Jangan Mencintaiku

Jangan Mencintaiku

last updateLast Updated : 2022-05-07
By:  Lisuni98Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
24 ratings. 24 reviews
123Chapters
6.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Deskripsi : Tepat di hari pertama Kayla Prawijaya pindah sekolah, dikacaukan oleh sosok seorang laki-laki berparas tampan. Lelaki itu mengacaukan hari pertamanya di sekolah barunya, sebut saja Mexsi Megantara. Murid pindahan dari Singapura. Kesalah-pahaman keduanya dimulai sejak pertama kali mereka bertemu, Mexsi membenci gadis itu. Sedangkan Kayla menganggap lelaki itu, orang gila baru. Karena tidak mengerti dengan sikap Mexsi yang seolah-olah telah mengenal dirinya, bahkan membencinya tanpa sebab. Saat kebencian semakin besar di antara mereka, Mexsi menemukan fakta mengejutkan. Ternyata kakanya yang telah tiada adalah cinta pertama Kayla. Lambat laun Mexsi merasa kasihan padanya, rasa itu berubah menjadi cinta. Pil pahit harus ditelannya, karena Kayla menderita penyakit kanker darah. Apakah Mexsi akan tetap mencintai Kayla?

View More

Chapter 1

1#Bertemu Kembali

Terbangun dari tidur panjang semalam dalam keadaan rambut panjang hitam acak-acakan mirip rambut Tarjan, kelopak mata sulit terbuka, dan menguap beberapa kali. Matanya menyipit saat diliriknya jam di dinding, menunjukkan hampir jam tujuh lewat lima menit. Mengerjap-ngerjapkan mata berharap apa yang barusan ia lihat hanyalah sebuah kesalahan, membulatkan mata, mulut terbuka lebar tak percaya, namun jam di dinding tidak berubah sama sekali.

"MATI DEH GUE!" teriak gadis itu, bangkit dari tempat tidur secepatnya lari ke dalam kamar mandi.

Hari pertama Kayla masuk ke sekolah SMAN 81 JAKARTA, kelas XI ia murid pindahan dari Cikarang. Nama lengkapnya Kayla Prawijaya. Ibunya sedang merintis sebuah usaha di Jakarta Selatan. Meski ia sendiri tidak menginginkan pindah secara terpaksa, hanya memiliki satu anggota keluarga yang saat ini bersamanya. Ibu yang sangat ia sayangi.

Keluar dari balik pintu kamar. Tampak rapi mengenakan seragam putih abu-abu. Menuju meja makan, menyambar roti lapis berisi selai kacang yang sudah disediakan untuknya, mengunyah dan menelan secepat mungkin, melihat segelas susu putih, meneguk sampai habis tak tersisa. Ibunya berangkat kerja sebelum ia bangun dari tidurnya, inilah rutinitas sehari-hari menyiapkan segalanya sendirian.

Tulang punggung keluarga hanyalah ibunya, ia harus memahami situasi dan kondisi saat ini.

***

Lari menuju samping jalan raya, kebetulan angkot sedang berhenti mengangkut penumpang. Ia secepatnya masuk ke dalam angkot, beberapa menit kemudian sampai di depan gerbang sekolah turun dari angkot tak lupa juga membayar. Kaki Kayla bergemetaran, melihat tidak ada siapa pun yang di dekat gerbang. Satpan mulai menarik ujung pagar gerbang itu. Lari... lari, kedua tangannya menahan pagar. Tersenyum datar tampak terlihat raut wajah yang memelas. Terpaksa kali ini Satpan memperbolehkannya masuk, menuju ruang kelas XI IPA.

Mengintip dari jendela kelas, memutar bola matanya menengok ke kiri dan ke kanan ruang kelas.

'Selamet! Guru belum masuk kelas.' batinnya di dalam hati.

Baru saja menghembuskan napas lega seseorang menepuk pundaknya dari belakang, ia mematung detak jantung berdebar was-was. Menarik napas perlahan-lahan dan menghembuskan dengan keras, memberanikan diri menengok ke belakang.

Tiga detik.

"Eh, ada bapak," kata Kayla memaksakan seculas senyuman ramah.

Mengulurkan telapak tangan kanan, wajahnya kembali tersenyum datar, guru yang berdiri di depan pintu menyambut tangan gadis itu. Mencium punggung tangan gurunya.

"Anak baru?" tanyanya datar.

"I-iya Pak," jawabnya manggut-manggut.

Tanpa basa-basi Pak Selamet masuk ke dalam kelas, diikuti langkah kakinya dari belakang.

Semua siswa yang di dalam kelas menatap ke satu arah, bukan gurunya yang mereka tatap. Tetapi seorang gadis berkulit kuning langsat, mata hitam, hidung apa adanya, berambut hitam panjang lebat yang menggendong tas ransel biru cerah. Pak Selamet berkumis putih tebal, rambut pada bagian kepalanya sebagian besar telah menghilang alias botak, menjatuhkan bokongnya di bangku. Menatap tajam ke arah depan.

Satu kelas langsung menunduk patuh, sudah paham jika Pak Selamet menatap mereka seperti itu. Ia guru Mtk yang paling ditakuti semua siswa di sekolah, termasuk ke dalam guru killer karena peraturannya yang begitu menyiksa, mencekam dan hukuman yang sangat berat bila melanggar.

"Perkenalkan dirimu." suruh Pak Selamet menatap siswa baru yang berada pada sampingnya.

"Perkenalkan nama saya... " terdiam cukup lama sambil menunduk nervous.

Tiba-tiba seseorang lari ke dalam kelas terhenti berdiri tepat di sampingnya.

"Mexsi Megantara."

Menghentikan rasa nervous gadis yang sedang kebingungan menatap lelaki itu. Ia memakai kacamata hitam, memakai masker hitam, sembari menggandeng tas ransel berwarna biru gelap sebelah kiri bahu.

Kayla melanjutkan ucapannya yang terhenti tadi, "Kayla Prawijaya."

Kayla menatap lelaki yang berdiri di sampingnya dengan tatapan serius.

Pak Selamet berdiri, mereka mengarahkan pandangannya pada sang guru.

"Lepas kacamata dan masker sekarang juga!" bentaknya menatap tajam ke arah lelaki itu.

Saat Mexsi melepas masker lalu kacamata tersenyum tipis. Semua wanita di dalam kelas itu terpaku menatapnya, bahkan salah satu gadis yang sedang mengantuk berat, kepalanya hampir tumbang jatuh kepentok meja. Tiba-tiba matanya melek hampir keluar dari tempatnya. Bagaimana tidak? badannya yang kekar, berbadan tinggi, berkulit putih, matanya hitam kecoklatan saat tersenyum membuat para kaum hawa meleleh.

Namun ada sesuatu yang mengganggu...

Kayla mengerutkan kening. Kenapa? Siapa? Mengapa wajahnya tak terlihat asing. Tidak, Kayla tidak yakin betul ia tak pernah bertemu lelaki itu sebelumnya. Tetapi, ada sesuatu yang enggan baginya. Bertanya-tanya di dalam hati.

Lelaki itu tidak memandang siapa gadis yang saat ini berdiri di sampingnya, hanya menatap ke depan lurus-lurus.

"Subhanallah, ganteng banget!" jerit salah satu siswa dari sudut kiri tengah.

Sampai seseorang yang akan pindah kelas, demi menghindar dari Pak Selamet.

"Astagfirullah Aladzim, gue gak jadi pindah kelas."

Kembali terdengar jeritan dari berbagai arah. Seketika kelas yang tadinya hening, kini menjadi sangat berisik.

Tidak menghiraukan bahwa Pak Selamet sedang mendengarkan ucapan mereka.

"Cari tempat duduk yang kosong sana!" perkataan pak Selamet membuat seisi kelas terdiam. Pada hal terdengar biasa saja, mungkin terbiasa dengan hawa mencengkram. Mereka segera sadar, sedari tadi membuat keributan sendiri.

"Jangan memakai kacamata, ditambah masker hitam lagi! Mau sekolah apa maling?"

Semua siswa cekikikan kecil. Tanpa menjawab perkataannya, Mexsi melangkahkan kaki panjangnya mencari tempat duduk yang kosong, melewati para kaum hawa santai. Membuat mereka saling memberi tatapan sebuah isyarat. Salah satu di antara mereka ingin Mexsi duduk di sebelahnya, mendorong teman sebangku sampai dia berdiri hampir jatuh, mengkedipkan mata genit. Teman yang di sampingnya pun tidak mau kalah, mendorong teman yang sedang sibuk cari perhatian, saling tak terima mereka langsung dorong-mendorong akhirnya terjatuh bersama.

Seisi kelas tertawa sangat geli, lagi-lagi suasana kembali menjadi berisik. Pak Selamet kembali menggeram, menggebrak papan tulis menggunakan penggaris panjang dua meter berbahan kayu kecoklatan. Mereka kembali terdiam setelah mendapat kode keras dari gurunya yang super sadis itu.

Mexsi melengos tatapannya terlihat tajam duduk di bangku paling belakang dibaris kedua dari samping. Kayla menengok ke berbagai arah bahkan sudut ruangan tidak ada satu bangku pun yang kosong di sana, kecuali... meja lelaki tadi yang datang secara mendadak. Terpaksa memberanikan diri duduk bersebelahan dengannya.

Daripada ambil risiko tidak mendapatkan tempat duduk? Kayla menaruh tasnya pada bagian bawah samping kanan kaki.

Mexsi Megantara ia salah satu murid pindahan dari Negara Singapura, alasan pindah dari sana karena seorang gadis tak henti-hentinya terus mengganggunya. 'Si Toa Berjalan,' itulah nama panggilan terbaik pada musuh bebuyutannya, bertengkar dari usia sebelas tahun.

Aneh... ia dengan gadis yang amat sangat dibenci, selalu satu sekolah. Terlebih satu kelas lagi dan lagi, hingga sekarang. Mendengar jika gadis itu sengaja mengikuti Mexsi, daripada ambil pusing lebih baik menghindar sampai rela pindah sekolah ke Indonesia.

Sebelum Mexsi tahu nama gadis itu, mereka sudah saling benci. Setiap ada guru yang mengabsen kehadiran siswa sebelum menyebutkan nama orang yang membuat hari-hari terasa di neraka, mengeluarkan headset, untuk menyumpal telinganya tampak jelas tidak ingin tahu siapa namanya. Toa adalah satu-satunya nama panggilan yang terbaik baginya untuk diucapkan.

Tak lupa juga membawa kapas, sebagai cadangan jika lupa membawa perihal yang pertama, atau lebih parahnya lagi ngumpet dipojokan sambil menutup rapat kedua telinga tampak orang yang mendengar nama 'Malaikat Maut' yang akan mencabut nyawanya. Sebelum masuk ke dalam kelas ia menerobos masuk, sebelum Satpan menutup rapat pagar tadi sesudah Kayla.

Alih-alih mencuri-curi pandang, Kayla menatap wajah lelaki yang terlihat sibuk.

Mengeluarkan headset, kapas. Pikir Mexsi sudah terbebas dari Toa, tak memerlukannya lagi. Mengambil plastik keresek di kolong meja berinisiatif membuang sampah beserta masa lalunya, mengambil buku lalu tak sengaja pulpennya jatuh ke bawah kolong sebelah.

Mexsi akan membungkuk mengambil pulpennya, Kayla membunguk terlebih dahulu. Membuat lelaki itu menatap wajah gadis yang tertutup rambut panjangnya yang hitam lebat, mengambil pulpen dengan tangan kanan. Mengangkat punggung, menyandarkan tubuh, duduk kembali. Menengok, menatap Mexsi yang berada di sebelahnya, memberikan pulpen yang ia ambil.

Bukannya Mexsi mengambil pulpen, kedua alisnya terangkat, wajahnya memerah, menatap gadis itu.

"Lo!" teriak Mexsi langsung terkejut, syok dan panik menahan amarah, membuat seisi kelas melihat ke arahnya.

"Ko ada di sini?!"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(24)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
24 ratings · 24 reviews
Write a review
user avatar
The_BlueMoon
Ceritanya ringan enak dibaca kalo lagi gabut!
2021-11-25 11:35:49
1
user avatar
Jasmine
Cinta remaja..... manis n fresh pasti....lanjut kk
2021-11-25 08:25:09
1
user avatar
Nina Milanova
Ada Pak Selamet :D Semangat, Kakak!
2021-11-25 05:20:54
1
user avatar
Faver
Aroma aroma cinta menggebu nih. Semangat kak
2021-11-24 23:37:56
1
user avatar
Iekyu
suka dengan cerita remaja, berasa balik muda #eehhh
2021-11-24 14:52:53
1
user avatar
Feroza
Uwu, tambahin di list ah
2021-11-20 10:15:52
1
user avatar
The_BlueMoon
Cinta masa remaja nih! Keren kak, penulisannya juga udah rapi~ semangat up nya!
2021-11-20 09:06:37
1
user avatar
Tane
Keren ceritanya, Kak
2021-11-20 08:43:32
1
user avatar
Iekyu
seru banget ceritanya semangat update ya kak
2021-11-20 08:16:26
1
user avatar
Luna Lupin
menarik nih, up lagi thor ......
2021-11-20 07:38:38
1
user avatar
aledphia
Cikarang selalu punya cerita.
2021-11-20 07:20:35
1
user avatar
Memblue Pawleend
Kereeen, harus top up dulu ini
2021-11-04 15:51:59
1
user avatar
Memblue Pawleend
Ceritanya bagus banget, cepetan up dong thorrr. Tambahin yang banyak, sebanyak-banyaknya ayo Thor...
2021-11-04 15:22:50
1
user avatar
Rai Seika
Cerita anak SMA-nya ngena banget jadi ingat masa sekolah ^_^ menarik dan ringan. Lanjut upnya kak semangat
2021-11-04 13:47:52
2
user avatar
Buenda Vania
di tunggu upnya lagi kak, ceritanya menarik
2021-11-04 13:15:24
1
  • 1
  • 2
123 Chapters
1#Bertemu Kembali
  Terbangun dari tidur panjang semalam dalam keadaan rambut panjang hitam acak-acakan mirip rambut Tarjan, kelopak mata sulit terbuka, dan menguap beberapa kali. Matanya menyipit saat diliriknya jam di dinding, menunjukkan hampir jam tujuh lewat lima menit. Mengerjap-ngerjapkan mata berharap apa yang barusan ia lihat hanyalah sebuah kesalahan, membulatkan mata, mulut terbuka lebar tak percaya, namun jam di dinding tidak berubah sama sekali.   "MATI DEH GUE!" teriak gadis itu, bangkit dari tempat tidur secepatnya lari ke dalam kamar mandi.   Hari pertama Kayla masuk ke sekolah SMAN 81 JAKARTA, kelas XI ia murid pindahan dari Cikarang. Nama lengkapnya Kayla Prawijaya. Ibunya sedang merintis sebuah usaha di Jakarta Selatan. Meski ia sendiri tidak menginginkan pindah secara terpaksa, hanya memiliki satu anggota keluarga yang saat ini bersamanya. Ibu yang sangat ia sayangi.
last updateLast Updated : 2021-09-07
Read more
2#Teman Baru
Membalas tatapan dengan kebingungan dan beberapa pertanyaan yang meledak-ledak di  kepalanya.   Apa? Kenapa? Teriak sampai segitunya. Emangnya dia hantu apa? Tentu saja Kayla  keberatan atas perilaku lelaki itu.  Yang berteriak syok. Apa lagi yang diteriakin parno.   Pak Selamet menggebrak meja. "Anak baru, jangan berisik!" celetuknya mengejutkan  mereka yang saling bertatapan. "Jika terulang lagi, saya tidak akan segan-segan  mengeluarkan kalian berdua dari kelas!"   "Ba-ik pak," jawab Mexsi ba-bi-bu. Kembali menatap kesamping sebelah kanan, dengan  tatapan tajam yang dingin dan membunuh.   Kayla pun menarik napas berat, menghembuskannya sekeras mungkin. Membuang  muka. Tanpa harus menjawab pertanyaan orang yang baru saja dikenalnya, beberapa menit  kemudian.   Astaga-naga! Ga
last updateLast Updated : 2021-09-07
Read more
3#Siapa Yang Menolong?
  Menaiki tangga lantai tiga menuju atap gedung, Mexsi sampai di sana mendengar suara tangisan dari ujung samping sebelah kanan. Menjulurkan kepalanya, menengok dan memeriksa, dari kejauhan melihat sosok gadis berambut panjang hitam lebat meneteskan air mata. Matanya membulat, tatapan berubah menjadi terenyuh saat mengetahui siapa yang menangis hingga tersedu-sedu.   Gadis yang selama ini ia benci, dan terkenal tukang pembuat masalah bisa-bisanya menangis.   Terlintas dalam pikirannya, apakah tadi tanpa sengaja dia jadi penolong Toa? Tidak benar.   Berdecih malas ia turun dari sana dengan wajah kesal, satu-satunya tempat yang paling hening di sekolah kini tak ada bedanya. Duduk memikirkannya, ba
last updateLast Updated : 2021-09-07
Read more
4#Orang Aneh
Terbaring di atas tempat tidur, kedua tangan tertekuk, telapak tangan tertindih kepala, menatap langit-langit atap rumah. Memikirkan kejadian tadi sore. Setahu Mexsi, Toa itu tidak akan mungkin minta maaf. Hal yang aneh baru saja terjadi, tak seperti biasanya gadis yang ia benci bersikap mengalah. Bukan hanya itu saja, ia memeluk gadis itu karena refleks. "Ck," ucap Mexsi berdecak heran tubuhnya bergidig merinding, mencium aroma tubuhnya sendiri. "Oweee! Bau Toa!" Ia langsung bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi. Tiga kali Mexsi bulak-balik ke kamar mandi, tiga kali mandi, dan tiga kali memakai aroma sabun yang berbeda-beda. Tetap saja, ia merasa masih mencium bau Toa, akhirnya memutuskan mencari tahu di mbah Google. 'Cara menghilangkan aroma makhluk astral di tubuh', Searching. Meski terbilang lelaki pintar, jika mengenai tentang musuh bebuyutannya. Hilang sudah kata pintar itu dari gelarnya. Segala cara i
last updateLast Updated : 2021-09-07
Read more
5#Ayah Yang Entah Kapan Kembali
Mexsi duduk di atas tempat tidur memandangi meja belajarnya. Bukan, bukan meja belajar yang ia pandang. Tapi foto anak gadis yang sedang tersenyum manis menunggingkan gigi putihnya, ia tempelkan di ujung toa. Siapa lagi kalau bukan musuh bebuyutannya?  Yang paling Mexsi sukai dari foto itu sebuah kumis hitam tebal menempel sempurna di bawah lubang hidungnya. Memakai kacamata bulat, dan tahi lalat besar di bawah mata sebagai pelengkap. Terkadang Mexsi memuji dirinya sendiri, hanya dengan satu spidol hitam ia menciptakan sebuah karya. Hasil dari tangannya sendiri yang luar biasa, dari mana ia mendapatkan foto itu? Entahlah... Jika Mexsi marah atau kesal. Foto itulah yang akan menjadi korbannya, mengingat kejadian masa lalunya saat pertama kali mengenal Toa membuatnya kembali mematung. "Gue gak percaya, dia bilang apa barusan," kata Mexsi ngedumel sendiri. Menggeleng-gele
last updateLast Updated : 2021-09-07
Read more
6#Check Up
Sampai di rumah sakit Kayla dan ibunya memasuki ruang pemeriksaan, putrinya di bius tanpa sepengetahuan Kayla. Memeriksa dan melakukan pengobatan dalam beberapa jam saat semuanya sudah selesai. Ibunya bicara berdua dengan dokter yang baru saja melakukan pengobatan pada putrinya, keluar dari ruangan dokter dengan wajah sedih.   Putrinya sadar memanggil ibunya.   "Mama," ucap Kayla suaranya terdengar lemas dan serak.   "Sayang kamu udah bangun." tanya ibunya dari kejauhan berlari kecil ke arahnya. Memegang tangan kanan Kayla.   "Kapan kita pulang, aku gak betah lama-lama di rumah sakit Mah." ia ingin turun dari ranjang.   "Sekarang sudah boleh pulang, ayo sini Mama bantu." ibunya memegang tangan Kayla perlahan mereka pergi keluar dari depan pintu rumah sakit.
last updateLast Updated : 2021-10-13
Read more
7#Teman Jail
Semua siswa IPA mau pun IPS berkumpul di tengah lapangan, terdengar suara gemuruh bisikan dari berbagai sudut. Bertanya-tanya ke teman-temannya, mengapa mereka di kumpulkan? Tidak lama kemudian pak Selamet mengumumkan menggunakan toa.   "Siswa XI IPA yang bernama Tino suka isengin temannya. Kali ini benar-benar keterlaluan, coba lihat ke atas atap lantai tiga di belakang kalian." pak Selamet menunjuk dengan telunjuk jari.   Semua siswa dengan kompak menengok mengikuti telunjuk jari tangan pak Selamet.   "Dia akan di hukum mengambil sepatu teman-temannya yang sengaja di lempar ke atas genteng, ini adalah contoh anak bader jangan kalian tiru. Tugas kalian, awasi dia sebagai pembelajaran bagi siswa yang suka mengerjai temannya." pak Selamet pergi ke ruang guru.   Tidak lama kemudian.  
last updateLast Updated : 2021-10-15
Read more
8#Masalah Diantara Kita
Teeet, teeet, teeet. Suara bel istirahat baru saja terdengar Tina bergegas membereskan buku dan pulpennya, seperti biasa mengajak teman sebangkunya ke kantin. Tapi Kayla menolak ajakannya kali ini. Kapok mendengar suara Kawal, Kiwil, Kawul. Tina memakluminya ia mengajak Ino, dan tidak akan pernah lupa pada Padil sang pangeran pujaannya. Kayla memilih mengelilingi sekolah sendirian, saat menuju kelas ujung paling pojok. Tak sengaja melihat pemandangan yang jarang terjadi, ketiga lelaki yang suka nanyi-nyanyi tidak jelas berada di depan matanya sekarang, mereka mengganggu salah satu siswa. Menarik kerah siswa itu didorong hingga tersungkur di atas tanah, Kawal mengepalkan tangan kanannya menonjok wajah lelaki yang terlihat pasrah. Kayla terkejut tanpa sadar kakinya berlari ke depan lelaki yang sedang di kroyok habis-habisan sama mereka, melentangkan kedua tangannya sembari menutup mata.
last updateLast Updated : 2021-10-17
Read more
9#Asal-asalan Menjadi Penyesalan
Mexsi menyadari dari tadi mereka tatapan cukup lama. "Biasa aja kali liatnya, entar suka lagi... bisa jadi ribet masalahnya." "Idih!" Kayla bergidik merinding membelakanginya. "Sorry-Sorry aja deh, jangan ke GR-an." melipat kedua tangannya. Lelaki itu menatapnya. "Gue gak mungkin suka sama lo, orang yang gak bisa menilai seseorang baik atau buruk." melanjutkan perkataannya. "Apa!" meringis kesakitan saat mencoba berteriak. "Harusnya kata-kata itu buat lo, bukan buat gue." Merasa kesal Kayla pergi dari hadapannya.  "Sialan! Dia pergi gitu aja. Tapi... sifatnya udah mulai berubah, Toa kayanya bener-bener kepentok becak terus hilang ingatan." tertawa sendiri, lalu memegang bagian kiri bibirnya menahan sakit. *** Satu masalah lagi dalam beberapa hari Kayla masuk sekolah, Tino memasang ember kecil di atas pintu kelas
last updateLast Updated : 2021-10-20
Read more
10#Jika Mengerti Kenapa Tidak Patuh?
"Tunggu!" ucap Mexsi mengejar tak sengaja memegang lengannya. Mendadak jantung Kayla berdegup dahsyat, langkahnya terhenti. Ia menatap Mexsi dengan berani, berharap dia tak mendengar detak jantungnya yang hampir copot. "Gue... g-gue," jawabnya terdengar sulit mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya, menarik napas berat menghembuskan dengan keras. Kayla menatapnya. "Gue gak tahu caranya bersihin toilet." melepaskan tangan Kayla. "Apa?! Hahaa... " ia tertawa geli, memegang perutnya lalu tak sengaja menepuk-nepuk bahu Mexsi sampai terdorong lemah. "Pantesan dari tadi diam aja, cemberut aja, ternyata lo." Mexsi mengangkat wajahnya dengan sedikit suram. "Lo gak tahu caranya bersih-bersih... hahaha." tertawanya kembali terdengar. Membuat Mexsi melempar kain pel dan sikat, ia akan segera pergi saat melangkah kesamping gadis itu.
last updateLast Updated : 2021-10-22
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status