Share

Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan
Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan
Penulis: Almiftiafay

1. Perjodohan Darurat

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-10 21:47:58

“Apa?! Menikah dengan Pak Kelvin? Papa bercanda?!”

Amaya hampir saja menjerit saat mengatakan itu pada sang ayah—Athan—yang sedang berbaring di atas ranjang rawat rumah sakit.

Mata Amaya melebar pada ayahnya yang mengangguk dengan tegas membenarkan, “Iya, May,” jawabnya.

“Nggak mau!” tolak Amaya. “Pak Kelvin itu umurnya jauh beda sama aku! Papa belum tahu saja gosip apa yang dibilang sama semua mahasiswa kalau dia itu sukanya sama … cowok juga,” lanjutnya sedikit lirih.

“Mengarang!” kata ayahnya, mendengus mendegar celotehannya.

Amaya hampir saja kembali memprotes Athan sebelum pria yang rambutnya bersemburat putih itu menyela, “Gimana kalau ini permintaan terakhir Papa?” tanyanya. “Apakah kamu juga masih akan menolak?”

“Pa—“

“Papa lelah menghadapi kamu yang nakal dan nggak bisa diatur!” potongnya. “Menikahlah … maka dengan begitu kamu akan memiliki tanggung jawab dan memikirkan sesuatu bukan untuk kesenanganmu sendiri.”

Bibir Amaya tertekuk sedih. Ia tak serta-merta menjawab ayahnya, melainkan lebih dulu memandang seorang pria berkemeja hitam yang berdiri tak jauh dari pintu.

Kelvin Indra Asgartama, pria yang namanya disebutkan oleh ayahnya itu ada di sini. Kelvin yang tadi kebetulan ada di rumah orang tuanya yang bertetangga dengan Amaya membantu Athan yang jatuh pingsan terkena serangan jantung.

Sebelumnya tak ada yang salah dengan Athan, ayahnya itu baik-baik saja bahkan saat menjemput Amaya yang ada di kantor polisi karena menabrak seorang pedagang sayuran.

Amaya yang tak memiliki surat izin mengemudi diamankan polisi sebelum diamuk ibu-ibu yang sedang berbelanja. Untungnya … kejadian tersebut tidak mengakibatkan cedera berat—selain si bapak sayur yang luka ringan dan dagangannya amblas—serta berakhir dengan cara kekeluargan.

Tetapi sebagai gantinya, justru ayahnya yang tumbang. Amaya yang dilanda kepanikan meminta bantuan dari rumah seberang, yang berbaik hati membawa Athan ke rumah sakit.

Lalu saat ayahnya sadar, Amaya malah dijodohkan dengan gunung es bernama Kelvin.

“Pokoknya … aku nggak mau nikah sama Pak Kelvin,” putus Amaya dengan suara yang bulat. Matanya berair menatap Kelvin yang hanya bersedekap di antara kedua orang tuanya, menikmati perdebatan Amaya dan Athan.

“Lalu mau jadi apa kamu?” tanya Athan. “Kamu sudah sering ribut dengan mahasiswa lain, dan baru saja menyetir mobil saat Papa sudah melarangmu? Kamu nggak bisa diatur, Amaya!”

“Aku ribut juga karena—”

“Harus bilang apa Papamu ini saat bertemu dengan Mamamu di akhirat nanti, May?” potong Athan mendesak.

“Papa nggak akan pergi secepat itu menyusul Mama!” tepis Amaya tak terima jika ia juga harus kehilangan sang ayah.

“Sure, asalkan kamu mau memenuhi keinginan Papa.”

“Tapi Pak Kelvin itu dosenku, Pa,” terang Amaya. “Gimana aku bisa nikah sama dia?”

‘Atau lebih tepatnya apa ada manusia yang tahan hidup dengan sikapnya yang seperti kulkas itu?’ lanjut Amaya dalam hati. Menolak mentah-mentah perjodohan darurat ini!

Amaya menoleh pada Kelvin yang tampak mendengus saat ibunya berujar, “Terima saja,” bujuk ibunya Kelvin. “Om Athan ‘kan pernah membantu dan membuat keluarga kita bisa hidup dengan baik selama ini, Vin,” tuturnya lembut. “Kamu ganteng, Amaya cantik, apa lagi yang kurang? Menikahlah dan bimbing dia sebagai cara kita membalas budi.”

“Apa yang Mama harapkan dengan aku menikahinya?” tanya Kelvin lirih. “Papanya saja menyerah, bagaimana aku bisa menjinakkannya?”

‘Menjinakkan?’ ulang Amaya dalam hati. ‘Dia pikir aku ini kuda liar?!’

Sociopath itu benar-benar menunjukkan wajah aslinya! Mulutnya tak bisa dijaga!

“Apakah … Nak Kelvin juga nggak setuju?” tanya Athan dari ranjang tempat ia berbaring. Matanya yang sayu menatap penuh harap.

“Saya nggak pernah ada pikiran ke sana, Om,” jawabnya. “Apalagi menikah dengan Amaya.”

“Baguslah!” sahut Amaya, mendengus pada Kelvin. “Lagian saya juga punya pacar yang seribu kali jauh lebih ganteng daripada Pak Kelvin!”

“Aah … cowok kerempeng itu?”

Ulu hati Amaya rasanya tertohok mendengar betapa tanpa bebannya Kelvin saat menyebut pacarnya sebagai ‘cowok kerempeng.’ Sepasang matanya membola memandang Kelvin yang bahkan ekspresi wajahnya tak berubah sekalipun ibunya mendesis mengisyaratkan agar ia sebaiknya diam saja!

“Pak Kelvin jangan body shaming dong!” tuding Amaya, rahangnya mengetat memandang Kevin yang justru menyunggingkan seringai.

“Dari mana saya body shaming?” tanya Kelvin. “Bukankah itu benar? Saya curiga dia pemakai—“

“Anda nggak berhak menilainya seperti itu!” potong Amaya menggebu-gebu.

“Uhuk—uhuk—“ Athan terbatuk-batuk, pria itu memegangi dadanya yang membuat Amaya dengan cepat menoleh padanya.

“Papa ….” panggilnya cemas.

“Sudah, nggak usah bertengkar,” pinta Athan. “Dan nggak usah menikah.”

Amaya senang karena akhirnya ayahnya berubah pikiran sehingga ia tidak perlu menikah dengan—

“Biar Papa mati saja dengan nggak tenang,” lanjut Athan yang membuat Amaya urung bersuka cita. Amaya mendekat seraya meraih kedua tangannya yang terasa dingin. “Jangan, Pa ….” lirihnya menahan air mata. “Aku sudah kehilangan Mama loh, masa iya Papa juga akan ninggalin aku?”

Athan tidak menjawab selain meremas dadanya semakin kuat. Matanya terpejam saat napasnya terengah-engah dan ia kembali tidak sadarkan diri.

“PAPA!” panggil Amaya seraya mengguncang tubuh Athan yang tak memberikan reaksi selain pulse yang semakin melemah di layar monitor.

“PAPA!”

Amaya berseru, ketakutan memenuhi dadanya, mengubahnya pada putus asa yang samar memberi petunjuk betapa menyakitkannya sebuah kehilangan.

Ibunya Kelvin meraih kedua bahunya, memintanya menyisih memberi ruang saat dokter dan beberapa perawat datang untuk memeriksa kondisi Athan.

Kaki Amaya terasa lemas kala melihat tubuh ayahnya yang berguncang saat alat kejut jantung diletakkan di dadanya.

“Jangan tinggalin aku, Pa!”

Matanya basah saat jemarinya mengepal saling memberi kekuatan.

Kelegaan yang besar menimpanya saat mereka kembali bisa melihat denyut teratur detak jantung Athan.

“Beliau memang membaik,” ujar dokter saat mendekat pada Amaya dan mereka yang berdiri di sisi lain ruangan. “Tapi kami tidak bisa menjamin Pak Athan akan bisa bertahan lebih lama jika sekali lagi kondisinya drop.”

Mendengar itu, hati Amaya sakit.

Ia mendengar desah napas ibunya Kelvin sebelum wanita itu mengatakan, “Kalian dengar itu?” tanyanya, bergantian memandang Amaya serta anak lelakinya yang menunduk. “Hidupnya sudah nggak lama lagi dan kalian masih menolak memenuhi keinginan terakhirnya? Baik—“ Wanita berambut sebahu itu mengangguk seraya bersedekap. “Nanti kalau Pak Athan benar-benar pergi dan kalian nggak sempat memenuhi keinginannya, kalian yang akan menyesal!”

Ibunya Kelvin mendengus teriring oleh suaminya yang menyahut, “Kalian tolong pikirkanlah ….”

Amaya menelan ludah dengan gugup. Ia memandang Kelvin melalui sudut matanya sebelum menatap Athan yang terpejam di atas ranjang rawatnya.

Bibir Amaya gemetar, ia dirundung oleh ancaman rasa bersalah seandainya Athan pergi dan ia tak mau mengabulkan keinginan terakhirnya.

Tapi jika ia lakukan permintaan itu, bukankah artinya dirinya akan terperangkap dalam pernikahan bersama dengan Kelvin?

Lalu bagaimana hubungannya dengan pacarnya?

‘Sial!’ umpatnya dalam hati.

‘Tapi yang lebih penting biar Papa sembuh dulu ‘kan sekarang?’ batinnya mempertimbangkan. Barangkali ayahnya akan membaik dan hidup lebih lama jika Amaya menuruti keinginannya.

Seisi ruangan yang tadinya tenggelam dalam senyap tiba-tiba hidup saat Amaya membuka suaranya yang serak dan menahan tangis.

“Baik,” katanya. “Saya akan pikirkan keinginan Papa agar saya menikah sama Pak Kelvin.”

….

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Cocom Comariyah
terima aja Amaya
goodnovel comment avatar
Eva
Wahh asik nih ceritanya, FL nya bukan tipe tipe yang lemah. Pasti jadi Tom and Jerry deh mereka tiap hari berante
goodnovel comment avatar
Nissya
Wah wah amara ini cewek yang ...... sifatnya hampir kaya kakak nya Gavin...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    2. Tiba-tiba Menikah

    Amaya masih diberi kesempatan untuk melihat sang ayah bangun. Sekitar pukul tujuh malam saat ia menyaksikan Kelvin menjabat tangan ayahnya seraya mengucap, “Saya terima nikah dan kawinnya Amaya Madira Hariz binti Athandika Hariz dengan mas kawin tersebut tunai.” Pada akhirnya … Amaya mengesampingkan apapun agar bisa melihat ayahnya tersenyum. Sekarang, ia telah menjadi istri Kelvin meski masih sebatas istri siri. Athan sendiri yang menikahkan mereka beberapa saat setelah bangun dari ketidaksadarannya. “Terima kasih, Kelvin,” ucap Athan, senyum terkembang saat matanya yang masih sayu menatap Kelvin yang duduk di samping Amaya, tak jauh dari ranjang di mana ia dirawat. “Papa titip Amaya kepadamu ya?” ujarnya. “Tolong jaga dan bimbing dia karena sepertinya pria tua ini nggak bisa menjaganya lebih lama.” “Baik,” jawab Kelvin seraya menganggukkan kepalanya. Amaya menghela dalam napasnya, memandang pria di samping kanannya ini melalui sudut matanya, sadar penuh bahwa Kelvin mau

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    3. Ciuman Pengkhianatan

    “Rama?” panggil Amaya yang membuat si pemilik nama dengan cepat menoleh padanya dengan terkejut. Begitu juga dengan Miranda yang bergegas bangun dari duduknya. “B-Babe?” sebut Rama tergagap. “A-apa yang kamu lakukan di sini?” tanyanya. “Kenapa kalau aku di sini memangnya?” tanya Amaya balik, mencengkeram semakin erat paper bag berisi toast yang ada di tangan kanannya. “Nggak boleh?” lanjutnya dengan dada yang naik turun menahan marah. “Kamu nggak suka aku di sini karena aku bisa melihatmu dan Miranda berciuman?” “Ini nggak seperti yang kamu lihat, Babe,” jawab Rama. “May … aku—“ “Kalau nggak seperti yang aku lihat lalu apa yang kalian lakukan barusan memangnya?” potong Amaya sebelum Miranda turut membela diri. “Apa bibir kalian yang menempel sampai lengket itu nggak bisa disebut sebagai ciuman?” “Babe, dengar—“ Lelaki itu mendekat pada Amaya kemudian meraih pergelangan tangannya. “Jangan menyentuhku, Buaya sialan!” umpat Amaya seraya menepis kasar tangan Rama. “Kita putus! ngga

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    4. Kita Akhiri Saja

    “Nggak,” jawab Amaya. “Untuk apa saya mengharapkan Bapak mencium saya? Sudah gila apa?!” Kelvin hanya mendengus. Ia membuka pintu mobil dan sekali lagi meminta Amaya agar masuk. “Masuklah! Kamu mau ke rumah sakit, ‘kan?” tanyanya. “Iya. Pak Kelvin sendiri?” “Sama,” jawab pria itu singkat. “Bapak tidak ada kelas lagi?” “Ada, tapi karena saya tadi melihatmu—“ Kelvin berhenti bicara, ia berdeham meralat kalimatnya. “Nanti saya akan kembali lagi ke kampus. Sekarang masuklah biar saya mengantarmu ke rumah sakit.” Amaya tak ingin menolak, tenaganya seperti terkuras habis sejak ia melihat Rama dan Miranda mengadu bibir di dekat lapangan futsal. Sebab jalan raya tergenang air hujan, membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama untuk mereka tiba di rumah sakit. “Pakai itu!” ucap Kelvin, menyerahkan coat miliknya saat mereka berjalan di sepanjang lorong menuju ke ruang rawat Athan. “Kamu nggak punya pakaian ganti di kamarnya Om Athan?” “Ada, kemarin dikirim sama sopirnya Papa.” Semakin

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    5. Pernikahan Rahasia

    “Saya nggak mau mengkhianati janji saya pada Papamu, Amaya,” kata pria itu. “Papa juga nggak akan tahu kalau pernikahan ini selesai, Pak Kelvin,” terangnya mencari alasan. Amaya hanya ... tidak ingin hidup bersama dengan pria yang tidak ia cintai. Apalagi itu gunung es yang sikapnya menyebalkan bernama Kelvin Indra Asgartama. Sikapnya yang kaku atau perbedaan umur mereka yang terpaut enam belas tahun baginya adalah sebuah ketidakserasian yang besar. “Kamu tahu sakitnya dikhianati, bukan?” tanya Kelvin mengakhiri kebisuan sesaat di antara mereka. “Setelah tahu rasanya, apakah kamu akan mengkhianati janjimu pada Papamu juga?” Amaya meremas jari kecilnya semakin erat. Kelvin seperti sedang membiarkannya berpikir dan mencari jawabannya sendiri. “Kenapa lama sekali, Vin?” tanya sebuah suara yang datang dari ambang pintu, ibunya Kelvin. “Ayo ke rumah Mama, May,” ajak ibunya Kelvin seraya tersenyum. Hangat sikap wanita itu membuat Amaya tak enak hati untuk menolaknya. “Iya, Tante—m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    6. Saya Yang Bertanggung Jawab Atasmu

    “Pak Kelvin mau melanggar kesepakatan kita?” tanya Amaya, menoleh pada Kelvin yang sekilas mengangkat kedua bahunya secara bersamaan. “Memangnya kita pernah membuat kesepakatan?” tanya Kelvin balik dengan tanpa beban, membuat Amaya mendengus tak habis pikir. “Apakah ada perjanjian hitam di atas putih? Dengan materai? Dengan—” “Nggak ada,” potong Amaya dengan cepat. “Tapi Pak Kelvin ‘kan setuju kalau di kampus nggak boleh ada yang tahu kita menikah?” “Saya setuju dengan syarat yang kamu ajukan, sebagai gantinya kamu juga harus melakukan hal yang sama, Amaya,” jawabnya. “Hal yang—” “Saya bukan Papa atau Abangmu yang bisa kamu bantah dengan sikapmu yang keras kepala,” terang Kelvin. “Meski nggak ada yang tahu kita menikah, tapi bukan berarti kamu bisa melakukan segala hal sesuka hatimu. Baik dan buruknya kamu sayalah yang bertanggung jawab.” Tiba-tiba ... Amaya tak bisa bicara. Ia menelan ludahnya dengan kasar mendengar dingin dan tegasnya cara Kelvin berucap. Baru kali ini ada s

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    7. Pemuda Jompo

    Tapi bagaimana caranya ponsel Kelvin ada di dalam tasnya? ‘Apa aku salah ambil tadi?’ batin Amaya bertanya-tanya. Seingatnya ... tadi memang ada dua ponsel yang tergeletak di meja ruang makan saat mereka melahap sarapan pagi. Amaya yang bersiap mengenakan ‘revenge outfit’ meninggalkan kursi dengan gegas dan menyambar ponsel yang salah. ‘Begonya kamu, May ....’ Amaya menggigit bibirnya, memukuli kepalanya, membodohkan dirinya sendiri yang malah terus saja mencari gara-gara dengan Kelvin! “Mampus ....” desisnya pasrah. Batinnya, ‘Bagaimana caraku bilang kalau ponsel kami tertukar?’ Apa ia harus mendatangi Kelvin di ruang dosen? Itu sama saja membongkar rahasia! “Kenapa, May?” tanya Alin yang duduk di sebelah kanannya, terbengong melihat Amaya yang bertingkah aneh. Amaya belum sempat menjawab Alin karena ia mendengar ponsel milik Kelvin yang bergetar dari dalam tasnya. Saat ia melihatnya, tangannya dibuat tremor. Kontak dengan nama ‘Arshaka Nagara’ tengah memanggil, yang mana Am

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    8. Pergaulan Lewat Batas

    ‘Dia bilang masih sayang padaku?’ ulang Amaya dalam hati setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Rama untuk mencegahnya pergi. Jika tak ingat di bangku yang tak jauh dari mereka berdiri itu Amaya menyaksikannya mengadu bibir dengan sahabatnya sendiri, Amaya pasti akan luluh. Tapi tidak! Seperti yang dikatakan oleh Kelvin bahwa tak pantas baginya merengek atau bergantung pada lelaki yang jelas-jelas ia tahu lelaki itu tidak baik, Amaya tak membiarkan Rama menggoyahkannya. “Aku nggak butuh sayang darimu, Ram,” jawab Amaya akhirnya. “May—“ “Aku ‘kan sudah bilang sebaiknya kita berpura-pura nggak kenal saja kalau ketemu? Apa itu kurang jelas buatmu?” Amaya membawa langkah kakinya untuk pergi dari hadapan lelaki dengan hoodie warna hitam itu. “Amaya—” Amaya menepis tangannya, tak sudi ia disentuh oleh lelaki pengkhianat yang bahkan sudah tidur dengan—mantan—sahabatnya. “Aku cuma mau bilang turut berduka cita buat perginya Om—” “Nggak perlu,” potong Amaya tak mau tahu. Rama te

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    9. Hari Apes Tak Ada Di Kalender

    “Wah ... bajunya basah!” sebut salah seorang mahasiswi yang duduk tak jauh dari titik insiden terjadi. “Siapa yang nyiram Pak Kelvin? Dia cari mati?!” Amaya membeku di tempatnya berdiri. Kesibukan yang ada di kantin senyap dalam sesaat kala mereka melihat aksi tak terduga Amaya yang menyiram dosennya dengan segelas jus jeruk! Amaya tak bisa bergerak atau bahkan beranjak satu inchi saat melihat kemeja putih yang dikenakan oleh Kelvin itu berakhir basah dan melekat di tubuhnya sehingga dadanya yang bidang tampak selama beberapa detik sebelum pria itu menarik kemejanya ke depan dengan sepasang mata yang menggelap saat memanggil, “Amaya Madira?” Kedua bahunya jatuh, dengus napasnya seolah mengatakan bahwa ia tak habis pikir dengan apa yang baru saja ia lakukan. Amaya menunduk, hampir membungkuk saat mengatakan, “Maaf, Pak Kelvin,” ucapnya. “Saya nggak sengaja.” Sebelum Kelvin mengatakan banyak hal atau bahkan mungkin membongkar pernikahan rahasia mereka di depan umum, Amaya berlar

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19

Bab terbaru

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    184. Cowok Ganteng Itu Suamiku

    'D-dia ngapain sih?' batin Amaya penuh dengan tanya. 'Dia beneran kesel sama aku yang ngomong kalau motornya Ziel keren kemarin? Astaga ... padahal yang aku puji tuh motor barunya, bukan orangnya. Ini model cemburu apa lagi, Kelvin?'Mata Amaya terpejam sesaat. Tak ada kata damai dalam hidupnya jika sikap agresif Kelvin sering kali tak tertebak.Hari ini dengan naik motor, lalu berhenti di hadapannya seolah ia sedang menunjukkan bahwa dirinya adalah suaminya Amaya.'Tadi bukannya dia ngantar kak Gafi ke chiropractor ya?' batinnya lagi. 'Jadi dia pulang dulu buat ngambil motornya terus ke kampus gitu?'Lagi pula kenapa Amaya tak sadar bahwa itu adalah motornya Kelvin?Ia hampir melihatnya setiap hari di garasi.Semua pikiran berkecamuk tanpa henti. Amaya sedikit tersentak saat mendengar Kelvin yang mengatakan, "Ayo."Kepala pria itu sekilas miring ke kiri, meminta Amaya untuk segera naik. Salah satu tangannya mengarah ke depan, menyerahkan helm pada Amaya yang bingung harus bagaimana

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    183. Pria Misterius

    “Maaf, Mir,” ucap Rama sekali lagi. “Buat semua kesalahan yang aku lakukan, buat aku yang udah menghancurkan hidupmu dan bahkan berniat membuatmu menghilang.”Miranda tertunduk di tempat ia duduk. Ia meremas jari-jarinya yang ada di atas paha.Hening kembali menghampiri, senja di luar yag menggelap menuntun mereka untuk mengingat, menapaki kembali jalan suram yang pernah mereka ambil.“Waktu itu ...” Miranda akhirnya membuka suaranya. “Waktu kamu dorong aku dari lantai dua Amore, apa itu betulan karena kamu rencanakan?” tanyanya. “Apa ... nggak seberharga itu aku buat kamu sekalipun hubungan yang sebelumnya kita lakukan itu salah?”Rama tampak menggertakkan rahangnya, ia menggeleng sebelum menjawab Miranda. “Nggak,” jawabnya. “Aku nggak pernah rencanain itu, Mir. Nggak pernah ada niat sejak awal buat dorong kamu. Aku cuma ... tertekan waktu itu. Aku takut kalau Papaku bakal buang aku ke tempat yang jauh dari sini. Maaf ....”Miranda tersenyum tipis, ia lalu menggigit bibirnya untuk me

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    182. Tertangkap Basah

    Niat hati ingin mengelabui, ternyata malah tertangkap basah!“Siang bolong begini, Vin?” goda Riana setelah Rajendra lebih dulu berdeham dan meninggalkan mereka berdua.“Apa sih?” tanya Kelvin, ia menyapukan rambut hitamnya ke belakang saat Amaya menyenggol lengannya, isyarat agar Kelvin menjawab ibunya dengan sedikit lebih masuk akal. “Nggak ngapa-ngapain juga. Benerin ikat pinggang emangnya salah? Habis dari kamar mandi tadi.”“Oh—““Lagian kalau ngapa-ngapain tuh juga kenapa, Mam? Sama istri sendiri juga. Kayak nggak pernah muda aja,” imbuhnya. “Mama sama Papa dulu pasti juga sering—aaak!”Kelvin berteriak saat Riana mencubit dadanya, ia tarik dan ia puntir. “Mam—sakit, Mam—““Berani kamu godain Mama hah?”“Godain gimana sih?” tanya Kelvin balik seraya mengusap dadanya. Ia terdorong menyingkir dari hadapan Riana setelah ibunya itu membuatnya hampir terjengkang.“Maaf ya, Sayang ....” kata Riana pada Amaya. Mendekat dan memeluknya. “Maklum di usianya yang udah kepala tiga si Kelvin

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    181. Gafi Si Pappochelys

    Amaya yang mendengar celotehan Arsen yang tengah berjalan di belakang punggungnya tak bisa menahan tawa.Entah kenapa mulut julid Arsen selalu menghibur. Kali ini ... si bapaknya yang tak lolos darinya.Carl Fredricksen ia bilang?Si kakek-kakek tua berambut putih yang ada di film UP.Arsen mengatakan begitu mungkin karena jalan Gafi yang terbungkuk dengan bantuan tongkat.Dan jika Amaya perhatikan lebih jauh, tongkatnya itu sebenarnya adalah gagang sapu yang entah ia dapatkan dari mana.Ditambah dengan dirinya yang bau minyak tawon, maka sempurnalah mulut julid Arsen saat me-roasting bapaknya."Ada apa?" tanya Serena yang berpapasan jalan dengan Amaya.Kakak iparnya itu terlihat baru saja datang karena masih membawa tas di tangannya."Itu, Kak Rena—" Amaya sekilas menoleh ke belakang, pada Gafi yang dibantu berjalan oleh Kelvin sementara di depannya Arsen menjadi pemandu sorak. "AYO, PAPA! MAJU-MAJU!""Arsen bilang kalau Kak Gafi udah kayak kakek tua ubanan di film UP," lanjut Amaya

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    180. Kakek-kakek

    Amaya yakin kalimat Ziel yang mengatakan ‘tadinya mau nawarin bareng ke Amaya, tapi kayaknya nggak dulu deh’ yang tadi diucapkannya itu selain karena ingin mengatakan bahwa memang Randy yang akan pulang dengannya, pasti karena Ziel melihat Kelvin sudah ada di sana. Sehingga pemuda itu ‘lari tunggang-langgang’. Tapi saat hal itu Ziel lakukan, hal yang seharusnya membuat Amaya aman, dirinya malah melontarkan pujian ‘keren banget’ pada Ziel yang bisa didengar oleh Kelvin. “Suami nggak tuh!” kata Alin seraya berpegangan tangan dengan Naira. Seolah saling menguatkan diri agar tak tiba-tiba berteriak semakin keras atau memeluk tiang listrik. “Kamu mau pulang bareng aku nggak?” tanya Kelvin, masih dengan matannya yang tak berpaling dari Amaya. “Aku-kamu nggak tuh,” imbuh Naira saat mendengar sebutan Kelvin untuk Amaya. “Katanya mau habisin makanan sebelum pergi ke rumahnya Mama? Jadi?” tanya Kelvin sekali lagi. Amaya bergeming. Benar-benar tak bisa menepis apapun sekarang! “J-jadi,”

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    179. Ada Yang Marah~

    [Memutuskan—Menetapkan pemberhentian (Drop Out) mahasiswa atas nama Caecilia Harjono sebagaimana tercantum di dalam lampiran sebagai mahasiswa Universitas G....] Caecil membacanya hingga habis setelah ia mengambil ponsel dari dalam tasnya. Tangannya terasa kebas dan gemetar. Jika email ini sudah sampai kepadanya ... artinya surat fisiknya juga bisa saja telah sampai di rumah dan barangkali sudah dibaca oleh Adrian serta Belinda—kedua orang tuanya. “Akh!” Caecil menggeram kesal, matanya berair dan ia mengangkat wajahnya, pergi dari layar ponselnya yang menyala untuk menatap pada Sarah dan Oliv. “Kita harus bales ini ke Amaya!” katanya menggebu-gebu. “Bener apa yang aku bilang kalau Amaya itu kurang ajar, ‘kan? Selain ngadu ke Pak Kelvin, dia juga bikin aku di DO dari kampus.” Celotehannya justru membuat kedua bahu Sarah dan Oliv seketika jatuh. Kedua temannya itu secara kompak merotasikan bola mata mereka dengan enggan. “Kalian nggak setuju?” tanya Caecil saat menjumpai ra

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    178. Tong Sampah Di Kepala

    "Udah masuk sendiri dia," celetuk Randy sementara mahasiswa lain yang melihat Caecil terperosok kepalanya di dalam tong sampah malah tertawa tanpa henti. "TOLONG!" seru Caecil sekali lagi. Kedua tangannya mengepak-ngepak seperti burung yang terbang sedang kepalanya bertopikan tong sampah. Amaya hampir mendekat, berniat untuk menolongnya karena tidak tega. Akan jadi buruk jika Caecil kehabisan oksigen dan tak bisa bernapas saat kepalanya terperangkap di dalam sana. Sekalipun yang ia lakukan itu adalah karena ulahnya sendiri—yang berkeinginan menyerang Alin tapi gagal—tapi mendengarnya meminta tolong membuat Amaya tergerak hatinya. Tapi, pada langkah pertamanya, ia terhenti sebab teman Caecil datang. Kedua gadis yang dikenal Amaya bernama Sarah dan Oliv itu lebih dulu menghampiri Caecil. Menariknya dan mengangkat tong sampah yang membuat kepalanya terjebak itu. Sampah-sampah yang kebetulannya adalah sampah basah berhamburan ke lantai saat tong tersebut terangkat sehingga memunculk

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    177. Tiga Serangkai

    Setelah akhir pekan dan ditambah oleh satu hari libur, pada akhirnya kesibukan di kampus telah kembali. Pagi ini, di rumah mereka sendiri, Amaya dengan kesadaran penuh bangun lebih awal, ia membuat sarapan untuknya dan Kelvin—anggap saja ini sebagai balasan karena kemarin penuh dengan ‘princess treatment.’“Jangan pedes-pedes kenapa?” tanya Kelvin saat ia menyuap ayam bumbu yang dibuat oleh Amaya saat akhirnya mereka duduk berseberangan di meja makan.“Nggak masuk seleranya Mas Vin ya?” tanya Amaya balik.“Masuk, Sayang. Tapi ini kepedesan, buat pagi di mana perut kita belum terisi apapun, aku kurang setuju.”“K-kalau gitu simpan di kulkas aja nggak sih?” usul Amaya yang mendapat tanggapan dari Kelvin. “Boleh, yang masih ada di mangkuk masukin kulkas, kita cemilin nanti pulang dari kampus.”Amaya mengangguk, ia mengikuti Kelvin yang meneguk minuman dan memang harus ia akui rasanya memang pedas!“Tapi terima kasih buat effort kamu,” kata Kelvin setelah ia menyuap ayam bumbu terakhir

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    176. Bara Semalam

    “Ahh—“ Suara itu lolos dari bibir Amaya setelah serangkaian pemanasan yang panjang. Saat dirinya dan Kelvin menjadi satu di bawah lampu kamar yang berpendar hangat. Kelvin yang mengganti lampunya tadi sebelum ia juga menanggalkan semua pakaiannya. Sangat mendebarkan saat Amaya mengambil oksigen dari ciuman mereka yang seolah tak akan berhenti di bibirnya. Ia membiarkan lidah mereka untuk bertemu hingga api yang sejak tadi hanya sebesar lilin itu membakar segalanya. “Ahh—“ Amaya kembali terjaga dari lamunan sesaatnya kala bibir Kelvin menyinggahi bahunya yang terbuka. Prianya ini tak pernah gagal membuatnya mabuk dengan sentuhan-sentuhan yang ia berikan. “Kamu suka?” tanya Kelvin dengan terus bergerak di atas Amaya, ia terlihat sangat tampan sekalipun sebagian rambutnya telah basah oleh keringat. “K-kenapa tanyanya begitu sih?” tanya Amaya balik. Batinnya bergumam, ‘Apa dia nggak bisa lihat akan seberapa berantakan aku kalau dia berhenti sekarang?’ “Cuma ingin mastiin kalau

DMCA.com Protection Status