Share

14. Sekamar Lagi

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2024-09-24 13:18:57
'Drama inap-menginap masih belum selesai,' gumam Amaya sekeluarnya ia dari ruang dosen. Langkahnya terasa berat, kepalanya berpikir keras apa yang harus ia lakukan nanti malam karena jelas ia dan Kelvin akan kembali satu kamar.

Meski yang semalam berakhir dengan tak terjadi apapun ... Amaya tak akan lupa bahwa bibirnya pernah mengatakan 'Saya akan lakukan apapun yang Bapak mau' yang artinya ia masih memiliki hutang pada pria itu.

Mengingat yang sebelumnya Kelvin yang secara tak kentara sebenarnya ingin menyebut bahwa ia adalah pria normal, Amaya khawatir akan satu hal, "Bagaimana kalau dia menagih kalimatku saat itu untuk ...."

'Saya tagih janjimu, Amaya. Layani saya malam ini.' Bayangan seandainya Kelvin mengatakan hal itu datang dari antah berantah menghantuinya.

Amaya menyilangkan kedua tangannya di depan tubuhnya.

Tapi sedetik kemudian ia menampar pipinya.

"Sadar, May!" hardiknya pada diri sendiri.

Daripada memikirkan itu, sebaiknya ia mengambil langkah antisipatif.

'Apa
Almiftiafay

sampai jumpa besok lagi untuk bab yang lebih bikin perut sakit karena tingkah random Amaya dan Kelvin 😹 see yaaaaa

| 21
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
farizyara rsfy
hayoloh d ksh baju tipis...
goodnovel comment avatar
Eva
Kira kira bakal di pakai nggaj tuh sama si Amaya haha
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
bisa tuh amaya pake buat membuktikan klo kelvin normal.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    15. Lingerie Merah Hati

    "Mama tadi bilang mau kasih kamu hadiah, apa isinya?" tanya Kelvin dari belakang Amaya yang masih menghadap pintu. Yang membuat Amaya semakin panik dan memasukan kembali pakaian berbahan minim itu ke dalam paper bag. "S-sebaiknya Pak Kelvin nggak perlu tahu," jawab Amaya seraya memutar badannya sehingga mereka berhadapan. "Kenapa saya nggak boleh tahu?" tanya Kelvin lagi. Matanya jatuh pada paper bag yang dipeluk erat oleh Amaya. Satu langkahnya membuat Amaya menyisih agar mereka tetap memiliki jarak. "Kalau saya bilang sebaiknya Bapak nggak usah tahu tuh ya udah, jangan penasaran!" tegur Amaya seraya berjalan meninggalkan Kelvin. "Kepo!" lanjutnya sembari sekilas menoleh ke belakang dan menyimpan paper bag itu di dalam ranselnya yang berisi pakaian. "Baiklah," jawab Kelvin. "Kamu nggak perlu semarah itu juga, 'kan?" "Soalnya kalau sampai Pak Kelvin tahu nanti Anda bakalan ngatain saya sengaja godain Bapak karena—" Amaya berhenti bicara. Ia memejamkan matanya dengan kesal. Buk

    Last Updated : 2024-09-25
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    16. Prahara Alat Kontrasepsi Pria

    “Kembalikan!” seru Amaya seraya berlari menghampiri Kelvin. Tangannya terarah ke depan, bermaksud mengambil benda itu tetapi tak bisa ia lakukan begitu saja sebab Kelvin mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Posturnya yang setinggi tiang tentu saja tidak bisa digapai Amaya sekalipun ia berjinjit. Ia hanya berdiri setinggi dada Kelvin yang malah antusias membuka isinya seraya berujar, “Isi berapa ini, Amaya?” tanyanya. “Tiga? Lima? Kamu ingin melakukan sebanyak itu dengan saya?” “KEMBALIKAN!” teriak Amaya yang masih bersikeras menggapainya. “Saya tuh beli itu karena Kak Gafi titip!” lanjutnya, mengatakan apapun agar Kelvin mengembalikan kotak berwarna merah pembawa sial itu padanya. Amaya menyesal kenapa ia benar-benar membeli benda itu tadi. Kenapa kakinya berjalan pergi meninggalkan rumah setelah diantar pulang Gafi dan berhenti di minimarket dan dengan beraninya mengambil dan membayarnya di kasir? “Aah, kalau begitu akan saya berikan ke Kak Gafi,” kata Kelvin, langkah kaki panjan

    Last Updated : 2024-09-26
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    17. Huru-hara Megalodon

    “Aku juga lihat kayaknya itu kamu deh yang keluar dari mobilnya Pak Kelvin kapan hari?” sambung suara lainnya yang membuat keringat dingin menetes di punggung Amaya. “Kalian berhenti di depan tempat foto copy. Bener, ‘kan?”Amaya menelan ludahnya dengan kasar saat menyapukan pandang pada semua pasang mata yang sedang menatap dan menunggu jawabannya.Ketegangan ini ... pertama-tama harus ia cairkan lebih dulu.Ia tertawa meski tak yakin teman-temannya ini akan terkesan. "Mana mungkin aku dekat sama Pak Kelvin?" tanya Amaya setelah tawanya selesai. "Iya aku memang kasih HP-nya Pak Kelvin," jawabnya, menata alasan agar semua orang percaya padanya."Kok bisa?" tanya Alin, teman Amaya yang duduk di sebelahnya."Ada bapak-bapak, beliau bilang sopirnya Pak Kelvin dan HP-nya ketinggalan di mobil," jawab Amaya yang tentu saja itu adalah sebuah kebohongan. "Terus pas aku baru datang Bapak itu titip biar aku kasih ke Pak Kelvin. Dan ada yang lihat katanya Pak Kelvin di dekat lapangan futsal, ma

    Last Updated : 2024-09-27
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    18. Pakailah Bra! Meski Milikmu Besar, Bulat Dan Menggoda

    ‘Astaga!’ Amaya segera menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Ia baru sadar ini! Dirinya memang sedang tak memakai— “Tadi saya lepas pas mau rebahan, terus lupa pakai,” katanya sembari menoleh pada Kelvin yang sudah meninggalkannya cukup jauh, yang sepertinya pria itu juga tidak peduli dengan alasan yang ia sampaikan. Amaya melarikan diri dari ruang makan dan kembali ke dalam kamarnya. Ia menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur dan menutup seluruh badannya dengan selimut. Ia berteriak malu, Kelvin pasti melihat dengan jelas— “AMAYA BODOH!” umpatnya pada diri sendiri, menendang-nendang selimutnya yang tak bersalah. Tahu sudah ia alasan Kelvin tak mau bertatap muka saat bicara dengannya sejak tadi. Sepasang matanya pasti menangkap ‘pemandangan’ tak biasa sejak kedatangannya, sehingga ia menjaga jarak. Amaya duduk dengan punggung tegak setelah mengumpati dirinya tanpa henti. Ia menatap kosong ke depan, abai pada rambutnya yang sudah seperti sarang burung setel

    Last Updated : 2024-09-28
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    19. Amaya Si Kucing Munchkin

    Mulutnya Kelvin beraksi kembali. Amaya bergumam kesal sepanjang jalan yang mengantarnya ke kelas pertama yang harus ia tuju pada pagi hari ini. Mengingat perdebatannya dengan Kelvin di dapur tadi, Amaya mulai merasa bahwa Kelvin memiliki banyak stok ejekan untuknya. 'Setelah kemarin dia membandingkan aku dengan Megalodon, pagi ini dia menyebutku pendek seperti kucing Munchkin.' "Kalau dia teman seumuranku, aku pasti akan mengajaknya ribut!" ucapnya seraya bersedekap. Kalimat itu rupanya didengar oleh orang lain karena suara seorang perempuan datang dari samping kanannya dan menyahut, "Siapa yang mau kamu ajak ribut, May?" Amaya menoleh pada kedatangan Alin, temannya itu tampak mengerutkan alis yang mengisyaratkan agar ia tidak membuat keributan. "Masih pagi, jangan bikin keributan," tegurnya. "Siapa yang bikin masalah sama kamu?" "Ada lah," jawab Amaya. "Pokoknya orang yang paling nyebelin yang pernah aku temui di dunia ini." "Mahasiswa sini?" "Bukan," jawab Amaya. "Bukan ma

    Last Updated : 2024-09-29
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    20. Si Sabuk Hitam Taekwondo

    "Iya, beliau adalah pembina," jawab Ziel, jelas dan terang di telinga Amaya. Amaya tak bisa bernapas untuk beberapa detik. Tubuhnya mematung, berdiri menyaksikan Ziel yang berjalan meninggalkannya dan menuju pada Kelvin yang sepertinya juga mengetahui keberadaannya di sini. Salah satu alis pria itu terlihat terangkat sebelah dari kejauhan. Tampak keheranan dan barangkali bertanya 'Apa yang kamu lakukan di sini, Amaya?' Amaya memalingkan wajahnya, ia menoleh pada seorang perempuan yang menyerukan agar anggota baru menemuinya di sudut ruangan untuk arahan singkat. Baru saat itulah Amaya mampu mengangkat kakinya yang sebelumnya bagai terpasak dengan bumi. "Saya akan bagikan seragam buat para pemula, silahkan dipakai di ruang ganti, habis ini kita pemanasan dulu," ucap perempuan kakak tingkat Amaya itu. Amaya dan beberapa orang lainnya menerima seragam. Mereka membubarkan diri sementara waktu untuk pergi ke ruang ganti. Dengan seorang mahasiswi yang juga merupakan anggota baru, Amay

    Last Updated : 2024-09-30
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    21. Pingsan Sebelum Melawan

    Saat Amaya membuka mata, kepalanya masih terasa pusing meski tak seberat saat ia jatuh di ruang latihan taekwondo tadi.Ia memandang langit-langit ruangan yang ia yakini sebagai unit kesehatan kampus. Dan saat ia meraba tubuhnya, ia masih mengenakan seragam.'Memalukan sekali ....' gumamnya dalam hati lalu bangun dan melihat seorang perempuan yang duduk tak jauh darinya bergegas mendekat. Alin. Raut wajah temannya itu terlihat cemas menyaksikannya."May," sapanya lebih dulu. "Kamu sudah bangun?" "Apa pingsanku lama?" tanya Amaya, menelan rasa malu karena mengabaikan Alin yang sudah melarangnya agar tidak ikut UKM bela diri."Lumayanlah," jawabnya. "Aku sudah bilang biar kamu nggak ikut kegiatan itu loh!" tegurnya. "Tuh lihat! Baru juga pemanasan, udah pingsan aja kamu!""Sorry, Lin," tanggap Amaya. "Beban banget ya aku ini?""Bebannya sih nggak seberapa, cuma mungkin malunya yang agak berat."Alin menyerahkan satu botol minuman untuknya yang ia terima dan ia teguk hingga lebih dari

    Last Updated : 2024-10-01
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    22. Cantik-cantik Agak Bodoh

    Sepertinya, karena melihat Amaya yang terlalu shock dengan ucapan Rama, Alin yang mendengarnya pun memutuskan untuk angkat bicara. "Rama anj—" "Lin!" panggil Amaya. "Heh, Rama! Jangan ngatain Amaya ini-itu ya! Jaga tuh mulut! Kalau nggak modal tuh ngaku aja ya bangs—" "Lin!" panggil Amaya sekali lagi. Mencegah Alin melanjutkan keributan karena ia merasa Rama memang sengaja melakukan hal itu untuk memprovokasinya. "Udah," kata Amaya. "Biarin aja." "Itu udah keterlaluan banget, May!" sahut Alin. "Kita juga tahu kalik gimana nggak modalnya tuh cowok sama sahabatmu yang sok cantik itu!" Jari telunjuk Alin mengarah pada kepergian Rama dan Miranda dengan geram. Amaya menghela napasnya. Ia menengadahkan wajah untuk mencegah agar air matanya tidak jatuh. Alin merangkul bahunya saat berbisik, "Jangan pikirin apa yang dibilang sama si mokondo itu," katanya. "Kami tahu kok kalau kamu baik. Tapi ya ... itu sih sayangnya ... agak bodoh dikit, karena bisa dimanfaatin sama mereka." Amaya me

    Last Updated : 2024-10-01

Latest chapter

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    271. Mari Menua Bersamaku

    Amaya merasa hatinya sedang tak karuan sekarang melihat Kelvin yang menjatuhkan air mata. Saat manik mereka bertemu, Amaya melihat betapa pria itu sangat tulus meletakkan seluruh perasaannya dan seolah menunggu agar hari ini tiba.Gafi tersenyum saat memandang keduanya bergantian sebelum ia memindah tangan Amaya pada Kelvin.Pembawa acara meminta agar Gafi kemudian memberikan ruang dan tempat untuk kedua pengantin yang tengah berbahagia.Amaya tak bisa memalingkan wajahnya, ia terpesona, terperangkap pada Kelvin saat pria itu terus menatapnya dengan teduh.Gerakan bibirnya yang tanpa suara sedang mengatakan, ‘Cantik sekali.’Dan tentu saja itu diketahui oleh semua orang yang hadir di sana dan itu membuat tubuh Amaya meremang.Apalagi saat pembawa acara mengatakan, “Bapak-Ibu tamu undangan sekalian, sepertinya kedua mempelai kita ini sudah tidak sabar untuk mengatakan apa yang mereka rasakan selama ini,” ujarnya. “Mari kita dengarkan terlebih dahulu sepatah dua patah kata dari masing-

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    270. Saat Kita Berjumpa

    Kelvin menghela dalam napasnya saat ia menunduk, memastikan bahwa groom boutonniere yang tersemat di dadanya benar dalam keadaan yang rapi.“Vin?” panggil sebuah suara yang tak asing di telinganya sehingga ia mengangkat kepalanya dengan cepat.Ia menjumpai Gafi yang muncul di dekat pintu berdaun dua di dalam kamar hotelnya entah sejak kapan.Kelvin yang melamun, atau memang kedatangannya yang memang tanpa suara?Entahlah ... yang jelas ia memang ada di sini bersamanya, dan mungkin memang sengaja menemuinya.“Kak Gaf?” balasnya seraya menunjukkan senyuman.“Gugup?”“Banget,” jawabnya. Tak menemukan kata lain untuk menggambarkan bagaimana perasaannya sekarang ini selain gugup.Gugup untuk bertemu Amaya, gugup untuk melihatnya dalam balutan gaun pengantinnya yang cantik.Gugup, karena ia bisa saja tak bisa menahan diri nanti dan mencium Amaya secara tiba-tiba.“Setelah ini, aku akan membawa Amaya buat ketemu sama kamu, Vin,” ucap Gafi mula-mula. “Aku sudah pernah bilang ini ke kamu. Tapi

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    269. D-day

    “Apa ini, May?” tanya Randy sembari mengambil salah satu kotak susu yang ada di hadapan Amaya.Karena Amaya terlambat mencegahnya, dan karena memang gerakan Randy sangat cepat, Amaya akhirnya membiarkannya saja.“Kok ... susu ibu hamil?” tanya Alin dengan nada bicara yang lirih. Yang barangkali hanya mereka saja yang bisa mendengarnya.“Kita mau dapat keponakan?” sahut Naira yang disambut anggukan dari Amaya.“Alasan kenapa resepsinya dimajuin tuh karena itu,” aku Amaya dengan jujur.Randy hampir melompat kesenangan jika Alin tak mencegahnya.Ia juga hampir berteriak jika Naira tak mengisyaratkan agar ia sebaiknya diam dan tetap menjaga mulutnya itu terkunci rapat."Demi apa, demi apa kita bakalan punya keponakan?" Heboh, seperti biasanya dan Amaya dibuat terharu dengan mereka yang turut senang dengan kabar yang ia berikan ini."Maaay! Kamu bakalan jadi hot mommy dong?" Naira sepertinya sudah membayangkan terlalu jauh.Mereka saling pandang untuk menyetujui ungkapan itu sebelum kompa

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    268. Menuju Resepsi

    Mengetahui bahwa sorakan itu ditujukan untuknya, Amaya dengan cepat menurunkan ponselnya. Ia menggigit bibirnya, malu karena Kelvin benar-benar tak sungkan lagi menunjukkan hubungan mereka yang telah menjadi rahasia umum bahwa mereka memang menikah. Antusias itu rupanya menjadi bahan bakar bagi semua mahasiswa untuk mengikuti bincang santai tersebut. Pembicara yang dimaksudkan Kelvin lalu datang, beliau adalah seorang pengusaha yang mengatakan perjalanan bisnisnya lebih dari dua puluh tahun untuk bisa berjaya hingga hari ini yang salah satu landasannya adalah stabilitas sistem keuangan. Barangkali bukan hanya pembicaranya saja yang memang sudah berpengalaman, tapi bagaimana cara hostnya memancing agar beliau menyampaikan informasi, sepak terjangnya dalam dunia bisnis. Aah ... atau ini hanya perasaan Amaya saja yang sangat senang bisa melihat Kelvin seperti itu? Mungkin tahun ini adalah gilirannya menjadi host karena tahun sebelumnya Lucy lah yang bertugas. Dan mendengar dari

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    267. Dosen Tampan Itu Suamiku

    Amaya mengangguk saat pipinya terasa panas. "Padahal mau kasih kejutan nanti pas kita bahas soal resepsi yang mau dibikin maju," jawab Amaya. "Tapi si bocil Arsen ini malah tahu duluan." Amaya memandang pada Arsen yang ada di pangkuan Kelvin dan tersenyum menunjukkan barisan giginya. "Dari mana kamu tahu kalau Aunty May mau punya baby, Sen?" Kali ini Kelvin yang bertanya. "Cuma asal ngomong aja, Uncle Vin," jawabnya. "Soalnya tadi Arsen lihat Aunty May ngusap perut, persis kayak mamanya teman Arsen yang juga lagi hamil." Ia sekali lagi meringis sementara kabar gembira itu tentu saja disambut dengan senang hati oleh Gafi dan Serena. "Selamat ya ...." kata Serena. Amaya memandang Gafi yang hanya terdiam. Mata mereka bertemu, di kedua sudut netra kakak lelakinya itu, Amaya bisa melihat butiran bening yang barangkali sedang sekuat tenaga coba ia tahan agar tak jatuh. Melihatnya seperti itu membuat Amaya kembali terenyuh. Matanya bicara lebih banyak bahwa ia bahagia, dengan tak bi

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    266. Ucapan Menyentuh Hati

    Rajendra dengan cepat bangun karena Riana sudah mendekat ke arahnya dan dilihat dari tangannya itu, sepertinya ia akan mencubit Rajendra. Yang telah mengubah suasana yang harusnya haru karena Kelvin dan Amaya membawa kabar baik menjadi lawak. "Kebiasaan kalau ada orang seneng selalu ngerusak momen!" kata Riana, hampir berseru pada Rajendra yang berlindung di balik sofa. Melihat itu ... sepertinya Amaya tahu ingin menjadi seperti apa ia di masa yang akan datang. Seperti Rajendra dan Riana yang awet muda dengan interaksi mereka. "Ya ngomong apa emangnya loh?!" tanya Rajendra, memandang istri, anak lelaki dan menantunya bergantian. "Bukannya Kelvin nawarin cucur?" "Cucu, Pa!" jawab Riana. "Mereka mau bilang kalau kita bakalan punya cucu!" Kedua mata Rajendra melebar dengan bibirnya yang terbuka tanpa kata. Untuk beberapa saat beliau terus seperti itu hingga anggukan Kelvin dijumpainya dan ia akhirnya bersuara. "Papa nggak tahu harus ngomong apa," ucapnya. "Congrats, Vin. Kamu jug

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    265. Mommy And Daddy To Be

    Seperti yang mereka rencanakan semalam, sepulang dari kampus, Amaya pergi bersama dengan Kelvin ke rumah sakit. Mereka melakukan pendaftaran lebih dulu dan menuju ke ruang pemeriksaan ibu hamil. Amaya duduk di kursi tunggu, berdiam diri tanpa mengatakan apapun dan itu membuat Kelvin yang ada di sebelah kanannya menyentuh tangan Amaya dan membuat jemari mereka saling mengait. "Kok diam aja?" tanyanya. "Kenapa, Sayang?" "Nggak apa-apa, Mas Vin, cuma gugup aja." Kelvin tersenyum mendengarnya, mengguncang lirih tangan Amaya sembari mendekatkan wajahnya untuk berbisik, "Sama, aku juga gugup." Amaya memandang Kelvin setelah matanya mengedar pada semua orang yang ada di sana dan duduk untuk menunggu nomor antrian. "Kayaknya kita dikira pasangan yang nggak bener deh." Amaya menyenggol lengan Kelvin yang kedua alisnya terangkat penuh kebingungan. "Nggak bener kenapa, Sayang? Cuma perasaan kamu mungkin ...." "Hm, semoga aja begitu. Takut aja dikira pasangan kumpul kebo soalnya dari pasi

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    264. Dua Garis Merah

    Amaya mengatakannya setelah ia memastikan bahwa hasil yang ditunjukkan oleh test pack yang ada di tangannya itu adalah benar bergaris dua. Ia menunduk, menggigit bibir saat meremas ujung test pack itu erat-erat. Air matanya hampir luruh sebab Kelvin hanya berdiam diri saat ia mengaku hamil. Ekspresinya seperti ... entahlah. Ia hanya diam saja tanpa mengatakan satu kalimat pun. Jangankan kalimat ... sepatah kata pun tak ada sama sekali. Bagaimana jika sudah begini? Bukannya Kelvin yang mau mereka memiliki anak? Kenapa dia hanya diam saja? Pikiran Amaya berkecamuk. "Kamu baru tahu?" tanya Kelvin setelah keheningan yang cukup lama. Amaya mengangguk, tak menunjukkan wajahnya pada Kelvin saat pria itu selangkah mendekat mengikis sekian meter yang semula memisahkan mereka. "Sayang?" panggil Kelvin pada Amaya yang menghindari tatapan matanya. Kelvin menunduk, menyentuh dagu Amaya sehingga ia menengadah dan ia dibuat terkejut melihatnya. "Loh? Kok nangis kenapa?" tanya Kelvin seray

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    263. Sembilan Belas Hari

    Karena merasa pusing, Amaya lebih dulu masuk ke dalam kamar. Ia berpamitan pada Kelvin dan orang tuanya yang masih berbincang di ruang tengah, biasanya mereka akan pulang sekitar jam delapan atau setengah sembilan—mungkin bisa lebih. Rajendra biasanya akan membicarakan beberapa hal dengan Kelvin soal bisnis mereka. Dan ... Amaya tidak bisa menunggu selama itu. Setelah makan rasanya ia sedikit pening sehingga harus duduk di tempat yang lebih tenang, di dalam kamar misalkan. Ia baru saja berganti pakaian dan menggosok gigi, mencuci muka dan hendak keluar dari kamar mandi. Tapi langkahnya terhenti saat benaknya mengatakan agar sebaiknya ia membuka laci yang ada di bawah wastafel itu. 'Lihat nggak ya?' tanyanya pada diri sendiri. 'Hm ....' Ini tentang yang tadi sempat ia pikirkan di ruang makan. Tentang dirinya yang berdiam diri dan alasan kenapa ia tiba-tiba mual. Gejala yang sama yang dialami oleh mendiang ibunya dulu. 'Kalau dari tanggal biasanya aku harusnya datang bulan, e

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status