Ekspresi Stefan melembut.Para jurnalis terdiam.Tuan muda keluarga Adhitama sangat mencintai istrinya. Mendengar istrinya ditanyakan saja bisa membuat ekspresi di wajahnya melembut.Selain ekspresi lembut yang mereka ambil secara diam-diam ketika Stefan sedang liburan bersama istrinya kemarin, dulu kalau mereka punya kesempatan untuk melihat Stefan, ekspresi di wajah pria itu selalu dingin. Pria itu selalu memancarkan aura yang tidak mudah didekati.Kekuatan cinta ternyata begitu dahsyat, hingga mampu mengubah pria yang sedingin es menjadi pribadi yang lembut dan penuh kasih sayang.“Istriku bukan putri dari keluarga kaya, tetapi dia adalah menantu dari keluarga Adhitama. Dia sudah menjadi nyonya keluarga kaya. Nama depannya adalah Olivia, dan nama belakangnya adalah Hermanus. Dia baru berusia 26 tahun tahun ini. Dia bahkan belum merayakan ulang tahunnya yang ke-26. Mau bilang dia berumur 26 tahun jadinya ketuaan.”Para jurnalis itu berpikir, “Wah, wah. Kalau lagi membicarakan Olivia,
“Aku juga merasa aku sangat beruntung.” Ekspresi dingin di wajah Stefan kembali melunak, dan ekspresi lembutnya kembali muncul. Senyum bahagia tersungging di sudut mulutnya.Ketika dia sedang flu yang parah dan Olivia menyusulnya untuk merawatnya, meskipun Olivia memaksanya untuk minum satu gelas besar obat tradisional setiap harinya, sampai dia mau muntah minumnya, dia tidak bisa menyangkal bahwa dia bisa merasakan cinta Olivia terhadapnya. Dia merasakan manisnya kebahagiaan.“Pak Stefan, kudengar Bapak dan istri Bapak menikah saat baru saling kenal. Apa itu benar?”Stefan dengan jujur mengakui hal itu. “Memang benar. Aku bahkan belum pernah bertemu dengannya sebelum menikah dengannya. Tapi, aku tahu bahwa ada seorang yang bernama Olivia, karena dia adalah orang yang menyelamatkan nenekku.”“Apa Pak Stefan menikahinya karena nenek Bapak?”“Iya, aku bisa menikah dengan Olivia tanpa mengenalnya dengan lebih dalam karena nenekku. Tapi, aku sangat berterima kasih pada nenekku sekarang.
“Mengapa Bapak memberikan 30 set perhiasan? Apa ada artinya?”Stefan berkata, “Nggak ada arti yang spesial. Aku hanya berpikir, sebulan kan ada 30 hari. Kalau aku memberinya 30 set perhiasan, dia bisa menggunakan set perhiasan yang berbeda setiap harinya. Hanya seperti itu.”Semua orang berpikir. Dasar tidak manusiawi!Mereka semua iri setengah mati.Bahkan jurnalis pria pun juga merasa iri dan cemburu.Untungnya, mereka bukan berasal dari kalangan yang sama dengan Stefan. Kalau tidak, dengan sosok Stefan yang begitu sempurna ini, mereka akan kesulitan mencari pacar. Stefan terlalu sempurna.“Pak Stefan, istri Bapak adalah keponakan Yuna Sanjaya, tetapi Bapak punya masalah dengan Aksa Sanjaya. Apa Bapak akan mempererat hubungan dengan keluarga Sanjaya demi istri Bapak? Selain itu, Amelia Sanjaya pernah mengutarakan perasaannya kepada Bapak dulu, juga pernah mengejar Bapak. Sekarang, dia ternyata adalah sepupunya istri Bapak. Bagaimana kalian menyikapi hal ini?”Stefan berkata dengan ac
Stefan bertanya balik, “Memangnya aneh, ya? Semua saudaraku bisa memasak. Masakan adikku Ronny bahkan lebih enak dari masakan koki di Mambera Hotel.”Jurnalis wanita itu berkata lagi dengan iri, “Istri Bapak benar-benar beruntung.”“Aku merasa aku yang lebih beruntung. Oliv sangat baik padaku, dan masakannya juga sangat enak. Setiap kali dia memasak, dia akan memasak masakan rumahan yang aku suka.”Semua orang merasa kalau mereka terus bertanya, mereka semua akan semakin iri.Meskipun Stefan dan istrinya tidak sedang bersama saat ini, hanya dengan mendengarkan perkataan dan ekspresi di wajah Stefan saja sudah bisa melihat kalau kehidupan pernikahan mereka sangat bahagia.Setelah menanyakan lebih banyak detail tentang kehidupan pernikahan Stefan, para jurnalis akhirnya memutuskan untuk mengakhiri wawancara.“Ngomong-ngomong, ke depannya jangan ganggu istriku. Kalau kalian punya pertanyaan, kalian bisa tanya padaku. Aku akan meluangkan waktu untuk menerima wawancara dari kalian. Istriku
Stefan tampak kesal.“Reiki, aku ingin kamu memberiku dorongan dan dukungan. Aku nggak yakin saat ini, nggak tahu bagaimana reaksi Oliv kalau dia tahu.”“Aku mendukungmu, sepenuhnya mendukungmu. Aku memberimu dukungan mendal. Apa pun yang kamu lakukan, aku akan selalu mendukungmu, Stefan. Aku selalu menjadi pengikutmu yang paling setia! Stefan, semangat! Kalaupun langit runtuh, kamu tinggi. Kamu pasti bisa menahannya sebentar. Nggak apa-apa. Paling-paling, tubuhmu akan hancur berkeping-keping.”Stefan tidak bisa berkata-kata.“Tapi, kalau kamu terus menyembunyikannya, jika suatu hari istrimu secara nggak sengaja mengetahui kebenarannya, dia pasti akan semakin marah. Dia mungkin dia akan menendangmu dan menceraikanmu.”“Jadi, lebih baik kamu yang menyongsong badai itu duluan, daripada badai itu menerjang tiba-tiba saat kamu lengah. Kalau istrimu marah dan mengacuhkanmu, kamu masih punya teman. Haha. Aku juga nggak perlu melihat kalian bermesraan setiap hari.”Mereka jadi bisa mengejar w
Mereka selalu harus menunggu satu atau dua hari.Oleh karena itu, mereka harus mendatangkan semua buku pelajaran yang dibutuhkan murid-murid pada semester baru sebelum masuk sekolah.Namun, sebelum itu, mereka harus tahu buku pelajaran apa saja yang dibutuhkan oleh siswa di masing-masing angkatan, supaya mereka bisa meminta distributor buku untuk mengantarkannya ke toko mereka.Junia meletakkan alat pel kembali pada tempatnya, lalu berkata, “Aku sudah menanyakannya dengan jelas semalam dan sudah membuat daftar. Daftarnya masih di dalam tasku. Coba kamu keluarkan dan lihat, lalu hubungi distributor bukunya. Minta mereka untuk segera mengantarkannya ke kita dalam beberapa hari ini.”Biasanya, para murid harus membeli buku pelajaran yang ditentukan dan disarankan oleh guru kurang lebih satu atau dua hari sebelum masuk sekolah, atau hari pertama masuk sekolah. Ini juga merupakan hari-hari tersibuk bagi toko buku mereka.Olivia sudah bilang pada kakaknya dan Bi Lesti, meminta bantuan keduan
Siapa menantu perempuan pertama keluarga Adhitama. Ini adalah hal yang paling ingin Junia ketahui saat ini. Dia merasa wanita itu sangat hebat, bisa mengubah tuan muda keluarga Adhitama yang cuek dan dingin menjadi orang sangat menyayangi istri.Akhir-akhir ini, dia telah mendengar banyak desas-desus tentang pria itu yang sangat memanjakan istrinya.Dia pernah bilang pada Reiki, meminta Reiki untuk mengenalkannya pada istri tuan muda keluarga Adhitama itu.Reiki adalah orang yang paling dipercaya oleh tuan muda keluarga Adhitama, dan orang pertama yang mengetahui pria itu sudah menikah.Dia pasti pernah bertemu dengan istri pria itu.Namun, Reiki menolaknya. Pria itu bilang dia tidak boleh mengungkapkan siapa istri tuan muda keluarga Adhitama, kecuali kalau pria itu yang mengambil inisiatif untuk melakukannya sendiri.Hal itu benar-benar membuat Junia kesal selama beberapa hari.Reiki sedang mengejarnya saat ini, tapi ketika dia meminta hal seperti itu, pria itu menolak. Ini menunjukka
Pantas saja, setelah dia dan tante Yuna melakukan tes DNA, Stefan langsung pergi business trip. Pria itu pasti sengaja melakukan perjalanan bisnis supaya tidak bertemu dengan bibinya, ‘kan?Pria itu takut identitasnya yang mulia itu terungkap!Olivia memutar ulang semua yang terjadi dalam empat bulan pernikahannya di benaknya. Wajahnya jadi semakin pucat.Junia melihat tangan Olivia yang memegang mouse gemetaran.“Oliv, Oliv. Apa kamu baik-baik saja? Kamu baik-baik saja?”Junia agak takut melihat reaksi Olivia.Dia cepat-cepat menepuk dan mengguncang tubuh temannya itu.Olivia seperti patung, hanya duduk diam di sana. Tidak peduli bagaimana Junia menepuk dan mengguncang tubuhnya, dia tetap tidak bersuara. Dia hanya menatap kosong ke layar komputer, menatap wajah tampan Stefan yang diperbesar di layar.Itu Stefan, benar-benar dia!Pria itu orang yang tidur di sebelahnya setiap hari. Dia tidak mungkin salah mengenalinya.Orang terdekatnya adalah suaminya sendiri. Suami yang semakin hari
Calvin ingin menjemput Rosalina di bandara, tapi Rosalina tidak mengizinkannya pergi. Rosalina pulang bersama pengawalnya. Rosalina bilang dia sudah bisa melihat. Calvin tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya lagi. Biar dia bisa jadi lebih mandiri.Baiklah, Calvin hanya bisa menuruti apa kata istrinya. Kebetulan dia juga sangat sibuk. Rosalina perhatian padanya, tidak butuh Calvin jemput di bandara. Calvin pun segera menyelesaikan pekerjaannya dan pulang untuk menunggu Rosalina.Calvin sudah menyiapkan satu meja penuh dengan makanan favorit istrinya. Rosalina sudah makan di pesawat. Namun sesampainya di rumah, dia sudah lapar lagi. Jarak bandara dan rumahnya agak jauh.Entah kapan hujan yang menetes di luar berhenti. Akan tetapi, ada air di mana-mana. Langit masih mendung. Suhu lebih rendah dibandingkan tadi pagi.Begitu mendengar suara mobil, Calvin langsung keluar untuk menyambut Rosalina. Tepat saat Rosalina keluar dari mobil, Calvin pun segera menuruni tangga sambil tersenyum. “Sud
“Bukannya Ronny kerja dengan baik? Yohanna juga nggak pilih-pilih masakan yang dia buat.”Risa bertanya dengan heran. Tanpa menunggu jawaban Jaka, dia pun berkata lagi, “Padahal masakannya benar-benar enak. Tapi dia sendiri sudah jadi bos. Mungkin dia nggak bisa terima perubahan status secara tiba-tiba.”Bekerja sebagai koki pribadi di keluarga Pangestu sama saja dengan menjadi pelayan. Ronny memiliki kemampuan, dia juga telah menjadi bos. Dia tidak kekurangan uang. Dia menjadi koki pribadi keluarga Pangestu hanya untuk sebuah tantangan. Wajar saja kalau dia sudah tidak tahan lagi.Sayang sekali, baru dua hari sudah harus diganti lagi. Risa sudah terbiasa dengan seringnya pergantian koki di rumahnya.“Tommy sangat suka sarapan yang dibuat Ronny. Banyak jenis, bahkan bisa buat bentuk hewan kecil. Tommy dan yang lainnya sangat suka.”Jaka menunggu hingga Risa selesai bicara. Setelah itu, dia baru menjelaskan, “Bukan karena Ronny nggak kerja, Bu. Bu Yohanna mau ke luar kota, jadi Ronny ik
Rasanya Jaka yang menjadi kepala pengurus villa ini sangat mengkhawatirkan Yohanna. Yohanna mau ke luar kota, Jaka pun pesan kepada Ronny berulang kali. Satu hal diulang terus berulang kali, seolah takut Ronny akan lupa.Awalnya Jaka ingin meminta Ronny menjaga Yohanna. Mungkin karena Jaka mengingat Ronny masih muda dan belum menikah, begitu pula dengan Yohanna. Jaka pun berubah pikiran.Pria dan perempuan lajang tinggal bersama, mudah untuk terjadi masalah. Jadi Jaka tidak boleh membiarkan Ronny punya niat tidak baik. Lebih baik biarkan Ronny hanya bertanggung jawab memasak. Ada pengawal perempuan yang menjaga Yohanna.Padahal Ronny sama sekali tidak punya niat jahat. Lagi pula, dia baru saja hadir dalam kehidupan Yohanna. Meskipun sejak awal dia sudah tahu kalau Yohanna adalah calon istri yang neneknya pilihkan untuknya. Mereka baru saja saling kenal. Bagaimana mungkin ada perasaan di antara mereka?Tanpa perasaan, Ronny tidak menginginkan apa pun. Dia hanya ingin fokus memasak. Jika
Ronny dan Jaka datang dengan mobil yang sama. Dalam perjalanan pulang, Ronny bertanya pada Jaka, “Biasa kalau Bu Yohanna dinas ke luar kota, dia tinggal di hotel atau dia ada beli rumah dan tinggal sendiri?”“Bu Yohanna nggak bilang mau ke mana. Kalau tempat yang ada perusahaan cabang, biasanya ada rumah sendiri. Setiap kali ke sana, Bu Yohanna tinggal di rumahnya sendiri. Rumahnya mungkin nggak besar, tapi ada karyawan. Barang kebutuhan sehari-hari pasti sudah ada,” jawab Jaka.“Kalau dia pergi sekadar bahas kerja sama dengan orang lain, Bu Yohanna akan tinggal di hotel. Sekalipun tinggal di hotel, dia akan tinggal di kamar presidential suite. Bisa masak sendiri. Saat ikut Bu Yohanna ke luar kota, kamu hanya perlu bawa barang yang kamu butuhkan. Kalau nggak bisa masak, dia nggak akan bawa kamu ke sana.”Ronny berpikir sejenak. “Benar juga, ya. Kalau begitu aku pulang dan beres-beres dulu. Nggak perlu bawa banyak barang. Cukup bawa bumbu. Untuk bahan-bahan, beli di sana saja.”Sungguh
Ternyata Yohanna mau keluar kota. Ronny pun menjawab dengan hormat, “Baik, Bu.”Saat ini, Jaka tiba-tiba bertanya, “Bu Yohanna mau keluar kota, nggak bawa Ronny?”Yohanna begitu pilih-pilih makanan. Saat berada di luar kota, sulit baginya untuk menemukan makanan yang bisa dia makan. Lebih baik kalau dia membawa koki pribadinya. Dulu, Yohanna jarang dinas ke luar kota.Yohanna terdiam. Sementara itu, Ronny membersihkan meja tanpa bersuara. Dalam hati justru berkata, “Dia begitu pemilih. Kalau bepergian jauh, dia pasti kelaparan terus.”Setelah berpikir selama beberapa menit dan mempertimbangkan perutnya, Yohanna baru berkata dengan suara pelan, “Kalau begitu, Ronny, kamu pulang dan siap-siap. Jam lima sore kamu datang ke sini lagi. Ikut aku ke luar kota. Pak Jaka, jangan beritahu siapa pun selain keluargaku soal Ronny ikut aku keluar kota.”Yohanna takut kalau orang lain tahu dia ke luar kota dengan membawa koki pribadi muda, mereka akan bicara ini-itu dan membuat segala macam rumor. Se
Dulu Fendi sering menindas Dira, sehingga Dira sering berkelahi dengannya. Setelah dewasa, meskipun tidak berkelahi lagi, Dira sebisa mungkin menghindar jika seseorang membahas Fendi.Dira benar-benar membenci mata Fendi. Pria itu selalu menatap Dira sambil tersenyum. Bagi yang tidak tahu akan mengira Fendi menyukainya.“Baiklah,” kata Dira dengan enggan.“Balik ke kantormu sana. Istirahat dulu, nanti sore ada rapat.”Yohanna mengambil kotak dessert dan menjejalkannya ke tangan Dira, lalu berkata, “Kalau Fendi berani ganggu kamu, tunggu aku pulang, aku akan bantu kamu balas dia.”“Sekarang dia nggak akan kelahi denganku. Sekalipun dia main tangan, aku juga nggak takut. Aku nggak pernah kalah saat kelahi dengannya.”Begitu teringat Dira yang dulu suka menggila, Yohanna sengaja memasang raut wajah cemas. “Kamu tangguh begitu, gimana mau nikah? Bikin orang cemas saja.”Dira spontan memasang wajah cemberut. “Aku hanya tangguh di depan Fendi. Di depan orang lain, aku tetap perempuan yang ba
Apalagi Ronny sudah bilang kalau dia memiliki bisnisnya sendiri. Ronny punya beberapa perusahaan. Ditambah lagi auranya, penampilannya, tutur katanya membuat orang langsung tahu kalau Ronny bukan dari keluarga biasa. Wajar saja kalau orang tua Yohanna berpikir macam-macam.Orang tua Yohanna tidak ingin Yohanna menikah dengan pria dari kota lain dan pindah ke tempat yang jauh dari rumah. Yohanna sendiri juga tidak mau. Namun dalam kondisi terdesak, bisa saja orang tua Yohanna akan meminta Ronny untuk pindah ke Kota Aldimo.“Nggak. Mana mungkin Om dan Tante suruh aku ngomong begini? Ronny baru kerja dua hari. Semua orang belum terlalu kenal dia,” jawab Dira sambil tertawa pelan. “Malam hari kalau lagi nggak bisa tidur, biasanya aku baca novel. Makanya aku jadi lebih sensitif. Aku sering bayangkan diri sendiri masuk ke dalam alur novel.”“Kamu nggak bisa tidur? Itu artinya kamu kurang sibuk. Kamu follow up proyek dengan Banjaya saja,” kata Yohanna.“Kak, aku nggak mau proyek itu. Penanggu
“Kak Yohanna bahkan nggak perlu olahraga. Bentuk badanmu tetap standar model, karena kurang makan.”Kalau Yohanna merasa makanan itu tidak enak, dia lebih memilih kelaparan. Dia sering tidak makan, tekanan pekerjaan juga besar. Tidak heran kalau dia tidak bisa gemuk.“Ronny buat Kakak makan dengan nyaman. Bukankah itu perhatian? Aku nggak bisa bilang dessert yang dia siapkan adalah dessert kesukaan Kakak. Itu karena Kakak nggak ada dessert favorit. Tapi yang dia siapkan adalah makanan yang bisa Kakak makan.”“Aku sudah bandingkan. Dessert untuk aku ini kesannya lebih asal-asalan. Tentu saja, makanan yang dia buat sangat cantik dan rasanya juga enak. Tapi tetap saja bisa dilihat mana yang benar-benar dia siapkan dengan sepenuh hati. Selama dua hari ini, kita jadi punya lebih banyak waktu untuk istirahat. Sore Kakak jadi nggak perlu minum terlalu banyak kopi.”“Dira, aku benar-benar curiga kamu sudah disuap Ronny. Apa motifnya dengan suruh kamu ngomong hal-hal baik tentangnya di depanku?
“Bu Dira.”Ronny dan Jaka berdiri di depan pintu kantor. Begitu pintu terbuka, kedua orang itu menyapa Dira dengan hormat. Saat ini, baru waktunya pulang kerja. Sekretaris juga siap-siap turun untuk makan malam.Ronni meminjam dapur perusahaan untuk menyiapkan makan siang untuk Yohanna. Ronny juga mengontrol waktunya dengan baik. Beberapa menit sebelum jam pulang kerja, dia sudah mengantar makanan buatannya ke lantai atas. Dengan begitu, dia bisa menghindari karyawan lainnya dengan sempurna. Selain itu, dia juga tidak akan menyita waktu kerja Yohanna.Butuh beberapa menit bagi Ronny dan Jaka untuk pergi dari kantin perusahaan ke gedung kantor, lalu naik lift menuju lantai paling atas.“Pak Jaka, Ronny, kalian sudah datang.”Dira minggir ke samping agar kedua pria itu bisa masuk. “Kami baru saja pulang kerja,” kata Dira.Jaka dan Ronny masuk ke kantor. “Bu Yohanna.”Keduanya menyapa Yohanna dengan sopan, lalu berjalan ke sofa dan meletakkan kotak bekal di atas meja. Kemudian, mereka mem