Share

Bab 2598

Mereka merasa Bram tidak memiliki rasa percaya diri sama sekali. Bahkan Willy langsung menyenggol Chintya dan bertanya, “Kak Chintya, kamu bertaruh pada Pak Bram karena kamu sangat percaya padanya, kan? Aku sudah belajar seni bela diri di sini selama enam tahun. Belum pernah aku lihat orang yang bisa kalahkan Pak Rama. Jadi aku penasaran.”

Chintya menjawab, “Aku juga nggak tahu. Aku hanya merasa Bram adalah temanku. Kalau nggak ada yang bertaruh dia menang, dia akan malu sekali. Jadi aku pun bertaruh dia menang. Lagi pula, uang tunai yang aku bawa hanya sejutaan. Kalau kalah ya sudah. Anggap aku traktir mereka. Bukannya nggak pernah traktir mereka juga.”

Willy, “....”

Chintya menatap Willy sebentar, lalu berkata, “Kalau kamu menyesal juga sudah terlambat. Kamu lihat, mereka sudah turun ke arena.”

Willy memasang wajah cemberut dan berkata, “Nggak apa-apa. Mamaku kasih aku uang itu memang untuk jajan selama seminggu.”

Kalaupun kalah, paling-paling Willy tidak bisa jajan setelah pulang la
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status