Share

Bab 2868

Penulis: Anggur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-08 18:00:00
Bram masih belum menjawab, tetapi sudah terdengar langkah Chintya dari lantai atas.

“Sudah boleh makan,” seru Lana dari dapur.

Semuanya langsung berjalan menuju dapur dan membantu menyajikan semua bahan makanan di meja makan. Semuanya duduk dan mulai menikmati makan malam mereka.

Rama mengeluarkan alkohol koleksi ayahnya serta empat gelas alkohol kecil sambil bertanya, “Ma, malam ini kita minum sedikit, ya?”

“Kalau malam ini nggak berencana keluar, kalian boleh minum satu gelas kecil. Nggak boleh lebih lagi.”

Kalau minum terlalu banyak, akan mabuk dan memengaruhi kerja besok pagi.

“Oke, satu gelas kecil saja.”

“Chintya itu perempuan, jangan minum terlalu banyak.”

Rama menuangkan Setengah gelas kecil untuk adiknya. Melihat itu, Chintya tidak terima dan berkata, “Aku memang perempuan, tapi kemampuanku dalam minum nggak lebih buruk dari Kak Rama dan Kak Jerry. Satu gelas kecil masih bisa buat aku tetap sadar.”

“Kalau kamu masih nego, kamu hanya minum satu teguk saja. Punyamu kasih ke Bram
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2869

    Selesai makan, Chintya membawa Bram keluar. Setelah keduanya pergi, Jerry bertanya, “Kak, kamu merasa kalau adik kita malam ini terlihat aneh? Benar-benar kaku dan mudah memerah. Biasanya dia terlihat seperti lelaki dan nggak tahu malu. Dia nggak berani melihat Bram dan terlihat berbeda.”“Aku dan Chintya sudah jadi saudara selama 20 tahun lebih. Malam ini baru pertama kalinya lihat dia malu. Ternyata Chintya juga bisa malu seperti perempuan. Biasanya dia seperti lelaki yang nggak tahu malu.”Rama menuangkan air tanpa langsung menjawab adiknya. Lana kembali ke dapur untuk mencuci piring. Dia mendengar ucapan anaknya dan mendadak keluar dari dapur lagi sambil berkata, “Kalian ke sini, Mama mau bicara sama kalian mumpung Bram nggak ada di sini.”“Tentang apa? Misterius sekali. Ma, kenapa ekspresi Mama serius sekali? Hal yang buruk?”Jerry berjalan mendekati ibunya dengan raut penasaran. Melihat ekspresi ibunya yang serius, dia tidak berani bersikap main-main. Rama masih memegang teko di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2870

    Lana berpikir sejenak dan berkata, “Yang kalian bilang juga benar. Tapi setelah Bram kembali, kalian tetap harus tanya dia. Dari pada Mama cemas terus. Selain itu, meski Bram suka sama Chintya dan mereka cocok, dia itu berasal dari keluarga kaya. Keluarga kita nggak sebanding dengan mereka.”“Siapa yang tahu kalau orang tuanya bisa menerima Chintya atau nggak? Setelah papamu kembali, Mama bilang sama papamu dan minta dia bawa Rama ke Mambera. Coba cari tahu tentang orang tuanya.”Rama mengangguk dan berkata, “Aku pergi sendiri juga boleh. Malam ini aku akan memesan tiket. Besok pagi aku terbang ke Mambera.”“Tetap biarkan papamu untuk menemanimu. Kamu masih muda dan kurang pengalaman dalam menilai orang. Ayahmu sudah hidup lebih lama dan punya pengalaman di dunia. Jadi pandangannya lebih tajam. Sebagai seorang ayah yang akan menikahkan anak perempuannya, dia harus pastikan kalau keluarga calon menantunya bisa diandalkan.”Kalau bukan karena takut Bram curiga, Lana ingin pergi sendiri k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2871

    “Kalau kamu suka, mulai sekarang aku akan berikan ke kamu setiap hari,” kata Bram dengan penuh kasih sayang. “Gimana kalau sekarang aku temani kamu ke sanggar untuk ambil buket bunga itu?”“Ambil saja. Nggak perlu kasih setiap hari. Sesekali kasih aku sebagai kejutan saja sudah cukup. Kalau setiap hari aku terima buket bunga, nanti rasanya jadi biasa saja, nggak ada kesan surprise-nya lagi,” kata Chintya.Bram tersenyum. “Oke, aku ikuti saja apa katamu.”Bram memberi Chintya bunga, yang Chintya pikirkan malah kue bunga. Bram juga takut jika dia memberikan buket bunga setiap hari kepada Chintya, Chintya hanya akan memikirkan kue bunga terus, bukannya memikirkan betapa Bram mencintainya.Perempuan paling suka buket bunga uang, jadi ada uang untuk belanja. Bram bisa memberi Chintya buket bunga uang, biar Chintya ada uang untuk belanja sesuka hatinya.“Pergi beli baju dulu. Aku kasih kamu baju saja.”Chintya merasa setelah menerima buket bunga dari Bram, dia harus memberi Bram sesuatu seba

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2872

    Kemudian, Jerry melirik adiknya. Begitu melihat adiknya bersikap seperti biasa saja, dia pun mengomel dalam hati. Mengapa mereka tidak terlihat seperti sepasang kekasih? Apakah Chintya masih saja menganggap Bram sebagai teman? Selain itu, apa penyakit yang diderita Bram?Lana yang sedang memotong buah langsung menyapa ketika dia melihat Bram dan Chintya masuk ke rumah. “Aku baru saja potong buah, kalian sudah pulang. Ayo sini, makan buahnya.”“Chintya belikan baju untukku.”Bram tersenyum lebar, lalu berjalan mendekat sambil membawa beberapa kantong belanjaan. Kemudian, dia duduk di samping kedua calon kakak iparnya. Dia pun mulai memamerkan pakaian yang dibelikan Chintya untuknya.Setelah melihat wajah pamer Bram, wajah Chintya seketika memanas. Tanpa berkaca pun dia tahu kalau wajahnya memerah lagi. Dia bahkan tidak duduk, langsung berkata pada keluarganya, “Ma, Kak Rama, Kak Jerry, aku naik ke atas dulu. Mau istirahat.”Usai berkata, Chintya bergegas naik ke lantai atas sambil memba

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2873

    Ardian melihat jam dan berkata, “Kita memang datang kepagian. Kalau lagi musim panas, jam segini banyak orang yang sudah bangun. Gimana kalau kita tunggu di mobil sebentar nanti baru ketuk pintu?”“Aku coba telepon Bram dulu, suruh dia bangun,” kata Kania.Usai berkata, Kania mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Bram. Di sisi lain, Bram baru saja mencium bibir merah Chintya di dalam mimpinya. Sebelum dia merasakannya lebih dalam, dia dibangunkan oleh nada dering keras dari ponselnya. Setelah bangun, dia masih membayangkan ciuman di dalam mimpinya. Dia raba bibirnya, lalu dia baru menyadari kalau dia sedang bermimpi. Bukan kenyataan.Meskipun Chintya tidak menghindar, juga menghadapi pernyataan cinta Bram secara terbuka, Chintya mengatakan kalau dia butuh waktu untuk memikirkannya. Chintya tidak segera membalas perasaan Bram.Sekalipun mimpi, rasanya tetap begitu manis. Telepon sialan, siapa yang begitu tidak tahu sopan santun dan meneleponnya pagi-pagi hingga mengganggu mimpi indahnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2874

    Bram tersenyum. “Kamu selalu terlihat cantik kapan saja. Jangan khawatir, juga nggak perlu gugup. Orang tuaku orangnya santai, kok.”“Aku nggak gugup. Aku hanya merasa ini pertemuan pertama dengan mereka. Aku nggak dandan, tapi tetap harus rapi. Aku pergi buka pintu.”Usai berkata, Chintya berjalan lebih dulu melewati halaman dan membuka pintu pagar. Sebuah mobil hitam berhenti di depan pintu pagarnya.Begitu melihat Chintya membuka pintu, orang di dalam mobil menurunkan kaca jendela. Sesaat kemudian, ada orang yang turun dari mobil. Orang itu adalah seorang perempuan paruh baya yang sangat cantik. Wajahnya terlihat agak mirip dengan Bram. Tanpa perlu ditanya, Chintya pun bisa menebak kalau perempuan paruh baya cantik itu adalah ibunya Bram.Chintya spontan menghela napas dalam hati. Ibunya Bram merawat diri dengan sangat baik. Dia lebih terlihat seperti kakaknya Bram. Jika mereka berdiri berdampingan, sama sekali tidak terlihat seperti ibu dan anak.Kania berjalan ke arah Chintya samb

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2875

    Sebenarnya, Bram juga menyembunyikannya dari orang tuanya. Namun, orang tuanya bukanlah orang biasa. Orang tuanya pasti tahu semua yang Bram lakukan, tapi mereka diam saja.Lana yang sedang mengawasi di depan pintu rumah melihat putrinya membawa masuk dua orang tidak dikenal. Kedua orang itu sedikit mirip dengan Bram. Dia pun langsung tahu siapa kedua tamu yang datang mendadak itu. Lana segera membuka pintu lebar-lebar.Begitu melihat Lana, Kania hampir saja memanggilnya dengan sebutan Besan. Untung saja, dia cepat-cepat menutup mulutnya. Kania takut kalau dia terlalu buru-buru dan berujung menakuti calon besannya.Lana sendiri tidak menyangka orang tua Bram akan datang. Dalam hati berpikir, suami dan anak pertamanya baru saja pergi ke bandara, hendak terbang ke Kota Mambera untuk mencari tahu tentang orang tua Bram. Namun, ada baiknya mereka datang ke sini. Jadi saat suami dan putranya pergi cari tahu tentang keluarga Ardaba, tidak akan ketahuan oleh mereka. Dengan begitu, tidak akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2876

    Bram merasa dirinya mungkin hanya akan menjadi alat untuk memberikan orang tuanya cucu.“Banyak banget ubinya? Kalau begitu kita bisa panggang ubi, panggang sendiri. Ubi panggang yang dijual di luar satu satu ubi saja sudah berapa puluh ribu. Mahal sekali.”Ternyata Chintya benar-benar suka. Pintu mobil masih terbuka. Chintya berjalan mendekat dan melihat ke dalam mobil. Pada detik berikutnya, dia berdecak dan berkata “Ini satu mobil isinya ubi semua?”Chintya juga mengambil kantong yang entah berisi ubi jalar atau talas dan membawanya ke dalam rumah. Segera, Jerry juga keluar untuk membantu. Tiga orang pun tetap harus bolak-balik beberapa kali baru berhasil memindahkan semua barang di dalam mobil ke dalam rumah.Beberapa kotak yang berisi ginseng tua dan sarang burung walet yang berharga dimasukkan ke dalam kantong berisi ubi. Bram sungguh mengira orang tuanya hanya membawa hasil pertanian.Namun, Lana sama sekali tidak merasa terbebani saat menerima pemberian dari keluarga Ardaba. Te

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3175

    Raisa selalu merasa senang dan santai setiap kali minum kopi ketika suaminya masih hidup. Namun sekarang, dia harus minum kopi agar bisa tetap segar ketika bekerja. Daniel meminta sekretarisnya untuk menyiapkan kopi bagi Raisa dengan berkata, “Siapkan kopi untuk Bu Raisa saja dan segelas air hangat untuk saya. Saya sudah minum kopi di kantornya Stefan.”Daniel terbiasa minum kopi di pagi hari. Dia jarang sekali minum kopi di sore hari karena dia takut tidak bisa tidur ketika malam hari dan akan membuat matanya kelelahan. “Pak Daniel pergi ke Adhitama Group tadi?” tanya Raisa dengan senyuman lembut di wajahnya. “Ya, ada urusan mendesak, makanya saya pergi ke sana untuk mendiskusikannya dengan Pak Stefan,” jawab Daniel seadanya. Raisa memutuskan untuk tidak menanyakan hal itu lebih lanjut setelah mendengar jawaban Daniel yang seakan tidak ingin membicarakannya secara detail. Semua masyarakat kelas atas Mambera mengetahui kalau Stefan, Daniel dan Reiki adalah sahabat yang sangat dekat

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3174

    Raisa mengambil alih posisi berdiri sekretaris Daniel dan mulai mendorong kursi roda Daniel menuju ruang CEO. Kedua sekretaris mereka mengikuti dari belakang dalam diam. “Bu Raisa, saya bisa melakukannya sendiri,” ujar Daniel yang menolak Raisa untuk mendorong kursi rodanya karena kursi roda yang digunakannya sekarang adalah kursi roda otomatis. Raisa langsung tersenyum seraya berkata, “Saya tidak mendorongnya, kok. Pak Daniel yang menggerakkannya sendiri.”Raisa sengaja tidak mengenakan pakaian kerjanya seperti biasa. Dia memilih untuk mengenakan pakaian kasual dan tidak menyanggul rambutnya. Dia membiarkan rambutnya tergerai dan mengenakan perhiasan yang biasa dia kenakan ketika suaminya masih hidup. Ditambah lagi, dengan riasan wajah yang membuatnya semakin cantik dan awet muda seakan dia masih berusia 20 tahun. Semua orang pastinya tidak akan menyangka kalau Raisa adalah seorang janda berusia 30 tahunan dan memiliki putra berusia 9 tahun. Bahkan putranya memuji Raisa ketika dia

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3173

    “Sudah, jangan terlalu banyak berpikir. Hujan dan badai yang kalian berdua harus hadapi, jauh lebih banyak daripada pasangan lainnya. Kalian selalu bisa melihat pelangi setelah badai. Kak Odelina sedang sangat sibuk sekarang. Dia benar-benar tertekan dengan perusahaan barunya. Kamu juga tahu itu, kan?”“Walaupun dia pernah bekerja cukup baik sebelum menikah, tapi dia adalah ibu rumah tangga setelah menikah. Dia menarik diri dari dunia sosial selama bertahun-tahun. Sampai akhirnya, dia berhasil mendirikan usahanya sendiri, tapi itu juga belum lama. Sekarang, dia harus membuka perusahaan baru yang dibangun secara khusus untuk menyaingi Gatara Group.”“Pengalamannya masih belum cukup dan dia berada dalam tekanan yang cukup besar. Selain itu, penerus Gatara Group juga bukan orang biasa yang tidak bisa apa-apa. Mereka berdua sama-sama sedang berjuang keras. Dia mengatakan tidak ingin terburu-buru untuk meresmikan pernikahan kalian pasti karena dia ingin fokus untuk mengurus perusahaan barun

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3172

    Selain itu, ketiga kakaknya juga akan membantunya mengurus perusahaan, jadi Daniel bisa memulihkan tubuh dan mengejar calon istrinya dengan lebih leluasa. “Oke, kita bicarakan lagi nanti malam,” pungkas Odelina lalu menutup panggilan teleponnya yang telah mempersilakan sekretarisnya masuk.Sekretaris mengetuk pintu ruangannya untuk memberitahu kalau ada seorang klien yang datang. Odelina sendiri yang akan menerima dan menemui semua kliennya saat ini agar dia bisa segera mendapatkan kontrak kerja sama dari berbagai klien. Dia ingin agar perusahaannya memiliki pekerjaan yang bisa mereka kerjakan setelah libur tahun baru. Daniel melepaskan ponsel dari telinganya setelah Odelina mengakhiri panggilan mereka. Namun, wajah Daniel tampak kosong sambil terus memegangi ponselnya. Stefan sedang menikmati kopi sambil menatap sahabatnya itu sampai akhirnya tatapan mereka saling beradu. “Kenapa kamu menatapku begitu?” tanya Daniel sambil meletakkan ponselnya. “Kamu mikirin apa, sih? Pikiranmu pa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3171

    “Proses pembuatan surat nikah nggak lama, kok. Kita bisa melakukannya setelah kamu pulang,” ujar Daniel yang bersikeras untuk mendapatkan surat nikah terlebih dahulu. Odelina pasti akan lebih tenang setelah mereka resmi menikah karena tidak akan lagi ada perempuan di luar sana yang berpikiran untuk bisa merebut Daniel dari sisinya. “Daniel, kita bicarakan masalah ini nanti saja kalau aku ada waktu kosong. Sekarang, lebih baik kita pertimbangkan dulu semuanya baik-baik.”“Kita nggak bisa bertindak impulsif karena pernikahan adalah hal besar di dalam hidup kita. Terlebih lagi, aku adalah seorang janda, jadi aku harus ekstra hati-hati dalam menghadapi pernikahan keduaku nantinya.”Daniel langsung berpikir kalau Odelina mungkin terlalu sibuk atau mungkin karena mimpi itu telah mengubah pikiran Odelina sampai ingin menunda peresmian hubungan mereka. Sebenarnya, apa yang dikatakan Odelina sudah cukup jelas, kegagalan pernikahannya terus membayangi keputusannya untuk menikah kembali. Kerag

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3170

    "Aku akan terus melakukan terapi, pasti akan sembuh total dan nggak akan menjadi beban bagimu. Meski aku nggak bisa menjanjikan kapan akan pulih sepenuhnya, sekarang aku sudah menggunakan kursi roda otomatis yang bisa kujalani sendiri, jadi setidaknya bisa mengurangi beban bagi orang yang merawatku," ujar Daniel dengan lembut. "Aku sudah memikirkannya, lebih baik kita mengurus pernikahan dulu, dan setelah aku benar-benar pulih, baru kita adakan pesta pernikahan." Daniel teringat ucapan sahabatnya, bahwa mungkin Odelina masih memiliki trauma dari pernikahan sebelumnya. Pikiran-pikiran itu membuatnya khawatir jika Daniel akan direbut orang. Maka, menurutnya, menikah adalah solusi terbaik. Setelah menjadi suami Odelina secara resmi, siapa pun tidak akan bisa merebut dirinya. Daniel bukan orang yang mudah jatuh cinta. Jika tidak, di usia 36 tahun dia sudah menikah sejak lama. Namun, begitu dia jatuh cinta, itu adalah cinta seumur hidup. Hatinya begitu sempit, hanya cukup untuk satu oran

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3169

    Daniel terdiam sejenak sebelum berkata, "Ya, meskipun semua orang bisa bermimpi, kamu belum pernah menceritakan mimpi seperti ini sebelumnya. Kamu bermimpi seperti itu tadi malam, apa karena kamu memikirkan hubungan kita sebelum tidur? Apakah kamu khawatir?" "Atau mungkin ada seseorang yang mengatakan sesuatu di depanmu jadi kamu nggak bisa menahan diri untuk berpikir berlebihan dan akhirnya bermimpi seperti itu?" Odelina tertawa kecil dan berkata, "Mana mungkin? Siapa yang akan mengatakan sesuatu sama aku? Aku bahkan nggak ada di Mambera sekarang. Kalaupun kamu benar-benar punya pengagum, mereka harus menungguku kembali ke Mambera sebelum mereka bisa datang padaku." "Aku hanya kebetulan bermimpi seperti itu. Aku hanya ingin memberitahumu dan melihat apakah kamu tahu jawabannya. Apakah kamu, tanpa sadar sudah menarik hati wanita lain?" Stefan tidak memberi tahu Daniel bahwa Olivia mencurigai Raisa memiliki perasaan pada Daniel. Odelina pun tidak akan mengatakan itu. Tanpa bukti, di

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3168

    “Aku bukan Ronny dan nggak akan seperti dia. Nggak peduli ada berapa banyak wanita di luar sana yang lebih baik dari Odelina, aku nggak akan menyukai mereka. Aku sudah yakin dengan pilihanku, dan hanya dia yang akan kunikahi seumur hidup,” kata Daniel dengan serius. Setelah berhenti sejenak, dia bertanya kepada sahabatnya, “Stefan, menurutmu, apakah aku harus segera menikah dengan kakakmu? Dulu dia yang nggak mau menikah denganku. Kemudian, aku merasa diriku lumpuh dan nggak ingin menjadi beban baginya. Sebelum aku pulih sepenuhnya, aku nggak akan mau menikahinya.” “Apakah karena itu dia kehilangan kepercayaan? Mungkin dia merasa perasaanku sudah mulai goyah? Aku benar-benar takut nggak bisa sembuh dan harus pakai kursi roda seumur hidup. Pada akhirnya malah membebaninya.” “Setelah cerai, dia harus hidup sendiri dengan Russel. Dan itu sudah cukup berat. Kalau ditambah denganku yang lumpuh, hidupnya pasti makin sulit. Aku mencintainya, aku hanya ingin memberinya kebahagiaan, bukan me

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3167

    Odelina hanya mengatakan bahwa dia bermimpi, tetapi Daniel langsung membatalkan rencananya kembali ke kantor dan memilih mengganggu waktu berharga sahabatnya. Dia khawatir akan ditertawakan oleh sahabatnya. Namun, hati kecilnya tidak tenang, dia merasa bahwa mimpi Odelina itu bukan tanpa alasan. Seperti kata pepatah, “Siang dipikirkan, malam terbawa mimpi.”Apakah ada seseorang yang mengatakan sesuatu pada Odelina sehingga dia berpikir terlalu jauh, dan akhirnya bermimpi seperti itu sepanjang malam? “Apa pun yang ingin kamu katakan, katakan saja. Kita ini teman lama, sahabat baik. Masih ada hal yang nggak bisa dibicarakan?” Stefan bangkit dan berjalan keluar dari meja kerjanya sembari bertanya, “Kamu mau minum kopi, teh, atau air hangat?” “Aku mau kopi.” “Seharusnya masih ada kopi. Aku periksa dulu. Kalau habis, aku buatkan air hangat saja.” Tidak lama kemudian, lelaki itu keluar dari sebuah ruangan dengan membawa dua cangkir kopi panas yang mengepul. “Masih ada. Ini satu untukm

DMCA.com Protection Status