Share

Bab 2875

Penulis: Anggur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Sebenarnya, Bram juga menyembunyikannya dari orang tuanya. Namun, orang tuanya bukanlah orang biasa. Orang tuanya pasti tahu semua yang Bram lakukan, tapi mereka diam saja.

Lana yang sedang mengawasi di depan pintu rumah melihat putrinya membawa masuk dua orang tidak dikenal. Kedua orang itu sedikit mirip dengan Bram. Dia pun langsung tahu siapa kedua tamu yang datang mendadak itu. Lana segera membuka pintu lebar-lebar.

Begitu melihat Lana, Kania hampir saja memanggilnya dengan sebutan Besan. Untung saja, dia cepat-cepat menutup mulutnya. Kania takut kalau dia terlalu buru-buru dan berujung menakuti calon besannya.

Lana sendiri tidak menyangka orang tua Bram akan datang. Dalam hati berpikir, suami dan anak pertamanya baru saja pergi ke bandara, hendak terbang ke Kota Mambera untuk mencari tahu tentang orang tua Bram. Namun, ada baiknya mereka datang ke sini. Jadi saat suami dan putranya pergi cari tahu tentang keluarga Ardaba, tidak akan ketahuan oleh mereka. Dengan begitu, tidak akan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2876

    Bram merasa dirinya mungkin hanya akan menjadi alat untuk memberikan orang tuanya cucu.“Banyak banget ubinya? Kalau begitu kita bisa panggang ubi, panggang sendiri. Ubi panggang yang dijual di luar satu satu ubi saja sudah berapa puluh ribu. Mahal sekali.”Ternyata Chintya benar-benar suka. Pintu mobil masih terbuka. Chintya berjalan mendekat dan melihat ke dalam mobil. Pada detik berikutnya, dia berdecak dan berkata “Ini satu mobil isinya ubi semua?”Chintya juga mengambil kantong yang entah berisi ubi jalar atau talas dan membawanya ke dalam rumah. Segera, Jerry juga keluar untuk membantu. Tiga orang pun tetap harus bolak-balik beberapa kali baru berhasil memindahkan semua barang di dalam mobil ke dalam rumah.Beberapa kotak yang berisi ginseng tua dan sarang burung walet yang berharga dimasukkan ke dalam kantong berisi ubi. Bram sungguh mengira orang tuanya hanya membawa hasil pertanian.Namun, Lana sama sekali tidak merasa terbebani saat menerima pemberian dari keluarga Ardaba. Te

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2877

    Lana menoleh ke arah Chintya dan bertanya, “Apa maksudnya penyakit apatis?”“Bram sakit, nama penyakitnya itu apatis. Dia hanya bisa bereaksi terhadap seorang perempuan seumur hidupnya. Kalau dia nggak bisa bertemu dengan perempuan yang bisa buat tubuhnya bereaksi, dia akan hidup selamanya seperti seorang kasim. Nggak bisa disembuhkan. Boleh dibilang hanya bisa pasrah sama takdir.”“Mama sudah hidup puluhan tahun, baru kali ini dengar ada penyakit seperti itu.” Lana tiba-tiba seperti menyadari sesuatu. “Dengan kata lain, kalau kamu menikah dengan Bram, kamu nggak perlu khawatir perasaannya akan berubah. Kamu juga nggak perlu khawatir akan ada perempuan lain yang bisa rebut dia dari kamu.”“Secara teori memang begitu. Bram juga bilang dia sama sekali nggak ada reaksi saat berhadapan dengan perempuan lain,” jawab Chintya. “Setelah orang tuanya tahu kondisinya, setiap hari mereka atur kencan buta untuk Bram. Tapi Bram nggak mau pergi. Orang tuanya pun kasih dia lihat banyak foto perempuan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2878

    Sejak awal Lana sudah menyukai Bram. Setelah mengetahui situasi Bram, dia pun semakin yakin kalau Bram adalah calon menantu yang tepat. Karena situasi Bram yang khusus itu pula, Bram pasti akan sangat menyayangi Chintya. Lana juga tidak perlu putrinya akan menderita setelah menikah dan pindah ke Kota Mambera, jauh dari orang tua.Lana dan Chintya berbincang di dapur sambil menyiapkan sarapan untuk orang tua Bram. Bram pun segera datang untuk membantu.“Bram, kamu nggak perlu bantu apa-apa. Kamu temani orang tuamu ngobrol saja,” kata Chintya sambil mendorong pria itu keluar dari dapur.“Orang tuaku suruh aku datang untuk bantu. Kalian malah suruh aku keluar. Jadi aku harus dengar kata siapa? Oh ya, Om dan Kak Rama belum bangun atau sudah pergi ke sanggar?”Bram tidak melihat Firul dan Rama. Sekarang dia baru menemukan kesempatan untuk bertanya.“Papa dan kakaknya Chintya sedang pergi ke luar kota, ada urusan. Tadi pagi-pagi mereka sudah berangkat ke bandara. Sekarang mereka mungkin suda

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2879

    Jerry sedang mengobrol dengan orang tua Bram di ruang keluarga. Ardian orang yang asyik diajak bicara. Padahal ada perbedaan usia puluhan tahun di antara mereka berdua. Namun, keduanya cepat akrab dan mengobrol seru.Kalau bukan karena Bram datang membawakan sarapan untuk orang tuanya, Ardian dan Jerry mungkin akan menjadi saudara angkat. Kania diam-diam menendang suaminya beberapa kali sambil merutuk dalam hati. Apakah suaminya sudah lupa sedang berada di mana mereka? Di sini rumah keluarga Baruna, rumah calon besan mereka.Jerry adalah kakak calon menantu mereka. Jika Ardian dan Jerry menjadi saudara angkat, bagaimana Bram harus memanggil Jerry kelak? Malah jadi kacau nanti.“Pa, Ma, Tante buatkan sarapan untuk kalian. Makan selagi panas. Kami semua sudah makan.”Bram memanggil orang tuanya ke ruang makan. Pada saat yang sama, dia juga berkata, “Pa, Ma, nanti siang makan siang di sini saja. Aku dan Chintya akan pergi beli sayur.”Kania tersenyum hingga matanya menyipit. “Oke, Mama ju

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2880

    “Aku juga tenang, Ma. Chintya belum kasih jawaban ke Bram. Rasanya aku ingin bantu Chintya jawab. Keluarga Ardaba cocok untuk Chintya. Keluarga mereka murah hati, terus terang. Chintya orangnya ceplas-ceplos. Boleh dibilang juga terus terang. Cocok dengan keluarga Ardaba.”Lana memelototi Jerry. “Ini masalah besar dalam hidup adikmu. Kita hanya bantu dia nilai. Sisanya biar dia sendiri yang putuskan. Dia yang akan menikah dengan Bram, dia juga yang akan menghabiskan seluruh hidupnya bersama Bram. Bagaimanapun juga, harus dengan orang yang dia sukai. Selain itu, adikmu sudah punya calon. Kamu dan Rama juga harus mulai pertimbangkan soal pernikahan.”“Ma, aku pergi cuci beras dan masak nasi dulu.” Jerry langsung kabur. Bisa-bisanya ibunya mengambil kesempatan untuk mendesaknya agar segera menikah. Lana pun mengomel ketika melihat Jerry yang langsung pergi.***Salju terlihat di mana-mana di Kota Malinjo. Tengah hari di Kota Mambera, suhu tertingginya 25 derajat. Di sepanjang jalan terli

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2881

    “Di tokoku ini nggak ada buku latihan menulis untuk anak TK. Kamu coba cari di toko lain saja.”Toko buku Olivia terletak di depan sebuah sekolah SMP. Pelanggan utamanya adalah murid SMP. Oleh karena itu, dia tidak menjual buku latihan menulis untuk anak-anak TK.“Nggak ada, ya? Kalau begitu nanti aku coba cari di toko buku lain.”Setelah melakukan pembayaran, ibu muda itu mengambil buku yang dibelinya dan berterima kasih kepada Olivia. Setelah itu, dia langsung keluar dari toko buku. Olivia masih menatap punggung perempuan itu. Entah mengapa, Olivia terus merasa sosok perempuan itu tampak familiar.Mungkin, Olivia pernah bertemu dengan ibu muda itu ketika dia menemani Stefan ke pesta. Namun, karena tidak berinteraksi dengannya, maka Olivia tidak mengingatnya. Nanti Olivia akan coba tanya pada Stefan, keluarga mana yang putra sulungnya sudah menikah, lalu putra keduanya baru masuk SMP dan putrinya baru masuk TK.Dilihat dari penampilannya, ibu muda barusan hanya berusia awal dua puluha

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2882

    “Bu Giselle, Pak Lota pesan kamu harus belajar lebih banyak dan tingkatkan kemampuan. Sifat dan emosi juga harus diubah. Kamu harus bersikap lembut dan murah hati, seperti seorang nyonya besar. Semua sifat angkuhmu yang dulu harus diubah, nggak boleh seperti dulu lagi. Kalau nggak, kamu akan susah masuk ke lingkar pertemanan nyonya kalangan atas di Kota Mambera.”Giselle mengerutkan bibir dan berkata, “Kalian pikir mereka nggak sombong? Mereka juga ada yang sangat sombong. Kalian hanya belum pernah bertemu dengan mereka. Keluarga Siahaan juga keluarga kaya. Aku hanya terlalu muda dan energik, bukannya nggak terpelajar. Aku juga punya temperamen yang sangat baik. Dulu, teman-temanku semuanya putri dari keluarga kaya.”Sekalipun ibunya Giselle tidak diterima di lingkaran pergaulan nyonya besar, itu terjadi karena ibunya adalah adik ipar yang menikah lagi dengan kakak iparnya. Sehingga semua orang tidak menyukai ibunya. Akan tetapi, itu tidak memengaruhi status Giselle di kalangan masyara

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2883

    Tiba-tiba, Giselle berbaring sehingga tidak ada orang di luar yang bisa melihatnya. Saat ini, rombongan mobil Stefan lewat. Sebenarnya, Stefan tidak akan melihat Giselle.Giselle saja yang takut ketahuan. Dia khawatir Stefan akan melihatnya, khawatir Stefan akan mengetahui apa yang dia lakukan.Olivia bisa memasukkan Giselle ke penjara karena Giselle terlalu meremehkan Olivia, juga karena dia tidak tahu Olivia menguasai ilmu bela diri. Namun, alasan utamanya adalah Olivia memiliki Stefan sebagai bekingannya.Sekalipun sekarang Giselle juga memiliki bekingan, Giselle secara naluriah akan takut dan ingin bersembunyi setiap kali dia melihat rombongan mobil Stefan.Setelah mobil Stefan lewat, pengawal Stefan yang duduk di kursi samping menoleh dan melihat Giselle yang meringkuk di dalam mobil, seperti sedang ketakutan. Namun, dari luar sama sekali tidak dapat melihat orang yang duduk di kursi belakang.“Bu Giselle, apa yang kamu lakukan?” tanya si pengawal kepada Giselle dengan nada tidak

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3045

    “Lain kali, makan obat setiap kali habis berhubungan, atau aku paksa kamu operasi tubektomi. Kalau sudah operasi kamu nggak perlu makan obat lagi. Semua obat pasti berbahaya dan punya efek samping yang serius.”“... aku makan obat saja.”Giselle tidak sudi melakukan tubektomi. Dia masih muda, sebodoh apapun dia, dia tahu tubektomi akan membuatnya tidak bisa menjadi seorang ibu sampai akhir hayatnya. Kenapa tidak Lota saja yang melakukan vasektomi? Kalau saja dia yang berinisiatif menggunakan kontrasepsi, Giselle juga tidak harus makan obat apalagi sampai harus menggugurkan bayinya.“Terserah kamu,” ucap Lota. Dia tidak peduli, toh yang harus menanggung bahaya juga bukan tubuhnya sendiri. Dia tidak akan membiarkan Giselle melahirkan anaknya. Semua anak dari istri-istri terdahulu sudah dewasa, Lota tidak perlu khawatir lagi mencari penerus bisnisnya. Hubungan dia dengan istri pertamanya tidak begitu baik, tetapi Lota memperlakukan anaknya dengan sangat baik. Untuk soal anak dari istrinya

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3044

    “Sini,” kata Lota seraya melambaikan tangannya pada Giselle. Dia sangat menyukai aroma tubuh Giselle yang baru selesai mandi.Giselle pun mendekat dan memanggil namanya dengan manja. Sebenarnya dalam hati dia ingin menusuk dada Lota dengan pisau, tetapi sayangnya dia tidak sanggup melakukan itu dan hanya bisa menurutinya. Selama Lota senang, hari-hari Giselle juga akan lebih menyenangkan. Giselle ingin cepat memuaskan Lota supaya dia segera pergi dari Mambera. Selama Lota tidak ada, hidupnya terasa jauh lebih bebas.Belajar tentang etika masih lebih baik daripada harus setiap hari berhadapan dengan Lota yang susah ditebak. Sekarang Lota mungkin sedang senang, tetapi sedetik kemudian dia bisa saja tiba-tiba mencekik Giselle sampai membuat Giselle hampir saja bertemu dengan nenek moyangnya di atas sana.Lota menarik Giselle hingga terjatuh di atas tubuhnya, lalu Lota langsung berbalik menekan Giselle dari atas. Saat Lota ingin menerkamnya, Giselle tiba-tiba mendorongnya dengan kuat dan l

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3043

    Menyadari ekspresi wajah Lota sangat aneh, Giselle mengubah ucapannya, “Ini salahku. Aku masih belum bisa mengubah suaraku, makanya pas tadi dia dengar, dia mulai curiga. Tapi waktu dia dia menguji aku, aku berhasil menahan diri.”“Kontrol diri kamu masih kurang. Kalau mereka nggak suruh kamu pulang, penyamaran kamu bisa langsung ketahuan.”Giselle sudah membuka mulut lebar-lebar berniat untuk membela diri, tetapi dia mengurungkan niatnya saat dihadapkan dengan tatapan dingin Lota. Giselle merasa sangat puas melihat Rosalina dikatai oleh Lena, dan dia juga sangat marah ketika Rosalina mengatakan hal-hal jelek tentangnya. Saat itu Giselle hampir saja memukulnya.“Maaf, Pak Lota. Aku yang lalai melakukan tugasku dengan baik.”“Nggak masalah. Kamu masih muda dan itu memang sudah sifat alami kamu yang terbentuk dari kecil. Sifat asli memang nggak segampang itu diubah apalagi dalam waktu yang singkat. Kamu bisa bertahan sejauh ini saja sudah bagus.”Dalam hati Giselle mengumpat mengapa Lota

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3042

    “Iya. Sudah, jangan terus menyalahkan diri sendiri. Kalau anak kita salah, sudah tugas kita untuk kasih tahu apa yang benar supaya dia belajar. Anak sebaik apa pun pasti bisa melakukan kesalahan. Setiap orang pasti bisa melakukan kesalahan, jadi jangan terus menyalahkan diri sendiri.“Semoga saja Lena sadar sama kesalahannya. Kalau kulihat dia tahu salah, dan dia sifat aslinya baik, tapi cuma karena cemburu sesaat dan kebetulan lagi mabuk jadinya menyakiti orang lain.”Setelah pelajaran yang berharga kali ini, Terrence yakin anaknya pasti sadar akan kesalahan yang telah dia perbuat. Bahkan Regina juga meminta Lena untuk introspeksi diri dan mengasingkan dirinya ke pegunungan untuk membantu orang yang membutuhkan. Melewati hidup di tempat seperti itu pasti akan membuat Lena berubah banyak. Ketika Lena pulang nantinya, dia pasti sudah menjadi orang yang baru dan bisa lebih menghargai kehidupan dan segala yang dia miliki. Hitung-hitung bisa sekalian mengumpulkan karma baik. ***Di vila m

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3041

    Seraya menekan amarahnya, Regina menjawab, “Tadi Fenny sama Rosalina juga datang ke acaranya Yura. Rebecca kan lumayan dekat sama Lena, jadi Rebecca kenalin Lena ke Rosalina, tapi Lena malah berharap bisa dapat Calvin. Lena ngomong kasar ke Rosalina, akhirnya dia sendiri yang kena siram.”“... kok bisa Lena ngomong begitu. Apa didikan kita cuma dia anggap sebagai angin lalu? Terus apa kamu sudah minta maaf ke Rosalina? Besok kita langsung ke rumah mereka untuk minta maaf secara personal.”Terrence tidak bertanya lagi apa yang sebenarnya Lena ucapkan, tetapi dia tahu kalau istrinya sudah marah, berarti kesalahan yang Lena lakukan sudah di luar batas wajar. Regina dan Terrence merasa mereka sudah mendidik Lena dengan sangat baik. Makanya ketika Lena mengatakan sesuatu yang jahat, Regina merasa sangat marah dan juga bersalah karena merasa telah gagal mendidik anaknya.“Aku sama Lena sudah minta maaf. Untungnya Rosalina juga nggak mempermasalahkannya. Dia baik banget, sih. Tapi kita nggak

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3040

    Tidak ada yang melihat hasil tesnya, tetapi bisa dibayangkan Rosalina adalah putri kandung ayahnya, atau Johan dan Sinta tentu tidak akan menganiaya Rosalina. Namun dari hasil tes itu jika diketahui rupanya Sinta sudah lama berselingkuh.Kalau dipikir-pikir lagi sekarang, Fenny cukup beruntung karena Sinta dan Johan tidak peduli dengan Rosalina. Di bawah asuhan Rida dan pengasuhnya, cara pandang Rosalina terhadap dunia menjadi lurus. Kalau saja waktu itu Sinta dan Johan baik dan mau mendidik Rosalina, mungkin sekarang Rosalina tidak akan jadi seperti sekarang.“Bukan salah mereka, justru Mama yang jago mendidik anak-anak Mama jadi orang yang unggul. Siapa juga yang nggak suka sama orang hebat? Semua orang tua pasti mau anak perempuan mereka menikah sama cowok yang mapan. Cari menantu juga harus lihat siapa mertuanya. Pernikahan memang bukan urusan satu keluarga saja, tapi dua keluarga. Setelah menikah, suami istri harus bisa membaur ke kedua pihak dan beradaptasi sama gaya hidup mereka

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3039

    “Bukannya justru aktingku bagus. Pak Lota minta aku membantu Rosalina. Tadi aku sudah bantu dia,” kata Giselle. Namun hanya dia yang tahu betapa inginnya dia mendukung Lena tadi.“Rosalina tadi ngomong begitu tujuannya sengaja menguji kamu,” kata si pengawal.“Aku juga merasa begitu. Aku yakin dia pasti mencurigai aku. Untung saja tadi aku nggak termakan jebakannya.”“Tapi akan lebih bagus lagi kalau dia nggak melakukan itu sejak awal,” kata si pengawal dengan nada dingin. Giselle sudah melalui pelatihan yang cukup keras, tetapi sifat aslinya tidak mungkin bisa hilang. Sejak awal dia memang tidak mungkin bisa dibandingkan sejajar dengan Rosalina. Entah apakah Rosalina berhasil membongkar kedok Giselle dengan pertanyaannya tadi. Yang pasti sampai di rumah nanti si pengawal harus melaporkan keadaannya kepada Lota dan lihat bagaimana tanggapannya.Setengah jam setelah Giselle pergi, Dewi dan Fenny juga mengajak Rosalina untuk pulang. Selama perjalanan, Fenny bertanya kepada menantunya, “S

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3038

    “Nggak bisa, nih. Aku sudah harus pulang. Kapan-kapan kalau ada waktu kita ngobrol lagi, ya. Rebecca, aku boleh minta nomor kamu?”Rebecca tanpa keberatan memberikan nomornya kepada Giselle. Kedua pengawal yang Giselle membawa ikut masuk untuk berpamitan dengan Yura. Dan seperti biasa, Yura meminta pelayan rumahnya untuk mengantar Giselle keluar. Begitu Giselle masuk ke mobilnya, ekspresi ramah yang dia pasang sebagai topeng seketika itu juga lenyap dan tergantikan dengan wajah penuh dengan amarah. Dia tak berhenti memaki Rosalina. Kedua pengawalnya tidak menghiraukan dan membiarkan dia mengamuk sendiri.“Bikin aku kesal aja. Dasar buta, awas saja. Suatu saat nanti aku bakal bikin kamu bertekuk lutut di depanku! Jangan harap aku bakal mengasihani kamu!”“Bu Lisa, tadi penyamarannya hampir saja ketahuan,” kata salah satu pengawalnya.“Kalian nggak tahu saja seberapa sakitnya omongan yang si buta itu keluarin dari mulutnya. Dari dulu selalu saja menjelek-jelekkan aku. Sudah aku bantu, ta

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3037

    Kerugian yang disebabkan kepada orang lain pada akhirnya akan berbalik ke diri sendiri. Kalaupun tidak sampai dijatuhi hukuman atau dipenjara, catatan kejahatan akan tetap ada dan itu bisa mencoreng nama baik seseorang.Kerumunan langsung terurai tanpa waktu lama. Mereka kembali minum-minum, bersenda gurau menikmati pesta seolah-olah tadi tidak terjadi apa-apa. Fenny juga merasa puas mengetahui menantunya bukanlah orang yang hanya diam saja ketika dihina oleh orang lain.Yura mempersilakan Fenny dan Dewi untuk kembali ke dalam. Setelah mereka berdua pergi, Giselle memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekati kakaknya dan bertanya dengan santun, “Rosalina, Rebecca, aku boleh duduk bareng kalian?”“Oh, iya silakan,” sahut Rebecca. Dia memiliki kesan yang cukup baik terhadap Lisa karena tadi melihat Lisa membela Rosalina.Anak muda memang tidak sulit untuk bergaul. Lisa masih sangat muda meski sudah menikah. Dia justru tidak cocok ketika mengobrol dengan ibu-ibu lain yang lebih tua darinya

DMCA.com Protection Status