Share

Bab 2059

Penulis: Anggur
“Kring, kring.” Ponsel Rosalina berdering. Dia segera mendorong pria yang sedang mengambil kesempatan menciumnya itu.

Calvin memegangi wajah Rosalina, tidak membiarkan Rosalina mengangkat telepon, lalu berkata, “Nggak peduli, ah.”

Sembari berkata demikian, Calvin memaksa Rosalina “bercumbu” dengannya baru kemudian melepaskan Rosalina dengan berat hati.

Pengurus rumah berdiri di depan kamar Rosalina. Mereka tahu kamar Rosalina sangat kedap suara. Itulah mengapa mereka tidak mengetuk kamar itu, dan memilih untuk langsung menelepon Rosalina. Rosalina tidak menjawab telepon. Pengurus rumah mematikan teleponnya, kemudian mencoba menelepon Rosalina sekali lagi.

Kali ini, Rosalina mengangkat telepon mereka.

“Non, Non Olivia datang,” ujar pengurus rumah dalam telepon.

Kemudian, pengurus rumah mematikan telepon dan menempelkan telinganya di pintu kamar Rosalina. Akan tetapi, dia tetap tidak bisa mendengar suara apa pun. Pengurus rumah pun turun ke lantai bawah dengan putus asa.

Rosalina
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2060

    Calvin dan Rosalina berjalan turun tangga bersama, menuju ruangan tempat keluarga mereka berkumpul. Sesampainya di sana, mereka segera menyapa kakak dan ipar Calvin dengan hangat. Rosalina, dengan sopan, juga memanggil mereka 'kakak' dan 'ipar', menunjukkan rasa hormatnya. Kemudian, mereka duduk berhadapan dengan kakak dan iparnya, siap untuk mengobrol.Olivia, ipar Calvin, menunjukkan kepeduliannya dengan segera menanyakan keadaan Rosalina. Dengan suara yang penuh perhatian, dia bertanya, "Rosa, kamu baik-baik saja, ‘kan?" “Nggak apa-apa, kok, Kak. Cuma bagian leher saja yang sedikit sakit. Terima kasih sudah menolongku, ya, Kak Oliv.” Rosalina merespons dengan rasa syukur.Olivia, dengan nada suara yang lembut namun serius, mengingatkan Rosalina, “Kita ‘kan keluarga. Nggak usah sungkan. Kamu kayaknya perlu didampingi pengawal pribadi deh demi keamanan kamu. Dengan begitu, kami ‘kan juga jadi lebih tenang. Hari ini untung saja aku lewat, kalau nggak, duh, entah apa yang akan terjadi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2061

    Stefan berkata, “Selain aku, kamu, dan Sandy, yang lainnya lagi di luar kota.”Sandy masih sekolah. Biasanya dia tinggal di asrama. Sandy pulang sebulan sekali. Calvin tertawa, “Aku lupa.”Para sepupu mereka, entah karena alasan pekerjaan harus berpergian atau sibuk mengejar pasangan, semuanya berada di luar kota. Hanya Calvin dan Stefan yang tetap di Mambera, karena urusan besar dalam hidup mereka sudah mereka dapatkan. "Nenek juga tidak ada di rumah," ujar Stefan lagi.Calvin dengan nada penuh rindu berkata, "Kalau nenek ada di rumah, kepalaku selalu terasa tegang. Takut melakukan sesuatu yang nggak disukai nenek terus jadi sasaran omelannya. Tapi kalau nenek pergi dan nggak ada di rumah, aku justru merindukannya."Stefan tidak menjawab, tapi sepenuhnya setuju. Di antara mereka berdua, nenek paling banyak menghabiskan pikiran untuk urusan hidup Stefan. Saat dia dan Olivia memiliki perselisihan dan tidak berbicara satu sama lain, nenek sangat khawatir sampai-sampai tinggal bersama

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2062

    Dewi tentu saja sangat membantah jika ada yang mengatakan bahwa anaknya lah yang bermasalah. Dengan postur tubuh anak sulungnya yang kuat dan tegap itu, bagaimana mungkin dia bisa memiliki masalah?Handi mengambil resep obat dari tangan istrinya dan melihatnya sebentar. Dia tidak mengerti tentang farmasi dan tidak tahu manfaat dari nama-nama obat tradisional yang tertera di resep tersebut.Handi berkata, "Ini hanya sebuah resep, belum dikonsultasikan ke dokter. Bagaimana kita bisa tahu apa ini cocok atau nggak? Setiap orang punya kondisi yang berbeda-beda.""Lagi pula," tambahnya, "kita sudah bilang ‘kan kalau kita nggak akan memaksa mereka untuk cepat-cepat punya anak. Kalau kamu kasih resep ini sama Olivia, dia akan berpikir bahwa kita memaksa mereka, dan itu hanya akan menambah beban pikirannya. Dia sudah cukup tertekan. Dan, kalau kamu kasih resep ini ke anak kita, Stefan pasti akan merobeknya di depan matamu."“Master yang Mama undang dulu itu ‘kan juga sudah bilang kalau mereka b

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2063

    “Saranku, sih, kamu nggak usah ngomongin masalah ini ke Oliv. Takut malah jadi perang keluarga. Mama nggak di rumah. Aku nggak bisa loh ya ngatur anakmu itu. Kalau kamu merasa bisa menasehati Stefan, kamu saja yang ngomong masalah ini.“‘Kan sudah dibilang nggak usah buru-buru. Mereka baru menikah setahun. Bukan delan sepuluh tahun. Ngapain buru-buru?” ujar Handi.Dewi diam sejenak kemudian berkata, “Sebenarnya, jauh di lubuk hatiku, aku berharap Olivia cepat hamil, cepat kasih cucu ke kita. Nanti setelah melahirkan ‘kan dia juga nggak perlu ngurusin anaknya sendiri. Dia bisa fokus lagi ke usahanya.“Semakin lama mereka nggak punya anak, semakin hal ini akan menjadi duri buatku. Sayangnya, aku juga nggak bisa terang-terangan ngejar mereka berdua buat cepat punya anak.” Dewi menghela napas. Dewi sebenarnya berharap Olivia menjadi seperti menantu-menantu keluarga lainnya yang hanya fokus pada urusan rumah tangga. Jika pun dia ingin melakukan sesuatu yang lain, paling banter hanya mengur

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2064

    Setelah Dewi menyembunyikan resep obatnya, ia berdiri tegak dan berjalan keluar seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Handi bertanya kepada pelayan itu, “Russel ikut?”“Tidak lihat Den Russel, Pak.”Handi mengambil koran dan mulai membacanya, berkata, "Tanpa kehadiran si kecil, seorang ayah nggak perlu ke depan menyambut anaknya." Sang pelayan hanya bisa tersenyum mendengar komentar tersebut. Russel memang sangat disayangi oleh para anggota keluarga yang lebih tua karena kecerdasan dan kelucuannya. Di Vila Permai, di mana anak-anak sangat jarang terlihat, kedatangan Russel selalu menjadi momen yang sangat ditunggu. Russel selalu berhasil menjadi pusat perhatian dan mendapatkan kasih sayang dari semua orang, terutama dari Handi dan para anggota keluarga lainnya yang sudah mulai merasakan fase menjadi orang tua.Saat Dewi keluar dari rumah utama, dia disambut oleh anak dan menantunya yang berjalan bersisian dengan tangan saling menggenggam, sementara di tangan lainnya terdapat beberapa k

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2065

    Olivia tak menyadari maksud tersembunyi dari kata-kata mertuanya yang ingin segera memiliki cucu, sambil tersenyum dia berkata, "Iya, sih, siapa yang nggak suka sama Russel begitu ketemu." "Di Vila Ferda juga gitu, semua orang di sana suka banget sama dia. Pas aku bawa dia pulang pertama kali, sampai neneknya nggak rela dia pulang." Olivia menggandeng lengan mertuanya kembali ke dalam rumah.Dewi tersenyum dan berkata, "Nenek Santoso itu sayang banget sama Russel, tapi nenekmu malah sayang banget sama putri kecilnya keluarga Santoso, sampai pengin nyulik dia buat dirawat sendiri." “Betul itu, nenek liat Audrey langsung klepek-klepek, bisa duduk di samping tempat tidur bayi seharian. Nggak bosan-bosan," sambung OliviaDewi tersenyum, "Kalau aku juga punya cucu perempuan, bisa duduk seharian ngelihatin bayi. Nggak bakal bosan." Keluarga Adhitama seperti biara. Mereka semua sangat menyukai gadis kecil. Tidak hanya nenek saja yang seperti itu.“Mama kalau bosan di rumah saja, bisa jala

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2066

    Olivia tidak hanya duduk diam, ia meletakkan tasnya dan segera mengikuti Dewi masuk ke dapur. Stefan memanggil ayahnya, kemudian menaruh beberapa kotak suplemen di atas meja kopi sambil berkata, "Pa, ini Olivia beli untuk Papa dan Mama." Setelah itu, ia duduk di samping ayahnya, melirik koran sebentar, dan bertanya, "Apa yang Papa baca? Berita apa?""Hanya sekedar lihat-lihat, untuk menghabiskan waktu. Kenapa nggak bawa Russel? Kalau Russel ada, Ayah jadi nggak akan merasa bosan." Merawat anak memang melelahkan, tapi Handi menikmatinya. Jika Russel ada, ia suka mengikuti Russel bermain."Ayah Russel sudah sadar. Besok Kak Odel mau bawa dia ke rumah sakit untuk jenguk ayahnya." Handi mengangguk, "Oh, si Roni itu sudah bangun?" Mereka tahu bagaimana Roni pernah memperlakukan Odelina. Semua orang merasa bahwa apa yang terjadi pada Roni adalah karma. Beberapa bahkan berharap Roni tidak akan pernah bangun lagi. "Iya, dia sudah bangun, sekarang sudah bisa makan," jawab Stefan, "Dia beruntu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2067

    Handi, “….”Gawat, Stefan menemukan resep obat. Apa yang harus Handi lakukan agar istrinya tidak ketahuan?“Siapa yang letakkan kertas di bawah meja?” gumam Stefan.Stefan mengambil kertas yang terlipat itu dari bawah meja. Awalnya dia ingin langsung membuang kertas itu ke tempat sampah. Namun, dia melihat seperti ada tulisan di atas kertas. Dia yang merasa penasaran pun membuka kertas itu dan membacanya.Pada saat ini, Dewi dan Olivia baru saja keluar dari dapur. Dewi melihat Stefan sedang membuka kertas yang terlipat. Selain itu, posisi meja sofa sedikit berpindah. Wajah Dewi seketika memucat.Gawat, gawat. Bagaimana Stefan bisa menemukannya? Dewi sudah meletakkan resep obat itu di bawah meja, tapi Stefan tetap saja masih bisa menemukannya. Apa mungkin suaminya yang beritahu Stefan?Tidak mungkin. Dewi Yakin suaminya tidak mungkin mengkhianatinya. Dewi berusaha sekuat tenaga untuk tetap bersikap tenang, tidak boleh panik. Kalau Stefan bertanya, dia tidak akan mengakuinya.Stefan memb

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3518

    Sarah pun tidak marah. Dia justru berkata, “Sekarang transportasi sudah mudah. Ada pesawat terbang, kereta cepat, mau ke mana-mana gampang. Pagi di Kota Mambera, siang sudah di luar negeri. Takut apa jauh? Yang penting orangnya baik, cocok untuk anak-anak. Kalian harusnya senang, malah bilang orang yang aku pilihkan kejauhan. Kalau suruh kalian yang urus, rambut kalian pasti akan semakin cepat beruban. Mana bisa santai seperti sekarang.”Sarah menyentuh rambut putihnya dan berkata lagi, “Rambutku putih semua karena mengkhawatirkan pernikahan mereka.”Dewi melihat rambut putih ibu mertuanya dan bercanda, “Mama bisa saja cat rambut Mama jadi hitam. Mama rawat diri dengan baik, kelihatan seperti baru usia awal enam puluhan. Kalau rambut Mama dicat hitam, pasti kelihatan lebih muda.”“Nggak mau. Harus berani hadapi kenyataan kalau aku sudah tua.”Orang yang datang adalah Rosalina. Baru saja masuk ke ruangan, dia mendengar percakapan santai antara ibu mertua dan menantunya.“Nenek, Tante.”

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3517

    Setelah Olivia dan yang lainnya pergi, Dewi baru menelepon Yuna. Yuna pun segera mengangkat telepon.“Oliv sudah berangkat?” tanya Yuna.“Baru saja berangkat. Aku lihat dia dan Russel naik ke helikopter, sampai helikopternya terbang jauh, aku baru berani telepon kamu. Dia nggak akan bisa dengar percakapan kita, kecuali dia punya pendengaran super.”“Oke, terima kasih sudah kasih kabar.”“Sama saudara sendiri nggak perlu sungkan-sungkan. Toh, tujuan kita sama,” kata Dewi.“Kamu juga sungkan sama aku. Setelah semuanya selesai, ayo kita makan bareng. Aku yang traktir.”Keduanya adalah perempuan paling terhormat di Kota Mambera, tapi mereka tidak pernah makan bersama di luar. Karena Olivia menjadi menantu keluarga Adhitama, keduanya baru menjadi sadara. Namun, keduanya belum pernah membuat janji makan bersama.Mereka juga tidak sedekat Dewi dengan ibunya Bram dan ibunya Daniel. Namun, keluarga Ardaba dan keluarga Lumanto memang sangat dekat dengan keluarga Adhitama. Wajar saja Dewi dekat d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3516

    “Aku dan Tante akan pulang sebelum Tahun Baru. Om Stefan bilang habis dari luar kota, dia akan pergi ke sana jemput aku dan Tante.”Dewi tersenyum. “Kalau begitu kita nggak akan bisa bertemu selama belasan hari.”Dewi menarik Russel ke dekatnya lagi dan memeluknya sebentar. Kemudian, dia mencium pipi Russel dan berkata, “Selamat bersenang-senang di sana. Nanti ceritkan pada Nenek kamu dan Liam main apa saja, pergi ke mana, makan apa, terus bawa oleh-oleh dari sana buat kami.”Seandainya bukan karena khawatir Olivia akan mengetahui bahwa semua orang menyembunyikan situasi di Kota Cianter darinya, Dewi pasti tidak akan membiarkan Russel pergi ke Vila Ferda secepat ini.Di hari biasa, Russel harus masuk sekolah. Akhir pekan belum tentu anak itu datang. Hanya sesekali, itu pun untuk satu atau dua hari saja. Semua orang merindukan anak itu. Sekarang Russel sedang libur panjang, tapi dia malah merengek ingin pergi bertemu teman sepermainannya.“Oliv, karena kalian pergi main, bersenang-senan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3515

    “Kami nggak pilih kasih. Russel satu-satunya cucu keluarga Pamungkas. Kami juga sangat sayang Russel. Dulu, dulu ... karena kami yang asuh Aiden, jadi lebih dekat dengan Aiden. Otomatis juga jadi pilih kasih, lebih sayang Aiden. Sekarang nggak akan seperti itu lagi,” janji Rita.Rita tahu kalau Roni kesal terhadap mereka. Dia juga menyadari kalau ini salah mereka, karena mereka selalu lebih mengutamakan Shella.Terutama karena terakhir kali, ketika Shella mengajak mertuanya makan di restoran. Shella ingin menipu Olivia dan membuatnya bayar tagihan, tapi tentu saja dia gagal. Tidak disangka, Shella malah menelepon Rita dan minta Rita yang bayar. Rita tidak tahu Shella sedang menipunya, dia pun mentransfer uang ke rekening Shella.Russel yang mengungkapkan hal itu. Saat Roni tahu, dia marah besar kepada mereka, bilang kalau mereka lebih sayang Shella. Kalau begitu, mereka pindah saja ke rumah Shella. Roni tidak akan memberikan biaya hidup kepada mereka lagi.Sekarang Roni menjadi sopir t

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3514

    Seumur hidupnya, Roni hanya memiliki satu anak, yaitu Russel. Baginya, yang penting Russel masih mau mengakuinya sebagai ayah. Meskipun tidak dekat, setidaknya anaknya tidak menjauh. Itu sudah termasuk penghiburan bagi Roni.Setelah mengakhiri panggilan telepon, Russel mengembalikan ponsel ke Olivia dan berkata, “Papa mau jemput aku dan suruh aku menginap di rumahnya selama beberapa hari. Aku bilang nggak mau. Besok kita mau pergi cari Liam. Aku nggak mau ke sana dan main sama Kak Aiden. Kak Aiden selalu ganggu aku. Tapi sekarang aku sudah nggak takut dengan Kak Aiden lagi. Aku sudah belajar ilmu bela diri.”Meskipun Russel tidak memiliki banyak bakat dalam seni bela diri, setelah menjalani latihan dalam waktu lama, tubuhnya menjadi lebih kuat dan bertenaga. Pelatih bilang kalau dia terus berlatih, Russel akan memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri. Russel tidak serakah. Dia hanya ingin memiliki kemampuan seperti Olivia.“Iya, kalau kamu nggak mau pulang ke sana ya nggak u

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3513

    “Angkat saja.”Pada akhirnya Russel mengangkat telepon dari ayahnya. Olivia menyerahkan ponselnya kepada Russel dan menyuruhnya mengangkat telepon. Selama bisa tidak bicara dengan Roni, Olivia tidak akan bicara dengan pria itu.“Papa,” panggil Russel.Roni menjawab dan bertanya sambil tertawa pelan, “Russel belum tidur?”“Ini sudah mau tidur. Tiba-tiba Papa telepon. Papa sudah pulang kerja? Ribut sekali di sana.”“Papa belum pulang kerja. Tapi kalau Papa mau pulang kerja juga nggak apa-apa. Tantemu ada di sana, nggak?” tanya Roni.“Ada. Papa cari Tante?”“Russel, kamu mau ke sini selama beberapa hari, nggak? Kamu lagi libur, kan. Bagaimana kalau kamu ke sini? Kakek dan nenekmu kangen sama kamu.”Roni menelepon untuk berdiskusi dengan Olivia. Dia ingin menjemput Russel ke rumahnya dan tinggal di sana selama beberapa hari. Toh, anak sekolah sedang libur. Apalagi orang tuanya juga rindu dengan cucu mereka.Shella mengantar Aiden ke sana. Kalau hanya ada Aiden, rasanya terlalu bosan. Jadi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3512

    Ingatan anak sebelum usia tiga tahun biasanya akan hilang seiring bertambahnya usia. Namun, kejadian itu meninggalkan luka yang terlalu dalam bagi Russel, sehingga dia tidak dapat melupakannya.Setelah kejadian itu, Russel mengalami mimpi buruk untuk waktu yang lama. Dia juga selalu ingat adegan di mana ibunya terluka dan berlumuran darah ketika menyelamatkannya.“Aku hanya percaya Mama, Tante, Om Stefan, Om Daniel dan yang lainnya.” Russel berkata dengan serius, “Aku nggak berani percaya papaku dan yang lainnya.”Russel mengerti segalanya. Olivia mengelus wajah mungil keponakannya dan menatapnya dengan lembut.“Kamu segalanya bagi mamamu. Apa pun yang terjadi, Tante nggak akan biarkan kalian terpisah. Russel, mamamu sudah melewati banyak masa-masa sulit. Setelah dewasa, kamu harus berbakti pada mamamu.”“Pasti, Tante. Kalau aku sudah besar, aku akan cari banyak uang untuk beli rumah besar dan mobil baru untuk Mama. Biar Mama nggak perlu capek-capek kerja lagi. Aku juga akan belikan ru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3511

    Pukul sembilan malam, Kota Mambera.Setelah melakukan panggilan video dengan kakaknya, Olivia berkata kepada Russel, “Kamu sudah selesai kemas barangmu, belum? Jangan lupa bawa hadiah untuk Liam.”“Sudah. Aku hanya bawa beberapa mainan dan hadiah untuk Liam,” jawab Russel. “Biar aku yang ketinggalan, hadiah untuk Liam juga nggak akan ketinggalan.”Olivia tertawa pelan. “Kalau kamu ketinggalan, siapa yang kasihkan hadiah untuk Liam?”Russel tersipu malu. Olivia menggendongnya, lalu mendudukkannya di tempat tidur. “Om Stefan lagi ke luar kota. Malam ini kamu tidur sama Tante. Besok pagi habis sarapan, kita langsung pergi ke rumah Om Yose. Suruh kamu pergi bareng kakek-kakek itu, kamu nggak mau. Padahal mereka suka banget sama kamu. Mereka akan jaga kamu dengan baik.”Russel baring di tempat tidur, tapi dia menyandarkan kepalanya di paha Olivia dan berkata, “Mereka sangat suka sama aku. Tapi aku nggak terlalu kenal mereka. Tante dan Mama sering bilang jangan mau pergi dengan orang lain se

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3510

    Kepala pelayan hanya bisa menghela napas dalam hati. Bahkan Cakra saja tidak memiliki kebebasan seperti ini, padahal dia adalah suami dari Patricia. Namun, perempuan itu lebih memercayai Dikta. Dia adalah asisten setia yang telah menemani Patricia sepanjang hidupnya. Sementara itu, sejak skandal perselingkuhannya, Cakra sudah tidak memiliki posisi apa pun di hati Patricia. Jika bukan karena mereka memiliki anak, demi mempertimbangkan masa depan anak dan cucunya, mungkin mereka sudah lama bercerai. Setelah naik ke lantai atas, Dikta langsung menuju ruang kerja. Dia mengetuk pintu beberapa kali. Setelah mendapatkan izin dari Patricia, barulah lelaki itu masuk. Di dalam, Patricia sedang berlatih kaligrafi. Dikta berjalan mendekat dan mengamati tulisan yang dibuatnya. "Bagaimana menurutmu?" Patricia bertanya. "Tulisan tanganku ini." "Hati Bu Patricia sedang gelisah. Tulisan tangan pun ikut gelisah. Lebih baik berhenti saja, jangan buang-buang tinta dan kertas." Dikta adalah satu-sa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status