Ricky menaiki punggung sebuah kuda besar dan tinggi. Ketika kedua kakak adik tersebut menghampirinya, Ricky tersenyum dan berkata, “Ayo, kita balap kuda.”“Kita datang ke sini memang untuk balap kuda,” ujar Ronald.“Pak Riko, kita semua mendengar bahwa kalian berdua sangat unggul di berbagai hal. Hari ini aku mau memintamu untuk mengajariku berkuda. Selain itu tolong Pak Ronald mengalah padaku, aku sudah sangat lama nggak pernah berkuda dan takut kalah dengan kalian.”“Pak Ricky adalah tamu kehormatan kami, tentu saja aku akan mengalah satu menit,” ujar Ronald.Ricky menatap Rika dan dibalas oleh perempuan itu, “Aku juga sudah lama nggak pernah berkuda. Kalau mengalah, kamu pasti akan menang. Kita berlomba dengan adil saja.”“Ok.”Ronald menaiki kudanya dan diam di tempat, sedangkan Ricky dan Rika sudah menunggangi kuda mereka berlari mengelilingi lapangan. Melihat itu Ronald hanya terdiam saja. Kenapa dia harus menjawab begitu cepat? Sekarang kedua orang itu sudah berada cukup jauh da
Ronald langsung menepuk pundak Ricky sambil berkata, “Pak, jangan sampai kakakku dengar kalimat itu. Kalau nggak, dia akan marah besar padamu! Biasanya dia nggak cerewet dan hanya mengomeli aku yang jadi adiknya saja.”“Kakakku nggak terlihat seperti perempuan sama sekali,” lanjut Ronald lagi.Ricky terkekeh dan berkata, “Kakakmu hanya perhatian denganmu.”Rika memang tidak terlihat seperti perempuan. Jika terlihat sedikit saja sikap seperti perempuan, Ricky sudah pasti akan langsung bergerak. Sekarang dia ingin bergerak, tetapi ketika menatap Rika, hati Ronald tidak bisa ikut tergerak. Dia merasa dirinya tengah mengejar seorang lelaki. Perempuan itu menoleh dan mata mereka berdua bertemu.Ricky tersenyum dan membuat kedua bola mata Rika menggelap seketika kemudian membuang pandangannya. Ronald menyadari jika Ricky terus menatap kakaknya sehingga dia menyenggol lelaki itu sembari berkata dengan nada jenaka,“Pak Ricky, jangan-jangan kamu seperti para perempuan itu yang menyukai kakakku
“Pak Ricky, kamu boleh tunjukkan foto calon istrimu padaku?” tanya Ronald.“Nggak boleh, bagaimana kalau kamu yang tertarik? Bukannya aku justru menambah saingan buatku?”Ronald terdiam mendengar itu.“Setelah aku berhasil mengejarnya and menikah, aku pasti akan mengundang kamu. Kalau sampai saat itu tiba, kamu akan tahu sendiri siapa orangnya.”Jika Ricky berhasil menikahi Rika, maka Ronald akan menjadi adik iparnya. Tentu saja lelaki itu akan hadir dalam acara pernikahan mereka. Karena Ricky sudah berkata seperti itu, Ronald tidak enak hati untuk memaksanya lagi. Dia hanya tersenyum dan berkata,“Kamu harus mengundangku waktu menikah nanti. Kalau bisa, aku juga mau jadi pengiring pengantinnya Pak Ricky biar bisa kebagian jodoh baik. Siapa tahu selanjutnya aku yang menikah. Kalau nggak, orang tuaku pikir nggak ada yang mau sama aku.” Ricky tersenyum dan tidak menjawab. Dia harus mencari tahu dulu apakah adik iparnya bisa jadi pengiring pengantin pria baru memberikan jawaban pada pemu
Ricky ingin memanfaatkan kesempatan berendam kali ini untuk membongkar identitas aslinya. Kalau sampai dia berendam, kemungkinan besar akan ketahuan. Lelaki umumnya hanya mengenakan celana pendek saja ketika berendam. Sedangkan di tubuh Rika sekarang semuanya hanya otot palsu. Begitu bajunya ditanggalkan, maka semuanya akan langsung terbongkar.Rika memutuskan untuk tidak ikut berendam. Terserah apa yang mau dipikirkan oleh Ricky.“Pak Riko, kenapa nggak ikut berendam?” tanya Ricky yang sudah masuk ke dalam tempat pemandian bersama dengan Ronald. Dia menatap Rika yang hanya duduk dan tidak mengganti pakaiannya.Perempuan itu hanya duduk dengan ekspresi datar dan menatap Ricky tanpa ada sorot malu. Dia tengah mengagumi tubuh berotot lelaki itu. Proporsi tubuh Ricky jauh lebih bagus dibandingkan adiknya.Mendengar seruan Ricky membuat Rika meminta maaf dan berkata, “Kulitku akhir-akhir ini sering gatal. Sudah periksa ke dokter katanya ada infeksi, jadi aku nggak ikut berendam dulu.”Rona
“Kalau aku langsung kejar dia, orang lain akan beranggapan aku penyuka sesama jenis. Nanti aku yang akan masuk berita utama Mambera dan Cianter,” balas Ricky.Mendengar itu Calvin terbahak.Ketika neneknya memberikan Rosalina sebagai kandidat calon istrinya, dia menganggap neneknya pilih kasih karena memilih seorang gadis yang tidak bisa melihat. Kebersamaannya dengan Rosalina membuatnya dengan perlahan menyadari bahwa dia menyukai perempuan itu. Dia memang suka dengan perempuan yang seperti serigala berbulu domba.Semua orang berpikiran Rosalina mudah diusik. Akan tetapi, begitu dia beraksi, semua orang akan terkesima. Asalkan kedua mata Rosalina berhasil disembuhkan, Calvin merasa calon istrinya luar biasa sempurna.Jika dibandingkan dengan Rika, Calvin merasa calonnya sudah jauh dari kata sempurna. Mendadak dia merasa neneknya lebih menyayanginya dibandingkan Ricky.Calon istri yang disiapkan oleh neneknya memang terlihat sulit didapatkan dan terlihat tidak begitu sempurna. Olivia t
“Russel sudah tidur?”“Dia tidur waktu mandi tadi. Setelah main seharian dan nggak tidur siang, nggak heran kalau dia ngantuk. Kemungkinan dia besok siang baru bangun.”Stefan meletakkan keponakannya di kasur, kemudian dia mengambil baju bocah itu. Dengan hati-hari dia mengenakan baju di tubuh Russel dan mengusap rambut basah bocah itu dengan handuk. Setelah itu dia menyelimuti Russel.“Apa kata Ricky?” tanya Stefan sambil mendekat.Olivia tidak langsung menjawab Stefan melainkan menjawab Ricky yang ada di seberang telepon, “Untuk apa kamu peduli dia perempuan atau laki-laki, yang penting Nenek nggak akan mencelakaimu. Kamu tetap mengejar dia seperti orang-orang normalnya mengejar calon istrinya.”“Kak, ucapanmu persis dengan Kak Calvin,” ujar Ricky.Olivia tertawa dan berkata, “Memang seharusnya begitu. Ini cara paling terus terang. Dibandingkan kamu susah payah bongkar penyamaran dia, lebih baik kamu susah payah mendapatkan hatinya. Dia sudah menyamar jadi lelaki selama 20 tahun, k
Karena saran Olivia dan Ricky sama, maka dia akan mulai mengejar Rika. Ricky memutuskan mulai besok akan mengejar calon istrinya. Meski orang lain mencurigainya menyukai sesama jenis dan dia akan masuk berita utama, yang penting dia tahu bahwa dirinya normal.Keesokan harinya, Stefan terbang kembali ke Mambera. Sedangkan Olivia dan Sarah tetap tinggal di Vila Ferda. Mereka berencana akan kembali sekitar beberapa hari lagi.Kellin sudah keluar dari rumah sakit dan kembali ke rumah. Sedangkan Russel sangat menyukai Vila Ferda. Dia merasa ada banyak anak kecil meski anak-anak kecil tersebut masih sangat kecil dan tidak bisa berbicara, Russel tetap merasa senang berada di sini. Setiap hari dia akan mengajak Liam untuk melihat anak bayinya Kellin.Russel terus mengatakan dia ingin anak bayi dan meminta Olivia memberikan satu adik kecil padanya. Dia bilang Liam memiliki empat adik laki-laki dan seorang adik perempuan. Dia tidak ingin muluk-muluk, hanya ingin satu adik lelaki dan satu adik pe
Russel yakin, jika dia menginginkannya maka ibu dan tantenya akan mengabulkannya.Odelina terbahak di seberang telepon dan berkata, “Pantas saja dia minta adik terus. Dia nggak pernah ribut seperti itu sebelumnya, ternyata karena ribut dengan Liam.”“Nggak apa-apa, sebentar lagi juga sudah baikan. Namanya anak kecil pasti kadang akur dan berantem.”Ketika Olivia tengah berteleponan, Liam masuk sambil membawa dua buah pistol air.“Russel, kita main pistol air, yuk! Aku ada banyak sekali pistol air, aku bagi kamu satu!”“Ayuk!”Semua kekesalan Russel menguap karena Liam yang mengajaknya bermain. Bocah itu berlari kecil menghampiri Liam. Kemudian dengan pengawasan dari pengasuh, kedua anak kecil tersebut bermain pistol di luar.“Kak, sudah nggak apa-apa, mereka sudah bermain lagi.”“Iya, kalian kapan pulang?”“Dua hari lagi. Tapi Russel masih nggak mau pulang, dia masih mau main dengan Liam dan bilang nggak mau sekolah lagi.”Odelina terkekeh dan berkata, “Dia senang sampai lupa semuanya,