Share

Pesona Istri Muda Ayahku
Pesona Istri Muda Ayahku
Penulis: Syifa Safaah

Wasiat

Penulis: Syifa Safaah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-31 15:00:27

Di sebuah aula megah yang dipenuhi bunga di sekelilingnya, ratusan tamu datang dan memenuhi aula ini. Bukan untuk perjamuan yang membahagiakan, tetapi untuk sebuah upacara kematian yang menyedihkan.

Naina terlihat kuyu dan tak henti menangis, sementara itu orang lain sedang berbisik-bisik.   

“Aku yakin air mata Naina itu palsu. Naina pasti sedang sangat bahagia sekarang. Belum juga lama menikah dengan Pak Guntur, dia sudah bisa mewarisi harta dan properti suaminya.”

"Usia Naina masih sangat muda. Tidak mungkin dia mau menikah dengan Pak Guntur yang lebih cocok menjadi ayahnya, kecuali karena harta kekayaan Pak Guntur."

Bisik-bisik mereka masih bisa terdengar sampai ke telinga Naina. Naina tidak tahu bagaimana mengklarifikasi semua tuduhan itu. Dia sudah terlalu rapuh. Matanya masih menatap lekat pada tubuh kaku suaminya. Memori dalam ingatannya pun berkelebat.   

Awalnya, Guntur yang saat itu sedang pergi ke bengkel tempat dimana dulu Naina bekerja, tanpa sengaja mendengar keluh kesah Naina yang sangat mengkhawatirkan soal biaya pendidikan Raffan—adiknya. 

Naina masih ingat saat dengan tiba-tiba Guntur mendekatinya. Sambil menatap lekat wajah Naina, Guntur merasa seperti menemukan sesuatu yang pernah dekat dengannya. Hal itu membuatnya tidak bisa menahan diri untuk bisa memiliki wanita itu.  

Guntur mengatakan dengan suaranya yang lembut namun tetap tegas. "Saya akan membiayai seluruh biaya pendidikan adikmu. Tapi dengan satu syarat ... Kau harus menikah denganku." dengan alasan ini, Guntur memaksa Naina untuk menikah dengannya. 

Guntur tahu Naina takkan bisa menolak, sebab wanita itu memikirkan adiknya yang memiliki harapan besar untuk bisa masuk universitas. 

Tapi sayangnya, biaya masuknya yang mahal membuat Naina yang hanya bekerja sebagai manager bengkel pun, menelan ludah. 

Karena tidak ingin mengecewakan adiknya, Naina pun menerima tawaran dari Guntur.

Mulanya, Naina berniat akan mengembalikan uang Guntur. Karena dia tidak memiliki kemampuan untuk membayar hutang itu, dia akan bekerja dengan keras untuk mengumpulkan uang. Setelah uangnya cukup, barulah dia akan membayar hutangnya dan bercerai.   

 Setelah sah menikah dengan Guntur, Naina terus-menerus gelisah setiap malamnya. Dia tidak tahu kapan lelaki paruh baya itu akan memaksanya melakukan hubungan suami istri, seperti halnya ketika Guntur memaksa Naina untuk menikah dengannya.

Sampai suatu malam, Guntur membuka pintu kamar, Naina langsung berpura-pura tidur. Dia menelan ludahnya berat ketika suara langkah suaminya makin mendekat. 

Tiba-tiba saja Guntur menyentuh lengannya dengan lembut, membuat Naina terkejut dan mengubah posisinya menjadi duduk. 

“Pak Guntur!” pekik Naina sambil merapatkan selimut ke tubuhnya dan meremasnya dengan gugup. Dia berpikir kalau Guntur akan menyentuhnya malam ini. Maka dari itu, Naina menggeser duduknya sedikit menjauh dari Guntur. 

Guntur bisa melihat ketakutan di wajah Naina. Untuk itu, dia pun duduk di pinggir ranjang dan mengangkat sebelah tangannya sebagai isyarat agar Naina tetap tenang.

“Jangan takut, Naina. Aku tahu, kau pasti berpikir kalau aku akan menyentuhmu. Tapi aku tidak akan melakukan itu. Aku hanya ingin mengobrol saja denganmu,” ucap Guntur sambil memberikan senyum yang menenangkan pada Naina.

Naina yang awalnya merasa takut pun, kini mengangguk dan kembali mendekat pada Guntur. Hatinya lega saat mendengar bahwa lelaki tua itu tidak akan menyentuhnya malam ini. Dia pun duduk diam dan mendengarkan apa yang akan Guntur katakan padanya.

“Ada satu hal yang belum kuberitahukan padamu. Aku tidak akan pernah memintamu melayaniku sebagai istri. Karena aku menderita disfungsi ereksi sejak lama. Jadi kau tidak perlu takut aku akan menyentuhmu. Aku tidak memiliki cukup kemampuan untuk melakukan itu,” ucap Guntur saat itu.   

Mendengar itu, Naina agak terkejut. Ternyata, suaminya mau menunjukkan kekurangan fisiknya untuk membuat Naina rileks.

Naina menyadari bahwa sebenarnya Guntur menikahinya hanya karena ingin memiliki teman. Guntur hanya mencintai istrinya yang sudah meninggal setelah melahirkan. Lelaki itu selalu mengenangnya. Bahkan, Naina terenyuh saat mendengar alasan mengapa Guntur sangat ingin menikahinya. 

"Wajahmu sangat mirip dengan mendiang istriku. Aku sangat mencintainya. Lalu saat bertemu denganmu, aku merasa seperti menemukan sesuatu yang pernah dekat denganku. Aku hanya ingin memiliki teman. Aku tidak ingin kesepian di masa tuaku, Naina. Aku tidak akan menyentuhmu. Meskipun kita menikah, tetapi hubungan kita akan seperti orang tua dengan orang yang lebih muda."

"Andai aku dekat dengan putraku, mungkin aku tidak akan pernah merasa kesepian seperti ini. Sayangnya hubungan kami tidak dekat. Mungkin karena aku terlalu keras mendidiknya. Sejak SMA, Arka sudah melanjutkan sekolah di luar negeri. Bahkan dia tak mau datang di hari pernikahan kita," ucap Guntur dengan wajah sedihnya. Dari sorot matanya, Naina bisa melihat kerinduan yang dalam di sana. 

Dari istri pertamanya, Guntur memiliki seorang anak yang sekarang pasti sudah tumbuh dewasa. Yang Naina dengar, namanya adalah Arka Sebastian. Usianya sekitar dua puluh tujuh tahun. Naina tidak tahu seperti apa rupa lelaki itu. Tapi yang dia tahu dari penuturan Guntur, Arka jauh lebih tampan darinya. Guntur masih ingat wajah putranya meskipun sudah lama tak bertemu. 

"Tapi aku menaruh harapan besar pada Arka. Aku harap, suatu saat dia akan sadar kalau sikap kerasku adalah demi kebaikannya. Aku juga berharap dia mau pulang ke Indonesia dan melihatku sebelum aku tidak bisa lagi melihatnya," lanjut Guntur pada Aina, tapi matanya tertuju pada album foto mendiang istrinya tercinta.

Naina merasa terharu mendengar itu. Meskipun Guntur beberapa kali mengatakan bahwa ia membolehkan Naina jika wanita itu ingin bercerai darinya, tetapi Naina menolaknya. Naina ingat dengan segala kebaikan yang Guntur berikan padanya. Naina pun bersedia mendedikasikan dirinya untuk merawat Guntur yang sudah paruh baya itu. 

Setelah Raffan lulus kuliah, Guntur menyuruh Raffan untuk bekerja di perusahaan keluarganya. 

Namun, semuanya berubah semenjak terjadi sebuah kecelakaan yang menimpa Guntur dan Raffan. Awalnya mereka pergi untuk membicarakan masalah bisnis. 

Di tengah perjalanan, mereka mengalami kecelakaan. Guntur meninggal di tempat, sedangkan Raffan tidak sadarkan diri dan koma. 

Hari itu menjadi hari yang sangat kelabu bagi Naina. Lelaki paruh baya yang selama ini selalu baik padanya, kini sudah menutup mata untuk selama-lamanya. 

Bahkan harapan Guntur untuk bisa melihat wajah Arka yang sudah dewasa pun tidak pernah terwujud. 

"Pak Guntur. Maafkan saya, terimakasih untuk semua yang telah Bapak berikan pada saya dan Raffan," ucap Naina dengan lirih, sambil menatap nanar jasad suaminya. 

Naina tidak memperdulikan perbincangan orang-orang yang duduk di belakangnya. Mereka semua sedang menjelekkannya, menganggapnya sebagai wanita licik yang gila harta. Meski sakit hati mendengar tuduhan seperti itu, Naina memilih diam dan tak menggubrisnya. 

Pada saat itu, pintu gerbang rumah duka dibuka. Pengawal mengantar seorang pria memasuki rumah duka. Pria itu memiliki fitur wajah yang tangguh. Tubuhnya tinggi. Ia mengenakan stelan hitam yang rapi. Sepatu kulit yang ia kenakan sangat bersih dan berkilau.  

Dari penampilannya, semua orang tahu sekilas bahwa dia seorang bangsawan.   

Sontak semua orang yang ada di sana menghentikan perbincangan mereka, seolah mendapat sebuah pertunjukan lainnya yang lebih menarik. 

"Wah. Siapa itu? Tampan sekali!"

"Apakah dia Arka Sebastian yang tinggal di luar negeri itu? Sekarang dia sudah dewasa, wajahnya mirip aktor hollywood."

"Aku tidak menyangka, ternyata Pak Guntur memiliki putra yang setampan dia."

Banyak dari orang-orang itu berbisik memuji paras tampannya, tetapi wajah Arka tetap tak acuh. Saat ini matanya lurus menatap ke depan sana, dimana punggung Naina sedang bergetar pelan, menandakan bahwa ia sedang menangisi suaminya yang meninggal. 

Melihat itu, Arka menarik sebelah ujung bibirnya, tersenyum sinis. 

Naina masih belum menyadari kehadiran Arka karena ia masih sibuk meratapi kepergian Guntur. 

Kaki Arka melangkah pelan namun tegas menuju tempat dimana Naina duduk. 

Setiap langkahnya, membuat semua orang terkesiap. Seakan mereka baru pertama kali melihat lelaki setampan Arka. 

Sampai kemudian Arka menghentikan langkahnya tepat di depan Naina, Naina masih menunduk dan menangis. 

Arka berjongkok, meraih dagu Naina dan mendongkakannya, kemudian memperhatikan dengan seksama wajah wanita itu. Sepasang mata besar yang cerah, dipadukan dengan bulu mata yang lentik, hidung yang mancung, serta bibir yang merah merona. Sejujurnya, wanita ini cantik. Tetapi Arka tetap menatapnya dengan penuh kebencian. Karena dia pikir, Naina adalah wanita yang licik. 

Naina ketakutan dengan gerakan pria itu. Ia tergagap, “K-kau siapa?” tanyanya.

Arka tidak menjawab, tetapi berbisik, “Kau sama sekali tidak mirip ibuku!”   

Naina merasa takut, lebih lagi tatapan Arka begitu tajam dan menusuk padanya. 

Arka telah datang. Jadi lelaki ini lah putra tunggal dari Guntur, sekaligus anak tirinya. Tetapi mengapa Arka menatapnya dengan wajah kesal. 

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Naina. 

Arka kembali menyunggingkan senyum sinis. "Aku pulang kali ini untuk meneruskan warisan yang diturunkan kepadaku, termasuk ... kau.”

Deg!

Bab terkait

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Ibu Tiri jadi Milikku

    “Kau! Apa yang kau katakan?”Naina merasa terkejut, ini pertama kalinya dia bertemu dengan anak dari suaminya yang sudah meninggal. Sebelumnya dia sudah mengetahui kalau hubungan ayah dan anak itu sangat tidak harmonis, bahkan Arka tidak menghadiri pernikahan Naina dengan ayahnya. Namun, Naina sudah membicarakan soal Arka dengan Guntur. Dan dia paham bahwa Guntur menaruh harapan besar pada anaknya. Sosok Arka yang diceritakan Guntur adalah sosok pria yang sopan dan terpelajar. Bukan pria yang kasar seperti pria di hadapannya ini. Arka bangkit berdiri, mengedarkan pandangannya pada semua orang yang ada di sana, kecuali Naina. "Aku minta pada kalian semua, tinggalkan rumahku sekarang juga!"Naina terkejut, mengerutkan keningnya. Begitupun dengan orang-orang yang menatap bingung sekaligus takut pada Arka. "Mengapa kau mengusir mereka?" tanya Naina, dia sudah berdiri di depan Arka. Tubuhnya yang mungil seperti terintimidasi oleh tubuh Arka yang jangkung.Tinggi Naina hanya sampai dagu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Pesona Istri Muda Ayahku   Perintah dari Iblis Itu

    "Jangan mencoba menyentuhku!" tekan Naina memberikan tatapan tajamnya kepada Arka sebagai peringatan agar lelaki itu tidak lancang menyentuhnya. "Apa kau tidak tahu kalau ayahku telah menuliskan sebuah wasiat bahwa dia mewariskan hartanya sekaligus dirimu kepadaku? Bukankah itu artinya kau juga menjadi milikku? Aku berhak menikmati tubuhmu dan melakukan apapun kepadamu dengan sesuka hatiku," jelas Arka. Sebelum kecelakaan itu terjadi, Guntur memang membuat sebuah surat wasiat yang dia serahkan kepada pengacaranya. Lalu setelah Guntur meninggal, pengacara itu pun memberitahukan soal wasiat yang dituliskan untuknya. Dimana isi surat wasiat itu adalah Guntur memiliki jumlah besar kekayaan sebanyak 10 triliun. Yang kemudian akan diberikan tiga puluh persen kepada Naina, dan tujuh puluh persennya untuk Arka. Begitupun dengan real estate yang dimilikinya, Guntur memberikan masing-masing apartmen dan lahan miliknya kepada mereka berdua. Guntur berharap istri dan anaknya bisa saling menduk

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Pesona Istri Muda Ayahku   Kegaduhan di Aula Kantor

    Sebelum Guntur kecelakaan, perusahaan Retro sedang berada diambang kebangkrutan. Karena menumpuknya barang hasil produksi di gudang, sementara target penjualan mereka kian menurun.Hari ini seluruh karyawan diperintahkan untuk berkumpul di aula kantor. Mereka berbaris dengan rapi. Menurut kabar yang berhembus, kantor ini akan kedatangan CEO baru. Yang tak lain adalah putra tunggal dari Guntur Sebastian.“Bukankah putra presiden ada di Amerika?”“Aku tidak peduli siapa CEO berikutnya, aku hanya peduli jika gajiku akan naik!"“Aku pikir Rustam akan menggantikan kakaknya sebagai CEO baru.”Segelintir dari mereka saling berbisik-bisik, penasaran dengan sosok pemimpin baru di perusahaan mereka.Termasuk dengan Maurin yang juga ikut berbaris di antara ratusan karyawan itu.Saat itu pintu aula terbuka, semua mata langsung tertuju ke sana. Semua orang yang berdiri di aula terkesiap melihat sosok tampan yang saat ini berjalan tegas dan berwibawa. Sosok tampan itu adalah Arka. Di samping kirin

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Pesona Istri Muda Ayahku   Tetap jadi Ibu Tiri

    Tadinya Naina pikir Arka begitu baik saat mencegah dua orang security yang akan mengusirnya. Tetapi sekarang Naina menarik kembali pemikirannya, Arka tetap lah seorang lelaki berhati iblis. Naina terdiam, menimang-nimang keputusannya. Tetap tinggal di rumah besar itu bersama dengan Arka? Naina sudah melihat sifat iblis dalam diri lelaki itu. Naina ragu apakah dirinya akan sanggup berhadapan dengan Arka setiap hari? Lelaki itu pasti akan terus menyusahkannya.“Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku tidak tahu apakah aku harus menerima tawaran Arka atau menolaknya. Tapi jika aku menolak, bagaimana dengan Raffan? Saat ini dia masih berjuang untuk sembuh. Sementara biaya pengobatannya sangat mahal,” desah Naina dalam hati.Naina sangat tidak tega melihat tubuh Raffan yang hanya bisa terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Dia teringat bagaimana ceria dan semangatnya Raffan dalam menjalani hidupnya sebelum kecelakaan nahas itu menimpanya dan merenggut nyawa Guntur.Mengingat Guntur, sek

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Pesona Istri Muda Ayahku   Siapa yang Menyuruhmu Duduk di Sana?

    Bola mata Arka melebar, Naina menjatuhkan foto kedua orang tuanya hingga pecahan kacanya berserakan di lantai. Rahangnya langsung merapat marah, tatapannya tajam mengarah pada Naina yang tubuhnya sudah membeku di tempatnya.“Arka?” pekik Naina. Dia segera berjongkok dan memunguti foto-foto itu dari lantai. “Bagus, Naina. Tanah kuburan ayahku masih basah, tapi kau sudah menurunkan foto kedua orang tuaku dari dinding!” sentak Arka dengan murka. Urat lehernya bertonjolan, menandakan kemarahannya.Naina tergugu. Dia tidak ingin Arka salah paham dengan apa yang dilakukannya.“Bukan begitu. Aku hanya ingin mengumpulkan foto mereka—““Untuk apa?” bentak Arka lagi. “Oh. Aku tahu. Kau mengumpulkan foto-foto itu karena ingin membuangnya, ‘kan? Kau tidak sanggup menatap foto-foto itu karena merasa bersalah sudah mencelakai ayahku dan berniat menguasai kekayaannya?” lagi-lagi Arka menuduhnya dengan keji.Naina mengepalkan tangannya, hatinya sakit mendapat tuduhan seperti itu.“Kau pasti ingin

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Pesona Istri Muda Ayahku   Apa Kau tidak Becus Memasak?

    Naina menautkan kedua alisnya mendengar ucapan Arka. “Apa maksudmu? Aku ibu tirimu. Bukankah sudah seharusnya kita berada di satu meja makan yang sama?” tanya Naina dengan polosnya. Sepertinya dia lupa kalau Arka adalah seorang lelaki berhati iblis.Arka tersenyum sinis. “Saat ayahku masih hidup, kau bebas mendapatkan kemewahan dan kenyamanan di rumah ini. Kau bisa duduk di kursi mana pun sesukamu ketika makan. Bahkan kau bisa duduk santai seharian dan menghabiskan waktumu dengan hanya ongkang-ongkang kaki saja. Aku yakin, dulu ayahku pasti sangat memanjakanmu,” ucap Arka sambil memasang raut mengejek.“Tapi sayangnya yang ada di hadapanmu saat ini bukan lah Guntur Sebastian, melainkan putranya yang akan menjadi pemimpin baru di keluarga ini. Kita baru beberapa hari bertemu, tapi kurasa kau cukup tahu seperti apa sifat anak tirimu. Aku tidak sebaik ayahku dan aku tidak akan memanjakanmu seperti yang dilakukannya. Dan ada satu hal penting yang harus kau catat, aku tidak sudi duduk di

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Pesona Istri Muda Ayahku   Ibu, Apa Kau Pikir Aku akan Menyentuhmu?

    Ini adalah kali pertama bagi Arka menempati meja kerja mendiang ayahnya. Arka mengedarkan pandangannya ke sekeliling.Tangannya meraih sebuah foto yang ada di atas meja kerjanya. Di foto itu, tampak Guntur sedang tersenyum dan menatap ke arah kamera. Senyumnya lebar, menampilkan deretan giginya yang rapi. Melihat foto Guntur, seketika Arka teringat dengan masa lalunya. Dimana Guntur selalu mendidiknya dengan keras. Hal itu lah yang membuat Arka memutuskan untuk menjauh dan melanjutkan pendidikannya ke luar negeri.Arka mengenang saat-saat dia masih bersama dengan Guntur. Selama mengenal ayahnya, Arka hanya tahu bahwa Guntur adalah ayah yang keras. Tetapi meski begitu, sebagai seorang anak, dia tetap menyayangi ayah kandungnya itu. Maka ketika Guntur mengalami kecelakaan, Arka sangat terkejut dan langsung mengarahkan tuduhannya kepada Naina. Arka merasa ada sesuatu yang janggal dengan kecelakaan yang menimpa ayahnya. “Meskipun aku tidak tahu pasti seperti apa kecelakaan yang membua

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Pesona Istri Muda Ayahku   Selamat Datang di Kantorku, Naina!

    Seperti yang Arka perintahkan, Naina akan berdiri di dekat meja makan dan menunggui Arka menghabiskan makanannya. Arka menarik kursi, lalu duduk dan menatap pada makanan yang terhidang di hadapannya. “Fajitas dan Salmon Fish. Bagus! Kau menuruti perintahku untuk belajar memasak makanan luar,” kata Arka saat melihat menu makanan yang dimasak oleh Naina. Matanya melirik ke arah wanita itu sambil melempar senyum miring.Naina terdiam, enggan menanggapi ucapan lelaki itu. Arka mulai memasukkan makanannya ke dalam mulut, lalu mengunyahnya. Namun tak berselang lama, Arka kembali memuntahkannya ke atas piring sambil terbatuk-batuk.“Aarggh! Makanan apa ini?” Arka meringis, segera meneguk air sebanyak-banyaknya. Naina terkejut melihat reaksi Arka. Keningnya berkerut, berpikir apa lagi yang salah dengan makanannya.“Itu makanan luar negeri yang kau minta. Kau bilang lidahmu tidak cocok dengan makanan lokal, bukan? Kau terbiasa makan makanan luar negeri. Lalu kenapa kau masih saja memuntahka

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13

Bab terbaru

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Aku ingin Memakanmu

    Sepulang dari rumah Pak Sardi, entah mengapa ada perasaan hangat yang perlahan menyelinap ke dalam hati Naina.Naina menyunggingkan senyum tipis membayangkan bahwa Arka telah menyediakan tempat usaha untuk lelaki setengah baya itu, juga uang yang cukup banyak sebagai tanda jasanya yang telah mengabdi selama puluhan tahun di keluarga Arka.“Aku tidak tahu kalau ternyata di balik sifatnya yang sesuka hati, Arka masih memiliki sisi baik dalam dirinya,” gumam Naina sambil mengaduk sup yang sedang ia masak.Naina memang sedang di dapur, menyiapkan makan malam untuk Arka. Ini sudah pukul tujuh malam. Masih ada waktu sampai Arka pulang dari kantor.Akan tetapi, saat Naina masih sibuk mengaduk supnya yang mengepulkan uap panas, tiba-tiba tangan kekar seseorang terasa memeluknya dari belakang. Membuat Naina terhenyak dan menoleh ke belakang.“Arka?!” pekik Naina melebarkan mata, ia tak menyangka jika Arka ternyata pulang lebih cepat

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Malaikat atau Iblis

    Sampai detik ini, Naina masih merasa bersalah atas apa yang menimpa Pak Sardi.Sambil melamun, Naina membereskan kamar Arka."Kasihan, Pak Sardi. Aku merasa tidak punya wajah saat bertemh dengannya nanti. Tapi bagaimana pun aku harus datang ke rumahnya dan meminta maaf. Karena aku lah penyebab mengapa Arka memecatnya." Naina mendesah pelan, sambil membereskan ranjang kamar Arka dan menepuk-nepuk bantalnya hingga menggembung.Namun, di saat yang sama, Naina menemukan sebuah benda yang berada di bawah bantal.Keningnya berkerut menatap pada benda itu yang tak lain adalah sebuah bingkai foto."Ini 'kan foto Pak Guntur." Naina meraihnya, sejenak menghentikan kegiatannya merapikan ranjang Arka.Kini ia sibuk memandangi foto Guntur yang ditemukannya.Perlahan, seulas bibir Naina mengukir senyum."Apa semalam Arka merindukan ayahnya hingga ia tidur dengan memeluk foto Pak Guntur?" gumam Naina sambil manik matanya masih menatap pada foto mendian

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Merasa Bersalah

    Hari ini Naina merasa ada yang aneh. Tadi pagi ia sempat keluar rumah sebentar untuk menyiram tanaman. Akan tetapi, ia tak melihat Pak Sardi.Padahal biasanya setiap pagi lelaki setengah baya itu selalu duduk di dekat garasi, atau sedang meminum kopi dan akan menyapa Naina saat mata mereka berpapasan.Tapi hari ini, Naina tak melihat batang hidung Pak Sardi. “Nyonya, mengapa melamun?” tepukan pelan Bik Atin di pundak kirinya membuat Naina terhenyak dan mengerjap menatapnya.“Ah, tidak Bik. Tidak apa-apa.” Naina menggeleng, kemudian tersenyum kecil.Tapi ia tak bisa menahan rasa penasarannya untuk tak bertanya pada Bik Atin yang kini kembali menyibukkan diri mencuci sayuran.“Bik, mengapa aku tidak melihat Pak Sardi pagi ini ya? Apa hari ini Pak Sardi tidak bekerja?” tanya Naina dengan raut penasaran menatap Bik Atin.Pertanyaan Naina itu berhasil membuat Bik Atin menghentikan gerakannya mencuci sayuran. Bi

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Melihatnya Pulas

    Dalam perjalanan pulang menuju rumahnya, Arka melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Darahnya mendidih saat benaknya kembali teringat pada video yang tadi Rustam tunjukan padanya.rka meremas setir dengan kuat, rahangnya yang tegas itu kini merapat. Bahkan urat-urat lehernya pun bertonjolan, menampilkan emosi yang meluap-luap.“Lihat saja, Naina. Lihat. Apa yang akan kulakukan padamu nanti setelah aku sampai rumah.” Arka mengepalkan sebelah tangannya di atas paha, menarik napas panjang kemudian menghembuskannya dengan kasar.“Sopir itu juga harus mendapatkan balasannya. Beraninya dia tak menjalankan perintahku dengan benar.” Arka masih menggerutu sepanjang jalan, ia mempercepat laju mobilnya, menyalip kendaraan-kendaraah roda empat yang merambat di depan sana.Sampai kemudian ia tiba di depan gerbang rumahnya yang berwarna hitam dan kokoh. Satpam langsung membukakan pintu, membiarkan mobil Arka masuk ke dalam.“Selamat m

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Berani Main-main Denganku?

    Meski telah mengatakan pada Rustam agar tak ikut campur dalam urusannya, tapi Arka tak memungkiri bahwa setelah melihat video itu ia sangat geram. Sekarang sudah waktunya jam makan siang. Namun Arka tak berniat untuk keluar dari ruang kerjanya sedikit pun. Ia lebih memilih menetralkan amarahnya di balik meja kerjanya. Sambil menatap tajam ke depan sana dengan bola mata yang menggelap karena amarah.“Naina, kau berani bermain-main denganku. Lihat saja akibat apa yang akan kau dapatkan karena berani bertemu dengannya di belakangku,” gumam Arka sambil menautkan kedua tangannya di bawah dagu.***Di jam makan siang, biasanya Maurin makan siang di pantry yang khusus untuk para pekerja di lantai atas.api karena hari ini Maurin sudah janji bertemu dengan teman-temannya dulu ketika ia masih menjadi karyawan biasa, maka Maurin pun memutuskan untuk makan siang di kantin perusahaan dan bergabung dengan mereka.Ada sekitar empat oran

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Bukan Sekedar Ibu dan Anak

    Arka baru saja selesai meeting. Ia melangkah keluar dari ruang meeting, dan berjalan menuju lift untuk naik ke ruang kerja CEO.Akan tetapi, Rustam yang juga ikut meeting, segera mempercepat langkah dan menyusul Arka dari belakang.Sampai kemudian ia bisa menyentuh pundak kanan Arka dan membuat Arka menghentikan langkah sejenak lalu menatapnya dengan kening yang berkerut.“Paman?” “Arka, kita ke ruang kerjamu sekarang. Ada sesuatu yang ingin Paman beritahukan padamu.” Rustam berkata, wajahnya terlihat begitu serius.Hingga menubuhkan kernyitan di kening Arka. Benak Arka menebak-nebak tentang apa yang ingin dikatakan oleh pamannya itu.“Sepenting apa?” Arka cukup sibuk hari ini, tentu jika apa yang hendak dikatakan Rustam tidaklah penting, lebih baik Arka mengerjakan pekerjaannya.“Ini sangat penting. Kau harus mengertahuinya.” namun wajah Rustam masih terlihat serius, membuat Arka mengang

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Dipergoki Rustam

    Sepulang dari rumah sakit, Ammar memutuskan untuk mengajak Naina makan siang di sebuah restoran yang jaraknya tak jauh dari rumah sakit.“Restorannya bagus,” komentar Naina sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling, saat mereka jalan bersisian mencari meja yang kosong dan nyaman.“Kau belum pernah ke sini?” tanya Ammar, membuat Naina menoleh dan menggeleng sebagai jawaban.“Belum.”“Kebetulan sekali. Berarti sangat tepat aku mengajakmu kemari. Karena menu di restoran ini rasanya sangat enak.” Ammar menyunggingkan senyum lebar.Sebenarnya Naina merasa tidak enak hati dengan Pak Sardi karena ia pergi diam-diam bersama Ammar untuk makan siang. Tadinya Naina mau menolak ajakan Ammar, tapi Ammar membujuknya dan menatapnya dengan sorot memohon.Naina akhirnya setuju juga. Selain karena letak restorannya juga tak jauh dari rumah sakit dan Ammar berjanji akan mengantarnya kembali ke rumah sakit karena Pak Sar

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Perkembangan Kondisi Raffan

    Maurin akan mengantarkan laporan ke ruang kerja Arka. Ia pun mengetuk pintu sebanyak tiga kali, setelahnya terdengar sahutan dari dalam.Maurin mendorong daun pintu dan melangkah masuk. Akan tetapi, gerakan kakinya terhenti sejenak saat melihat pemandangan di depannya.Maurin meneguk ludahnya susah payah. Naina dan Arka sedang duduk di sofa panjang yang ada di pojok ruangan, tapi dengan keadaan kemeja Arka yang sedikit kusut, juga rambut Naina yang tampak tak serapi sebelumnya.Bahkan sekilas Maurin melihat lipstick Naina yang agak berantakan, sebelum Naina cepat-cepat mengalihkan pandangannya ke arah lain.“Kenapa, Maurin?” pertanyaan Arka membuyarkan lamunan Maurin.Maurin menahan kesal di dalam hati, semua yang terlihat saat ini cukup menguatkan kecurigaannya. Seketika cemburu makin menguasai dirinya.Meski begitu, Maurin tetap menampilkan wajah biasa saja, seakan tak mengerti apa-apa.“Maaf, Pak Presdir. Aku ingin mengan

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Apa Kau Pernah Melayani Ammar?

    Selama perjalanan menuju ke kantor, Naina merasa resah dalam hatinya. Bertanya-tanya tentang apa yang akan Arka lakukan kali ini?Naina melamun sembari membuang pandangan ke kaca mobil, menatap pada pohon-pohon tinggi yang berjejer dan menjulang di pinggir jalan.Tanpa sadar, mobil pun berhenti di depan loby perusahaan Arka.“Maaf, Nyonya. Kita sudah sampai,” ucap sopir membuyarkan Naina dari lamunannya.Mengerjap pelan, Naina kemudian menatap pada Pak Sardi lantas menganggukan kepala.“Iya, Pak. Terima kasih.” Naina pun turun saat Pak Sardi membukakan pintu untuknya.Kini tungkai yang jenjang dan mulus itu menginjak teras depan kantor Arka yang terlihat megah.Naina sempat memberikan senyum kecil pada kedua security yang berdiri di depan dan menyapanya dengan ramah. Sebelum kemudian Naina mengayun langkah memasuki perusahaan itu.Naina menaiki lift untuk sampai di lantai atas, tempat di mana ruang ker

DMCA.com Protection Status