Home / Romansa / Pernikahan Yang Sempurna / |107|. Akan Selalu Kamu

Share

|107|. Akan Selalu Kamu

Author: Happy_autunm
last update Last Updated: 2024-01-05 16:33:51
Di perjalanan sepulang dari rumah sakit, Pasha berhenti di salah satu restoran. Mengingat Hana yang sudah banyak sekali muntah seharian ini, ia berpikir untuk membawa istrinya itu makan. Bagaimanapun Hana sekarang tengah mengandung, ia tidak boleh kekurangan nutrisi.

Di sana ia membuat pesanan terkait makanan yang berbau ringan yang kiranya dapat dinikmati dengan nyaman oleh seorang wanita hamil. Pesanannya itu terang saja membuat seorang pelayan berpikir lama karena kebingungan harus menyarankan apa. Hingga kemudian ia berpikir untuk menyajikan sup ayam kampung.

Tapi ketika semangkuk ayam kampung itu di letakkan di atas meja. Aroma sup hangat yang mengepul itu langsung membuat Hana merasa mual. Melihat itu sontak saja Pasha tak senang.

"Bukannya saya sudah bilang, saya ingin makanan yang dapat dinikmati dengan nyaman oleh istri saya yang sedang hamil"

"Maaf pak, sejauh ini yang terpikirkan di benak saya hanya sup ayam kampung ini. Saya tidak tau kalau ternyata itu membuat istri anda
Happy_autunm

Terimakasih untuk vote yang sudah kalian berikan 🙏🏻🥰 Dukungan kalian sangat berarti bagi saya. Jika berkenan boleh mengirimkan ulasan atau komentar mengenai bagaimana cerita ini menurut kalian. Barangkali bisa menjadi masukan untuk saya. Semoga hari kalian menyenangkan dan sehat selalu 💕 Salam Hangat ❤️ _Sifa Azz_

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan Yang Sempurna   |108|. Gado-gado Buatan Suami

    "Tapi tetap saja bagi Hana itu—" Pasha meletakkan telapak tangannya di depan mulut Hana, menekan Hana untuk berhenti berbicara.Mata Hana berkedip menatap Pasha. Kenapa suaminya itu malah menutup mulutnya."Hana, saya mau mengatakan yang sejujurnya sama kamu. Kalau saya, lebih memilih untuk tidak pernah jatuh cinta sama kamu"Hana membelalak kan matanya terkejut. Langsung ia menepis tangan Pasha yang menutup mulutnya itu dan bertanya, "Kenapa?" "Karena saya tidak mau kehilangan kamu"Hana mengerutkan keningnya bingung, "Sebentar, kehilangan saya?" Ia sungguh tidak mengerti bagaimana jalan pikiran suaminya itu, "Di mana letak hubungannya pak? Mencintai dan kehilangan...itu— saya tidak mengerti sama sekali""Papa saya begitu mencintai mama saya, sehingga rela melepaskannya atas dasar perasaan konyol yang bernama cinta itu" Ucap Pasha. Ia menatap dalam sepasang mata Hana, berharap istrinya itu mengerti kalau ia sungguh tidak ingin jatuh cinta terhadapnya. Karena ia tidak ingin, nantinya

    Last Updated : 2024-01-08
  • Pernikahan Yang Sempurna   |109|. Membagi Kabar Bahagia

    "Minumlah! Rasanya segar sekali" Pasha mendorong gelas itu kearah Hana. Membuat Hana rasanya ingin menangis merasa tertekan, 'Haruskah aku meminumnya?'"Pak Pasha..." Hana mengiba."Minum" Tukas Pasha, dengan senyum penuh ultimatum nya.Hana menghela nafas berat. Ia menjepit lubang hidungnya, mengambil gelas jus tersebut dan mulai menyesapnya sedikit.Keajaiban terjadi.Anehnya ketika jus itu melewati lidah dan kerongkongannya, Hana tidak merasa mual sama sekali. Hingga segelas jus itupun dapat Hana habiskan dengan lancarnya.Hana meletakkan gelas yang sudah kosong di meja dan mengelap bibirnya.Pasha tersenyum puas. Ia mengusap kepala istrinya lembut, "Kedepannya aku akan lebih memperbanyak nutrisi seperti ini untukmu"Mendengar itu, Hana tidak tau apakah harus tersenyum atau menangis. "Harus banget ya pak?""En. Apa lagi kamu sekarang tengah mengandung" Pasha menatap wajah istrinya dalam, "Aku akan melakukan yang terbaik untuk membuat mu dan bayi kita sehat" Tangan Pasha jatuh men

    Last Updated : 2024-01-09
  • Pernikahan Yang Sempurna   |110|. Tugas Mu Berada DIsisku

    Pasha membalas senyuman istrinya itu dengan tak kalah manisnya. Tidak tau kenapa, bersama Hana, ia perlahan mulai terbiasa tersenyum manis seperti itu padanya.Mengangkat tangannya, Pasha mengusap kepala Hana lembut. Ia melakukannya tidak ragu sama sekali, sekalipun di depan bapak mertua dan kedua iparnya."Kedepannya aku akan lebih ekstra lagi dalam memperhatikan mu" Ucap Pasha, "Juga calon anak kita..." Pasha melirik sebentar kearah perut istrinya itu yang kini sudah ada makhluk kecil didalamnya.Pemandangan manis itu sontak membuat Arya, Ratna dan Keira tertegun. Dari tatapan mereka seolah berkata, 'Apa mereka tidak salah lihat?''Seorang Pasha bisa bersikap penuh perhatian seperti itu?' Hana tersenyum malu-malu merespon sikap manis suaminya."Lalu Hana juga memiliki Papa, kak Ratna dan kak Keira..." Ucap Hana kemudian. Ia terus memalingkan wajahnya, menatap ketiga orang yang disebutnya, "Bukanlah kalian akan selalu mendukung Hana?""Tentu saja kakak akan selalu mendukungmu. Biarpu

    Last Updated : 2024-01-10
  • Pernikahan Yang Sempurna   |111|. Bos Toxic Baru Saja Tersenyum

    Perlakuan suaminya itu membuat Hana tertegun."Saya tidak selemah itu pak. Biarpun sekarang saya berbadan dua, tapi saya—"Sekali lagi Pasha menempelkan jari telunjuknya di depan bibir merah Hana yang kecil dan tipis, "Patuh!" Pasha tidak tersenyum ketika mengatakannya. Seolah itu sebuah perintah tegas dan ia tidak ingin menerima penolakan.Hana terlalu takut membuat suaminya marah. Meskipun akhir-akhir ini Pasha memperlakukannya cukup lembut, tapi bukannya tidak mungkin pria itu akan mengancamnya seperti sebelumnya. Entah itu menggigit bibirnya sebagai hukuman atau bahkan memaksanya kembali berdiam di pulau."En" Hana pun mengangguk. Ia tidak mau kembali ke pulau. Jadi sebisa mungkin ia tidak membuat amarah suaminya itu memuncak.Pasha tersenyum puas."Tunggu disini, aku akan membawa kan sarapan mu. Nanti siang, bi Titin akan datang kemari untuk menjaga mu""Bi Titin bukannya di vila?"Pasha menggeleng, "Tidak lagi""..." 'Apa itu berarti aku tidak perlu kembali ke pulau itu?'Seolah

    Last Updated : 2024-01-11
  • Pernikahan Yang Sempurna   |112|. Bulan Madu Dimana?

    Tepat pukul dua belas siang, Bi Titin sampai di apartemen mewah milik Pasha. Ia langsung memasukkan serangkaian angka yang sudah diberitahukan tuannya sebelumnya dan pintu pun terbuka.Wanita paruh baya itupun masuk kedalam dengan kedua tangannya menenteng dua tas besar yang berisi pakaian dan barang miliknya.Sesampainya didalam, matanya menoleh ke kanan-kiri, menelusuri setiap sudut apartemen mewah itu. Selama ia hidup, itu adalah kali pertama ia menginjakkan kaki di apartemen sebesar dan semahal itu. Semua perabotan didalamnya tampak tertata dalam tatanan yang baik dan rapi. Dinding bewarna putih bersih dan tirai jendela bewarna abu-abu gelap, perpaduan itu sangat cocok dengan karakter tuan nya yang dingin."Assalamualaikum.. nyonya Hana" Bi Titin memberi salam. Matanya celingukan mencari jejak nyonya muda nya yang tak terlihat. "Assalamualaikum...""Nyonya Hana.."Panggil nya lagi. Suaranya sedikit lebih besar dari sebelumnya.Hana yang sedang berada di dalam kamar, mendengar su

    Last Updated : 2024-01-13
  • Pernikahan Yang Sempurna   |113|. Kenapa Mencubit?

    Tepat setelah pertemuan selesai, Pasha langsung menuju ke apartemennya. Ia masuk kedalam dan melihat di sofa ruang tengah tergeletak dua tas perempuan yang diduganya milik teman Hana. Pasha menautkan alisnya, "Mereka belum pulang?"Lalu ia mendengar keributan kecil yang berasal dari ruang makan. Pasha pun pergi ke sana untuk melihat. Matanya membulat terkejut mendapati wajah Hana yang pucat, terduduk lemah di kursi. Seingatnya Hana tidak sepucat itu ketika ia tinggal pergi ke perusahaan.Miftah masih sibuk mengoleskan minyak kayu putih di tengkuk leher Hana. Ia sama sekali tidak menyadari kedatangan Pasha. Sedangkan Chaca tampak sedang memijit pundak Hana. Sama seperti Miftah, ia pun tak sadar dengan sepasang mata dingin yang tengah menatap lurus kearah mereka. "Udah aku gak papa..." Hana menahan tangan Chaca agar berhenti memijitnya. "Tapi wajah kamu pucat banget Han, serius kamu gak papa? Atau mau aku nelpon pak Pasha?"Hana tersenyum menggeleng, "Ini cuma gejala muntah biasa.. ja

    Last Updated : 2024-01-14
  • Pernikahan Yang Sempurna   |114|. Itu Terserah Padaku

    Ini bukan hukuman jenis baru kan? Tanya Hana dalam hatinya.Tak lama kemudian, ia mendengar suaminya mengatakan."Kamu benar-benar sekurus ini" Tatapan Pasha dalam dan terlihat prihatin. Ia meraih pergelangan tangan istrinya dan mengukurnya, "Lihatlah betapa tipisnya pergelangan tanganmu..."Hana mengedipkan matanya bingung, tidak tau harus merespon seperti apa.Tiba-tiba Pasha menangkup kedua pipinya yang tirus, memperhatikannya lama, "Tulang pipimu juga terasa sangat menonjol""Itu karena struktur wajah saya memang seperti itu pak" Tukas Hana. Ia memiliki wajah yang cukup tirus, wajar saja tulang pipinya menonjol.Mata Pasha beralih ke bibir kecil Hana yang biasanya bewarna merah segar, tapi itu terlihat sangat pucat, "Ha, perasaan tadi pagi kamu tidak sepucat ini.." Jempol Pasha mengusap permukaan bibir Hana.Merasakan jempol Pasha yang bersentuhan langsung dengan bibirnya, Hana merasakan kedua pipinya menghangat."Dua orang itu membuat mu melakukan apa sampai kamu terlihat sepucat

    Last Updated : 2024-01-15
  • Pernikahan Yang Sempurna   |115|. Tidak Akan Pernah Bisa Marah

    "Tidak seharusnya kamu membuat saya marah" Kata Pasha dengan sorot mata dinginnya.Hana tidak dapat menahannya lagi. Iapun berteriak keras dengan suara serak parau nya, "Bukannya di mata bapak saya tak ubahnya seperti benda mati?""Jadi apa salahnya saya menjadi diam seperti benda mati. Lalu setelahnya bapak dapat dengan bebas melakukan apapun...""Bukankah itu yang bapak mau dari saya?"Setelah meneriakkan rentetan kalimat itu, Hana menangis terisak-isak. Kedua pipinya sudah basah dengan air mata dan bahkan ujung hidung mancungnya tampak memerah."Bagi saya kamu bukan benda mati Hana, jadi tentu saja saya tidak mau kamu bersikap seperti benda mati""..." Hana mengangkat kepalanya, menatap Pasha dengan matanya yang masih basah dengan derai air mata. "Karena bagi saya, kamu istri dan juga permata berharga saya. Bukankah saya sudah pernah mengatakan ini sebelumnya?""Lalu kenapa bapak memperlakukan saya seperti benda yang tak memiliki hati dan perasaan?" Pekik Hana frustasi.Pasha denga

    Last Updated : 2024-01-17

Latest chapter

  • Pernikahan Yang Sempurna   |140|. Extra Chapter: Bulan Madu

    Pagi harinya, Ratna sudah berpakaian dengan rapi. Ia mengenakan setelan baju formal berwarna navy dan mencoba mengenakan hijab bewarna abu-abu pemberian dari Hana. "Sayang, kamu sudah selesai?" Eman membuka pintu kamar dan melongok kedalam. Sesaat matanya berkedip terkejut mendapati istrinya yang tiba-tiba mengenakan hijab di kepalanya. Itu membungkus indah wajah tirusnya, membuat penampilan formalnya terlihat anggun dan jumawa. "Gimana menurut kamu? Lucu ya aku berhijab begini?" "Anggun." "Ya?" Eman tersadar. Ia berdeham dan dengan daun telinganya yang memerah ia berujar, "Kamu terlihat menawan dengan berhijab seperti itu." Ratna merasa begitu manis dengan pujian tersebut. Hatinya langsung merasa tergelitik melihat daun telinga suaminya yang memerah. Padahal sudah beberapa bulan, tapi terkadang Eman masih malu-malu kepadanya. "Aku sudah selesai. Yuk kita pergi." "Sekarang?" Eman bergeming beberapa saat. "Ya terus kapan lagi." Ratna tergelak kecil. Ia mengapit lengan suaminy

  • Pernikahan Yang Sempurna   |139|. Extra Chapter: Wisuda Hana

    Setengah tahun berlalu sudah. Dalam kurun waktu tersebut Hana berusaha keras untuk membagi perannya sebagai seorang istri, ibu dan juga sebagai mahasiswa. Dalam kurun waktu tersebut juga, berkat ketekunannya dan kegigihannya, ia berhasil mengejar semua ketertinggalan nya dan menyelesaikan studinya.Meskipun ia terlambat dan tertinggal dari teman-temannya yang sudah menyandang sarjana setahun ke belakang. Tapi ia tidak menyesali keterlambatan nya. Ia berpikiran positif dan yakin semua yang terjadi pasti ada hikmahnya."Selamat Hanaaaa...." Chaca dan Miftah menyerbunya dari kanan-kiri dan memeluknya erat. Seerat persahabatan yang telah mereka jalin selama ini."Akhirnya kamu menjadi sarjana juga Han." Tukas Miftah yang terharu menatap sahabatnya yang akhirnya telah mengenakan baju toga setelah semua hal-hal berat yang dilewatinya setahun ke belakang."Walaupun kita gak wisuda bareng, tapi ritual lempar topi toga nya harus tetap dilakukan barengan." Chaca mengambil topi toga dari atas ke

  • Pernikahan Yang Sempurna   |138|. Mimpi Buruk Telah Berakhir

    Saat ia merasakan tangan panas Pasha yang besar, mulai menggerayangi perutnya dari belakang. "Syuhh" Pasha menekan jari telunjuknya di bibir Hana."K-kamu ngapain? Buat apa tangan mu di situ?"Alih-alih menjawab, Pasha merapatkan dada bidangnya ke punggung telanjang Hana. Lengan kokoh nya mengukung tubuh kecil istrinya itu dalam kuasa tubuh kekarnya.Halusnya kulit Hana yang menyentuh kulit kerasnya, membuatnya merasa nyaman.Hana menjadi gugup saat suhu panas tubuh Pasha telah menguasai tubuhnya. Ia dapat mendengar nafas berat suaminya itu yang berhembus di dekat daun telinganya."Masa nifas mu, sudah selesai sejak tiga bulan yang lalu kan?""I-iya""Apakah kiranya kamu sudah siap?" Tanya Pasha, mulutnya tepat berada didepan telinga Hana.Hana menelan saliva nya gugup, saat merasakan nafas panas Pasha berhembus melewati daun telinganya."S-sejujurnya, aku masih b-belum siap..""Kalau begitu mari bercumbu seperti ini saja" Pasha menyapu bibir padatnya ke telinga istrinya. Membuka mul

  • Pernikahan Yang Sempurna   |137|. Bukan Menemani Namanya

    Tepat setelah malam syukuran kelahiran Daud dikediaman Arya, pada hari ketujuhnya, Pasha melakukan aqiqah Daud di kediaman Shahbaz. Ia sudah sepakat dengan Hana untuk melakukannya di sana.Pasha sudah membeli dua ekor kambing yang cukup gemuk untuk anak laki-laki pertamanya itu dengan Hana.Tanpa sepengetahuan Pasha, seorang wanita yang sudah lama sekali tidak terlihat dimatanya muncul di acara aqiqah tersebut. Wanita itu bersembunyi dan diam-diam mencuri pandang kearah Pasha bersama istrinya yang sedang menggendong Daud."Kamu yakin tidak ingin datang menjumpainya?" Tanya Shahbaz, pada mantan istrinya itu.Wanita itu tersenyum kecil menggeleng, "Melihat dari sini saja sudah cukup, akan terlalu egois bagiku jika menemuinya sekarang"Shahbaz tidak berkata apa-apa lagi."Pasha cukup pandai memilih istri" Ucap wanita itu tersenyum, "Ia cantik sekali""Iya. Dia baik dan juga penurut" Sambung Shahbaz."Cucu kita juga sangat tampan, ingin rasanya aku menggendongnya""Apa kamu menyesal karen

  • Pernikahan Yang Sempurna   |136|. Acara Syukuran Kelahiran Cucu

    Malam harinya, kediaman Arya dipenuhi oleh para tamu. Ia membuat syukuran untuk kelahiran cucunya dan mengundang semua koleganya untuk datang. Shahbaz sebagai besannya, juga turut diundang bersama keluarga besar. "Di mana Pasha dan Hana? Apa sudah sampai?" Tanya Arya pada Ratna"Mereka masih dijalan Paa" Jawab Ratna yang baru saja selesai menelpon Hana.Hingga tak berapa lama menit kemudian. Pasha dan Hana sudah tiba di kediaman Arya. Kehadiran mereka pun langsung mencuri perhatian para tamu.Malam itu Hana mengenakan setelan yang serasi dengan Pasha. Di mana Pasha tampil jumawa dalam baju Koko putih dan Hana tampil anggun dalam balutan abaya putih dan pashmina bewarna senada. Awalnya ia pikir Pasha akan menyuruhnya untuk berganti dengan kerudung biasa, teringat terakhir kali di acara keluarga Pasha melakukannya. Tapi anehnya kali ini tidak. Semenjak ia hamil Daud dan terlebih setelah melahirkannya, suaminya itu memang sudah banyak berubah. Di kediaman Arya sangat ramai. Cukup bany

  • Pernikahan Yang Sempurna   |135|. Cemburu Tanda Cinta

    "Hum" Pasha menyandarkan dagunya manja di atas pundak Hana dan memperhatikan mata mungil Daud yang mulai berkedip-kedip seperti akan tertidur."Daud sepertinya mulai mengantuk""Iya, Alhamdulillah""Lantunan shalawat mu yang merdu itu benar-benar membuatnya berhenti menangis"Hana tersenyum mengangguk, "Hem" Matanya yang penuh sorot keibuan itu, dengan lembut memperhatikan sepasang mata Daud yang kini sudah terpejam."Lain kali lakukan juga padaku" Tukas Pasha.Hana tergelak kecil, "Buat apa? Kamu kan sudah besar, bukan bayi yang—"Pasha mengecup bibir Hana dan menghisapnya lama. Hana memejamkan matanya dan sesaat terbuai dengan ciuman lembut itu.Pasha perlahan melepas bibir Hana dari bibirnya, "Aku juga ingin diperlakukan seperti itu saat susah tidur" Ucap Pasha, sambil menatap manik mata hitam Hana dalam."En, aku juga akan melakukannya padamu. Bayi besar ku.." Ucap Hana sambil mencium kening Pasha gemas."Aku tidak mau di panggil bayi"Hana tertawa kecil."Tidak lucu!" Mata dingin

  • Pernikahan Yang Sempurna   |134|. Beraksi Menggoda Tuan Pasha

    Sama seperti malam-malam sebelumnya, Hana tidak dapat tidur nyenyak karena sebentar-sebentar terbangun mendengar suara tangis Daud. Jika sudah seperti itu Hana akan menepuk-nepuk lembut Daud yang sudah dibedung itu dan memberikannya asi.Tapi terkadang tangis Daud tidak kunjung berhenti. Seperti yang terjadi malam ini. Hana sampai menggigit jari karena bingung harus mendiamkannya seperti apa."Haak ahak..oek..oek..""Daud..""Hak..ahaak oek..oek...""Syuhh, gantengnya mama.. kenapa nangis terus hum?""Oek..oek..""Daud saayang...""Oek..oek..""Sholatullah salamullah.." Hana pun mulai bershalawat, mencoba menenangkan Daud yang tak kunjung berhenti menangis."Oek..haak..oek.."Pasha yang tengah tertidur itu, mengerutkan keningnya. Matanya menyipit dan sedikit terbuka, "Kenapa sayang? Daud nya nangis lagi?" Ucap Pasha dengan suara sengau dan serak nya."Iya nih, padahal udah aku kasih asi tapi masih gak berhenti nangisnya"Pasha perlahan bangun dari tidurnya dan setengah menguap. Ia men

  • Pernikahan Yang Sempurna   |133|. Hampir Mati Ketakutan

    Hana tersenyum tenang menanggapi mereka semua. Jempolnya mengusap lembut pipi bayinya dan menundukkan kepalanya, ia kembali mengecup lembut bayi mungilnya itu. "Pasha, masih belum sadar?" Tanya Hana pada mereka semua.Shahbaz menghela nafas panjang, "Kata dokter Pasha mengalami syok berat karena melihat keadaan mu di ruang persalinan tadi. Dan sampai sekarang ia masih belum sadar"Hana tersenyum tipis. Ia sudah menduganya, itu pasti terjadi karena Pasha terlalu mengkhawatirkan keadaannya."Kenapa dia jadi lelaki bisa lemah sekali? Bukannya menemani istrinya sampai selesai melahirkan, tapi ia malah pingsan" Ketus Keira.Ratna langsung menyikut perut Keira, "Jangan berkata begitu. Dia bisa selemah itu juga karena hampir mati ketakutan karena merisaukan keadaan Hana"Keira hanya memasang ekspresi cemberut.Brak!Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Tampak Pasha muncul dan setengah berlari menghampiri ranjang."Hanaa" Pasha langsung memeluk Hana yang tengah berbaring di ranjang. Kepa

  • Pernikahan Yang Sempurna   |132|. Pingsan Di Ruang Persalinan

    Tak terasa kandungan Hana sudah menginjak usia sembilan bulan. Semenjak itu pula Pasha tidak lagi membuat Hana tinggal di mansion yang jaraknya cukup jauh dalam mencapai rumah sakit di kota. Karena itulah ia membawa Hana kembali ke apartemen yang selama ini diurus dengan baik oleh Bi Titin.Saat tanggal kelahiran yang diprediksi kan oleh dokter mulai mendekat, buat jaga-jaga, Pasha langsung mengambil cuti. Hal tersebut membuat kelipatan kerja Eman sebagai sekretarisnya bertambah.Pasha pun menghabiskan harinya dengan mengurus dan menjaga Hana sedemikian rupa. Ia masih menyiapkan makanan, membuat jus dan terkadang memijit pundak dan kaki Hana yang kerapkali merasa pegal.Sedangkan urusan apartemen, piring kotor dan pakaian, bi Titin yang mengurus semuanya."Pashaa, Hana mau minum jus bayam" Pinta Hana manja. Sebulan membiasakan diri memanggil Pasha tanpa sebutan 'pak', Hana akhirnya dapat melakukannya dengan lancar.Bahkan ia berpikir untuk memanggil suaminya itu dengan 'sayang' nantiny

DMCA.com Protection Status