Home / Young Adult / Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan / 6. Saya Yang Bertanggung Jawab Atasmu

Share

6. Saya Yang Bertanggung Jawab Atasmu

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2024-09-16 13:25:42

“Pak Kelvin mau melanggar kesepakatan kita?” tanya Amaya, menoleh pada Kelvin yang sekilas mengangkat kedua bahunya secara bersamaan.

“Memangnya kita pernah membuat kesepakatan?” tanya Kelvin balik dengan tanpa beban, membuat Amaya mendengus tak habis pikir. “Apakah ada perjanjian hitam di atas putih? Dengan materai? Dengan—”

“Nggak ada,” potong Amaya dengan cepat. “Tapi Pak Kelvin ‘kan setuju kalau di kampus nggak boleh ada yang tahu kita menikah?”

“Saya setuju dengan syarat yang kamu ajukan, sebagai gantinya kamu juga harus melakukan hal yang sama, Amaya,” jawabnya.

“Hal yang—”

“Saya bukan Papa atau Abangmu yang bisa kamu bantah dengan sikapmu yang keras kepala,” terang Kelvin. “Meski nggak ada yang tahu kita menikah, tapi bukan berarti kamu bisa melakukan segala hal sesuka hatimu. Baik dan buruknya kamu sayalah yang bertanggung jawab.”

Tiba-tiba ... Amaya tak bisa bicara. Ia menelan ludahnya dengan kasar mendengar dingin dan tegasnya cara Kelvin berucap.

Baru kali ini ada seseorang yang bisa melarangnya selama ia hidup.

Ia meremas jemarinya yang ada di atas paha saat Kelvin kembali mengatakan, “Banyak tokoh wanita di dunia ini yang bekerja keras untuk membuat martabat kaum kalian terangkat,” katanya. “Jadi jangan merendahkan diri untuk lelaki yang jelas-jelas kamu tahu dia bukan lelaki yang baik.”

Tenang, suaranya memenuhi setiap sudut tempat hingga menyelinap masuk di dalam hati Amaya yang membuatnya bereaksi dengan cepat meletakkan salah satu tangannya di depan dadanya, melindungi bagian depan tubuhnya. Sementara tangannya yang lain menarik rok pendek yang mengumbar sebagian kakinya.

“Baiklah,” kata Amaya, lirih tetapi sepertinya Kelvin mendengarnya sebab pria itu menoleh kepadanya. “Saya akan mengganti pakaian ini,” putusnya.

Amaya keluar lebih dulu dari dalam sedan itu, sementara Kelvin menyusul di belakangnya.

Saat mereka masuk ke dalam, Amaya meminta dress yang sekiranya lebih sopan pada staf yang ada di toko.

Baju yang sekiranya tidak seperti ondel-ondel jadi-jadian yang melecehkan mata Kelvin.

Berdiri di dalam ruang ganti dan menghadap cermin besar yang ada di sana, kedua bahu Amaya jatuh penuh sesal.

“Kelvin benar,” gumamnya. “Apa yang sedang aku pakai ini? Aku mau jadi Harley Quinn pacarnya si Joker?”

Entah apa yang terlintas di benaknya dengan memilih padu padan baju yang menyakiti mata itu untuk pergi ke kampus.

Balas dendam dia bilang? Konyol sekali ....

Tak berapa lama, setelah memilih beberapa pakaian yang dibawakan oleh staf, Amaya keluar dengan dress di bawah lutut.

Warna biru yang terkesan lembut, dengan lengannya yang panjang dan kerah yang memiliki pita.

“Kalau ini, bagaimana?” tanyanya pada Kelvin yang duduk menunggunya di sofa tak jauh dari ruang ganti

Pria itu mengangguk dengan mata yang terpejam puas meski bibirnya tak bicara. Samar Amaya menjumpai lesung pipinya yang tampak sebelum ia bangun dan berujar, “Saya yang akan bayar,” katanya. “Ayo cepat, saya ada kelas pagi ini.”

“Pak Kelvin—” Amaya mencegahnya pergi begitu saja.

“Hm?” Kelvin menoleh padanya yang tersenyum aneh saat menunjukkan keranjang yang ia bawa.

“Saya juga mau semua ini,” ucapnya. “Bapak yang akan bayar juga, ‘kan?”

“Kamu—” Kelvin mendengus, menunjuk Amaya dengan kesal. “Kamu mau menguras uang saya?”

“Loh? Bukannya Bapak tadi yang bilang kalau baik buruknya saya tergantung sama Anda?” tanya Amaya balik. “Kalau Bapak nggak mau saya pakai baju ondel-ondel style lagi, bukankah harusnya semua ini dibayar?”

“Itu—”

“Bapak ‘kan suami saya? Pelit amat sama istri sendiri, Pak ....”

Kelvin memejamkan matanya, sepertinya pria itu sedang menyatukan dirinya dengan alam agar energi buruknya menguap.

“Ya sudah,” putus Kelvin. “Bawa ke kasir.”

“Terima kasih,” jawab Amaya dengan gegas sebelum Kelvin berubah pikiran.

Tidak ada yang bicara setelah keduanya kembali ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan ke kampus. Serta ... seperti janji Kelvin sebelumnya yang akan menurunkan Amaya sedikit agak jauh dari kawasan kampus, pria itu menepatinya.

Amaya berjalan lebih santai, kelasnya sedikit agak siang sehingga ia tak perlu tergesa-gesa. Tiba di sana, ia melihat teman yang dulu satu SMA dengannya melambaikan tangan saat mereka bertemu tak jauh dari gerbang.

“May,” panggilnya.

“Hai, Alin,” balas Amaya.

“Aku dengar dari anak-anak,” katanya pertama-tama. “Turut berduka cita untuk perginya Om Athan.”

“Terima kasih.”

“Aku nggak sempat datang buat melayat karena ibuku juga lagi opname.”

Amaya mengangguk tak keberatan, “Nggak apa-apa, Lin,” ucapnya. “Bagaimana keadaan beliau sekarang?”

“Sudah dibawa pulang kok.”

Mereka berjalan berdampingan untuk masuk, kebetulan memang akan pergi ke satu ruangan yang sama.

“Kamu cantik sekali pagi ini,” puji Alin. “Bagus akhirnya kamu tahu kalau cowok itu nggak baik,” lanjutnya.

Amaya berdeham, tahu betul yang sedang dikatakan oleh Alin dengan 'cowok itu' adalah Rama.

“Apa anak-anak sudah tahu kalau dia selingkuh sama si Miranda?” tanya Amaya.

Alin mengangguk, “Iya, May,” jawabnya. “Mereka sudah dekat sejak lama loh, tapi ... kami semua nggak berani kasih tahu kamu.”

“Kenapa?”

“Karena kamu pasti memilih buat ribut sama mahasiswa lain kalau ada yang ngomong jelek soal si Rama atau Miranda.”

Amaya menghela napasnya, menyesal mengapa selama ini ia memberikan kepercayaan yang besar pada mereka jika akhirnya dirinyalah yang terluka.

“Bukan bermaksud bikin kamu kesel, May, tapi ... anak-anak bilang kalau mereka lihat Rama sama Miranda berdua staycation di hotel, sehari sebelum Om Athan meninggal.”

Kalimat Alin membuat Amaya tertegun selama beberapa detik.

Bukankah ... ia tak perlu menanyakan apa yang terjadi pada dua manusia itu?

Saat ia cemas dihadapkan pada kondisi ayahnya, saat ia membutuhkan dukungan, saat ia cemas karena tak mendapat kabar dan dirundung rindu semalam ... mereka malah main kuda-kudaan!

Keparat!

Amaya tidak akan melupakan pengkhianatan mereka itu, selamanya!

Ia menunduk meraba ponselnya yang ada di dalam tas. Bersama dengan Alin duduk di bangku yang tak jauh dari kelas yang akan mereka hadiri.

‘Aku blokir saja dua orang itu,’ putusnya.

Kalimat maaf dan sesal yang mereka sampaikan itu hanyalah kepalsuan.

Omong kosong!

Tapi saat Amaya meraih ponselnya, ia terkejut dan segera mengembalikannya ke dalam tas.

Matanya bergerak gugup saat ia menyadari bahwa ponsel yang ia bawa itu bukanlah ponsel miliknya.

‘Ini punya Kelvin.’

….

Almiftiafay

akak semua ... othor update 1 dulu ya sementara ini ☺️ jangan lupa tinggalkan komentar dan ulasan buat Kelvin Amaya 😹 terima kasih... sampai jumpa besok pukul 12.30 WIB || spoiler di 1nst4gram @almiftiafay. TYSM ILYTTMAB 🩷❤️🤗

| 21
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Eva
Bisa bisanya hp nya ketuker...tapi amaya kalau mau bales dendam harus pakai cara yang cantik dan elegan
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
amaya klo kamu mau balas dendam sama mantan cowok kerempeng mu harus nya kamu pamer dong klo punya suami kayak kelvin yg pasti ganteng, berotot , perut sixpack biar mantan dan sahabat pengkhianat mu kena mental
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Amaya kyaknx gk bisa brkutik deh klo lg sama paksu hahahaaa lucunya mreka br2 klo lg debat kayak anak abg ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    7. Pemuda Jompo

    Tapi bagaimana caranya ponsel Kelvin ada di dalam tasnya? ‘Apa aku salah ambil tadi?’ batin Amaya bertanya-tanya. Seingatnya ... tadi memang ada dua ponsel yang tergeletak di meja ruang makan saat mereka melahap sarapan pagi. Amaya yang bersiap mengenakan ‘revenge outfit’ meninggalkan kursi dengan gegas dan menyambar ponsel yang salah. ‘Begonya kamu, May ....’ Amaya menggigit bibirnya, memukuli kepalanya, membodohkan dirinya sendiri yang malah terus saja mencari gara-gara dengan Kelvin! “Mampus ....” desisnya pasrah. Batinnya, ‘Bagaimana caraku bilang kalau ponsel kami tertukar?’ Apa ia harus mendatangi Kelvin di ruang dosen? Itu sama saja membongkar rahasia! “Kenapa, May?” tanya Alin yang duduk di sebelah kanannya, terbengong melihat Amaya yang bertingkah aneh. Amaya belum sempat menjawab Alin karena ia mendengar ponsel milik Kelvin yang bergetar dari dalam tasnya. Saat ia melihatnya, tangannya dibuat tremor. Kontak dengan nama ‘Arshaka Nagara’ tengah memanggil, yang mana Am

    Last Updated : 2024-09-17
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    8. Pergaulan Lewat Batas

    ‘Dia bilang masih sayang padaku?’ ulang Amaya dalam hati setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Rama untuk mencegahnya pergi. Jika tak ingat di bangku yang tak jauh dari mereka berdiri itu Amaya menyaksikannya mengadu bibir dengan sahabatnya sendiri, Amaya pasti akan luluh. Tapi tidak! Seperti yang dikatakan oleh Kelvin bahwa tak pantas baginya merengek atau bergantung pada lelaki yang jelas-jelas ia tahu lelaki itu tidak baik, Amaya tak membiarkan Rama menggoyahkannya. “Aku nggak butuh sayang darimu, Ram,” jawab Amaya akhirnya. “May—“ “Aku ‘kan sudah bilang sebaiknya kita berpura-pura nggak kenal saja kalau ketemu? Apa itu kurang jelas buatmu?” Amaya membawa langkah kakinya untuk pergi dari hadapan lelaki dengan hoodie warna hitam itu. “Amaya—” Amaya menepis tangannya, tak sudi ia disentuh oleh lelaki pengkhianat yang bahkan sudah tidur dengan—mantan—sahabatnya. “Aku cuma mau bilang turut berduka cita buat perginya Om—” “Nggak perlu,” potong Amaya tak mau tahu. Rama te

    Last Updated : 2024-09-18
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    9. Hari Apes Tak Ada Di Kalender

    “Wah ... bajunya basah!” sebut salah seorang mahasiswi yang duduk tak jauh dari titik insiden terjadi. “Siapa yang nyiram Pak Kelvin? Dia cari mati?!” Amaya membeku di tempatnya berdiri. Kesibukan yang ada di kantin senyap dalam sesaat kala mereka melihat aksi tak terduga Amaya yang menyiram dosennya dengan segelas jus jeruk! Amaya tak bisa bergerak atau bahkan beranjak satu inchi saat melihat kemeja putih yang dikenakan oleh Kelvin itu berakhir basah dan melekat di tubuhnya sehingga dadanya yang bidang tampak selama beberapa detik sebelum pria itu menarik kemejanya ke depan dengan sepasang mata yang menggelap saat memanggil, “Amaya Madira?” Kedua bahunya jatuh, dengus napasnya seolah mengatakan bahwa ia tak habis pikir dengan apa yang baru saja ia lakukan. Amaya menunduk, hampir membungkuk saat mengatakan, “Maaf, Pak Kelvin,” ucapnya. “Saya nggak sengaja.” Sebelum Kelvin mengatakan banyak hal atau bahkan mungkin membongkar pernikahan rahasia mereka di depan umum, Amaya berlar

    Last Updated : 2024-09-19
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    10. Ketahuan Pisah Kamar?

    “I-i-itu—” Amaya bingung menjawab ibu mertuanya. Jika ia tahu akan ada kunjungan mendadak seperti ini, Amaya pasti akan mempersiapkan jawaban. “Kenapa kamu dan Kelvin pisah kamar, Sayang?” tanya Riana sekali lagi, yang membuat Amaya tertunduk. Otaknya sedang bekerja keras agar ia dan Kelvin tak dicurigai bahwa yang mereka lakukan ini hanyalah sebatas pernikahan terpaksa—demi menyenangkan orang tua. ‘Kami akan tamat,’ batin Amaya. Rajendra dan Riana pasti akan kecewa karena ia dan Kelvin tak pernah hidup sebagai selayaknya suami dan istri pada umumnya. Di saat kritis yang nyaris saja mencekik lehernya, sebuah suara datang dari antah berantah menjawab, “Aku yang minta, Mam.” Amaya dan Riana menoleh ke arah pintu ruang makan. Seorang pria dengan kaos berkerah berlogo kampus di dadanya masuk di waktu krusial dan memberi ketegangan ekstra. Kelvin. “Aku yang minta Amaya untuk tidur di bawah sementara waktu,” lanjutnya seraya berhenti di samping sang ayah. “Kenapa kamu meminta i

    Last Updated : 2024-09-20
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    11. Sekamar Denganmu

    "Kenapa tiba-tiba mau menginap?" tanya Kelvin saat Amaya masih terpaku di samping kanannya. "Apa nggak boleh kami menginap di sini?" tanya Rajendra balik. "Kami hanya ingin memastikan Amaya hidup dengan baik setelah Pak Athan pergi." "S-s-saya baik-baik saja kok, Pa," sahut Amaya. Berharap setelah mendengar ini ayah dan ibu mertuanya itu memilih pergi saja. Ia tak bermaksud mengusir beliau berdua, hanya saja ... ia tak siap jika gerak dan aktivitasnya dilihat dan diperhatikan. "Baguslah kalau baik." Riana menyahut seraya tersenyum, mendekat dan mengusap pipi Amaya dengan ibu jarinya yang lembut. "Memang sudah menjadi hak setiap istri untuk diperlakukan dengan baik oleh suaminya," lanjutnya. "Kelvin memperlakukan kamu dengan baik, 'kan?" Amaya melirik Kelvin yang rupanya juga sama mencuri pandang lewat sudut matanya. 'BAIK TAPI MULUTNYA NGGAK SAMA SEKALI!' jerit Amaya dalam hati. 'Mulut Kelvin itu lebih pedas daripada habanero!' "Apakah saya memperlakukan kamu dengan bai

    Last Updated : 2024-09-21
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    12. Goda Saja!

    "Kamu hanya mendengar gosip yang belum tentu dipertanggungjawabkan kebenarannya." Suaranya yang dalam kembali terdengar saat Amaya menahan dada Kelvin dengan cepat. Senyumnya terkembang dengan ambigu tepat di depan matanya. Hidung mereka yang hampir bersentuhan, mengundang benaknya berkecamuk semakin hebat, 'A-apa dia ingin bilang kalau gosip itu salah?' tanya Amaya dalam hati. Jika itu tak benar, artinya Kelvin adalah seorang pria normal?! Pupil Amaya bergerak gugup, yang sangat jauh berbeda dengan sepasang mata Kelvin yang tenang. "Bagaimana sekarang?" tanya Kelvin lagi. "Apakah kamu masih memiliki keinginan agar lampu di kamar ini dimatikan?" "T-tidak," jawab Amaya dengan cepat. "S-saya b-bisa tidur dengan lampu menyala. Nggak perlu dimatikan!" "Bagus, karena dengan begitu kamu juga bisa melihat performa saya dengan jelas dan—" "Pak Kelvin!" seru Amaya, menyadari adanya peringatan tanda bahaya dari berubahnya arah percakapan mereka. "S-s-s—" "Kenapa kamu mendesis seperti

    Last Updated : 2024-09-22
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    13. Ganteng-ganteng Mulutnya Pedes

    Amaya gemetar di tempatnya duduk, matanya bergerak gugup memandang Kelvin yang hanya menunjukkan seulas senyum saat seorang mahasiswa yang baru saja lewat di belakangnya mengatakan, 'Tidurmu ngorok semalam!' "Sssht! Ada Pak Kelvin," tegur mahasiswa yang berjalan di sebelah mahasiswa pertama. Amaya melirik dua teman lelakinya yang menunduk di samping Kelvin sebelum melanjutkan langkah mereka. Hampir saja Amaya berpikir Kelvin yang mengatakan soal 'tidur ngorok' itu karena suara mereka terdengar mirip. "B-Bapak a-ada perlu?" tanya Amaya, karena memang ia lah yang berada paling dekat dengan Kelvin. Pria itu mengangguk, "Kebetulan lewat dan melihat kalian," jawabnya. "Saya sudah memanggil beberapa ketua kelompok lain sebelumnya untuk berdiskusi soal presentasi agar materi yang kalian sampaikan bisa diterima dengan baik," lanjutnya. "Jadi saya juga ingin berdiskusi dengan ketua kelompok kalian juga. Siapa?" tanyanya, sekilas menyapukan pandang pada Amaya dan keempat temannya. "S-saya,

    Last Updated : 2024-09-23
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    14. Sekamar Lagi

    'Drama inap-menginap masih belum selesai,' gumam Amaya sekeluarnya ia dari ruang dosen. Langkahnya terasa berat, kepalanya berpikir keras apa yang harus ia lakukan nanti malam karena jelas ia dan Kelvin akan kembali satu kamar. Meski yang semalam berakhir dengan tak terjadi apapun ... Amaya tak akan lupa bahwa bibirnya pernah mengatakan 'Saya akan lakukan apapun yang Bapak mau' yang artinya ia masih memiliki hutang pada pria itu. Mengingat yang sebelumnya Kelvin yang secara tak kentara sebenarnya ingin menyebut bahwa ia adalah pria normal, Amaya khawatir akan satu hal, "Bagaimana kalau dia menagih kalimatku saat itu untuk ...." 'Saya tagih janjimu, Amaya. Layani saya malam ini.' Bayangan seandainya Kelvin mengatakan hal itu datang dari antah berantah menghantuinya. Amaya menyilangkan kedua tangannya di depan tubuhnya. Tapi sedetik kemudian ia menampar pipinya. "Sadar, May!" hardiknya pada diri sendiri. Daripada memikirkan itu, sebaiknya ia mengambil langkah antisipatif. 'Apa

    Last Updated : 2024-09-24

Latest chapter

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    275. Kita Telah Memiliki Pemberhentiannya

    Amaya membiarkan tiga sahabatnya itu memeluknya secara bersamaan. Isak tangis Alin dan Naira sebab rindu terdengar sementara Randy tak bersuara. Tapi saat mereka saling melepaskan, Amaya bisa melihat sepasang matanya yang memerah. “Kangen banget,” kata Alin menyusul ucapan dari Naira yang menyebutkan bahwa ini sudah bulan ke enam mereka tak saling berjumpa. “Aku tanya ke Pak Gafi di kantor apa beliau nggak akan datang ke sini,” kata Randy. “Kalau mau pergi, aku bilang saya sama dua teman saya mau barengan. Dan ternyata beliau malah minta kami cuti biar hari ini bisa datang.” “Serius?” tanya Amaya, menoleh ada Gafi yang tersenyum sementara ketiga temannya itu mengangguk membenarkannya. Perlu diketahui, Alin dan Naira bekerja di Rajs Holdings—perusahaan milik keluarganya Kelvin. Keduanya menjadi tax accountant, dengan Alin yang belakangan ia dengar sedang dipromosikan untuk naik jabatan sementara Naira menjadi ketua tim. Randy ada di Hariz Corp, posisinya sudah lumayan tinggi. Ota

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    274. Tamu Tak Terduga—Pertemuan Kembali

    Amaya hendak melangkah menjauh setelah mengatakan itu, tapi ia tak bisa pergi begitu saja sebab Kelvin merengkuh pinggangnya agar mereka berdiri seperti sebelumnya. Prianya itu menunduk, dan berbisik, "Aku mencintaimu, Amaya." Kecupan sekali lagi jatuh di bibirnya. Senyum merekah saat mereka kemudian menoleh pada Amora yang menangis dan memanggil, "Mama ...." Bocah kecil itu tengah terduduk di atas rerumputan, tengah dibantu oleh si Abang agar bangun. "Nggak apa-apa, Adek ... ayo bangun," kata Keegan lalu mengusap lutut Amora sebelum merdeka menoleh pada Amaya yang bertanya, "Kenapa, Sayang-sayangnya, Mama?" "Amora jatuh, Mama," jawab Keegan. "Nggak apa-apa, 'kan? Udah ditolong Kakak?" Amora mengangguk meski bibirnya masih tertekuk dan pucuk hidungnya yang memerah. "Kalau begitu bisa berhenti sebentar lari-lariannya?" pinta Amaya yang disambut anggukan oleh si kembar. "Bisa." Maka setelah itu Amaya melihat Keegan dan Amora yang berjalan bergandengan tangan, di atas jogging tr

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    273. Keegan Yezekail & Amora Amarilly

    Vancouver, Canada. Tiga tahun kemudian. .... Amaya menggandeng tangan kecil masing-masing di sebelah kiri dan kanannya saat berjalan keluar dari mobil yang ia berhentikan di tepi jalan. Mereka tengah menunggu seseorang keluar dari pintu gerbang itu untuk berjumpa dengannya. "PAPA!" seru suara manis bocah kecil di sebelah kanan dan kiri Amaya secara bersamaan. Mereka melambaikan tangannya pada pria dengan coat panjang warna hitam yang berlari keluar dari pintu gerbang. Kelvin. Pria itu adalah Kelvin. "TWINS!" balas Kelvin tak mau kalah antusiasnya. Ia berlutut seraya merentangkan kedua tangannya, sehingga Amaya melepas 'twins' yang baru saja dikatakan oleh Kelvin itu dan mereka memeluknya. Dua bocah kecil itu adalah Keegan dan Amora, anak kembarnya yang telah lahir dan tumbuh menjadi kembar sepasang yang tampan dan cantik. Keegan Yezekail dan Amora Amarilly, tentu dengan nama keluarga Amaya dan Kelvin di belakangnya, Hariz-Asgartama. Janin kembar yang hari itu

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    272. MOVE ON

    Meski disembunyikan, atau sebesar apa usaha Amaya dan Kelvin menutupi tentang resepsi pernikahan mereka, tapi tetap saja fotonya bocor! Tak hanya resepsi pada pagi hari saja, tapi juga resepsi yang diselenggarakan pada malam hari. Semesta seperti ingin berbagi kebahagiaan itu pada semua orang. Foto-foto mereka yang manis menghiasi forum mahasiswa selama beberapa hari, dari Sabtu, Minggu hingga Senin pagi hari ini. Seseorang menghela dalam napasnya kala ia menggulir layar ponselnya, foto Kelvin yang tampak meneteskan air mata seperti baru saja membuatnya memberikan sebuah pengakuan bahwa pria itu mencintai Amaya sangat besar. Ziel, pemuda itu adalah Ziel, yang duduk di bangku taman yang tak jauh dari lapangan futsal di kampus. Seorang diri, sebelum sebuah suara datang dari samping kanannya dan ikut duduk di sana. "Bang Ziel," sapanya. Wajahnya muncul dan membuat Ziel sekilas melambaikan tangan padanya. "Ya, Randy. Aku pikir nggak masuk kamu tadi," balasnya. "Ngapain nggak masu

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    271. Mari Menua Bersamaku

    Amaya merasa hatinya sedang tak karuan sekarang melihat Kelvin yang menjatuhkan air mata. Saat manik mereka bertemu, Amaya melihat betapa pria itu sangat tulus meletakkan seluruh perasaannya dan seolah menunggu agar hari ini tiba. Gafi tersenyum saat memandang keduanya bergantian sebelum ia memindah tangan Amaya pada Kelvin. Pembawa acara meminta agar Gafi kemudian memberikan ruang dan tempat untuk kedua pengantin yang tengah berbahagia. Amaya tak bisa memalingkan wajahnya, ia terpesona, terperangkap pada Kelvin saat pria itu terus menatapnya dengan teduh. Gerakan bibirnya yang tanpa suara sedang mengatakan, ‘Cantik sekali.’ Dan tentu saja itu diketahui oleh semua orang yang hadir di sana dan itu membuat tubuh Amaya meremang. Apalagi saat pembawa acara mengatakan, “Bapak-Ibu tamu undangan sekalian, sepertinya kedua mempelai kita ini sudah tidak sabar untuk mengatakan apa yang mereka rasakan selama ini,” ujarnya. “Mari kita dengarkan terlebih dahulu sepatah dua patah kata dari m

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    270. Saat Kita Berjumpa

    Kelvin menghela dalam napasnya saat ia menunduk, memastikan bahwa groom boutonniere yang tersemat di dadanya benar dalam keadaan yang rapi.“Vin?” panggil sebuah suara yang tak asing di telinganya sehingga ia mengangkat kepalanya dengan cepat.Ia menjumpai Gafi yang muncul di dekat pintu berdaun dua di dalam kamar hotelnya entah sejak kapan.Kelvin yang melamun, atau memang kedatangannya yang memang tanpa suara?Entahlah ... yang jelas ia memang ada di sini bersamanya, dan mungkin memang sengaja menemuinya.“Kak Gaf?” balasnya seraya menunjukkan senyuman.“Gugup?”“Banget,” jawabnya. Tak menemukan kata lain untuk menggambarkan bagaimana perasaannya sekarang ini selain gugup.Gugup untuk bertemu Amaya, gugup untuk melihatnya dalam balutan gaun pengantinnya yang cantik.Gugup, karena ia bisa saja tak bisa menahan diri nanti dan mencium Amaya secara tiba-tiba.“Setelah ini, aku akan membawa Amaya buat ketemu sama kamu, Vin,” ucap Gafi mula-mula. “Aku sudah pernah bilang ini ke kamu. Tapi

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    269. D-day

    “Apa ini, May?” tanya Randy sembari mengambil salah satu kotak susu yang ada di hadapan Amaya. Karena Amaya terlambat mencegahnya, dan karena memang gerakan Randy sangat cepat, Amaya akhirnya membiarkannya saja. “Kok ... susu ibu hamil?” tanya Alin dengan nada bicara yang lirih. Yang barangkali hanya mereka saja yang bisa mendengarnya. “Kita mau dapat keponakan?” sahut Naira yang disambut anggukan dari Amaya. “Alasan kenapa resepsinya dimajuin tuh karena itu,” aku Amaya dengan jujur. Randy hampir melompat kesenangan jika Alin tak mencegahnya. Ia juga hampir berteriak jika Naira tak mengisyaratkan agar ia sebaiknya diam dan tetap menjaga mulutnya itu terkunci rapat. "Demi apa, demi apa kita bakalan punya keponakan?" Heboh, seperti biasanya dan Amaya dibuat terharu dengan mereka yang turut senang dengan kabar yang ia berikan ini. "Maaay! Kamu bakalan jadi hot mommy dong?" Naira sepertinya sudah membayangkan terlalu jauh. Mereka saling pandang untuk menyetujui ungkapan itu sebe

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    268. Menuju Resepsi

    Mengetahui bahwa sorakan itu ditujukan untuknya, Amaya dengan cepat menurunkan ponselnya. Ia menggigit bibirnya, malu karena Kelvin benar-benar tak sungkan lagi menunjukkan hubungan mereka yang telah menjadi rahasia umum bahwa mereka memang menikah. Antusias itu rupanya menjadi bahan bakar bagi semua mahasiswa untuk mengikuti bincang santai tersebut. Pembicara yang dimaksudkan Kelvin lalu datang, beliau adalah seorang pengusaha yang mengatakan perjalanan bisnisnya lebih dari dua puluh tahun untuk bisa berjaya hingga hari ini yang salah satu landasannya adalah stabilitas sistem keuangan. Barangkali bukan hanya pembicaranya saja yang memang sudah berpengalaman, tapi bagaimana cara hostnya memancing agar beliau menyampaikan informasi, sepak terjangnya dalam dunia bisnis. Aah ... atau ini hanya perasaan Amaya saja yang sangat senang bisa melihat Kelvin seperti itu? Mungkin tahun ini adalah gilirannya menjadi host karena tahun sebelumnya Lucy lah yang bertugas. Dan mendengar dari

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    267. Dosen Tampan Itu Suamiku

    Amaya mengangguk saat pipinya terasa panas. "Padahal mau kasih kejutan nanti pas kita bahas soal resepsi yang mau dibikin maju," jawab Amaya. "Tapi si bocil Arsen ini malah tahu duluan." Amaya memandang pada Arsen yang ada di pangkuan Kelvin dan tersenyum menunjukkan barisan giginya. "Dari mana kamu tahu kalau Aunty May mau punya baby, Sen?" Kali ini Kelvin yang bertanya. "Cuma asal ngomong aja, Uncle Vin," jawabnya. "Soalnya tadi Arsen lihat Aunty May ngusap perut, persis kayak mamanya teman Arsen yang juga lagi hamil." Ia sekali lagi meringis sementara kabar gembira itu tentu saja disambut dengan senang hati oleh Gafi dan Serena. "Selamat ya ...." kata Serena. Amaya memandang Gafi yang hanya terdiam. Mata mereka bertemu, di kedua sudut netra kakak lelakinya itu, Amaya bisa melihat butiran bening yang barangkali sedang sekuat tenaga coba ia tahan agar tak jatuh. Melihatnya seperti itu membuat Amaya kembali terenyuh. Matanya bicara lebih banyak bahwa ia bahagia, dengan tak bi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status