Share

236. Amarah tak Terbendung

Saat hati sedang dikuasai oleh amarah, kadang akal sehat dengan mudah tersisihkan. Seperti apa yang sedang terjadi pada Ageng saat ini.

Tanpa berpikir panjang dia langsung mendatangi Rey. Informasi yang dia dapat dari Selo Ardi, saat ini Rey sedang bersantai di rumahnya.

Rai sama sekali tidak memiliki tanggung jawab dengan perkembangan perusahaan. Tetapi dia selalu menuntut haknya sebagai anak Eddy, meski dengan kinerja yang buruk atau bahkan tanpa kerja sama sekali.

Setelah tiba di rumah Rey, akan bergegas turun dari mobilnya. Meskipun melihat ada tulisan bel di dekat pintu, tetapi Ageng memilih menggedor-gedor pintu dengan keras.

Pukulannya keras dan berirama, menggetarkan daun pintu. Hingga membuat orang yang berada di dalam rumah merasa sangat terganggu

"Sialan ... bangsat ...!" Berbagai caci maki keluar begitu lancar dari mulut Rey. Dia begitu kesal dengan suara berisik di depan rumahnya, benar-benar mengganggu.

Dengan terpaksa dan menahan amarah Rey sendiri yang membuka p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bidan Simba
Krn pp Edy yg selalu bebaskan beli dan ambil uang sehingga menggap perusahaan pencetak uang Tampa harus tau KLO perusahaan bisa bangkrut ... skrg saatnya Ageng Utuk gak biarkan Quen ke kantor cukup istrhat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status