Home / Romansa / Pesona Istri Muda Ayahku / Apa Kau tidak Becus Memasak?

Share

Apa Kau tidak Becus Memasak?

Author: Syifa Safaah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Naina menautkan kedua alisnya mendengar ucapan Arka. 

“Apa maksudmu? Aku ibu tirimu. Bukankah sudah seharusnya kita berada di satu meja makan yang sama?” tanya Naina dengan polosnya. Sepertinya dia lupa kalau Arka adalah seorang lelaki berhati iblis.

Arka tersenyum sinis. “Saat ayahku masih hidup, kau bebas mendapatkan kemewahan dan kenyamanan di rumah ini. Kau bisa duduk di kursi mana pun sesukamu ketika makan. Bahkan kau bisa duduk santai seharian dan menghabiskan waktumu dengan hanya ongkang-ongkang kaki saja. Aku yakin, dulu ayahku pasti sangat memanjakanmu,” ucap Arka sambil memasang raut mengejek.

“Tapi sayangnya yang ada di hadapanmu saat ini bukan lah Guntur Sebastian, melainkan putranya yang akan menjadi pemimpin baru di keluarga ini. Kita baru beberapa hari bertemu, tapi kurasa kau cukup tahu seperti apa sifat anak tirimu. Aku tidak sebaik ayahku dan aku tidak akan memanjakanmu seperti yang dilakukannya. Dan ada satu hal penting yang harus kau catat, aku tidak sudi duduk di meja yang sama denganmu. Jadi sekarang bangkitlah dari kursimu!” Arka menunjuk kursi yang masih diduduki oleh Naina, lalu mengibas-ngibaskan sebelah tangannya di udara, mengisyaratkan agar Naina segera berdiri dari duduknya.

Naina dibuat terperangah dengan perkataan Arka. Kedua tangannya sudah meremas di atas paha, menumpahkan kekesalannya. Mendengar kata tidak sudi yang diucapkan lelaki itu, membuat Naina menahan napas. Tapi kemudian dia memutuskan untuk mengalah dari Arka. Karena Naina tahu kalau Arka lah yang akan membiayai pengobatan adiknya.

Mendorong kursinya ke belakang, Naina pun bangkit berdiri. Dia membalikan badannya, hendak pergi meninggalkan ruang makan. Namun suara baritone milik Arka lebih dulu terdengar memanggil di telinganya hingga membuat langkahnya terhenti.

“Tunggu! Siapa yang menyuruhmu pergi?” 

Naina menghembuskan napasnya kasar, berdecak dalam hati. 

“Tuhan! Sebenarnya apa mau lelaki ini?” jeritnya dalam hati. Tapi Naina tak urung berbalik dan menoleh pada Arka. 

“Apa lagi? Bukankah tadi kau bilang tidak sudi berada di meja yang sama denganku?” tanya Naina yang tidak habis pikir dengan Arka.

“Benar. Tapi aku tidak pernah menyuruhmu pergi meninggalkan ruang makan,” bantah Arka.

“Lalu apa yang harus kulakukan sebenarnya?” Naina semakin kesal. Sayangnya dia tidak bisa meluapkan kekesalannya kepada lelaki itu.

“Aku ingin kau berdiri di dekat kursi itu dan menungguku sampai selesai sarapan,” suruh Arka sambil mengarahkan telunjuknya pada kursi yang berada di depannya.

Bola mata Naina melebar mendengar perintah lelaki itu. “Untuk apa aku menunggumu sampai selesai sarapan?” Naina menatap Arka dengan menyipitkan matanya.

Melihat kerutan di kening wanita itu, Arka mengangkat sebelah ujung bibirnya, kemudian bersidekat di tepi meja, matanya lurus menatap ke arah Naina dengan wajah tanpa dosa.

“Apa kau lupa, kalau aku ingin kau tinggal di rumah ini bukan hanya untuk merawatku sebagai seorang ibu, tetapi juga untuk melayaniku seperti pembantu. Jika aku menyuruh sesuatu, maka kau harus melakukannya tanpa bantahan apapun. Dan sekarang aku menginginkan kau berdiri di dekat meja makan, lalu menungguiku sarapan. Setelah aku selesai, baru kau boleh duduk dan menyentuh sarapanmu,” cetus Arka, batinnya merasa sangat puas melihat raut terkejut di wajah Naina.

“Aku tidak mau. Aku lebih memilih sarapan di dapur. Aku tidak setuju dengan peraturan aneh yang kau buat,” tolak Naina menggelengkan kepalanya. 

“Jangan berani membantahku! Kau lupa kalau hidup dan mati adikmu bergantung padaku? Jika aku mengusirmu dari sini tanpa uang sepeser pun, bagaimana adikmu akan tetap hidup?”  seketika Naina tergugu mendengar perkataan Arka.

Ancaman Arka berhasil membuat Naina mengalah. Dia berdiri di tempat yang tadi ditunjuk oleh lelaki itu. Naina tidak percaya kalau Arka akan mempermalukannya seperti ini. Dia ingin marah, tetapi harus menahannya demi adiknya.     

Tersenyum sinis, Arka pun memulai sarapannya. Dia mengambil sendok dan mencicipi nasi goreng yang dibuat oleh Naina. Akan tetapi, baru saja satu sendok nasi goreng masuk tiga detik ke dalam mulutnya, tiba-tiba Arka menghentikan gerakan mengunyahnya. 

“Apa yang kau lakukan? Kenapa kau malah memuntahkannya?” tanya Naina dengan heran.

Arka mengambil beberapa lembar tissue, lalu mengelap mulutnya. Setelah itu, matanya naik membalas tatapan Naina dengan sorot marah.

“Apa kau tidak becus memasak? Rasa masakanmu aneh sekali.” Arka malah balik bertanya dan melemparkan ejekan pedasnya.

“Apanya yang aneh? Aku sudah mencicipi nasi goreng itu sebelum menghidangkannya di atas meja. Dan menurutku tidak ada yang salah dengan rasanya.” Naina membantah.

“Aku tidak suka dengan makanan indonesia buatanmu. Aku biasa makan makanan Amerika. Lain kali belajarlah membuat masakan yang cocok dengan lidahku!” perintah Arka lalu menyambar tas kerjanya yang ada di kursi sebelahnya.

“Karena kau, aku jadi sudah tidak berselera untuk sarapan pagi ini. Terserah kau mau melakukan apapun pada nasi goreng itu. Mau kau menghabiskannya sendirian, memberikannya pada kucing, atau pun membuangnya ke tong sampah, aku tidak peduli! Yang jelas, aku tidak ingin lagi melihatnya ada di atas mejaku,” cetus Arka yang sepertinya tak pernah puas melontarkan kata-kata pedasnya pada Naina.

Naina menahan napasnya yang terasa berat, ucapan Arka begitu menyakiti hatinya. Tetapi saat ini tidak ada yang bisa dilakukannya selain mengalah terhadap lelaki itu. Kesembuhan Raffan adalah yang paling utama dibanding penderitaan yang dibuat oleh Arka.

*** 

“Selamat pagi, Tuan Arka!” dua orang security yang berdiri di samping pintu masuk, langsung menyapa sosok pemimpin baru mereka. 

Arka hanya mengangguk. Meski dianugerahi wajah tampan, Arka cenderung jarang tersenyum. Mungkin karena dia sudah terlalu banyak mendapat didikan keras dari ayahnya saat kecil, hingga membuatnya tumbuh menjadi seorang lelaki yang tegas. 

Arka memasuki kantornya dengan langkahnya yang lebar. Sementara itu, Ambar—sekretarisnya terlihat mengekori dari belakang.

Seperti yang biasa dilakukan saat Guntur masih memimpin sebagai CEO di perusahaan, saat Arka lewat di hadapan mereka, semua karyawan akan bangkit berdiri dan setengah membungkukan badan kepada Arka lalu menyapanya.

Maurin sampai menggigit bibir bawahnya, pesona Arka berhasil membuatnya terjerat.

Setelahnya tubuh Arka menghilang di balik pintu lift, Maurin beserta semua karyawan langsung kembali duduk di kubikel mereka masing-masing. Tetapi tidak ada satu pun yang menyadari bahwa Maurin masih tak bisa melepaskan matanya dari pintu lift itu.

“Dia benar-benar pria paling sempurna yang pernah aku temui. Tampan dan kaya.” Maurin menatap wajah Arka di layar ponselnya sambil tersenyum.

“Aku wanita paling cantik di kantor. Aku pasti akan mendapatkan Arka.”

Tapi bagaimana cara mendekati Arka?

Related chapters

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Ibu, Apa Kau Pikir Aku akan Menyentuhmu?

    Ini adalah kali pertama bagi Arka menempati meja kerja mendiang ayahnya. Arka mengedarkan pandangannya ke sekeliling.Tangannya meraih sebuah foto yang ada di atas meja kerjanya. Di foto itu, tampak Guntur sedang tersenyum dan menatap ke arah kamera. Senyumnya lebar, menampilkan deretan giginya yang rapi. Melihat foto Guntur, seketika Arka teringat dengan masa lalunya. Dimana Guntur selalu mendidiknya dengan keras. Hal itu lah yang membuat Arka memutuskan untuk menjauh dan melanjutkan pendidikannya ke luar negeri.Arka mengenang saat-saat dia masih bersama dengan Guntur. Selama mengenal ayahnya, Arka hanya tahu bahwa Guntur adalah ayah yang keras. Tetapi meski begitu, sebagai seorang anak, dia tetap menyayangi ayah kandungnya itu. Maka ketika Guntur mengalami kecelakaan, Arka sangat terkejut dan langsung mengarahkan tuduhannya kepada Naina. Arka merasa ada sesuatu yang janggal dengan kecelakaan yang menimpa ayahnya. “Meskipun aku tidak tahu pasti seperti apa kecelakaan yang membua

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Selamat Datang di Kantorku, Naina!

    Seperti yang Arka perintahkan, Naina akan berdiri di dekat meja makan dan menunggui Arka menghabiskan makanannya. Arka menarik kursi, lalu duduk dan menatap pada makanan yang terhidang di hadapannya. “Fajitas dan Salmon Fish. Bagus! Kau menuruti perintahku untuk belajar memasak makanan luar,” kata Arka saat melihat menu makanan yang dimasak oleh Naina. Matanya melirik ke arah wanita itu sambil melempar senyum miring.Naina terdiam, enggan menanggapi ucapan lelaki itu. Arka mulai memasukkan makanannya ke dalam mulut, lalu mengunyahnya. Namun tak berselang lama, Arka kembali memuntahkannya ke atas piring sambil terbatuk-batuk.“Aarggh! Makanan apa ini?” Arka meringis, segera meneguk air sebanyak-banyaknya. Naina terkejut melihat reaksi Arka. Keningnya berkerut, berpikir apa lagi yang salah dengan makanannya.“Itu makanan luar negeri yang kau minta. Kau bilang lidahmu tidak cocok dengan makanan lokal, bukan? Kau terbiasa makan makanan luar negeri. Lalu kenapa kau masih saja memuntahka

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Aku tidak Mencuri!

    “Apa yang kau bawa itu? Hmm?” mata Arka melirik ke arah rantang makanan yang ada di tangan Naina.Naina mengangkat rantangnya, mendekap di perutnya, kemudian menjawab. “Ini makan siang yang kubawa untukmu.”“Tapi aku tidak pernah minta dibawakan makan siang olehmu. Lagipula aku yakin kalau makanan kantor jauh lebih enak daripada makanan yang kau buat,” sinis Arka.“Kalau begitu, kau tinggal memberikan makanan ini pada OB atau sekretarismu. Tadinya aku hanya ingat kalau aku harus menjadi ibu tiri yang baik, yang melayanimu dan menyiapkan semua keperluanmu. Tapi jika kau tidak suka, terserah. Yang penting aku sudah melakukannya.” Naina menaruh rantang makanan itu di atas meja kerja Arka, mata Arka memperhatikan gerakannya.Setelah itu, Naina kembali berdiri di depan tubuh Arka yang jangkung. Matanya menatap lelaki itu dengan lurus.“Kemarin kau bilang aku harus datang ke kantormu siang ini untuk m

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Ibuku Sayang, Jika Butuh Uang, Minta Saja Padaku!

    Naina merasa lega begitu melihat Arka datang, dia bisa meminta bantuan lelaki itu untuk membuat semua orang percaya bahwa dirinya tidak bersalah.Dengan langkah tegasnya, Arka berjalan menghampiri mereka.“Presdir, Nyonya Naina telah mencuri uang dari atas mejaku. Uang itu adalah uang yang kau suruh untuk kuberikan kepada anak panti asuhan. Tapi Nyonya Naina tetap tidak mau mengaku, padahal amplop ini adalah buktinya.” Ambar menunjukkan amplop cokelat itu di depan Arka.Arka menatap amplop itu dengan wajah terkejut.Naina mengelak. Menggelengkan kepalanya cepat. “Arka. Tolong katakan pada mereka kalau aku tidak pernah mencuri uang itu. Uang itu aku dapatkan darimu. Kau yang sudah memberikannya untuk biaya pengobatan Raffan. Tolong katakan yang sebenarnya!” pinta Naina, mendekati Arka dan memohon pada lelaki itu.Naina sangat berharap besar pada pembelaan Arka. Naina tahu, hanya Arka yang bisa mengeluarkannya dari masalah ini

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Mengapa Kau masih Mempertahankan Naina?

    Karena tidak tahan, Naina mendorong dada Arka hingga mundur selangkah dan dia segera pergi dari kantor itu.Arka menatap punggung Naina yang menghilang dari pandangannya. Tadi dia melihat air mata Naina yang nyaris tumpah. Wanita itu pasti sakit hati karena dipermalukan olehnya.Dan sialnya, melihat air mata itu, ada sedikit rasa kasihan dalam hati Arka. Tapi Arka segera menepis perasaan itu dan memutuskan untuk kembali ke ruang kerjanya.Arka membuang napas pelan, sebelum akhirnya dia berbalik dan masuk ke dalam kantornya.Tanpa Arka tahu, Rustam tadi mengikutinya dari belakang saat dia merangkul Naina ke luar dari kantor.Rustam menatap pada kepergian Arka yang menghilang di pintu lift, kemudian dia berpikir. “Ternyata Arka juga membenci wanita yang hanya mencari harta keluarga ini.”***Karena jam makan siang sudah tiba, Maurin segera bangkit berdiri dari duduknya dan berjalan cepat. Langkahnya tidak men

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Apa Naina sering Membawa Makanan untuk Ayahku?

    Arka baru saja melakukan meeting dengan beberapa karyawan dan petinggi perusahaan. Meeting kali ini membahas tentang bagaimana cara mendapat target pasar yang tepat untuk produk yang akan mereka luncurkan. Dan tak disangka, semua orang yang ada di ruang meeting itu mengangguk dengan tatapan kagum ketika mendengar dan melihat cara berpikir Arka untuk memajukan perusahaan.“Meeting kita selesai. Semuanya boleh bubar dan kembali ke tempat masing-masing. Sampai bertemu di meeting selanjutnya,” ucap Arka mengedarkan pandangannya pada seluruh peserta meeting, sambil sedikit memungkukan tubuh dengan kedua telapak tangan yang bertumpu di tepi meja.“Baik, Presdir.” semuanya berdiri, satu per satu meninggalkan ruang meeting itu. Selesai mereka pergi, barulah Arka keluar dari sana dan disusul oleh Ambar.Arka berjalan menuju ruang kerja CEO. Langkahnya begitu tegas. Orang yang tak mengenal siapa Arka, mungkin akan langsung menyimpulkan jika A

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Menyeka Keringat

    Minggu pagi ini, Naina membuatkan sarapan untuk Arka. Hanya setangkup roti panggang dengan ditambahkan selai kacang di atasnya. Lalu segelas air putih hangat. Menu sarapan yang selalu menjadi kesukaan lelaki itu.Naina menyunggingkan senyum tipis sembari menatap sarapan buatannya yang sudah ia tata sedemikian rupa.“Sudah siap. Sekarang sarapannya tinggal dihidangkan di atas meja!”Baru saja Naina mengangkat nampannya, hendak berjalan keluar dapur saat Bik Atin tiba-tiba datang dan bertemu pandang dengannya.“Nyonya Naina. Syukurlah sarapannya sudah siap. Tuan Arka sudah menanyakan sarapannya dan dia meminta Nyonya segera mengantarnya ke ruang olahraga,” ucap Bik Atin. Ada sedikit raut lega di wajahnya ketika melihat sebuah nampan siap di tangan Naina.“Ruang olahraga?” Naina mengerutkan kening.“Iya, Nyonya. Setiap hari minggu, biasanya Tuan Arka memang melakukan olahraga pag

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Mengapa Kau masih Bertahan di Rumah itu?

    Naina datang ke rumah sakit dengan membawa uang seratus juta yang didapatnya dari Arka. Setelah melunasi biaya pengobatan Raffan bulan ini, Naina segera beranjak menuju ruang rawat adiknya.Duduk di sampingnya dan menatapnya dengan tatapan sendu.“Apa kabar, Raffan. Hari ini kakak datang lagi dan kakak sudah melunasi biaya pengobatanmu bulan ini. Dokter di sini pasti akan melakukan yang terbaik untuk kesembuhanmu,” ucap Naina, mengusap kening Raffan dan menyunggingkan senyum tipis penuh rindu ke arahnya.Senyum itu sedikit memudar ketika kejadian di kantor tadi kembali berkebatan dalam ingatannya. Naina menghela napas sejenak, melepaskan sedikit beban yang terasa menghimpit di dadanya. Hari-harinya menjadi sangat sulit semenjak Arka hadir dalam kehidupannya.Sementara di ambang pintu, Liana berdiri dengan menatap iba pada punggung Naina. Dia bisa merasakan kesedihan yang dirasakan oleh wanita itu.Menghembuskan napas pelan, Liana mencoba berdeham

Latest chapter

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Aku ingin Memakanmu

    Sepulang dari rumah Pak Sardi, entah mengapa ada perasaan hangat yang perlahan menyelinap ke dalam hati Naina.Naina menyunggingkan senyum tipis membayangkan bahwa Arka telah menyediakan tempat usaha untuk lelaki setengah baya itu, juga uang yang cukup banyak sebagai tanda jasanya yang telah mengabdi selama puluhan tahun di keluarga Arka.“Aku tidak tahu kalau ternyata di balik sifatnya yang sesuka hati, Arka masih memiliki sisi baik dalam dirinya,” gumam Naina sambil mengaduk sup yang sedang ia masak.Naina memang sedang di dapur, menyiapkan makan malam untuk Arka. Ini sudah pukul tujuh malam. Masih ada waktu sampai Arka pulang dari kantor.Akan tetapi, saat Naina masih sibuk mengaduk supnya yang mengepulkan uap panas, tiba-tiba tangan kekar seseorang terasa memeluknya dari belakang. Membuat Naina terhenyak dan menoleh ke belakang.“Arka?!” pekik Naina melebarkan mata, ia tak menyangka jika Arka ternyata pulang lebih cepat

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Malaikat atau Iblis

    Sampai detik ini, Naina masih merasa bersalah atas apa yang menimpa Pak Sardi.Sambil melamun, Naina membereskan kamar Arka."Kasihan, Pak Sardi. Aku merasa tidak punya wajah saat bertemh dengannya nanti. Tapi bagaimana pun aku harus datang ke rumahnya dan meminta maaf. Karena aku lah penyebab mengapa Arka memecatnya." Naina mendesah pelan, sambil membereskan ranjang kamar Arka dan menepuk-nepuk bantalnya hingga menggembung.Namun, di saat yang sama, Naina menemukan sebuah benda yang berada di bawah bantal.Keningnya berkerut menatap pada benda itu yang tak lain adalah sebuah bingkai foto."Ini 'kan foto Pak Guntur." Naina meraihnya, sejenak menghentikan kegiatannya merapikan ranjang Arka.Kini ia sibuk memandangi foto Guntur yang ditemukannya.Perlahan, seulas bibir Naina mengukir senyum."Apa semalam Arka merindukan ayahnya hingga ia tidur dengan memeluk foto Pak Guntur?" gumam Naina sambil manik matanya masih menatap pada foto mendian

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Merasa Bersalah

    Hari ini Naina merasa ada yang aneh. Tadi pagi ia sempat keluar rumah sebentar untuk menyiram tanaman. Akan tetapi, ia tak melihat Pak Sardi.Padahal biasanya setiap pagi lelaki setengah baya itu selalu duduk di dekat garasi, atau sedang meminum kopi dan akan menyapa Naina saat mata mereka berpapasan.Tapi hari ini, Naina tak melihat batang hidung Pak Sardi. “Nyonya, mengapa melamun?” tepukan pelan Bik Atin di pundak kirinya membuat Naina terhenyak dan mengerjap menatapnya.“Ah, tidak Bik. Tidak apa-apa.” Naina menggeleng, kemudian tersenyum kecil.Tapi ia tak bisa menahan rasa penasarannya untuk tak bertanya pada Bik Atin yang kini kembali menyibukkan diri mencuci sayuran.“Bik, mengapa aku tidak melihat Pak Sardi pagi ini ya? Apa hari ini Pak Sardi tidak bekerja?” tanya Naina dengan raut penasaran menatap Bik Atin.Pertanyaan Naina itu berhasil membuat Bik Atin menghentikan gerakannya mencuci sayuran. Bi

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Melihatnya Pulas

    Dalam perjalanan pulang menuju rumahnya, Arka melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Darahnya mendidih saat benaknya kembali teringat pada video yang tadi Rustam tunjukan padanya.rka meremas setir dengan kuat, rahangnya yang tegas itu kini merapat. Bahkan urat-urat lehernya pun bertonjolan, menampilkan emosi yang meluap-luap.“Lihat saja, Naina. Lihat. Apa yang akan kulakukan padamu nanti setelah aku sampai rumah.” Arka mengepalkan sebelah tangannya di atas paha, menarik napas panjang kemudian menghembuskannya dengan kasar.“Sopir itu juga harus mendapatkan balasannya. Beraninya dia tak menjalankan perintahku dengan benar.” Arka masih menggerutu sepanjang jalan, ia mempercepat laju mobilnya, menyalip kendaraan-kendaraah roda empat yang merambat di depan sana.Sampai kemudian ia tiba di depan gerbang rumahnya yang berwarna hitam dan kokoh. Satpam langsung membukakan pintu, membiarkan mobil Arka masuk ke dalam.“Selamat m

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Berani Main-main Denganku?

    Meski telah mengatakan pada Rustam agar tak ikut campur dalam urusannya, tapi Arka tak memungkiri bahwa setelah melihat video itu ia sangat geram. Sekarang sudah waktunya jam makan siang. Namun Arka tak berniat untuk keluar dari ruang kerjanya sedikit pun. Ia lebih memilih menetralkan amarahnya di balik meja kerjanya. Sambil menatap tajam ke depan sana dengan bola mata yang menggelap karena amarah.“Naina, kau berani bermain-main denganku. Lihat saja akibat apa yang akan kau dapatkan karena berani bertemu dengannya di belakangku,” gumam Arka sambil menautkan kedua tangannya di bawah dagu.***Di jam makan siang, biasanya Maurin makan siang di pantry yang khusus untuk para pekerja di lantai atas.api karena hari ini Maurin sudah janji bertemu dengan teman-temannya dulu ketika ia masih menjadi karyawan biasa, maka Maurin pun memutuskan untuk makan siang di kantin perusahaan dan bergabung dengan mereka.Ada sekitar empat oran

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Bukan Sekedar Ibu dan Anak

    Arka baru saja selesai meeting. Ia melangkah keluar dari ruang meeting, dan berjalan menuju lift untuk naik ke ruang kerja CEO.Akan tetapi, Rustam yang juga ikut meeting, segera mempercepat langkah dan menyusul Arka dari belakang.Sampai kemudian ia bisa menyentuh pundak kanan Arka dan membuat Arka menghentikan langkah sejenak lalu menatapnya dengan kening yang berkerut.“Paman?” “Arka, kita ke ruang kerjamu sekarang. Ada sesuatu yang ingin Paman beritahukan padamu.” Rustam berkata, wajahnya terlihat begitu serius.Hingga menubuhkan kernyitan di kening Arka. Benak Arka menebak-nebak tentang apa yang ingin dikatakan oleh pamannya itu.“Sepenting apa?” Arka cukup sibuk hari ini, tentu jika apa yang hendak dikatakan Rustam tidaklah penting, lebih baik Arka mengerjakan pekerjaannya.“Ini sangat penting. Kau harus mengertahuinya.” namun wajah Rustam masih terlihat serius, membuat Arka mengang

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Dipergoki Rustam

    Sepulang dari rumah sakit, Ammar memutuskan untuk mengajak Naina makan siang di sebuah restoran yang jaraknya tak jauh dari rumah sakit.“Restorannya bagus,” komentar Naina sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling, saat mereka jalan bersisian mencari meja yang kosong dan nyaman.“Kau belum pernah ke sini?” tanya Ammar, membuat Naina menoleh dan menggeleng sebagai jawaban.“Belum.”“Kebetulan sekali. Berarti sangat tepat aku mengajakmu kemari. Karena menu di restoran ini rasanya sangat enak.” Ammar menyunggingkan senyum lebar.Sebenarnya Naina merasa tidak enak hati dengan Pak Sardi karena ia pergi diam-diam bersama Ammar untuk makan siang. Tadinya Naina mau menolak ajakan Ammar, tapi Ammar membujuknya dan menatapnya dengan sorot memohon.Naina akhirnya setuju juga. Selain karena letak restorannya juga tak jauh dari rumah sakit dan Ammar berjanji akan mengantarnya kembali ke rumah sakit karena Pak Sar

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Perkembangan Kondisi Raffan

    Maurin akan mengantarkan laporan ke ruang kerja Arka. Ia pun mengetuk pintu sebanyak tiga kali, setelahnya terdengar sahutan dari dalam.Maurin mendorong daun pintu dan melangkah masuk. Akan tetapi, gerakan kakinya terhenti sejenak saat melihat pemandangan di depannya.Maurin meneguk ludahnya susah payah. Naina dan Arka sedang duduk di sofa panjang yang ada di pojok ruangan, tapi dengan keadaan kemeja Arka yang sedikit kusut, juga rambut Naina yang tampak tak serapi sebelumnya.Bahkan sekilas Maurin melihat lipstick Naina yang agak berantakan, sebelum Naina cepat-cepat mengalihkan pandangannya ke arah lain.“Kenapa, Maurin?” pertanyaan Arka membuyarkan lamunan Maurin.Maurin menahan kesal di dalam hati, semua yang terlihat saat ini cukup menguatkan kecurigaannya. Seketika cemburu makin menguasai dirinya.Meski begitu, Maurin tetap menampilkan wajah biasa saja, seakan tak mengerti apa-apa.“Maaf, Pak Presdir. Aku ingin mengan

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Apa Kau Pernah Melayani Ammar?

    Selama perjalanan menuju ke kantor, Naina merasa resah dalam hatinya. Bertanya-tanya tentang apa yang akan Arka lakukan kali ini?Naina melamun sembari membuang pandangan ke kaca mobil, menatap pada pohon-pohon tinggi yang berjejer dan menjulang di pinggir jalan.Tanpa sadar, mobil pun berhenti di depan loby perusahaan Arka.“Maaf, Nyonya. Kita sudah sampai,” ucap sopir membuyarkan Naina dari lamunannya.Mengerjap pelan, Naina kemudian menatap pada Pak Sardi lantas menganggukan kepala.“Iya, Pak. Terima kasih.” Naina pun turun saat Pak Sardi membukakan pintu untuknya.Kini tungkai yang jenjang dan mulus itu menginjak teras depan kantor Arka yang terlihat megah.Naina sempat memberikan senyum kecil pada kedua security yang berdiri di depan dan menyapanya dengan ramah. Sebelum kemudian Naina mengayun langkah memasuki perusahaan itu.Naina menaiki lift untuk sampai di lantai atas, tempat di mana ruang ker

DMCA.com Protection Status