Calvin mencoba menghibur Rosalina yang sedang kesal dengan berkata, “Sayang, kamu lanjut tidur. Aku akan turun dan menyiapkan sarapan untukmu. Setelah itu, baru memanggilmu bangun. Setelah makan, kamu tidur lagi.”Rosalina mendelik dan berkata, “Jordan pulang. Hari ini kami mau mengunjungi penjara.”“Itu urusannya Jordan. Nggak masalah kalau kamu nggak pergi. Tidurlah di rumah, aku janji malam ini nggak lagi. Biar kamu istirahat sehari.”Calvin tersenyum dan menambahkan, “Aku baru menikah di usia 30 tahun. Karena terlalu senang jadi sedikit menggila.”Kemarin malam dia terlalu cepat dan membuatnya frustasi. Bahkan dia sempat berpikir apakah dirinya bermasalah. Bahkan Rosalina menenangkan Calvin dan mengajaknya untuk periksa ke dokter bersama. Namun ternyata, hal itu justru membuatnya semakin tertekan.Dia yang tampan dan gagah serta muda ternyata ada kendala dalam urusan tersebut. Dia frustasi hingga rasanya ingin menangis. Dia sangat mencintai Rosalina hingga susah payah bisa menikah.
“Kamu sudah dewasa, harus ada keberanian untuk menghadapi semuanya dan juga memikul tanggung jawab. Kakak tahu kamu dan kakakmu itu sehati. Tapi, Rosalina nggak pernah berpikir untuk mengambil keuntungan darimu. Tenang saja, yang seharusnya jadi milikmu akan tetap milikmu. Yang bukan milikmu, jangan pernah diharapkan. Jangan seperti Giselle.”Jordan mengangguk dan berkata, “Kak, aku tahu. Aku dan Kak Rosalina hanya ingin menjaga semua milik keluarga Siahaan. Kak Giselle sudah mulai mencari pengacara dan siap untuk menggugat Kak Rosalina.”Ini adalah salah satu alasan dia mengambil cuti untuk pulang. Dia harus membela Rosalina. Meski Giselle menang, dia juga tidak boleh mendapatkan banyak harta warisan.Apa gunanya mereka meributkan harta warisan ketika orang tuanya masih ada?Yang paling penting adalah kedua orang tuanya bekerja sama dengannya untuk memindahkan seluruh harta ke nama Jordan. Apakah Giselle akan mendapatkan harta melalui gugatan?Selain harta paman keduanya, sisanya adal
Beberapa peliharaan yang diikat di halaman belakang biasanya dibebaskan ketika malam. Karena sekarang pagi hari dan pelayan yang mengurusnya belum mengikat kembali peliharaan tersebut, mereka berlari ketika mendengar suara teriakan Giselle.Giselle hampir merobohkan pintu vila. Ketika dia melihat keempat ekor peliharaan tersebut, dia terkejut hingga melangkah mundur tanpa berani berteriak lagi. Wajahnya tampak ketakutan sekali.Meski pengurus rumah memberikan uang untuk menyuntikkan vaksin rabies, bekas gigitan tersebut masih terasa sakit.Dalam hatinya dia sangat membenci Giselle. Dia sendiri tidak pernah melepaskan peliharaan untuk menyerang Rosalina. Lagi pula, setiap dia mencoba menindas Rosalina, dia tidak pernah benar-benar berhasil.Meski perempuan itu tamak pendiam dan lemah, sebenarnya dia licik sekali. Setiap Giselle jatuh dalam perangkap Rosalina, dia akan mengadu pada ibunya. Meski ibunya lebih berpihak pada Giselle dan membantunya balas dendam, ibunya tetap akan memarahiny
“Memangnya aku mau datang? Ini rumah kita, Jordan. Si Buta itu mengambil harta kita disaat aku dan Papa Mama dikurung. Setelah aku dibebaskan, dia mengusirku dan nggak mengizinkan aku pulang,”“Karyawan di rumah juga rata-rata sudah diganti. Yang nggak diganti hanya orangnya sendiri.”Giselle mengadu pada adiknya lagi, “Kamu pikir aku juga suka pagi-pagi teriak di sini? Dia nggak mau angkat teleponku dan balas pesanku. Aku dibuat marah dari kemarin hingga hari ini. Tentu saja aku mau mencarinya buat perhitungan.”“Dia masih belum bangun?” tanya Giselle sambil berjalan masuk. Dia tidak berani langsung menerobos masuk.“Masih belum. Kak Calvin sudah bangun dan lagi buat sarapan. Kak, jangan sebut si Buta terus. Itu Kakak kita.”“Kamu anggap dia kakakmu, tapi dia malah merebut harta kita.”Mendengar bahwa Calvin tengah buat sarapan di dalam, dia tidak berani masuk. Begitu mendengar nama lelaki itu, dia tidak berani masuk ke rumah. Dia bahkan dirinya pernah ingin menggoda Calvin dan merebu
“Ambil yang banyak,” ujar Giselle.“Sekarang aku nggak ada banyak uang. Aku nyaris nggak bisa makan.”Jordan berkata, “Kak Giselle boleh mencari pekerjaan. Pekerjaan apa pun itu, kamu pasti bisa mendapatkannya. Kamu nggak akan mati kelaparan karena yang bisa mati kelaparan hanya orang malas.”Giselle berkata, “Aku harus cari pekerjaan? Aku anak kedua dari keluarga Siahaan masih harus cari pekerjaan? Dulu Papa dan Mama nggak mengizinkan aku kerja, katanya aku itu terlahir untuk jadi orang kaya yang hidup mewah.”“Kalau bukan karena Rosalina membekukan kartuku, aku nggak mungkin nggak ada uang dan membuatmu mengajariku?”Ekspresi Jordan juga semakin keruh. “Kak Giselle, aku nggak mengajarimu. Aku hanya mau bilang kalau kehidupan kita sekarang nggak sama seperti dulu. Kita harus mendapatkan uang mengandalkan kemampuan kita. Kalau kamu ada kemampuan, kamu juga nggak perlu takut meski kartumu dibekukan.”“Sudah, cepat ambilkan uang untukku. Aku tahu kamu lebih berpihak pada si Buta itu. Kam
Sekarang Rosalina sudah sepenuhnya mengendalikan perusahaan. Setiap pengeluarannya akan diketahui oleh kakaknya. Jika tiba-tiba ada dana besar, kemungkinan besar Rosalina akan mempertanyakannya. Jika perempuan itu tahu dia memberikan uang pada Giselle, kemungkinan Rosalina akan mengomelinya dan kecewa padanya.Selain itu, jika dia memberikan terlalu banyak uang, Giselle akan menghabiskannya tanpa kendali. Perempuan itu tidak mau belajar menjadi dewasa dan tidak mau mencari pekerjaan. Dia hanya tahu untuk mengandalkan dirinya pada Jordan.Jordan sengaja mengambil cuti untuk pulang karena ingin mengunjungi orang tuanya. Dia ingin meyakinkan mereka untuk memindahkan semua aset ke namanya agar dia yang mengendalikan uang saku Giselle dan tidak membiarkan perempuan itu menghabiskan harta keluarga Siahaan.Setelah berpikir seperti itu, Jordan memutuskan untuk memberikan uang tunai dua juta saja. Dia mengganti bajunya dengan cepat dan memasukkan uang ke dalam saku. Setelah berjalan keluar, di
Calvin diam dan tidak bersuara. Dia langsung melepaskan baju dan membuangnya ke tempat sampah dengan raut emosi.“Calvin.”Rosalina merebut baju yang ingin dibuang oleh Calvin sambil bertanya, “Bicaralah. Sebenarnya apa yang terjadi? Apa yang dilakukan Giselle padamu? Bilang sama aku, aku yang akan membalasnya. Dia melecehkanmu?”Dengan wajah menggelap, Calvin berkata, “Dia mendadak masuk dan peluk aku dari belakang. Dia bahkan sembarangan menyentuh tubuhku. Aku pikir itu kamu, begitu aku menoleh dan melihat dia, aku langsung meledak. Aku dorong dia dan menendangnya keluar. Setelah itu aku melempar semua barang yang bisa aku gapai.”Rosalina tidak menyangka Giselle berani menyentuh lelakinya. Selain itu, dia bahkan langsung memeluk dan sembarangan menyentuh. Calvin juga tidak menyangka Giselle bisa begitu berani.“Sayang, baju ini sudah dia sentuh. Buang saja, aku nggak mau! Selain kamu, nggak ada perempuan yang boleh menyentuhku. Bahkan bajuku saja nggak boleh!”Dia merebut baju itu d
Kenapa bisa diam-diam merayu kakak iparnya?Calvin terlihat lembut dan sopan, tetapi ternyata semua lelaki keluarga Adhitama tidak ada yang benar-benar lembut. Mereka memiliki tangan yang sangat kuat. Karena Calvin sangat mencintai Rosalina, dia juga memperlakukan adik iparnya dengan baik.Namun jika dihadapkan pada Giselle, lelaki itu tidak akan berbaik hati. Calvin tidak ikut campur karena mungkin dilarang oleh Rosalina. Perempuan itu beranggapan bahwa dirinya bisa menyelesaikan urusan keluarganya. Jika tidak, tidak ada yang tahu bagaimana nasib Giselle.Jordan mendongak dan ketika ingin meminta maaf dengan Rosalina, dia mendapati perempuan itu sudah tidak ada di hadapannya. Dia tidak tahu kapan perempuan itu masuk. Lelaki itu tenggelam dalam pikirannya sendiri dan tidak sadar dengan kepergian kakaknya. Dia diam dengan kaki yang terasa berat.Jordan merasa bersalah dengan Rosalina. Karena dia yang iba, sehingga membuat hal seperti ini terjadi. Calvin emosi dan pasti Rosalina juga aka
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela