ekspresi aneh di wajah istrinya.Queen, yang tadinya mendidih dengan amarah ketika melihat suaminya berpelukan dengan mantan kekasihnya, kini justru merasa kebingungan. Ada sesuatu yang ganjil. Davianna terus memanggil Ageng dengan nama lain, Fajri. Nama itu jelas bukan nama suaminya. Rasa marah yang semula menguasai dirinya kini berubah menjadi rasa penasaran bercampur khawati

  • Pesona Istri Sementara Tuan Muda    416. Menagih Janji

    “Davi.” Lirih Ageng menyebut nama mantan kekasihnyaPerempuan itu tak bergerak, hanya menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada kemarahan, ada kesedihan, dan sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang membuat udara di sekitar mereka terasa berat.Tanpa berkata sepatah kata pun, Davianna perlahan melangkah mendekat, dan Ageng berusaha tetap tenang meskipun dia tidak bisa mengabaikan ketegangan yang mendera. Tepat saat dia hendak membuka mulut untuk berbicara, Davianna berhenti tepat di depannya, menatapnya tajam.“Ada yang harus kita bicarakan, Geng,” bisiknya dengan nada dingin, membuat udara di sekeliling mereka terasa beku.Ageng masih terpaku di tempat, Davianna berdiri begitu dekat, terlalu dekat hingga jarak di antara mereka terasa mengikatnya seperti jerat yang tak terlihat. Kenangan tentang Davianna, yang lama terkubur dalam-dalam, tiba-tiba muncul di permukaan. Wajahnya, senyumnya, dan suara tawa yang dulu mengisi hari-harinya kini hadir kembali, membawa serta semua ras

  • Pesona Istri Sementara Tuan Muda    415. Sosok dari Masa Lalu

    Keduanya masih bayi, kalau sampai ada yang memukul yang salah ada orang tua dari kedua belah pihak yang lalai menjaga mereka. Itulah yang terjadi pada Danar dan Alma saat bersama.Ardan pun yang pernah berjanji akan menjaga adik-adiknya justru lebih sering terlihat asik bermain sendiri. Apa yang bisa diharapkan dari anak kelas dua sekolah dasar dalam menjaga dua batita.Alma dan Danar, dua batita keluarga Wardana, duduk berseberangan di lantai ruang keluarga yang luas. Suasana yang seharusnya damai sering kali berubah menjadi ajang perebutan mainan, perhatian, dan cinta dari kakek mereka, Arya Suta.Alma, dengan rambutnya yang masih lembut dan ikal, memandang boneka beruang yang sedang dipegang Danar dengan tatapan penuh tekad. Danar, meskipun belum pandai berbicara dengan jelas, bisa merasakan ancaman dari tatapan sepupunya yang sedang mengincar boneka itu.Dalam hitungan detik, Alma sudah menarik boneka tersebut dari tangan Danar, membuat si bocah laki-laki langsung merengut dan ber

  • Pesona Istri Sementara Tuan Muda    414. Kisah Seorang Klien

    Ageng duduk di sebuah restoran mewah di pusat kota. Hari itu, dia akan bertemu dengan salah satu klien penting perusahaannya, seorang pengusaha ternama yang selama ini menjadi mitra strategis dalam berbagai proyek. Ageng selalu mempersiapkan segala sesuatu dengan matang, termasuk pertemuan bisnis seperti ini. Restoran sudah dipilih dengan saksama, meja terbaik sudah dipesan, dan suasana yang tenang menjadi tempat yang sempurna untuk mendiskusikan kerja sama ke depan.Sambil menunggu, Ageng memeriksa ponselnya, melihat pesan dari Queen yang mengabarkan bahwa Alma sedang bermain dengan bonekanya di rumah. Senyum kecil terukir di wajahnya. Namun, sebelum sempat membalas, kliennya datang. Pria itu, yang bernama Sean Mahendra Wismoyojati, tampak santai dalam setelan jas hitam. Di belakangnya, sekretarisnya yang selalu setia, seorang perempuan bernama Bella, mengikuti dengan langkah cepat."Maaf membuat Anda menunggu," sapa Sean sambil mengulurkan tangan."Tidak masalah, Pak Sean," jawab Age

  • Pesona Istri Sementara Tuan Muda    413. Ulang Tahun Alma

    Rumah Queen dan Ageng dipenuhi dengan suasana kebahagiaan dan kehangatan, begitu berbeda dari masa-masa sulit yang pernah mereka lewati. Hari ini, semua kesedihan dan kekhawatiran seolah sirna, digantikan oleh keceriaan yang terpancar di setiap sudut ruangan. Ulang tahun pertama baby Alma menjadi momen penting yang ingin mereka rayakan dengan penuh suka cita, bersama orang-orang terdekat.Ruang tamu rumah mereka dihiasi dengan dekorasi cantik bernuansa pastel. Balon-balon berwarna lembut melayang di udara, menggantung dengan anggun di setiap sudut. Kue ulang tahun Alma yang besar, dihiasi dengan hiasan bunga-bunga kecil dan figur berbentuk peri, berdiri megah di tengah ruangan, siap menjadi pusat perhatian. Di atas meja, tertata rapi hidangan-hidangan manis dan camilan ringan untuk tamu-tamu kecil yang akan hadir.Queen, yang mengenakan gaun sederhana namun elegan berwarna krem, tampak begitu bahagia sambil menggendong Alma. Senyum tak pernah lepas dari wajahnya. Sesekali, dia mencium

  • Pesona Istri Sementara Tuan Muda    412. Bahagia Bersama

    Ageng duduk di ruang keluarga, memandangi Baby Alma yang terbaring di atas selimut lembut. Gadis kecil itu tampak lincah, mencoba tengkurap dan mengangkat kepalanya yang mungil dengan usaha keras. Setiap kali Alma berhasil menyeimbangkan tubuhnya, wajah Ageng berseri-seri."Lihat, dia semakin kuat," gumam Ageng, bangga. Meskipun tahu Alma belum bisa benar-benar mengerti, Ageng tetap senang berbicara padanya, seperti mengajak berdiskusi soal hal-hal besar dalam hidup.Queen datang dengan secangkir teh, duduk di samping Ageng sambil tersenyum melihat suaminya begitu terpesona pada perkembangan kecil Alma. "Dia sudah semakin besar, ya?" kata Queen sambil menatap putri kecil mereka yang terus bergerak aktif di atas selimut.Ageng mengangguk. "Iya, nggak terasa. Rasanya baru kemarin dia lahir, sekarang sudah bisa tengkurap sendiri. Nggak sabar lihat dia belajar berjalan nanti."Queen tertawa kecil. "Kamu pasti bakal kejar-kejar dia nanti di seluruh rumah. Semangat deh!" candanya sambil men

  • Pesona Istri Sementara Tuan Muda    411. Mencintai Orang yang Tepat

    Ageng melangkah menuju rumah dengan langkah yang ringan. Hati dan pikirannya dipenuhi rasa syukur. Seluruh perjuangan, kesulitan, dan pengorbanan yang ia dan sahabat-sahabatnya lewati akhirnya terbayar. Mereka semua telah menemukan cinta, mewujudkan impian-impian mereka, dan kehidupan kini memberikan kebahagiaan yang sejati.Ageng tersenyum kecil saat melihat Queen berdiri di depan pintu dengan senyum yang meneduhkan, menimang Baby Alma yang ceria di pelukannya. Dua perempuan yang sangat berarti dalam hidupnya telah berdiri di hadapannya.“Tuh, daddy sudah pulang,” ucap Queen lembut sambil menggerakkan tangan putrinya, suaranya begitu hangat, membuat hati Ageng terasa damai.Ageng mendekat dan mencium kening Queen dengan lembut. Kemudian, tatapannya beralih ke Baby Alma yang melihatnya dengan mata berbinar yang sangat menggemaskan. Tawa kecil bayi itu terdengar begitu polos, seolah menyambut sang ayah dengan kebahagiaan yang sama.“Bagaimana hari kalian?” tanya Ageng sambil mengelus l

DMCA.com Protection Status