Home / Romansa / Pesona Istri Muda Ayahku / Ibu Tiri jadi Milikku

Share

Ibu Tiri jadi Milikku

Author: Syifa Safaah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Kau! Apa yang kau katakan?”

Naina merasa terkejut, ini pertama kalinya dia bertemu dengan anak dari suaminya yang sudah meninggal. Sebelumnya dia sudah mengetahui kalau hubungan ayah dan anak itu sangat tidak harmonis, bahkan Arka tidak menghadiri pernikahan Naina dengan ayahnya. 

Namun, Naina sudah membicarakan soal Arka dengan Guntur. Dan dia paham bahwa Guntur menaruh harapan besar pada anaknya. Sosok Arka yang diceritakan Guntur adalah sosok pria yang sopan dan terpelajar. Bukan pria yang kasar seperti pria di hadapannya ini. 

Arka bangkit berdiri, mengedarkan pandangannya pada semua orang yang ada di sana, kecuali Naina. 

"Aku minta pada kalian semua, tinggalkan rumahku sekarang juga!"

Naina terkejut, mengerutkan keningnya. Begitupun dengan orang-orang yang menatap bingung sekaligus takut pada Arka. 

"Mengapa kau mengusir mereka?" tanya Naina, dia sudah berdiri di depan Arka. Tubuhnya yang mungil seperti terintimidasi oleh tubuh Arka yang jangkung.

Tinggi Naina hanya sampai dagu lelaki tampan itu. 

"Ini rumah ayahku yang sudah diwariskan kepadaku. Jadi hakku mau mengusir siapapun dari rumah ini!" tegasnya memberikan tatapan setajam elang pada Aina. 

Melihat Arka yang tampak menakutkan, semua orang pun segera bangkit berdiri dan meninggalkan rumah duka. Naina menatap Arka tak percaya. 

Bagaimana bisa Arka berpikir untuk mengusir orang yang sedang ikut berbela sungkawa? 

"Tapi tidak seharusnya kau mengusir mereka dengan cara seperti tadi. Itu sangat tidak sopan. Dan aku yakin, mendiang ayahmu tidak pernah mengajarimu bersikap seperti itu." 

Arka mengangkat sebelah alisnya.

"Aku tidak peduli! Aku tidak memerlukan belas kasih mereka! Lagipula tahu apa kau soal hubunganku dengan ayahku?" Arka menarik kedua pundak Naina, lalu menyudutkannya ke tembok. 

Naina terkejut, tiba-tiba saja tangan Arka hendak menanggalkan pakaiannya. Lelaki itu merobek baju yang Naina pakai dalam satu tarikan kasar. Naina segera menutupi bagian atas tubuhnya dengan menggunakan kedua tangan. 

Arka sangat lancang. Bahkan Guntur saja yang sah sebagai suaminya, tidak pernah berusaha menanggalkan pakaiannya. 

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Naina, dari sorot matanya, Arka bisa melihat ketakutan di sana.

Dengan terang-terangan, Arka menjawab. 

"Ayahku meninggalkan seorang perempuan untukku. Maka aku harus secara resmi meneruskan dan menikmati dengan baik apa yang ditinggalkan ayahku tepat di depan dirinya." 

Sesaat Naina tercenung mendengar ucapan Arka. Tapi saat dia mengerti maksud lelaki ity, Naina seketika merasa panik, dia mendorong tubuh Arka agar menjauh dengan sisa tenaganya. 

Naina terlalu lelah menangisi kepergian Guntur. Lalu sekarang anak tirinya datang dan menyusahkannya. Sepertinya penderitaannya benar-benar lengkap. 

"Jangan macam-macam! Aku tidak akan membiarkanmu menyentuhku! Kau anak tiriku! Bagaimana bisa kau mencoba menyentuh ibu tirimu sendiri?" sentak Naina sambil mengacungkan telunjuknya di depan Arka. Napasnya menderu, naik-turun dengan cepat. Matanya menatap Arka dengan waspada, takut jika lelaki itu tiba-tiba melakukan hal seperti tadi. 

Melihat Naina yang ketakutan, Arka tersenyum sinis. "Akhirnya kau paham apa itu takut. Tapi kenapa kau tidak merasa takut saat mencelakakan ayahku?" sindir Arka. 

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti," tanya Naina menautkan kedua alisnya, dia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh Arka. 

Arka mendengus kesal. Ia berpikir bahwa Naina sedang bersandiwara seolah dia tidak tahu apa-apa. Tetapi Arka bukanlah lelaki bodoh yang akan percaya dengan tipuan liciknya. 

Arka tahu betul tipe wanita seperti apa Naina. Dia pasti akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. 

"Jangan berpura-pura bodoh! Kecelakaan mobil itu mungkin sudah direncanakan olehmu. Sebab hanya kau saja yang mengetahui perjalanan hari itu. Bahkan adikmu sendiri yang mengendarai mobilnya," tuduh Arka tanpa basa-basi lagi. 

Naina memicingkan mata, tidak menyangka jika Arka memiliki pikiran sepicik itu padanya. 

"Itu tidak benar! Bagaimana mungkin aku merencanakan kecelakaan hari itu, sedangkan adikku saja sekarang masih dirawat dan tidak sadarkan diri di rumah sakit." Naina membantahnya. 

Namun Arka malah menarik sebelah ujung bibirnya, tersenyum kecut. "Lihatlah! Demi uang, kau sampai rela mengorbankan adikmu sendiri. Kau memang kakak yang sangat baik, Naina," sindir Arka lagi. Sindiran Arka kali ini lebih menyakitkan hatinya. 

Naina tidak mengerti sama sekali dengan tuduhan dan jalan pikiran Arka.

Sepertinya Arka telah salah paham padanya. 

"Kau terlihat masih sangat muda untuk menjadi ibu tiriku. Pasti kau sengaja menggoda ayahku yang usianya jauh lebih tua darimu. Bagaimana caramu menggodanya, Naina? Apa kau menjajakan tubuhmu sendiri padanya? Hmm?" Arka tersenyum mengejek. 

PLAK! 

Kesal dengan tuduhannya yang keji, Naina akhirnya hilang kesabaran dan mendaratkan satu tamparan keras di pipi Arka, membuat kepala Arka terlempar ke kiri, sudut bibirnya sedikit mengeluarkan darah. Tapi hebatnya, Arka tetap menyeringai. Seolah lelaki itu tidak merasakan perih sedikit pun di pipinya. 

"Oh. Kau pemberani juga ternyata? Mengapa kau harus marah, Naina? Aku mengatakan yang sebenarnya. Jika kutaksir, sepertinya umurmu lebih muda dariku. Berapa umurmu yang sebenarnya? Dua puluh dua, dua puluh satu, atau jangan-jangan kau masih berumur dua puluh tahun? Dan apa yang dicari oleh wanita muda sepertimu dengan menikahi seorang lelaki paruh baya, jika bukan untuk mendapat warisan dari hartanya. Bukankah begitu, Naina?" sindir Arka lagi. 

Naina menahan napas, mencoba menahan dirinya untuk tidak lagi mendaratkan tamparan di wajah anak tirinya yang usianya beberapa tahun lebih tua darinya. 

"Aku sangat menghormati mendiang suamiku. Jika tidak, mungkin aku sudah menamparmu lagi dengan tanganku," kata Naina. 

Arka tersenyum sinis, mengusap sedikit darah yang mengotori sudut bibirnya akibat dari tamparan Naina tadi. 

"Jangan seolah-olah kau bersikap seperti istri yang baik. Sementara hatimu sangat busuk! Mungkin kau bisa dengan mudah membodohi ayahku. Tapi aku tidak akan tertipu dengan wajah sok polosmu!"

"Terserah apa katamu. Meskipun aku mencoba membela diriku, kau tetap tidak akan percaya. Aku akan tetap terlihat salah di matamu," balas Naina. Ia sangat tidak ingin berdebat dengan Arka. Lebih lagi di depan jasad suaminya. 

Jika Guntur masih hidup, dia pasti akan merasa sedih melihat Arka yang memperlakukan Naina dengan tidak baik. 

"Karena suamiku sudah meninggal, maka aku akan pergi dari rumah keluargamu. Aku tidak akan lagi mencoba mengambil keuntungan dari keluargamu." Naina lebih memilih pergi daripada tinggal satu rumah dengan anak tiri yang kejam seperti Arka. 

Arka kemudian menarik tangan Naina dan berkata. "Ayahku memang sudah meninggal, tetapi kau jangan lupa kalau anaknya masih hidup. Aku lah yang saat ini akan mengambil kendali atas keluarga ini. Jadi kau tidak punya hak untuk pergi begitu saja setelah mendapat harta dan warisan keluargaku!" cetus Arka dengan memberikan tatapan penuh peringatan kepada Naina.

"Apa yang hendak kau lakukan?" tanya Naina. 

Arka tersenyum sinis, kemudian berkata. "Tentu saja aku akan melanjutkan keutuhan keluarga. Aku akan melakukan semua yang selama ini ayahku lakukan padamu."

Naina sedikit memundurkan langkahnya, dia merasa Arka terlihat begitu menakutkan. 

"Termasuk menikmati tubuhmu," lanjut Arka mengelus pipi kanan Naina yang seketika membuat wanita itu berjengit dan menepis tangan Arka. 

Related chapters

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Perintah dari Iblis Itu

    "Jangan mencoba menyentuhku!" tekan Naina memberikan tatapan tajamnya kepada Arka sebagai peringatan agar lelaki itu tidak lancang menyentuhnya. "Apa kau tidak tahu kalau ayahku telah menuliskan sebuah wasiat bahwa dia mewariskan hartanya sekaligus dirimu kepadaku? Bukankah itu artinya kau juga menjadi milikku? Aku berhak menikmati tubuhmu dan melakukan apapun kepadamu dengan sesuka hatiku," jelas Arka. Sebelum kecelakaan itu terjadi, Guntur memang membuat sebuah surat wasiat yang dia serahkan kepada pengacaranya. Lalu setelah Guntur meninggal, pengacara itu pun memberitahukan soal wasiat yang dituliskan untuknya. Dimana isi surat wasiat itu adalah Guntur memiliki jumlah besar kekayaan sebanyak 10 triliun. Yang kemudian akan diberikan tiga puluh persen kepada Naina, dan tujuh puluh persennya untuk Arka. Begitupun dengan real estate yang dimilikinya, Guntur memberikan masing-masing apartmen dan lahan miliknya kepada mereka berdua. Guntur berharap istri dan anaknya bisa saling menduk

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Kegaduhan di Aula Kantor

    Sebelum Guntur kecelakaan, perusahaan Retro sedang berada diambang kebangkrutan. Karena menumpuknya barang hasil produksi di gudang, sementara target penjualan mereka kian menurun.Hari ini seluruh karyawan diperintahkan untuk berkumpul di aula kantor. Mereka berbaris dengan rapi. Menurut kabar yang berhembus, kantor ini akan kedatangan CEO baru. Yang tak lain adalah putra tunggal dari Guntur Sebastian.“Bukankah putra presiden ada di Amerika?”“Aku tidak peduli siapa CEO berikutnya, aku hanya peduli jika gajiku akan naik!"“Aku pikir Rustam akan menggantikan kakaknya sebagai CEO baru.”Segelintir dari mereka saling berbisik-bisik, penasaran dengan sosok pemimpin baru di perusahaan mereka.Termasuk dengan Maurin yang juga ikut berbaris di antara ratusan karyawan itu.Saat itu pintu aula terbuka, semua mata langsung tertuju ke sana. Semua orang yang berdiri di aula terkesiap melihat sosok tampan yang saat ini berjalan tegas dan berwibawa. Sosok tampan itu adalah Arka. Di samping kirin

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Tetap jadi Ibu Tiri

    Tadinya Naina pikir Arka begitu baik saat mencegah dua orang security yang akan mengusirnya. Tetapi sekarang Naina menarik kembali pemikirannya, Arka tetap lah seorang lelaki berhati iblis. Naina terdiam, menimang-nimang keputusannya. Tetap tinggal di rumah besar itu bersama dengan Arka? Naina sudah melihat sifat iblis dalam diri lelaki itu. Naina ragu apakah dirinya akan sanggup berhadapan dengan Arka setiap hari? Lelaki itu pasti akan terus menyusahkannya.“Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku tidak tahu apakah aku harus menerima tawaran Arka atau menolaknya. Tapi jika aku menolak, bagaimana dengan Raffan? Saat ini dia masih berjuang untuk sembuh. Sementara biaya pengobatannya sangat mahal,” desah Naina dalam hati.Naina sangat tidak tega melihat tubuh Raffan yang hanya bisa terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Dia teringat bagaimana ceria dan semangatnya Raffan dalam menjalani hidupnya sebelum kecelakaan nahas itu menimpanya dan merenggut nyawa Guntur.Mengingat Guntur, sek

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Siapa yang Menyuruhmu Duduk di Sana?

    Bola mata Arka melebar, Naina menjatuhkan foto kedua orang tuanya hingga pecahan kacanya berserakan di lantai. Rahangnya langsung merapat marah, tatapannya tajam mengarah pada Naina yang tubuhnya sudah membeku di tempatnya.“Arka?” pekik Naina. Dia segera berjongkok dan memunguti foto-foto itu dari lantai. “Bagus, Naina. Tanah kuburan ayahku masih basah, tapi kau sudah menurunkan foto kedua orang tuaku dari dinding!” sentak Arka dengan murka. Urat lehernya bertonjolan, menandakan kemarahannya.Naina tergugu. Dia tidak ingin Arka salah paham dengan apa yang dilakukannya.“Bukan begitu. Aku hanya ingin mengumpulkan foto mereka—““Untuk apa?” bentak Arka lagi. “Oh. Aku tahu. Kau mengumpulkan foto-foto itu karena ingin membuangnya, ‘kan? Kau tidak sanggup menatap foto-foto itu karena merasa bersalah sudah mencelakai ayahku dan berniat menguasai kekayaannya?” lagi-lagi Arka menuduhnya dengan keji.Naina mengepalkan tangannya, hatinya sakit mendapat tuduhan seperti itu.“Kau pasti ingin

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Apa Kau tidak Becus Memasak?

    Naina menautkan kedua alisnya mendengar ucapan Arka. “Apa maksudmu? Aku ibu tirimu. Bukankah sudah seharusnya kita berada di satu meja makan yang sama?” tanya Naina dengan polosnya. Sepertinya dia lupa kalau Arka adalah seorang lelaki berhati iblis.Arka tersenyum sinis. “Saat ayahku masih hidup, kau bebas mendapatkan kemewahan dan kenyamanan di rumah ini. Kau bisa duduk di kursi mana pun sesukamu ketika makan. Bahkan kau bisa duduk santai seharian dan menghabiskan waktumu dengan hanya ongkang-ongkang kaki saja. Aku yakin, dulu ayahku pasti sangat memanjakanmu,” ucap Arka sambil memasang raut mengejek.“Tapi sayangnya yang ada di hadapanmu saat ini bukan lah Guntur Sebastian, melainkan putranya yang akan menjadi pemimpin baru di keluarga ini. Kita baru beberapa hari bertemu, tapi kurasa kau cukup tahu seperti apa sifat anak tirimu. Aku tidak sebaik ayahku dan aku tidak akan memanjakanmu seperti yang dilakukannya. Dan ada satu hal penting yang harus kau catat, aku tidak sudi duduk di

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Ibu, Apa Kau Pikir Aku akan Menyentuhmu?

    Ini adalah kali pertama bagi Arka menempati meja kerja mendiang ayahnya. Arka mengedarkan pandangannya ke sekeliling.Tangannya meraih sebuah foto yang ada di atas meja kerjanya. Di foto itu, tampak Guntur sedang tersenyum dan menatap ke arah kamera. Senyumnya lebar, menampilkan deretan giginya yang rapi. Melihat foto Guntur, seketika Arka teringat dengan masa lalunya. Dimana Guntur selalu mendidiknya dengan keras. Hal itu lah yang membuat Arka memutuskan untuk menjauh dan melanjutkan pendidikannya ke luar negeri.Arka mengenang saat-saat dia masih bersama dengan Guntur. Selama mengenal ayahnya, Arka hanya tahu bahwa Guntur adalah ayah yang keras. Tetapi meski begitu, sebagai seorang anak, dia tetap menyayangi ayah kandungnya itu. Maka ketika Guntur mengalami kecelakaan, Arka sangat terkejut dan langsung mengarahkan tuduhannya kepada Naina. Arka merasa ada sesuatu yang janggal dengan kecelakaan yang menimpa ayahnya. “Meskipun aku tidak tahu pasti seperti apa kecelakaan yang membua

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Selamat Datang di Kantorku, Naina!

    Seperti yang Arka perintahkan, Naina akan berdiri di dekat meja makan dan menunggui Arka menghabiskan makanannya. Arka menarik kursi, lalu duduk dan menatap pada makanan yang terhidang di hadapannya. “Fajitas dan Salmon Fish. Bagus! Kau menuruti perintahku untuk belajar memasak makanan luar,” kata Arka saat melihat menu makanan yang dimasak oleh Naina. Matanya melirik ke arah wanita itu sambil melempar senyum miring.Naina terdiam, enggan menanggapi ucapan lelaki itu. Arka mulai memasukkan makanannya ke dalam mulut, lalu mengunyahnya. Namun tak berselang lama, Arka kembali memuntahkannya ke atas piring sambil terbatuk-batuk.“Aarggh! Makanan apa ini?” Arka meringis, segera meneguk air sebanyak-banyaknya. Naina terkejut melihat reaksi Arka. Keningnya berkerut, berpikir apa lagi yang salah dengan makanannya.“Itu makanan luar negeri yang kau minta. Kau bilang lidahmu tidak cocok dengan makanan lokal, bukan? Kau terbiasa makan makanan luar negeri. Lalu kenapa kau masih saja memuntahka

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Aku tidak Mencuri!

    “Apa yang kau bawa itu? Hmm?” mata Arka melirik ke arah rantang makanan yang ada di tangan Naina.Naina mengangkat rantangnya, mendekap di perutnya, kemudian menjawab. “Ini makan siang yang kubawa untukmu.”“Tapi aku tidak pernah minta dibawakan makan siang olehmu. Lagipula aku yakin kalau makanan kantor jauh lebih enak daripada makanan yang kau buat,” sinis Arka.“Kalau begitu, kau tinggal memberikan makanan ini pada OB atau sekretarismu. Tadinya aku hanya ingat kalau aku harus menjadi ibu tiri yang baik, yang melayanimu dan menyiapkan semua keperluanmu. Tapi jika kau tidak suka, terserah. Yang penting aku sudah melakukannya.” Naina menaruh rantang makanan itu di atas meja kerja Arka, mata Arka memperhatikan gerakannya.Setelah itu, Naina kembali berdiri di depan tubuh Arka yang jangkung. Matanya menatap lelaki itu dengan lurus.“Kemarin kau bilang aku harus datang ke kantormu siang ini untuk m

Latest chapter

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Aku ingin Memakanmu

    Sepulang dari rumah Pak Sardi, entah mengapa ada perasaan hangat yang perlahan menyelinap ke dalam hati Naina.Naina menyunggingkan senyum tipis membayangkan bahwa Arka telah menyediakan tempat usaha untuk lelaki setengah baya itu, juga uang yang cukup banyak sebagai tanda jasanya yang telah mengabdi selama puluhan tahun di keluarga Arka.“Aku tidak tahu kalau ternyata di balik sifatnya yang sesuka hati, Arka masih memiliki sisi baik dalam dirinya,” gumam Naina sambil mengaduk sup yang sedang ia masak.Naina memang sedang di dapur, menyiapkan makan malam untuk Arka. Ini sudah pukul tujuh malam. Masih ada waktu sampai Arka pulang dari kantor.Akan tetapi, saat Naina masih sibuk mengaduk supnya yang mengepulkan uap panas, tiba-tiba tangan kekar seseorang terasa memeluknya dari belakang. Membuat Naina terhenyak dan menoleh ke belakang.“Arka?!” pekik Naina melebarkan mata, ia tak menyangka jika Arka ternyata pulang lebih cepat

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Malaikat atau Iblis

    Sampai detik ini, Naina masih merasa bersalah atas apa yang menimpa Pak Sardi.Sambil melamun, Naina membereskan kamar Arka."Kasihan, Pak Sardi. Aku merasa tidak punya wajah saat bertemh dengannya nanti. Tapi bagaimana pun aku harus datang ke rumahnya dan meminta maaf. Karena aku lah penyebab mengapa Arka memecatnya." Naina mendesah pelan, sambil membereskan ranjang kamar Arka dan menepuk-nepuk bantalnya hingga menggembung.Namun, di saat yang sama, Naina menemukan sebuah benda yang berada di bawah bantal.Keningnya berkerut menatap pada benda itu yang tak lain adalah sebuah bingkai foto."Ini 'kan foto Pak Guntur." Naina meraihnya, sejenak menghentikan kegiatannya merapikan ranjang Arka.Kini ia sibuk memandangi foto Guntur yang ditemukannya.Perlahan, seulas bibir Naina mengukir senyum."Apa semalam Arka merindukan ayahnya hingga ia tidur dengan memeluk foto Pak Guntur?" gumam Naina sambil manik matanya masih menatap pada foto mendian

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Merasa Bersalah

    Hari ini Naina merasa ada yang aneh. Tadi pagi ia sempat keluar rumah sebentar untuk menyiram tanaman. Akan tetapi, ia tak melihat Pak Sardi.Padahal biasanya setiap pagi lelaki setengah baya itu selalu duduk di dekat garasi, atau sedang meminum kopi dan akan menyapa Naina saat mata mereka berpapasan.Tapi hari ini, Naina tak melihat batang hidung Pak Sardi. “Nyonya, mengapa melamun?” tepukan pelan Bik Atin di pundak kirinya membuat Naina terhenyak dan mengerjap menatapnya.“Ah, tidak Bik. Tidak apa-apa.” Naina menggeleng, kemudian tersenyum kecil.Tapi ia tak bisa menahan rasa penasarannya untuk tak bertanya pada Bik Atin yang kini kembali menyibukkan diri mencuci sayuran.“Bik, mengapa aku tidak melihat Pak Sardi pagi ini ya? Apa hari ini Pak Sardi tidak bekerja?” tanya Naina dengan raut penasaran menatap Bik Atin.Pertanyaan Naina itu berhasil membuat Bik Atin menghentikan gerakannya mencuci sayuran. Bi

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Melihatnya Pulas

    Dalam perjalanan pulang menuju rumahnya, Arka melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Darahnya mendidih saat benaknya kembali teringat pada video yang tadi Rustam tunjukan padanya.rka meremas setir dengan kuat, rahangnya yang tegas itu kini merapat. Bahkan urat-urat lehernya pun bertonjolan, menampilkan emosi yang meluap-luap.“Lihat saja, Naina. Lihat. Apa yang akan kulakukan padamu nanti setelah aku sampai rumah.” Arka mengepalkan sebelah tangannya di atas paha, menarik napas panjang kemudian menghembuskannya dengan kasar.“Sopir itu juga harus mendapatkan balasannya. Beraninya dia tak menjalankan perintahku dengan benar.” Arka masih menggerutu sepanjang jalan, ia mempercepat laju mobilnya, menyalip kendaraan-kendaraah roda empat yang merambat di depan sana.Sampai kemudian ia tiba di depan gerbang rumahnya yang berwarna hitam dan kokoh. Satpam langsung membukakan pintu, membiarkan mobil Arka masuk ke dalam.“Selamat m

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Berani Main-main Denganku?

    Meski telah mengatakan pada Rustam agar tak ikut campur dalam urusannya, tapi Arka tak memungkiri bahwa setelah melihat video itu ia sangat geram. Sekarang sudah waktunya jam makan siang. Namun Arka tak berniat untuk keluar dari ruang kerjanya sedikit pun. Ia lebih memilih menetralkan amarahnya di balik meja kerjanya. Sambil menatap tajam ke depan sana dengan bola mata yang menggelap karena amarah.“Naina, kau berani bermain-main denganku. Lihat saja akibat apa yang akan kau dapatkan karena berani bertemu dengannya di belakangku,” gumam Arka sambil menautkan kedua tangannya di bawah dagu.***Di jam makan siang, biasanya Maurin makan siang di pantry yang khusus untuk para pekerja di lantai atas.api karena hari ini Maurin sudah janji bertemu dengan teman-temannya dulu ketika ia masih menjadi karyawan biasa, maka Maurin pun memutuskan untuk makan siang di kantin perusahaan dan bergabung dengan mereka.Ada sekitar empat oran

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Bukan Sekedar Ibu dan Anak

    Arka baru saja selesai meeting. Ia melangkah keluar dari ruang meeting, dan berjalan menuju lift untuk naik ke ruang kerja CEO.Akan tetapi, Rustam yang juga ikut meeting, segera mempercepat langkah dan menyusul Arka dari belakang.Sampai kemudian ia bisa menyentuh pundak kanan Arka dan membuat Arka menghentikan langkah sejenak lalu menatapnya dengan kening yang berkerut.“Paman?” “Arka, kita ke ruang kerjamu sekarang. Ada sesuatu yang ingin Paman beritahukan padamu.” Rustam berkata, wajahnya terlihat begitu serius.Hingga menubuhkan kernyitan di kening Arka. Benak Arka menebak-nebak tentang apa yang ingin dikatakan oleh pamannya itu.“Sepenting apa?” Arka cukup sibuk hari ini, tentu jika apa yang hendak dikatakan Rustam tidaklah penting, lebih baik Arka mengerjakan pekerjaannya.“Ini sangat penting. Kau harus mengertahuinya.” namun wajah Rustam masih terlihat serius, membuat Arka mengang

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Dipergoki Rustam

    Sepulang dari rumah sakit, Ammar memutuskan untuk mengajak Naina makan siang di sebuah restoran yang jaraknya tak jauh dari rumah sakit.“Restorannya bagus,” komentar Naina sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling, saat mereka jalan bersisian mencari meja yang kosong dan nyaman.“Kau belum pernah ke sini?” tanya Ammar, membuat Naina menoleh dan menggeleng sebagai jawaban.“Belum.”“Kebetulan sekali. Berarti sangat tepat aku mengajakmu kemari. Karena menu di restoran ini rasanya sangat enak.” Ammar menyunggingkan senyum lebar.Sebenarnya Naina merasa tidak enak hati dengan Pak Sardi karena ia pergi diam-diam bersama Ammar untuk makan siang. Tadinya Naina mau menolak ajakan Ammar, tapi Ammar membujuknya dan menatapnya dengan sorot memohon.Naina akhirnya setuju juga. Selain karena letak restorannya juga tak jauh dari rumah sakit dan Ammar berjanji akan mengantarnya kembali ke rumah sakit karena Pak Sar

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Perkembangan Kondisi Raffan

    Maurin akan mengantarkan laporan ke ruang kerja Arka. Ia pun mengetuk pintu sebanyak tiga kali, setelahnya terdengar sahutan dari dalam.Maurin mendorong daun pintu dan melangkah masuk. Akan tetapi, gerakan kakinya terhenti sejenak saat melihat pemandangan di depannya.Maurin meneguk ludahnya susah payah. Naina dan Arka sedang duduk di sofa panjang yang ada di pojok ruangan, tapi dengan keadaan kemeja Arka yang sedikit kusut, juga rambut Naina yang tampak tak serapi sebelumnya.Bahkan sekilas Maurin melihat lipstick Naina yang agak berantakan, sebelum Naina cepat-cepat mengalihkan pandangannya ke arah lain.“Kenapa, Maurin?” pertanyaan Arka membuyarkan lamunan Maurin.Maurin menahan kesal di dalam hati, semua yang terlihat saat ini cukup menguatkan kecurigaannya. Seketika cemburu makin menguasai dirinya.Meski begitu, Maurin tetap menampilkan wajah biasa saja, seakan tak mengerti apa-apa.“Maaf, Pak Presdir. Aku ingin mengan

  • Pesona Istri Muda Ayahku   Apa Kau Pernah Melayani Ammar?

    Selama perjalanan menuju ke kantor, Naina merasa resah dalam hatinya. Bertanya-tanya tentang apa yang akan Arka lakukan kali ini?Naina melamun sembari membuang pandangan ke kaca mobil, menatap pada pohon-pohon tinggi yang berjejer dan menjulang di pinggir jalan.Tanpa sadar, mobil pun berhenti di depan loby perusahaan Arka.“Maaf, Nyonya. Kita sudah sampai,” ucap sopir membuyarkan Naina dari lamunannya.Mengerjap pelan, Naina kemudian menatap pada Pak Sardi lantas menganggukan kepala.“Iya, Pak. Terima kasih.” Naina pun turun saat Pak Sardi membukakan pintu untuknya.Kini tungkai yang jenjang dan mulus itu menginjak teras depan kantor Arka yang terlihat megah.Naina sempat memberikan senyum kecil pada kedua security yang berdiri di depan dan menyapanya dengan ramah. Sebelum kemudian Naina mengayun langkah memasuki perusahaan itu.Naina menaiki lift untuk sampai di lantai atas, tempat di mana ruang ker

DMCA.com Protection Status