Beranda / Young Adult / Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan / 6. Saya Yang Bertanggung Jawab Atasmu

Share

6. Saya Yang Bertanggung Jawab Atasmu

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-16 13:25:42

“Pak Kelvin mau melanggar kesepakatan kita?” tanya Amaya, menoleh pada Kelvin yang sekilas mengangkat kedua bahunya secara bersamaan.

“Memangnya kita pernah membuat kesepakatan?” tanya Kelvin balik dengan tanpa beban, membuat Amaya mendengus tak habis pikir. “Apakah ada perjanjian hitam di atas putih? Dengan materai? Dengan—”

“Nggak ada,” potong Amaya dengan cepat. “Tapi Pak Kelvin ‘kan setuju kalau di kampus nggak boleh ada yang tahu kita menikah?”

“Saya setuju dengan syarat yang kamu ajukan, sebagai gantinya kamu juga harus melakukan hal yang sama, Amaya,” jawabnya.

“Hal yang—”

“Saya bukan Papa atau Abangmu yang bisa kamu bantah dengan sikapmu yang keras kepala,” terang Kelvin. “Meski nggak ada yang tahu kita menikah, tapi bukan berarti kamu bisa melakukan segala hal sesuka hatimu. Baik dan buruknya kamu sayalah yang bertanggung jawab.”

Tiba-tiba ... Amaya tak bisa bicara. Ia menelan ludahnya dengan kasar mendengar dingin dan tegasnya cara Kelvin berucap.

Baru kali ini ada seseorang yang bisa melarangnya selama ia hidup.

Ia meremas jemarinya yang ada di atas paha saat Kelvin kembali mengatakan, “Banyak tokoh wanita di dunia ini yang bekerja keras untuk membuat martabat kaum kalian terangkat,” katanya. “Jadi jangan merendahkan diri untuk lelaki yang jelas-jelas kamu tahu dia bukan lelaki yang baik.”

Tenang, suaranya memenuhi setiap sudut tempat hingga menyelinap masuk di dalam hati Amaya yang membuatnya bereaksi dengan cepat meletakkan salah satu tangannya di depan dadanya, melindungi bagian depan tubuhnya. Sementara tangannya yang lain menarik rok pendek yang mengumbar sebagian kakinya.

“Baiklah,” kata Amaya, lirih tetapi sepertinya Kelvin mendengarnya sebab pria itu menoleh kepadanya. “Saya akan mengganti pakaian ini,” putusnya.

Amaya keluar lebih dulu dari dalam sedan itu, sementara Kelvin menyusul di belakangnya.

Saat mereka masuk ke dalam, Amaya meminta dress yang sekiranya lebih sopan pada staf yang ada di toko.

Baju yang sekiranya tidak seperti ondel-ondel jadi-jadian yang melecehkan mata Kelvin.

Berdiri di dalam ruang ganti dan menghadap cermin besar yang ada di sana, kedua bahu Amaya jatuh penuh sesal.

“Kelvin benar,” gumamnya. “Apa yang sedang aku pakai ini? Aku mau jadi Harley Quinn pacarnya si Joker?”

Entah apa yang terlintas di benaknya dengan memilih padu padan baju yang menyakiti mata itu untuk pergi ke kampus.

Balas dendam dia bilang? Konyol sekali ....

Tak berapa lama, setelah memilih beberapa pakaian yang dibawakan oleh staf, Amaya keluar dengan dress di bawah lutut.

Warna biru yang terkesan lembut, dengan lengannya yang panjang dan kerah yang memiliki pita.

“Kalau ini, bagaimana?” tanyanya pada Kelvin yang duduk menunggunya di sofa tak jauh dari ruang ganti

Pria itu mengangguk dengan mata yang terpejam puas meski bibirnya tak bicara. Samar Amaya menjumpai lesung pipinya yang tampak sebelum ia bangun dan berujar, “Saya yang akan bayar,” katanya. “Ayo cepat, saya ada kelas pagi ini.”

“Pak Kelvin—” Amaya mencegahnya pergi begitu saja.

“Hm?” Kelvin menoleh padanya yang tersenyum aneh saat menunjukkan keranjang yang ia bawa.

“Saya juga mau semua ini,” ucapnya. “Bapak yang akan bayar juga, ‘kan?”

“Kamu—” Kelvin mendengus, menunjuk Amaya dengan kesal. “Kamu mau menguras uang saya?”

“Loh? Bukannya Bapak tadi yang bilang kalau baik buruknya saya tergantung sama Anda?” tanya Amaya balik. “Kalau Bapak nggak mau saya pakai baju ondel-ondel style lagi, bukankah harusnya semua ini dibayar?”

“Itu—”

“Bapak ‘kan suami saya? Pelit amat sama istri sendiri, Pak ....”

Kelvin memejamkan matanya, sepertinya pria itu sedang menyatukan dirinya dengan alam agar energi buruknya menguap.

“Ya sudah,” putus Kelvin. “Bawa ke kasir.”

“Terima kasih,” jawab Amaya dengan gegas sebelum Kelvin berubah pikiran.

Tidak ada yang bicara setelah keduanya kembali ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan ke kampus. Serta ... seperti janji Kelvin sebelumnya yang akan menurunkan Amaya sedikit agak jauh dari kawasan kampus, pria itu menepatinya.

Amaya berjalan lebih santai, kelasnya sedikit agak siang sehingga ia tak perlu tergesa-gesa. Tiba di sana, ia melihat teman yang dulu satu SMA dengannya melambaikan tangan saat mereka bertemu tak jauh dari gerbang.

“May,” panggilnya.

“Hai, Alin,” balas Amaya.

“Aku dengar dari anak-anak,” katanya pertama-tama. “Turut berduka cita untuk perginya Om Athan.”

“Terima kasih.”

“Aku nggak sempat datang buat melayat karena ibuku juga lagi opname.”

Amaya mengangguk tak keberatan, “Nggak apa-apa, Lin,” ucapnya. “Bagaimana keadaan beliau sekarang?”

“Sudah dibawa pulang kok.”

Mereka berjalan berdampingan untuk masuk, kebetulan memang akan pergi ke satu ruangan yang sama.

“Kamu cantik sekali pagi ini,” puji Alin. “Bagus akhirnya kamu tahu kalau cowok itu nggak baik,” lanjutnya.

Amaya berdeham, tahu betul yang sedang dikatakan oleh Alin dengan 'cowok itu' adalah Rama.

“Apa anak-anak sudah tahu kalau dia selingkuh sama si Miranda?” tanya Amaya.

Alin mengangguk, “Iya, May,” jawabnya. “Mereka sudah dekat sejak lama loh, tapi ... kami semua nggak berani kasih tahu kamu.”

“Kenapa?”

“Karena kamu pasti memilih buat ribut sama mahasiswa lain kalau ada yang ngomong jelek soal si Rama atau Miranda.”

Amaya menghela napasnya, menyesal mengapa selama ini ia memberikan kepercayaan yang besar pada mereka jika akhirnya dirinyalah yang terluka.

“Bukan bermaksud bikin kamu kesel, May, tapi ... anak-anak bilang kalau mereka lihat Rama sama Miranda berdua staycation di hotel, sehari sebelum Om Athan meninggal.”

Kalimat Alin membuat Amaya tertegun selama beberapa detik.

Bukankah ... ia tak perlu menanyakan apa yang terjadi pada dua manusia itu?

Saat ia cemas dihadapkan pada kondisi ayahnya, saat ia membutuhkan dukungan, saat ia cemas karena tak mendapat kabar dan dirundung rindu semalam ... mereka malah main kuda-kudaan!

Keparat!

Amaya tidak akan melupakan pengkhianatan mereka itu, selamanya!

Ia menunduk meraba ponselnya yang ada di dalam tas. Bersama dengan Alin duduk di bangku yang tak jauh dari kelas yang akan mereka hadiri.

‘Aku blokir saja dua orang itu,’ putusnya.

Kalimat maaf dan sesal yang mereka sampaikan itu hanyalah kepalsuan.

Omong kosong!

Tapi saat Amaya meraih ponselnya, ia terkejut dan segera mengembalikannya ke dalam tas.

Matanya bergerak gugup saat ia menyadari bahwa ponsel yang ia bawa itu bukanlah ponsel miliknya.

‘Ini punya Kelvin.’

….

Almiftiafay

akak semua ... othor update 1 dulu ya sementara ini ☺️ jangan lupa tinggalkan komentar dan ulasan buat Kelvin Amaya 😹 terima kasih... sampai jumpa besok pukul 12.30 WIB || spoiler di 1nst4gram @almiftiafay. TYSM ILYTTMAB 🩷❤️🤗

| 19
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Eva
Bisa bisanya hp nya ketuker...tapi amaya kalau mau bales dendam harus pakai cara yang cantik dan elegan
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
amaya klo kamu mau balas dendam sama mantan cowok kerempeng mu harus nya kamu pamer dong klo punya suami kayak kelvin yg pasti ganteng, berotot , perut sixpack biar mantan dan sahabat pengkhianat mu kena mental
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Amaya kyaknx gk bisa brkutik deh klo lg sama paksu hahahaaa lucunya mreka br2 klo lg debat kayak anak abg ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    7. Pemuda Jompo

    Tapi bagaimana caranya ponsel Kelvin ada di dalam tasnya? ‘Apa aku salah ambil tadi?’ batin Amaya bertanya-tanya. Seingatnya ... tadi memang ada dua ponsel yang tergeletak di meja ruang makan saat mereka melahap sarapan pagi. Amaya yang bersiap mengenakan ‘revenge outfit’ meninggalkan kursi dengan gegas dan menyambar ponsel yang salah. ‘Begonya kamu, May ....’ Amaya menggigit bibirnya, memukuli kepalanya, membodohkan dirinya sendiri yang malah terus saja mencari gara-gara dengan Kelvin! “Mampus ....” desisnya pasrah. Batinnya, ‘Bagaimana caraku bilang kalau ponsel kami tertukar?’ Apa ia harus mendatangi Kelvin di ruang dosen? Itu sama saja membongkar rahasia! “Kenapa, May?” tanya Alin yang duduk di sebelah kanannya, terbengong melihat Amaya yang bertingkah aneh. Amaya belum sempat menjawab Alin karena ia mendengar ponsel milik Kelvin yang bergetar dari dalam tasnya. Saat ia melihatnya, tangannya dibuat tremor. Kontak dengan nama ‘Arshaka Nagara’ tengah memanggil, yang mana Am

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    8. Pergaulan Lewat Batas

    ‘Dia bilang masih sayang padaku?’ ulang Amaya dalam hati setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Rama untuk mencegahnya pergi. Jika tak ingat di bangku yang tak jauh dari mereka berdiri itu Amaya menyaksikannya mengadu bibir dengan sahabatnya sendiri, Amaya pasti akan luluh. Tapi tidak! Seperti yang dikatakan oleh Kelvin bahwa tak pantas baginya merengek atau bergantung pada lelaki yang jelas-jelas ia tahu lelaki itu tidak baik, Amaya tak membiarkan Rama menggoyahkannya. “Aku nggak butuh sayang darimu, Ram,” jawab Amaya akhirnya. “May—“ “Aku ‘kan sudah bilang sebaiknya kita berpura-pura nggak kenal saja kalau ketemu? Apa itu kurang jelas buatmu?” Amaya membawa langkah kakinya untuk pergi dari hadapan lelaki dengan hoodie warna hitam itu. “Amaya—” Amaya menepis tangannya, tak sudi ia disentuh oleh lelaki pengkhianat yang bahkan sudah tidur dengan—mantan—sahabatnya. “Aku cuma mau bilang turut berduka cita buat perginya Om—” “Nggak perlu,” potong Amaya tak mau tahu. Rama te

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    9. Hari Apes Tak Ada Di Kalender

    “Wah ... bajunya basah!” sebut salah seorang mahasiswi yang duduk tak jauh dari titik insiden terjadi. “Siapa yang nyiram Pak Kelvin? Dia cari mati?!” Amaya membeku di tempatnya berdiri. Kesibukan yang ada di kantin senyap dalam sesaat kala mereka melihat aksi tak terduga Amaya yang menyiram dosennya dengan segelas jus jeruk! Amaya tak bisa bergerak atau bahkan beranjak satu inchi saat melihat kemeja putih yang dikenakan oleh Kelvin itu berakhir basah dan melekat di tubuhnya sehingga dadanya yang bidang tampak selama beberapa detik sebelum pria itu menarik kemejanya ke depan dengan sepasang mata yang menggelap saat memanggil, “Amaya Madira?” Kedua bahunya jatuh, dengus napasnya seolah mengatakan bahwa ia tak habis pikir dengan apa yang baru saja ia lakukan. Amaya menunduk, hampir membungkuk saat mengatakan, “Maaf, Pak Kelvin,” ucapnya. “Saya nggak sengaja.” Sebelum Kelvin mengatakan banyak hal atau bahkan mungkin membongkar pernikahan rahasia mereka di depan umum, Amaya berlar

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    10. Ketahuan Pisah Kamar?

    “I-i-itu—” Amaya bingung menjawab ibu mertuanya. Jika ia tahu akan ada kunjungan mendadak seperti ini, Amaya pasti akan mempersiapkan jawaban. “Kenapa kamu dan Kelvin pisah kamar, Sayang?” tanya Riana sekali lagi, yang membuat Amaya tertunduk. Otaknya sedang bekerja keras agar ia dan Kelvin tak dicurigai bahwa yang mereka lakukan ini hanyalah sebatas pernikahan terpaksa—demi menyenangkan orang tua. ‘Kami akan tamat,’ batin Amaya. Rajendra dan Riana pasti akan kecewa karena ia dan Kelvin tak pernah hidup sebagai selayaknya suami dan istri pada umumnya. Di saat kritis yang nyaris saja mencekik lehernya, sebuah suara datang dari antah berantah menjawab, “Aku yang minta, Mam.” Amaya dan Riana menoleh ke arah pintu ruang makan. Seorang pria dengan kaos berkerah berlogo kampus di dadanya masuk di waktu krusial dan memberi ketegangan ekstra. Kelvin. “Aku yang minta Amaya untuk tidur di bawah sementara waktu,” lanjutnya seraya berhenti di samping sang ayah. “Kenapa kamu meminta i

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    11. Sekamar Denganmu

    "Kenapa tiba-tiba mau menginap?" tanya Kelvin saat Amaya masih terpaku di samping kanannya. "Apa nggak boleh kami menginap di sini?" tanya Rajendra balik. "Kami hanya ingin memastikan Amaya hidup dengan baik setelah Pak Athan pergi." "S-s-saya baik-baik saja kok, Pa," sahut Amaya. Berharap setelah mendengar ini ayah dan ibu mertuanya itu memilih pergi saja. Ia tak bermaksud mengusir beliau berdua, hanya saja ... ia tak siap jika gerak dan aktivitasnya dilihat dan diperhatikan. "Baguslah kalau baik." Riana menyahut seraya tersenyum, mendekat dan mengusap pipi Amaya dengan ibu jarinya yang lembut. "Memang sudah menjadi hak setiap istri untuk diperlakukan dengan baik oleh suaminya," lanjutnya. "Kelvin memperlakukan kamu dengan baik, 'kan?" Amaya melirik Kelvin yang rupanya juga sama mencuri pandang lewat sudut matanya. 'BAIK TAPI MULUTNYA NGGAK SAMA SEKALI!' jerit Amaya dalam hati. 'Mulut Kelvin itu lebih pedas daripada habanero!' "Apakah saya memperlakukan kamu dengan bai

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    12. Goda Saja!

    "Kamu hanya mendengar gosip yang belum tentu dipertanggungjawabkan kebenarannya." Suaranya yang dalam kembali terdengar saat Amaya menahan dada Kelvin dengan cepat. Senyumnya terkembang dengan ambigu tepat di depan matanya. Hidung mereka yang hampir bersentuhan, mengundang benaknya berkecamuk semakin hebat, 'A-apa dia ingin bilang kalau gosip itu salah?' tanya Amaya dalam hati. Jika itu tak benar, artinya Kelvin adalah seorang pria normal?! Pupil Amaya bergerak gugup, yang sangat jauh berbeda dengan sepasang mata Kelvin yang tenang. "Bagaimana sekarang?" tanya Kelvin lagi. "Apakah kamu masih memiliki keinginan agar lampu di kamar ini dimatikan?" "T-tidak," jawab Amaya dengan cepat. "S-saya b-bisa tidur dengan lampu menyala. Nggak perlu dimatikan!" "Bagus, karena dengan begitu kamu juga bisa melihat performa saya dengan jelas dan—" "Pak Kelvin!" seru Amaya, menyadari adanya peringatan tanda bahaya dari berubahnya arah percakapan mereka. "S-s-s—" "Kenapa kamu mendesis seperti

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    13. Ganteng-ganteng Mulutnya Pedes

    Amaya gemetar di tempatnya duduk, matanya bergerak gugup memandang Kelvin yang hanya menunjukkan seulas senyum saat seorang mahasiswa yang baru saja lewat di belakangnya mengatakan, 'Tidurmu ngorok semalam!' "Sssht! Ada Pak Kelvin," tegur mahasiswa yang berjalan di sebelah mahasiswa pertama. Amaya melirik dua teman lelakinya yang menunduk di samping Kelvin sebelum melanjutkan langkah mereka. Hampir saja Amaya berpikir Kelvin yang mengatakan soal 'tidur ngorok' itu karena suara mereka terdengar mirip. "B-Bapak a-ada perlu?" tanya Amaya, karena memang ia lah yang berada paling dekat dengan Kelvin. Pria itu mengangguk, "Kebetulan lewat dan melihat kalian," jawabnya. "Saya sudah memanggil beberapa ketua kelompok lain sebelumnya untuk berdiskusi soal presentasi agar materi yang kalian sampaikan bisa diterima dengan baik," lanjutnya. "Jadi saya juga ingin berdiskusi dengan ketua kelompok kalian juga. Siapa?" tanyanya, sekilas menyapukan pandang pada Amaya dan keempat temannya. "S-saya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    14. Sekamar Lagi

    'Drama inap-menginap masih belum selesai,' gumam Amaya sekeluarnya ia dari ruang dosen. Langkahnya terasa berat, kepalanya berpikir keras apa yang harus ia lakukan nanti malam karena jelas ia dan Kelvin akan kembali satu kamar. Meski yang semalam berakhir dengan tak terjadi apapun ... Amaya tak akan lupa bahwa bibirnya pernah mengatakan 'Saya akan lakukan apapun yang Bapak mau' yang artinya ia masih memiliki hutang pada pria itu. Mengingat yang sebelumnya Kelvin yang secara tak kentara sebenarnya ingin menyebut bahwa ia adalah pria normal, Amaya khawatir akan satu hal, "Bagaimana kalau dia menagih kalimatku saat itu untuk ...." 'Saya tagih janjimu, Amaya. Layani saya malam ini.' Bayangan seandainya Kelvin mengatakan hal itu datang dari antah berantah menghantuinya. Amaya menyilangkan kedua tangannya di depan tubuhnya. Tapi sedetik kemudian ia menampar pipinya. "Sadar, May!" hardiknya pada diri sendiri. Daripada memikirkan itu, sebaiknya ia mengambil langkah antisipatif. 'Apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24

Bab terbaru

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    242. (Bukan) Keinginan Terlarang

    Amaya mengayunkan kakinya menjauh dari samping brankar Calista pada akhirnya. Tangan kecilnya digandeng dan digenggam oleh Kelvin, mereka dengan gegas keluar melewati pintu ruangan itu agar bisa mengambil napas bebas Berada di dekat Calista memang membuat kepala rasanya ingin meleduk. "Yang barusan itu bagus banget, Sayang," puji Kelvin, sekilas mengayunkan tangan mereka dengan terus berjalan menuju ke parkiran. "Pria yang haram dimiliki, that was amazing. Aku nggak pernah ada kepikiran buat bilang begitu loh." "Tapi 'kan sebenernya aky nyontek kalimat Mas Vin?" balas Amaya. "Nyontek kalimatku?" ulangnya dengan alis berkerut. "Iya." "Aku pernah bilang begitu emangnya?" tanya Kelvin memperjelas. "Bukan soal pria yang haram dimiliki, tapi soal banyak tokoh wanita yang berusaha membuat martabat kaum kita terangkat itu," jawabnya. "Kapan aku bilang begitu?" "Mas Vin nggak ingat? Itu loh pas aku mau masuk kampus lagi, dan aku pakai baju yang kamu bilang warna-warni tapi aku mala

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    241. Pria Yang Haram Dimiliki

    "Nggak, Calista!" jawab Kelvin dengan tegas, tangannya yang direngkuh dan seolah menjadi sandera wanita itu dengan cepat ia tarik. Kelvin tak peduli suaranya yang sedikit meninggi itu dapat didengar oleh orang lain yang ada di sana. Amaya hanya berdiri di dekatnya, menatap Calista dengan mata yang berair berusaha meredam amarah. "Aku udah bilang kalau kamu bisa hubungin keluarga kamu, 'kan?" tanya Kelvin dengan nada suara yang sama. "Lagian nggak ada yang serius sama lukamu ini! Kakimu nggak kenapa-kenapa." "Tapi 'kan tetep cedera?" bantahnya. "Apa salahnya ngantar orang yang udah kamu tabrak sih? Itu nggak akan—" "Bu Calista kenapa ngotot banget kalau suamiku nabrak Anda sih?" sela Amaya. "Kita udah sama-sama lihat loh kalau nggak ada yang serius dari kejadian pagi ini. Maunya Bu Calista tuh apa? Kelvin harus nemenin Anda seharian akibat bikin luka gores yang keponakan saya aja kalau dapet luka begitu masih ngajakin papanya panjat tebing? C'mon ...." Amaya sangat geram denganny

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    240. Ahh, Sakit ....

    "Ahh—sakit—" rintih Calista seraya mengusap kakinya. "Sakit banget ...." Amaya bergeming di tempatnya saat wanita itu mengaduh kesakitan. Amaya tak ingin memiliki pikiran buruk terhadapnya, tetapi rintihannya barusan seperti dibuat agar semua orang yang mendengarnya. Beberapa orang memang datang, melihat dan memastikan sendiri apa yang terjadi pada Calista. Lebih dari satu orang yang menyebut bahwa tadi Kelvin berhenti tepat sebelum terjadi apapun. "Kayaknya tadi Mbak-nya nggak kena mobilnya deh?" tanya Bapak-bapak pemilik bengkel yang ada di sebelah kiri jalan. "Ya lagian udah tahu ada mobil lewat ngapain main nyebrang aja sih?" tegur yang lainnya. Kelvin si pria dewasa yang tenang dan hati-hati dalam bertindak mencoba menenangkan mereka yang justru lebih memihak pada si pemilik mobil alih-alih pada wanita yang bersimpuh tak berdaya di tengah jalan itu. Beberapa mengenalinya sebagai dosen dari Universitas di dekat situ, karena ada mahasiswa yang juga ada di Tempat Kejadian Perka

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    239. [@kelvinindra__ ‘Forever Be Yours’]

    Calista mendadak berdiri kaku saat membuka ponselnya pagi ini. Paginya selalu diawali dengan sesuatu yang mengejutkan beberapa waktu terakhir ini. Jika sebelumnya ia melihat foto Kelvin yang menggenggam tangan Amaya dengan menyebut 'I was totally hooked', pagi ini lebih dari sekadar genggaman tangan belaka. Fotonya terlihat sangat cantik, berkonsep wedding outdoor, dan Calista tahu ini adalah foto postwedding mereka. Tapi yang membuatnya shock adalah bukan hanya betapa tampannya Kelvin, melainkan apa yang ia lakukan. Pria itu tengah menunduk di depan seorang perempuan cantik dengan gaun berwarna putih yang ekornya menyapu rerumputan. Sedang duduk di bangku taman dengan keadaan bibirnya yang dicium. Meski Kelvin menutupi wajah gadis itu dengan stiker hati, tapi orang gila mana yang tak tahu bahwa itu adalah Amaya? Seolah sengaja menaburi garam di atas lukanya, pria itu membuat dunia tahu bahwa hatinya telah berhenti pada Amaya. [@kelvinindra__ 'Forever be yours, the one and only

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    238. Agenda Sabtu Pagi

    Agar bibirnya yang terus mengerucut itu berhenti, atau agar yayasan yang menaungi berdirinya kampus itu tak benar-benar dibeli oleh kakak iparnya—Gafi—Kelvin berusaha melakukan sesuatu. Berpikir bahwa Calista sengaja berusaha melemahkan mental Amaya yang seperti baja itu dengan menduplikasi dirinya, Kelvin harus menegaskan bahwa pernikahannya dengan Amaya tak bisa diganggu gugat oleh siapapun juga. Pada Sabtu pagi yang cerah ini, Amaya baru saja keluar dari rumah dan berdiri memandangi pohon tabebuya yang bunganya tak selebat sebelumnya. "Mau pergi nggak?" tanya Kelvin tiba-tiba dari belakangnya yang membuat Amaya segera menoleh. "Ke mana?" tanyanya balik. "Bikin foto postwedding," jawabnya. "Aku udah minta temanku yang punya studio buat nyiapin tempat, jadi aku harap kamu mau." "Foto postwedding?" ulang Amaya dengan kedua alis yang terangkat penuh rasa terkejut—karena memang ia benar terkejut. "Iya." "Tiba-tiba aja?" "Hm ... udah dari lama sih ngerencanainnya, cuma kayaknya a

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    237. Hampir Saja ....

    “Kelvin?” panggil sebuah suara manis yang datang dari belakang Kelvin. Ia menoleh ke belakang dan melihat Amaya yang berjalan bersama dengan Alin dan Randy serta disusul oleh Naira di belakangnya. Meminimalisir terjadinya kesalahpahaman yang bisa saja terjadi antara mereka, Kelvin dengan cepat mengayunkan kakinya mendekat pada Amaya. Tapi, Calista tak mengizinkannya begitu saja. “Kelvin!” panggilnya dengan suara mengiba. Lorong sunyi itu membuat suaranya menggema. Tapi, Kelvin tak menjawabnya. Ia bahkan tak menoleh saat meraih pergelangan tangan Amaya dan menariknya untuk pergi dari sana. Memilih untuk mencari jalan lain. Tak ada yang bicara, teman-teman Amaya yang ada di belakangnya pun juga terdiam untuk tak memperkeruh suasana hingga mereka tiba di kantin. Barulah saat itu Kelvin mengakhiri ‘lomba diam-diaman’ itu dengan mengatakan, “Kalian pesanlah, saya yang akan bayar.” “E—“ Randy yang mendengarnya terlebih dulu memberi reaksi. “E—sungkan sih sebenernya, tapi mungkin kare

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    236. Wanita Yang Menyerupai Istriku

    “Pikirkan dengan matang sebelum kamu bertindak,” lanjut Arsha. “Kecuali kamu mau berakhir sama kayak si Hakim Rasyid itu, aku persilakan kamu melakukan apapun sesuka hatimu. Tapi nanti kalau kamu hancur, hancurlah sendiri.” Arsha menutup kalimatnya dengan rahang yang menggertak. Ia memalingkan wajah dan mengayunkan kakinya pergi meninggalkan meja milik Calista. Punggungnya lambat laun menghilang selagi Calista merapikan rambutnya agar senantiasa cantik. Ia tatap pantulan wajahnya pada cermin kecil yang ada di atas meja, wajah yang terlihat gugup setelah mendengar semua kalimat bernada penjelasan dari Arsha soal apa yang terjadi sebelum ia masuk ke tempat ini. ‘Harusnya aku cari tahu dulu nggak sih apa aja riwayat anak itu?’ gumam Calista dalam hati. ‘Didengar dari penjelasan Arsha ... emang kayaknya dia tengil juga, dan tahan banting. Mentalnya itu kayak bukan mental anak-anak.’ Calista membasahi bibir berlipstick matte miliknya dengan lidah, rasanya mendadak kering saat ia mengi

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    235. Bukan Sembarang Orang

    Rasanya ... justru Arsha yang malu melihat tingkah Calista itu. Wanita itu adalah sepupu istrinya, yang secara tak langsung mereka memiliki hubungan keluarga, bukan? Arsha sudah melihatnya sejak tadi pagi apa saja yang dilakukan olehnya. Ia berganti pakaian yang hampir sama dengan yang kemarin dilihatnya dikenakan oleh Amaya. Sepertinya ia membelinya secara online dengan sistem beli sekarang kirim sekarang juga—pengiriman instan—sehingga ia bisa mendapatkannya dengan cepat. Pagi tadi Arsha masih sempat melihatnya mengenakan pakaian berwarna kuning tetapi pada jam makan siang ini ia telah berganti dress broken white. Arsha tak tahu apa yang tengah dipikirkannya, tapi sepertinya ia harus memberi sepupunya Kaluna itu sebuah teguran. Arsha berjalan memasuki ruang dosen di mana Calista berada dan menghampirinya. Keadaan di dalam sedang tak begitu ramai sehingga ia lebih memilih untuk bicara di sini. “Bisa stop sekarang?” ucap Arsha langsung pada pokok persoalan. Yang merasa diajak

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    234. Menjadi Amaya

    Sepertinya ... bukan hanya postingan di sosial media milik Kelvin yang membuat kampus pagi ini menjadi heboh. Calista yang masih berdiri di sana—dan mengabaikan rasa sakit atau kesemutan pada kakinya sebab ia telah terlalu lama berdiri—mendengar seorang dosen yang ia kenal sebagai Lucy mengatakan pada Andrew, "Gokil banget Kelvin semalam." Mendengar nama 'Kelvin' disebutkan tentu saja membuat kedua telinga Calista berdiri. 'Kelvin?' ulangnya dalam hati. 'Ngapain dia emang semalam?' Ia akan menemukan jawabannya sebentar lagi jika ia terus menguping di sana. Dan itu benar .... "Sumpah iya! Manis banget tuh kulkas berjalan kalau lagi di rumah. Zoom meeting malah istrinya minta pangku." "Clingy wife and Cool Husband banget nggak sih mereka?" sahut dosen lain yang bernama Sonya. "Kalian sebelumnya denger nggak Amaya bilang 'Laptop terus akunya kapan' gitu?" Louise ikut menimpali dari tempat ia duduk. "Denger," jawab yang lainnya hampir bersamaan. "Itu 'kan sebelum dia minta pangku

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status