Share

Bab 2868

Author: Anggur
Bram masih belum menjawab, tetapi sudah terdengar langkah Chintya dari lantai atas.

“Sudah boleh makan,” seru Lana dari dapur.

Semuanya langsung berjalan menuju dapur dan membantu menyajikan semua bahan makanan di meja makan. Semuanya duduk dan mulai menikmati makan malam mereka.

Rama mengeluarkan alkohol koleksi ayahnya serta empat gelas alkohol kecil sambil bertanya, “Ma, malam ini kita minum sedikit, ya?”

“Kalau malam ini nggak berencana keluar, kalian boleh minum satu gelas kecil. Nggak boleh lebih lagi.”

Kalau minum terlalu banyak, akan mabuk dan memengaruhi kerja besok pagi.

“Oke, satu gelas kecil saja.”

“Chintya itu perempuan, jangan minum terlalu banyak.”

Rama menuangkan Setengah gelas kecil untuk adiknya. Melihat itu, Chintya tidak terima dan berkata, “Aku memang perempuan, tapi kemampuanku dalam minum nggak lebih buruk dari Kak Rama dan Kak Jerry. Satu gelas kecil masih bisa buat aku tetap sadar.”

“Kalau kamu masih nego, kamu hanya minum satu teguk saja. Punyamu kasih ke Bram
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2869

    Selesai makan, Chintya membawa Bram keluar. Setelah keduanya pergi, Jerry bertanya, “Kak, kamu merasa kalau adik kita malam ini terlihat aneh? Benar-benar kaku dan mudah memerah. Biasanya dia terlihat seperti lelaki dan nggak tahu malu. Dia nggak berani melihat Bram dan terlihat berbeda.”“Aku dan Chintya sudah jadi saudara selama 20 tahun lebih. Malam ini baru pertama kalinya lihat dia malu. Ternyata Chintya juga bisa malu seperti perempuan. Biasanya dia seperti lelaki yang nggak tahu malu.”Rama menuangkan air tanpa langsung menjawab adiknya. Lana kembali ke dapur untuk mencuci piring. Dia mendengar ucapan anaknya dan mendadak keluar dari dapur lagi sambil berkata, “Kalian ke sini, Mama mau bicara sama kalian mumpung Bram nggak ada di sini.”“Tentang apa? Misterius sekali. Ma, kenapa ekspresi Mama serius sekali? Hal yang buruk?”Jerry berjalan mendekati ibunya dengan raut penasaran. Melihat ekspresi ibunya yang serius, dia tidak berani bersikap main-main. Rama masih memegang teko di

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2870

    Lana berpikir sejenak dan berkata, “Yang kalian bilang juga benar. Tapi setelah Bram kembali, kalian tetap harus tanya dia. Dari pada Mama cemas terus. Selain itu, meski Bram suka sama Chintya dan mereka cocok, dia itu berasal dari keluarga kaya. Keluarga kita nggak sebanding dengan mereka.”“Siapa yang tahu kalau orang tuanya bisa menerima Chintya atau nggak? Setelah papamu kembali, Mama bilang sama papamu dan minta dia bawa Rama ke Mambera. Coba cari tahu tentang orang tuanya.”Rama mengangguk dan berkata, “Aku pergi sendiri juga boleh. Malam ini aku akan memesan tiket. Besok pagi aku terbang ke Mambera.”“Tetap biarkan papamu untuk menemanimu. Kamu masih muda dan kurang pengalaman dalam menilai orang. Ayahmu sudah hidup lebih lama dan punya pengalaman di dunia. Jadi pandangannya lebih tajam. Sebagai seorang ayah yang akan menikahkan anak perempuannya, dia harus pastikan kalau keluarga calon menantunya bisa diandalkan.”Kalau bukan karena takut Bram curiga, Lana ingin pergi sendiri k

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2871

    “Kalau kamu suka, mulai sekarang aku akan berikan ke kamu setiap hari,” kata Bram dengan penuh kasih sayang. “Gimana kalau sekarang aku temani kamu ke sanggar untuk ambil buket bunga itu?”“Ambil saja. Nggak perlu kasih setiap hari. Sesekali kasih aku sebagai kejutan saja sudah cukup. Kalau setiap hari aku terima buket bunga, nanti rasanya jadi biasa saja, nggak ada kesan surprise-nya lagi,” kata Chintya.Bram tersenyum. “Oke, aku ikuti saja apa katamu.”Bram memberi Chintya bunga, yang Chintya pikirkan malah kue bunga. Bram juga takut jika dia memberikan buket bunga setiap hari kepada Chintya, Chintya hanya akan memikirkan kue bunga terus, bukannya memikirkan betapa Bram mencintainya.Perempuan paling suka buket bunga uang, jadi ada uang untuk belanja. Bram bisa memberi Chintya buket bunga uang, biar Chintya ada uang untuk belanja sesuka hatinya.“Pergi beli baju dulu. Aku kasih kamu baju saja.”Chintya merasa setelah menerima buket bunga dari Bram, dia harus memberi Bram sesuatu seba

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2872

    Kemudian, Jerry melirik adiknya. Begitu melihat adiknya bersikap seperti biasa saja, dia pun mengomel dalam hati. Mengapa mereka tidak terlihat seperti sepasang kekasih? Apakah Chintya masih saja menganggap Bram sebagai teman? Selain itu, apa penyakit yang diderita Bram?Lana yang sedang memotong buah langsung menyapa ketika dia melihat Bram dan Chintya masuk ke rumah. “Aku baru saja potong buah, kalian sudah pulang. Ayo sini, makan buahnya.”“Chintya belikan baju untukku.”Bram tersenyum lebar, lalu berjalan mendekat sambil membawa beberapa kantong belanjaan. Kemudian, dia duduk di samping kedua calon kakak iparnya. Dia pun mulai memamerkan pakaian yang dibelikan Chintya untuknya.Setelah melihat wajah pamer Bram, wajah Chintya seketika memanas. Tanpa berkaca pun dia tahu kalau wajahnya memerah lagi. Dia bahkan tidak duduk, langsung berkata pada keluarganya, “Ma, Kak Rama, Kak Jerry, aku naik ke atas dulu. Mau istirahat.”Usai berkata, Chintya bergegas naik ke lantai atas sambil memba

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2873

    Ardian melihat jam dan berkata, “Kita memang datang kepagian. Kalau lagi musim panas, jam segini banyak orang yang sudah bangun. Gimana kalau kita tunggu di mobil sebentar nanti baru ketuk pintu?”“Aku coba telepon Bram dulu, suruh dia bangun,” kata Kania.Usai berkata, Kania mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Bram. Di sisi lain, Bram baru saja mencium bibir merah Chintya di dalam mimpinya. Sebelum dia merasakannya lebih dalam, dia dibangunkan oleh nada dering keras dari ponselnya. Setelah bangun, dia masih membayangkan ciuman di dalam mimpinya. Dia raba bibirnya, lalu dia baru menyadari kalau dia sedang bermimpi. Bukan kenyataan.Meskipun Chintya tidak menghindar, juga menghadapi pernyataan cinta Bram secara terbuka, Chintya mengatakan kalau dia butuh waktu untuk memikirkannya. Chintya tidak segera membalas perasaan Bram.Sekalipun mimpi, rasanya tetap begitu manis. Telepon sialan, siapa yang begitu tidak tahu sopan santun dan meneleponnya pagi-pagi hingga mengganggu mimpi indahnya

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2874

    Bram tersenyum. “Kamu selalu terlihat cantik kapan saja. Jangan khawatir, juga nggak perlu gugup. Orang tuaku orangnya santai, kok.”“Aku nggak gugup. Aku hanya merasa ini pertemuan pertama dengan mereka. Aku nggak dandan, tapi tetap harus rapi. Aku pergi buka pintu.”Usai berkata, Chintya berjalan lebih dulu melewati halaman dan membuka pintu pagar. Sebuah mobil hitam berhenti di depan pintu pagarnya.Begitu melihat Chintya membuka pintu, orang di dalam mobil menurunkan kaca jendela. Sesaat kemudian, ada orang yang turun dari mobil. Orang itu adalah seorang perempuan paruh baya yang sangat cantik. Wajahnya terlihat agak mirip dengan Bram. Tanpa perlu ditanya, Chintya pun bisa menebak kalau perempuan paruh baya cantik itu adalah ibunya Bram.Chintya spontan menghela napas dalam hati. Ibunya Bram merawat diri dengan sangat baik. Dia lebih terlihat seperti kakaknya Bram. Jika mereka berdiri berdampingan, sama sekali tidak terlihat seperti ibu dan anak.Kania berjalan ke arah Chintya samb

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2875

    Sebenarnya, Bram juga menyembunyikannya dari orang tuanya. Namun, orang tuanya bukanlah orang biasa. Orang tuanya pasti tahu semua yang Bram lakukan, tapi mereka diam saja.Lana yang sedang mengawasi di depan pintu rumah melihat putrinya membawa masuk dua orang tidak dikenal. Kedua orang itu sedikit mirip dengan Bram. Dia pun langsung tahu siapa kedua tamu yang datang mendadak itu. Lana segera membuka pintu lebar-lebar.Begitu melihat Lana, Kania hampir saja memanggilnya dengan sebutan Besan. Untung saja, dia cepat-cepat menutup mulutnya. Kania takut kalau dia terlalu buru-buru dan berujung menakuti calon besannya.Lana sendiri tidak menyangka orang tua Bram akan datang. Dalam hati berpikir, suami dan anak pertamanya baru saja pergi ke bandara, hendak terbang ke Kota Mambera untuk mencari tahu tentang orang tua Bram. Namun, ada baiknya mereka datang ke sini. Jadi saat suami dan putranya pergi cari tahu tentang keluarga Ardaba, tidak akan ketahuan oleh mereka. Dengan begitu, tidak akan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2876

    Bram merasa dirinya mungkin hanya akan menjadi alat untuk memberikan orang tuanya cucu.“Banyak banget ubinya? Kalau begitu kita bisa panggang ubi, panggang sendiri. Ubi panggang yang dijual di luar satu satu ubi saja sudah berapa puluh ribu. Mahal sekali.”Ternyata Chintya benar-benar suka. Pintu mobil masih terbuka. Chintya berjalan mendekat dan melihat ke dalam mobil. Pada detik berikutnya, dia berdecak dan berkata “Ini satu mobil isinya ubi semua?”Chintya juga mengambil kantong yang entah berisi ubi jalar atau talas dan membawanya ke dalam rumah. Segera, Jerry juga keluar untuk membantu. Tiga orang pun tetap harus bolak-balik beberapa kali baru berhasil memindahkan semua barang di dalam mobil ke dalam rumah.Beberapa kotak yang berisi ginseng tua dan sarang burung walet yang berharga dimasukkan ke dalam kantong berisi ubi. Bram sungguh mengira orang tuanya hanya membawa hasil pertanian.Namun, Lana sama sekali tidak merasa terbebani saat menerima pemberian dari keluarga Ardaba. Te

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3650

    Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3649

    Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3648

    Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3647

    “Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3646

    Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3645

    “Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3644

    Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3643

    Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3642

    Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status