Home / Pernikahan / Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa / Bab 3 Jadilah Dewi Penolong

Share

Bab 3 Jadilah Dewi Penolong

Author: XENA
last update Last Updated: 2024-07-22 13:32:47

Sepasang ibu dan anak tersebut saling menatap, seolah saling mempertanyakan apa yang telah mereka dengar. 

"Apa yang harus Luna lakukan, dok?" tanya wanita tua tersebut dengan ekspresi menahan rasa sakit di dalam dadanya.

"Lebih baik Ibu berbaring, dan saya akan periksa terlebih dahulu. Jika keadaan Ibu sudah membaik, kita akan membicarakannya lagi," tutur sang dokter, seraya memberikan kode pada perawat untuk membantu wanita tua tersebut berbaring di tempat tidurnya.

Luna pun membantu sang ibu untuk menuruti perintah dari dokter yang akan menolong mereka. Wanita tua itu menatap sang dokter dengan mata yang berkaca-kaca, seraya berkata,

"Terima kasih, dok. Sepertinya Tuhan memberikan saya penyakit ini agar bisa bertemu dengan Dewa Penolong kami."

"Jangan berkata seperti itu, Bu. Lebih baik Ibu berdoa agar bisa cepat sembuh," ujar sang dokter, sembari meletakkan stetoskop di dadanya.

'Seharusnya saya yang berterima kasih pada kalian, karena telah menghadirkan Dewi Penolong untuk keluarga kami,' batin sang dokter meneruskan perkataannya.

Entah apa yang membuatnya merasa yakin pada wanita muda yang baru saja ditemuinya. Penampilan sederhana Luna, serta masalah yang sedang dihadapi wanita muda itu, sempat membuatnya menjadi iba dan ingin menolongnya. Hanya sebatas ingin, tidak ada maksud untuk benar-benar menolongnya, karena apa pun yang dilakukannya harus atas sepengetahuan sang istri.

Namun, sepertinya Tuhan berkehendak lain. Tanpa sengaja sang dokter berjanji akan menolong ibu dan anak itu keluar dari masalah yang sangat memberatkan hidup mereka. Tentunya dia juga merasa tertolong akan kehadiran Luna yang dapat mewujudkan keinginan mereka nantinya.

Semalam, Dokter Kenzo merasa bingung dengan permintaan dari sang istri yang menyuruhnya untuk mencari wanita sebagai ibu pengganti bayinya. Usia pernikahan yang sudah menginjak lima tahun, membuat keduanya merasa lelah dan tertekan oleh keinginan kedua keluarga untuk segera menghadirkan cucu di tengah-tengah keluarga besar mereka. 

Tentu saja Dokter Kenzo menolak permintaan sang istri. Dia tidak ingin melukai hati wanita yang sangat dicintainya. Bukan cuma itu saja, dia bukanlah pria yang bisa membagi hatinya untuk dua orang wanita. Cukup Serena seorang saja baginya yang bisa menjadi istri, dan menemani hingga akhir hayatnya. 

"Bagaimana keadaan Ibu saya, dok?" tanya Luna setelah sang dokter memeriksa ibunya.

"Sepertinya kita harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Bukankah pasien mempunyai riwayat penyakit jantung yang sudah diketahui beberapa tahun lalu?" tanya balik sang dokter dengan tatapan menyelidik padanya.

"Dok! Pasien tidak sadarkan diri!" seru seorang perawat yang berusaha melakukan pertolongan pertama pada wanita tua tersebut. 

Sang dokter bergegas menghampiri pasien, dan dengan cekatannya memberikan pertolongan pertama, serta diiringi doa dalam hatinya.

Tubuh Luna lemas seketika. Penyakit ibunya yang didapat ketika kepergian sang suami, kini kembali didapatkannya. Setelah sembuh dari penyakit jantungnya kala itu, hanya sakit-sakitan biasa yang dideritanya. Akan tetapi, karena kedatangan pria penagih utang yang menekannya, wanita tua itu kembali mendapatkan serangan jantung.

Air mata Luna menambah kepiluan nasib mereka. Betapa sakit hatinya kala mengingat sang ibu berusaha sadar dari pingsannya, dan sekuat tenaga mencoba untuk tetap sadar, demi melindunginya dari para penagih utang yang akan membawanya.

Melihat perjuangan sang ibu, membuat dadanya bertambah sesak. Tanpa sadar, air matanya pun luruh mengiringi ibunya yang sedang dipindahkan ke ruang ICU. Dari luar ruangan, dia hanya bisa menatap wajah sayu wanita tua yang terbaring tidak berdaya dengan bantuan beberapa alat medis. Ibunya kini kembali berjuang untuk bisa kembali ke dunia nyata. 

"Jangan tinggalkan Luna, Bu. Luna tidak mau sendirian," gumam gadis bermata sembab di sela isakan tangisnya, sembari menatap sang ibu dari kaca ruangan tersebut. 

Waktu pun berlalu. Luna tidak beranjak sedikit pun dari tempatnya. Dia tidak mau melewatkan saat sang ibu membuka mata untuk pertama kalinya. Bahkan dia mengabaikan kondisinya saat ini. Baginya yang terpenting adalah sang ibu, bukan dirinya sendiri. 

Rambutnya yang terlihat acak-acakan, serta pakaiannya yang kusut dan jauh dari kata rapi, menambah kesan menyedihkan pada gadis bermata sembab itu. Bahkan wajahnya terlihat kusam dan dibanjiri oleh air matanya.

Tiba-tiba saja tangannya ditarik oleh dua orang dengan sangat kuat, sehingga tubuh lemahnya dapat mudah dikendalikan oleh si pelaku. 

"Hentikan! Jangan bawa aku! Aku harus menemani Ibu!" seru Luna dengan sekuat tenaga untuk menghentikan kedua pria yang menyeretnya keluar dari ruangan tersebut.

Semua pasang mata mengarah pada ketiga orang tersebut. Sayangnya tidak ada yang berani ikut campur dalam permasalahan itu. Hanya pandangan mata mereka saja yang turut menyaksikan perbuatan kedua preman berbadan besar pada gadis lemah dan tidak berdaya.

Tepat pada saat itu rombongan para dokter sedang keluar dari ruangan pertemuan, dan berjalan menuju lobi rumah sakit tersebut. Tanpa sengaja pandangan mata seorang dokter pria tertuju pada Luna, sehingga kakinya pun berhenti melangkah. 

"Ada apa Dokter Kenzo?" tanya seorang dokter pria yang ikut menghentikan langkahnya ketika berjalan bersama sang dokter.

Tanpa menjawab pertanyaan dari rekannya, Dokter Kenzo segera berlari ke arah Luna yang masih berusaha bertahan, agar kedua preman tersebut tidak bisa membawanya keluar dari rumah sakit.

"Lepaskan dia!" bentak sang dokter ketika sudah berada di dekat mereka.

Dada sang dokter bergerak naik turun, seiring dengan nafasnya yang memburu. Sontak saja kedua preman tersebut terkekeh melihat seorang dokter pria yang lagi-lagi menjadi pahlawan bagi gadis tawanan mereka.

"Lebih baik dokter kembali bekerja saja. Biarkan kita  berdua juga melakukan pekerjaan kami," ujar salah satu dari kedua preman tersebut.

"Jangan halangi kami yang sedang bekerja, dok!" sahut preman yang berkepala botak.

"Segeralah pergi dari rumah sakit ini, dan jangan kembali lagi! Tinggalkan dia di sini, karena aku tidak akan membiarkan kalian membawanya!" bentak sang dokter pada kedua preman tersebut dengan tatapan bak seorang pembunuh.

Sontak saja kedua preman yang badannya penuh dengan tato kembali tertawa, hingga tawa mereka menggema memenuhi lobi rumah sakit tersebut. Bukan hanya itu saja, bahkan tatapan keduanya seolah sedang menghina sang dokter.

"Apa dia istri anda, dok? Atau mungkin anda ingin memilikinya?" tanya preman yang berkepala botak di sela tawanya.

"Jika anda ingin kami meninggalkannya di sini, maka lunasi semua utang mereka beserta bunganya!" sambung pria berambut ikal dengan tatapan yang seolah ingin menerkam sang dokter.

Dokter Kenzo dapat merasakan semua pasang mata yang tertuju padanya. Dia pun menghela nafas, seraya memejamkan matanya. Kedua tangan sang dokter pun mengepal, menahan emosi yang berhasil dibangkitkan oleh kedua preman tersebut.

Niat hati ingin menolong Luna yang juga diharapkan untuk bisa menolongnya menjadi ibu pengganti, seperti yang diharapkan oleh Serena, istri dari Dokter Kenzo. Akan tetapi, perkataan dari kedua preman tersebut di hadapan banyak orang, membuat sang dokter merasa malu, dan terpojok saat ini. Dalam hatinya menggerutu kesal,

'Sial! Bagaimana aku harus menolongnya jika situasinya seperti ini? Tapi, jika aku tidak menolongnya, maka dia akan dibawa oleh kedua preman ini. Lalu, bagaimana dengan istriku? Dia sudah terlanjur senang ketika aku beritahukan tentang Luna padanya.'

Melihat sang dokter yang sedang sibuk dengan pikirannya, kedua preman tersebut kembali memaksa Luna untuk ikut bersama dengan mereka. 

"Lepaskan dia! Aku akan membayar semua utang beserta bunganya!" ujar sang dokter dengan berat hati di hadapan semua orang yang masih menyaksikan mereka.

Kedua preman tersebut pun tertawa, dan segera melepaskan Luna dengan mendorongnya ke arah Dokter Kenzo hingga mengenai tubuhnya. Dengan sigap sang dokter memegang tubuh Luna agar tidak terjatuh. 

"Terima kasih, dok," ucap lirih Luna pada sang dokter.

"Ini tidak gratis. Kamu harus mau menjadi Dewi Penolong keluargaku," tutur Dokter Kenzo tanpa menatap wajah gadis yang sedang menatapnya.

Related chapters

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 4 Calon Direktur

    "Dewi Penolong?" celetuk Luna dengan tatapan penuh tanya. Sang dokter mendengar pertanyaan yang diajukan Luna padanya. Hanya saja, dia mengabaikannya. Dokter tampan itu menatap tajam pada kedua preman berwajah bengis, dan berkata,"Akan saya hubungi kalian, jika semuanya sudah siap."Dokter Kenzo tidak mau membuang-buang waktu untuk berdebat dengan kedua preman itu. Terlebih lagi saat ini mereka menjadi pusat perhatian seluruh orang yang berada di lobi rumah sakit tersebut. Tidak terkecuali orang-orang yang barada di lantai atas sedang melihatnya."Bagaimana anda bisa menghubungi kami, jika kita belum saling mengenal?" tanya pria berkepala botak di sela kekehannya.Merasa kedua preman tersebut akan semakin memperpanjang percakapan mereka, sang dokter pun segera meraih tangan Luna, dan menariknya. Semua menatap heran pada Dokter Kenzo yang membawa gadis tersebut berjalan bersamanya menuju lantai atas, di mana ruangan sang dokter berada.Wanita muda yang berpenampilan acak-acakan itu,

    Last Updated : 2024-07-22
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 5 Menjadi Ibu Pengganti

    "A-apa? Direktur Rumah Sakit?" celetuk Luna tanpa sadar.Sontak saja kedua dokter pria tersebut menoleh ke arah belakang, di mana sumber suara yang mengangetkan mereka berasal. Beruntungnya Luna cepat menyadari kecerobohannya, sehingga dengan tanggap dia berjongkok dan membungkam bibirnya menggunakan kedua tangan.Dua pria yang memakai jas putih tersebut saling menatap heran, setelah tidak melihat siapa pun berada di belakang mereka. "Tidak ada siapa-siapa," ucap salah satu dari mereka."Aneh," sahut rekan yang ada di sebelahnya.Mereka berdua kembali melanjutkan perjalanannya, tanpa mengetahui keberadaan Luna yang masih berjongkok di tempatnya. Tanpa ragu gadis yang sedang penasaran itu, kembali mengikuti kedua dokter tersebut. Dia berusaha mencuri dengar semua pembicaraan mereka mengenai Dokter Kenzo."Dokter Kenzo sangat beruntung. Dia lahir di tengah-tengah keluarga yang mempunyai garis keturunan konglomerat yang sangat kaya raya. Dan beruntungnya lagi, Ibunya merupakan pewaris d

    Last Updated : 2024-07-22
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 6 Kutitipkan Benihku Padamu

    Seketika Dokter Kenzo menoleh ke arah Luna, gadis yang akan menjadi tempat penitipan benihnya. "Enyahkan pikiran dangkal mu itu! Menjadi ibu pengganti bukan berarti harus menikah! Sekarang jaman sudah modern. Banyak tekhnologi canggih yang bisa membantu seorang wanita menjadi ibu tanpa melakukan hubungan badan dengan lawan jenisnya!" tegas Kenzo dengan emosinya. Terlihat kekesalan dari mata sang dokter yang sangat mencintai istrinya. Dia tidak mau jika sang kekasih hati meragukan cintanya. Bagi seorang Kenzo Matteo, Serena Hogan merupakan wanita sempurna. Selain cantik dan pintar, menurut Kenzo, Serena merupakan wanita terhebat di antara semua wanita yang pernah ditemuinya. Bahkan sejak pertama kali bertemu, sang dokter telah jatuh hati padanya. Seketika Luna beringsut ketakutan. Dia tidak berani menatap sang dokter yang sedang kesal padanya. Keberanian Luna pada Dokter Kenzo yang merasa dekat dengannya, kini pun telah sirna."Maaf karena telah lancang bertanya. Hanya itu yang ada

    Last Updated : 2024-09-01
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 7 Perubahan Rencana

    Di depan sebuah cermin besar yang berada di dalam ruang ganti, Luna menatap bayangan dirinya pada cermin tersebut. Diperhatikan dengan seksama gambar dirinya dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Pantas saja dia tidak berminat padaku, ternyata aku tidak sebanding dengan istrinya," ucap lirih gadis tersebut diakhiri dengan helaan nafas yang terdengar begitu berat.Suara ketukan pintu membuatnya tersadar, dan menoleh ke arah sumber suara."Cepatlah keluar agar kita bisa segera melakukannya!" Suara pria yang sangat dikenalnya, membuat Luna semakin sadar jika dunia mereka berdua terlalu berbeda. Dengan terburu-buru, kakinya pun bergerak menghampiri pintu. Namun, tangannya berhenti bergerak ketika menyentuh gagang pintu.'Cukup, Luna. Hentikan perasaanmu pada Dokter Kenzo. Mulai sekarang kamu harus bersikap sebagai orang yang bekerja pada mereka, tidak boleh lebih dari itu,' batinnya.Pintu pun terbuka, sehingga membuat Luna terperanjat kaget melihat sosok sang dokter yang berada di bal

    Last Updated : 2024-09-02
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 8 Menikahlah Denganku

    Di depan seorang pasien wanita yang masih belum sadarkan diri, Kenzo beserta istrinya dan juga Luna sedang berdiri di sampingnya. Mereka bertiga memperhatikan beberapa alat medis yang menempel pada tubuh pasien wanita tersebut. "Ibu adalah orang tua saya satu-satunya, dok. Ayah saya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu," ucap Luna dengan menatap iba pada wanita yang terbaring di tempat tidur pasien.'Sial! Kenapa aku bisa melupakan hal ini?!' batinnya mengumpat marah.Namun, saat itu juga Kenzo teringat akan sesuatu. Tanpa memberitahukan pada sang istri, dia pun tanpa sadar mengatakan apa yang ada di dalam pikirannya."Sepertinya tidak mungkin jika kita harus menunggu ibumu sadar terlebih dahulu. Kita lakukan saja pernikahannya tanpa restu dari ibumu. Saya yakin ibumu tidak akan marah jika mengetahuinya."Serena menatap tajam pada sang dokter. Hatinya merasa marah mendengar keputusan suaminya. Akan tetapi, kemarahannya itu bisa dirasakan oleh Kenzo. Pria yang masih memakai jas pu

    Last Updated : 2024-09-04
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 9 Sandiwara

    Kesal dan marah yang Serena rasakan saat ini. Perasaan tersebut membuatnya enggan membantu calon madunya untuk berpenampilan sesuai kasta mereka. Namun, dia tidak memiliki pilihan selain mendandani calon madunya untuk tampil cantik di hadapan kakek mertuanya.Luna, gadis lugu dan polos itu terlihat sangat cantik, modis, anggun dan berkelas. Hampir tidak ada bedanya dengan Serena untuk saat ini. Sang Nyonya Besar dari kediaman Kenzo Matteo menatap kesal pada gadis tersebut. Pasalnya, dia diberi tugas oleh sang suami untuk membantu Luna mendapatkan hati kakek mertuanya. Wanita mana yang bisa dengan tenang dan ikhlas melakukan itu semua?Begitu juga dengan Serena. Dia mencoba mencari cara untuk membuat Ron Matteo tidak menyukai calon istri kedua cucu kesayangannya. 'Shit!' umpatnya ketika mengingat perkataan suaminya yang memberitahu konsekuensi apabila Luna tidak bisa mengambil hati sang kakek."Bagaimana? Apa kamu menyukainya?" tanya Serena dengan malas pada calon madunya."Apa bena

    Last Updated : 2024-09-06
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 10 Restu Pernikahan

    "Itu bukan hal yang penting, Kek. Yang terpenting, kita berdua akan menikah, dan memberikan keluarga Matteo seorang penerus, seperti yang Kakek inginkan."Ucapan Kenzo membuat seorang Ron Matteo terkekeh. Terlebih lagi melihat kedua mata cucu kesayangannya yang mengisyaratkan sesuatu. "Jika kalian berdua tidak memiliki panggilan sayang, maka orang lain akan mengira jika pernikahan kalian hanya sandiwara saja," ucap sang kakek sembari menyeringai.Kenzo mengepalkan tangannya. Dia berusaha keras untuk menahan kekesalan dalam hatinya. Berbeda dengan sang kakek. Pria yang sudah berusia senja itu, kembali menyeringai, seolah sedang mengejek cucu kesayangannya."Apa dia pasienmu, Kenzo? Tidakkah dia calon istrimu? Jadi, bukankah seharusnya dia tidak memanggilmu dengan sebutan yang sama seperti pasienmu di rumah sakit?" imbuh sang kakek dengan tatapan menyelidik padanya."Dia bukan pasien Kenzo, Kek. Ibunya sedang dirawat di rumah sakit, dan kebetulan sekali Kenzo yang menjadi dokternya. Ja

    Last Updated : 2024-09-08
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 11 Merasa Bersalah

    Pagi ini suasana Metro Healthy Hospital terasa berbeda. Ron Matteo yang merupakan pemilik dari rumah sakit tersebut, benar-benar datang berkunjung ke sana. Sayangnya, kunjungannya kali ini bukan sesuai jadwal kunjungan sebagai seorang Presdir Metro Healthy Hospital, melainkan sebagai kakek dari Kenzo Matteo yang akan menjenguk calon besan cucunya.Kenzo merasa kesal dengan situasinya saat ini. Pasalnya, semua mempertanyakan tentang pelayanan terbaik yang didapatkan oleh Lidia, pasien wanita yang sebelumnya kesusahan dalam membayar biaya perawatan di rumah sakit tersebut."Kenapa pasien itu dipindahkan ke ruangan terbaik di rumah sakit ini?""Bukankah pihak administrasi pernah mencari putrinya untuk mengingatkan pembayaran perawatan pasien itu?""Lihatlah! Gadis itu dekat sekali dengan Presdir. Bukankah dia putri pasien yang sedang kalian bicarakan?" "Ada hubungan apa mereka?""Apa mungkin gadis itu meminta pertolongan pada Presdir untuk membantu biaya perawatan ibunya?""Apa jangan-j

    Last Updated : 2024-09-10

Latest chapter

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 134 Ruang Debat

    "Berhenti!" seru Luna sembari berdiri dari duduknya. Sontak saja semua pasang mata yang ada di ruang makan tersebut mengarah padanya. "Kamu tidak berhak mengatakan itu pada Carla. Dia hanya menyampaikan pesan dari Dokter Ludwig padaku," ujarnya dengan ekspresi datar. Seketika Kenzo sadar bahwa emosinya telah tersulut oleh api kecemburuannya pada Dokter Ludwig. Dengan gerakan cepat, dia meraih kedua tangan istri keduanya, berharap sang istri tidak marah padanya. "Sayang, maaf. Maafkan aku," ucapnya dengan tatapan mengiba pada istrinya yang sedang hamil.Luna menghempaskan tangan suaminya. Wajah dinginnya membuat sang suami mengetahui betapa marah dan kecewanya saat ini. "Aku akan pergi menemui Dokter Ludwig bersama dengan Carla," tuturnya tanpa meminta ijin pada sang suami, seperti sedia kala. Kenzo kembali meraih tangan sang istri, berusaha untuk bisa meyakinkannya. "Aku tidak akan melarang mu, tapi aku akan ikut denganmu," pintanya dengan penuh harap. Carla memang sakit hati

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 133 Tak Seperti Biasanya

    Makan malam kali ini berbeda dengan malam sebelum-sebelumnya. Serena berada dalam satu meja makan dengan madunya. Suasana di ruangan tersebut begitu damai. Bahkan sang nyonya bersikap ramah dan selalu tersenyum pada istri kedua suaminya.Hidangan makanan dan minuman yang tersaji di meja pun sangat beraneka ragam. Semuanya merupakan menu andalan dari keluarga tersebut. Bisa dikatakan jika semua menu makanan kali ini merupakan kesukaan Kenzo. "Apa mataku tidak salah melihat?" celetuk Carla sambil menatap takjub pada semua makanan yang ada di meja makan. "Sebaiknya sekarang juga kamu ke rumah sakit untuk memeriksakan matamu. Jangan mengganggu makan malam kami," ujar Serena dengan ketus.Sayangnya Carla tidak terpengaruh dengan ucapan Serena. Dia bersikap layaknya seorang bocah yang ketika dilarang melakukan sesuatu, maka larangan tersebut malah dikerjakannya."Terima kasih," ucap Carla sambil tersenyum setelah duduk di kursi yang berhadapan dengan sang nyonya.Sontak saja Serena menat

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 132 Cosplay Menjadi Ibu Peri

    Seketika Serena menoleh ke arah sumber suara. Dia menatap tidak suka pada si pemilik suara yang sedang berdiri di belakangnya. "Ada perlu apa kamu datang ke sini?" tanyanya dengan sewot pada sosok wanita yang baru saja menyapanya. "Kenapa kamu peduli dengan kehadiranku di rumah ini?" tanya balik sang wanita pada sang nyonya rumah tersebut. Serena membalikkan badannya. Dia menatap wanita tersebut seolah sedang menantangnya. "Aku adalah nyonya di rumah ini. Semua yang terjadi di rumah ini harus atas sepengetahuanku," ujarnya sembari menyeringai dan menaikkan dagunya.Sang tamu wanita tersenyum, seolah sedang meremehkannya. Dia menatap nyonya rumah tersebut dengan penuh percaya diri. "Begitu pula dengan tamu. Aku berhak menerima atau mengusir tamu yang tidak aku inginkan," tutur sang nyonya sembari memberikan tatapan layaknya penjahat yang sedang mengancam korbannya. Sang tamu wanita tidak gentar sedikit pun. Kakinya melangkah maju, sehingga berada tepat di hadapan wanita angkuh te

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 131 Tidak Mudah Mempunyai Dua Istri

    Wajah kesal Kenzo bertahan seharian. Pasalnya, dia tidak terima jika Dokter Ludwig mempunyai nomor Luna, istri keduanya yang kini telah mengandung anaknya. Pikirannya tidak tenang berpisah dengan sang istri, meskipun hanya beberapa jam saja. Sang dokter tidak fokus dengan pekerjaannya. Bahkan makanan yang ada di hadapannya pun hanya dilihat dan diaduk-aduk saja, seolah enggan untuk memakannya. Damian yang sedang makan di depan sang putra pun menyadari kerisauan hati putranya. Seketika dia teringat akan perkataan papanya. Pria paruh baya itu tersenyum tipis menyadari persamaan di antara mereka berdua."Apa rencanamu selanjutnya, Ken?" tanya Damian ketika sedang makan siang bersama sang putra.Kenzo mengalihkan pandangannya pada sang papa yang sedang menunggu jawaban darinya. Dia menatap malas pada pria paruh baya tersebut, seolah tidak ada tenaga untuk berbicara. "Apa malammu tidak menyenangkan?" tanya sang papa kembali. Kenzo menghela nafas mengingat malam yang sangat menguras hati

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 130 Kecewaku Padamu

    Saat itu juga Kenzo dan Serena menoleh ke sumber suara. Serena tersenyum puas melihat sosok wanita yang sedang berdiri dan terlihat syok dengan mata yang berkaca-kaca. Berbeda dengan Kenzo, sontak saja matanya terbelalak, terkejut dengan kehadiran wanita tersebut."Luna?!" celetuk Kenzo tanpa sadar, seraya menatapnya tidak percaya. Seketika Luna merasa tubuhnya lemah, tidak bertenaga, sehingga dia tidak bisa menggerakkan kakinya untuk pergi dari tempat itu. Bahkan untuk memaki suaminya saja tidak sanggup. Matanya berkaca-kaca menahan sekuat tenaga air matanya yang terkumpul di pelupuk mata. Bibirnya bergetar, menahan suara tangisnya yang ingin keluar dengan sendirinya. Hati Kenzo benar-benar merasa sakit saat melihat wajah sedih belahan jiwanya. Tanpa sadar kakinya pun melangkah dengan sendirinya. Seketika kaki Luna reflek bergerak dengan sendirinya. Kekuatannya terkumpul karena rasa kecewanya yang begitu dalam pada sang suami."Sayang! Tunggu aku!" seru Kenzo sambil berjalan cepat

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 129 Jangan Berikan Hatimu

    Pagi harinya Kenzo kembali dipusingkan dengan keinginan dari kedua istrinya. Setelah pengakuan cinta Kenzo di hadapan istri pertamanya dan sang kakek, Luna seperti mendapatkan kekuatan untuk melawan kelicikan Serena. Akibatnya, kini sang suami yang kerepotan memenuhi keinginan mereka berdua. "Kenapa aku yang harus mengalah dengan wanita udik itu?! Dia yang hadir dalam rumah tangga kita. Dia yang merebut perhatianmu dariku! Seharusnya kamu lebih mengutamakan aku, dibandingkan dengan dia, Ken!" protes Serena meluapkan kekesalannya pada sang suami."Tapi dia sedang hamil anakku, Sayang," ucap Kenzo dengan tatapan mengiba pada istri pertamanya. Saat ini Kenzo hanya ingin ketenangan dalam rumah tangganya. Dia tidak ingin terjadi perdebatan lagi di dalam rumahnya. Karena itulah pria beristri dua tersebut mencoba mengambil hati istri pertamanya, agar tidak lagi membuat masalah dan mau menerima nasehatnya. "Ingat status dia, Ken! Dia hanyalah wanita yang kita sewa untuk menjadi ibu penggan

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 128 Bimbang

    "Tadi aku sempat jalan-jalan di luar sebelum kalian ada di sini," sahut Kania sambil tersenyum palsu. Ron Matteo mengernyitkan dahinya. Dia menatap tidak percaya pada cucu menantu pertamanya.'Ternyata dia bisa berbohong juga,' batinnya sembari menahan seringainya. Kania terlihat gugup dan salah tingkah. Dia menyadari pandangan kakek mertuanya yang berbeda dari biasanya. 'Apa Kakek mengetahui kebohonganku?' tanyanya dalam hati. Damian menatap istrinya seolah sedang mencari sesuatu darinya. Entah apa yang akan akan ditemukan oleh pria paruh baya itu nantinya, kejujuran atau mungkin kebohongan. Tentu saja dia berharap pikiran buruk tentang istrinya salah.Kania merasakan tatapan suaminya yang membuat dirinya tidak nyaman. 'Sepertinya dia tidak mempercayaiku. Apa dia tadi melihatku di hotel?' batinnya sambil memikirkan cara untuk bisa meyakinkan suaminya. "Sayang, apa kita bisa pulang sekarang? Kepalaku masih sedikit berat. Mungkin aku harus beristirahat lebih lama lagi," pinta

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 127 Tentang Kamar

    Damian reflek menengadahkan kedua tangannya untuk menahan tubuh Anna yang akan jatuh ke arahnya. 'Mission complete!' batin Anna sambil tersenyum tipis ketika merasakan kedua tangan sang dokter yang berada di punggungnya. 'Sial! Kenapa dia malah pingsan?' umpat Damian dalam hati sembari melihat sekitarnya. Sontak saja tiga orang pria berpenampilan serba hitam berlari menghampirinya. Mereka sangat peka melihat situasi yang sedang dialami bosnya. "Serahkan saja pada kami, Tuan," ucap salah satu dari ketiga pria tersebut. Damian pun menyerahkan tubuh wanita paruh baya yang berpakaian seksi tersebut padanya. Dua orang dari mereka membopongnya dan meletakkan tubuh wanita itu di salah satu sofa yang ada di sekitar mereka. "Maaf, Tuan. Nyonya Kania sudah keluar dari hotel ini," bisik pria yang berpakaian serba hitam pada sang dokter. Seketika Damian membelalakkan matanya. Pandangan matanya beralih pada pintu hotel tersebut. "Apa kamu serius? Kapan dia keluar?" tanyanya dengan tidak sa

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 126 Menggoda Suami Teman

    "Oke. Siap. Laksanakan," ucap Anna lirih, sambil tersenyum.Wanita tersebut merapikan rambut panjangnya yang berwarna golden brown, sembari melihat wajahnya dari kaca bedaknya. "Sepertinya wajahku kurang segar. Aku harus memakai bedak kembali," gumamnya seraya memakai bedak.Tidak hanya sampai situ saja. Anna memakai kembali lipstik merahnya untuk memperlihatkan kesan seksi dan menawan. Wanita paruh baya itu tersenyum melihat garis-garis halus di wajahnya telah tertutup sempurna oleh makeup yang digunakannya. "Aku merasa kembali muda," ucapnya lirih sambil menahan tawanya. Kemudian, dia berdiri dari duduknya dan merapikan short dress ketat berwarna merah yang dipakainya. Tanpa menunggu lama, dia berjalan anggun menghampiri Damian dan membawa tas dari brand ternama dengan penuh percaya diri. "Bukankah anda Dokter Damian?" tanyanya ketika berdiri di depan pria yang sejak tadi sudah menjadi targetnya.Pria paruh baya dengan penampilan rapi tersebut menatap wanita yang menyebut namany

DMCA.com Protection Status