“Pak Ricky, kamu boleh tunjukkan foto calon istrimu padaku?” tanya Ronald.“Nggak boleh, bagaimana kalau kamu yang tertarik? Bukannya aku justru menambah saingan buatku?”Ronald terdiam mendengar itu.“Setelah aku berhasil mengejarnya and menikah, aku pasti akan mengundang kamu. Kalau sampai saat itu tiba, kamu akan tahu sendiri siapa orangnya.”Jika Ricky berhasil menikahi Rika, maka Ronald akan menjadi adik iparnya. Tentu saja lelaki itu akan hadir dalam acara pernikahan mereka. Karena Ricky sudah berkata seperti itu, Ronald tidak enak hati untuk memaksanya lagi. Dia hanya tersenyum dan berkata,“Kamu harus mengundangku waktu menikah nanti. Kalau bisa, aku juga mau jadi pengiring pengantinnya Pak Ricky biar bisa kebagian jodoh baik. Siapa tahu selanjutnya aku yang menikah. Kalau nggak, orang tuaku pikir nggak ada yang mau sama aku.” Ricky tersenyum dan tidak menjawab. Dia harus mencari tahu dulu apakah adik iparnya bisa jadi pengiring pengantin pria baru memberikan jawaban pada pemu
Ricky ingin memanfaatkan kesempatan berendam kali ini untuk membongkar identitas aslinya. Kalau sampai dia berendam, kemungkinan besar akan ketahuan. Lelaki umumnya hanya mengenakan celana pendek saja ketika berendam. Sedangkan di tubuh Rika sekarang semuanya hanya otot palsu. Begitu bajunya ditanggalkan, maka semuanya akan langsung terbongkar.Rika memutuskan untuk tidak ikut berendam. Terserah apa yang mau dipikirkan oleh Ricky.“Pak Riko, kenapa nggak ikut berendam?” tanya Ricky yang sudah masuk ke dalam tempat pemandian bersama dengan Ronald. Dia menatap Rika yang hanya duduk dan tidak mengganti pakaiannya.Perempuan itu hanya duduk dengan ekspresi datar dan menatap Ricky tanpa ada sorot malu. Dia tengah mengagumi tubuh berotot lelaki itu. Proporsi tubuh Ricky jauh lebih bagus dibandingkan adiknya.Mendengar seruan Ricky membuat Rika meminta maaf dan berkata, “Kulitku akhir-akhir ini sering gatal. Sudah periksa ke dokter katanya ada infeksi, jadi aku nggak ikut berendam dulu.”Rona
“Kalau aku langsung kejar dia, orang lain akan beranggapan aku penyuka sesama jenis. Nanti aku yang akan masuk berita utama Mambera dan Cianter,” balas Ricky.Mendengar itu Calvin terbahak.Ketika neneknya memberikan Rosalina sebagai kandidat calon istrinya, dia menganggap neneknya pilih kasih karena memilih seorang gadis yang tidak bisa melihat. Kebersamaannya dengan Rosalina membuatnya dengan perlahan menyadari bahwa dia menyukai perempuan itu. Dia memang suka dengan perempuan yang seperti serigala berbulu domba.Semua orang berpikiran Rosalina mudah diusik. Akan tetapi, begitu dia beraksi, semua orang akan terkesima. Asalkan kedua mata Rosalina berhasil disembuhkan, Calvin merasa calon istrinya luar biasa sempurna.Jika dibandingkan dengan Rika, Calvin merasa calonnya sudah jauh dari kata sempurna. Mendadak dia merasa neneknya lebih menyayanginya dibandingkan Ricky.Calon istri yang disiapkan oleh neneknya memang terlihat sulit didapatkan dan terlihat tidak begitu sempurna. Olivia t
“Russel sudah tidur?”“Dia tidur waktu mandi tadi. Setelah main seharian dan nggak tidur siang, nggak heran kalau dia ngantuk. Kemungkinan dia besok siang baru bangun.”Stefan meletakkan keponakannya di kasur, kemudian dia mengambil baju bocah itu. Dengan hati-hari dia mengenakan baju di tubuh Russel dan mengusap rambut basah bocah itu dengan handuk. Setelah itu dia menyelimuti Russel.“Apa kata Ricky?” tanya Stefan sambil mendekat.Olivia tidak langsung menjawab Stefan melainkan menjawab Ricky yang ada di seberang telepon, “Untuk apa kamu peduli dia perempuan atau laki-laki, yang penting Nenek nggak akan mencelakaimu. Kamu tetap mengejar dia seperti orang-orang normalnya mengejar calon istrinya.”“Kak, ucapanmu persis dengan Kak Calvin,” ujar Ricky.Olivia tertawa dan berkata, “Memang seharusnya begitu. Ini cara paling terus terang. Dibandingkan kamu susah payah bongkar penyamaran dia, lebih baik kamu susah payah mendapatkan hatinya. Dia sudah menyamar jadi lelaki selama 20 tahun, k
Karena saran Olivia dan Ricky sama, maka dia akan mulai mengejar Rika. Ricky memutuskan mulai besok akan mengejar calon istrinya. Meski orang lain mencurigainya menyukai sesama jenis dan dia akan masuk berita utama, yang penting dia tahu bahwa dirinya normal.Keesokan harinya, Stefan terbang kembali ke Mambera. Sedangkan Olivia dan Sarah tetap tinggal di Vila Ferda. Mereka berencana akan kembali sekitar beberapa hari lagi.Kellin sudah keluar dari rumah sakit dan kembali ke rumah. Sedangkan Russel sangat menyukai Vila Ferda. Dia merasa ada banyak anak kecil meski anak-anak kecil tersebut masih sangat kecil dan tidak bisa berbicara, Russel tetap merasa senang berada di sini. Setiap hari dia akan mengajak Liam untuk melihat anak bayinya Kellin.Russel terus mengatakan dia ingin anak bayi dan meminta Olivia memberikan satu adik kecil padanya. Dia bilang Liam memiliki empat adik laki-laki dan seorang adik perempuan. Dia tidak ingin muluk-muluk, hanya ingin satu adik lelaki dan satu adik pe
Russel yakin, jika dia menginginkannya maka ibu dan tantenya akan mengabulkannya.Odelina terbahak di seberang telepon dan berkata, “Pantas saja dia minta adik terus. Dia nggak pernah ribut seperti itu sebelumnya, ternyata karena ribut dengan Liam.”“Nggak apa-apa, sebentar lagi juga sudah baikan. Namanya anak kecil pasti kadang akur dan berantem.”Ketika Olivia tengah berteleponan, Liam masuk sambil membawa dua buah pistol air.“Russel, kita main pistol air, yuk! Aku ada banyak sekali pistol air, aku bagi kamu satu!”“Ayuk!”Semua kekesalan Russel menguap karena Liam yang mengajaknya bermain. Bocah itu berlari kecil menghampiri Liam. Kemudian dengan pengawasan dari pengasuh, kedua anak kecil tersebut bermain pistol di luar.“Kak, sudah nggak apa-apa, mereka sudah bermain lagi.”“Iya, kalian kapan pulang?”“Dua hari lagi. Tapi Russel masih nggak mau pulang, dia masih mau main dengan Liam dan bilang nggak mau sekolah lagi.”Odelina terkekeh dan berkata, “Dia senang sampai lupa semuanya,
Setelah percakapan mereka berakhir, Olivia bisa mendengar suara tawa bahagia Russel di luar sana. Dia tekekeh dan berkata, “Sifatnya anak kecil mudah sekali berubah.”Yang penting Russel tidak bertanya lagi kapan dia bisa memberikan adik untuk bocah itu.Odelina baru saja tiba di toko dan baru selesai memarkirkan mobilnya. Dia melihat Daniel yang keluar dari tokonya dengan menggunakan kursi roda. Ada seorang anak buah yang tengah mendorong lelaki itu.Kemungkinan dia datang untuk mencari Odelina. Karena perempuan itu tidak ada di toko, Daniel memutuskan untuk pulang. Namun ternyata Odelina justru sudah kembali. Melihat mobil perempuan itu membuat Daniel memberi kode pada anak buahnya untuk tidak mendorongnya lagi.Dia menunggu di depan toko sambil tersenyum menatap Odelina yang berjalan ke arahnya.“Pak, kapan kamu ke sini? Sudah berapa lama?”Odelina melangkah sambil bertanya lagi, “Aku nggak ada di toko. Kalau ada urusan penting, kamu boleh meneleponku saja.”“Aku juga baru datang. S
“Odelina, aku sungguh menyukaimu dan sudah lama. Semua karena keterlambatanku yang nggak menyadari kalau aku sudah jatuh hati sama kamu. Kalau nggak, aku sudah dari dulu menyatakan perasaanku. Siapa tahu sekarang kita sudah melewati masa saling beradaptasi.”Odelina menarik tangannya dan duduk di kursi kerjanya. Setelah hening sesaat, perempuan itu mendongak dan menatap mata gelap Daniel.“Pak Daniel, aku nggak tahu apa yang akan terjadi esok hari. Aku nggak bisa kasih kamu jawaban untuk saat ini. Bahkan sampai saat ini, aku masih nggak ada keinginan untuk menikah lagi.”“Kamu selesaikan semua proses pengobatan dan terapi. Kalau aku berubah pikiran saat kamu sembuh dan ingin menikah lagi, aku pasti akan mempertimbangkan Pak Daniel.”Meski jawaban itu tidak bisa membuat Roni tenang, setidaknya dia memiliki harapan. Dia mengangguk sambil tersenyum dan berkata, “Odelina, terima kasih sudah mau memberikan aku sedikit kesempatan.”Dia akan meminta anak buahnya untuk membawanya ke sini setia
Hebat sekali. Memang patut diacungi jempol.“Calvin.”Rosalina berjalan mendekat dan meraih tangan suaminya, lalu berkata lembut, “Dia hanya anjing gila yang suka sembarang gigit orang. Nggak usah pedulikan dia, jangan biarkan dia buat kamu marah. Nggak sepadan, Sayang. Aku sudah sering dimarahinya, sudah mati rasa. Mulut, mulut dia. Dia mau marah apa terserah dia. Kalau aku nggak tahan, aku tinggal suruh orang tampar dia.”Ekspresi tegas Stefan tiba-tiba berubah lembut. Giselle palsu tidak bisa menahan rasa cemburu ketika melihat perubahan ekspresi pria itu. Saat berhadapan dengannya, Calvin bersikap begitu dingin, seolah ingin mencabik-cabiknya. Namun di depan Rosalina, dia menjadi begitu lembut. Pria keluarga Adhitama benar-benar sayang istri.“Aku nggak tahan dengar ada yang hina kamu seperti itu. Kamu murah hati, nggak mau permasalahkan itu dengannya. Tapi aku nggak bisa seperti kamu. Kalau nggak dengar , aku nggak masalah. Tapi kalau sudah dengar, aku harus kasih dia pelajaran.”
“Pak Calvin sudah ada di sini. Perempuan ini nggak tahu malu, terus marahi Bu Rosalina. Aku barusan sudah kasih pelajaran, tapi dia masih saja begitu. Bu Rosalina baik hati. Nggak ada gunanya bahas persaudaraan saat berhadapan dengan orang seperti ini. Kasih pelajaran saja, habis itu usir dia.” Lisa bicara lebih dulu.Calvin hanya meliriknya sekilas, lalu menatap Giselle dengan dingin. “Rosalina terus maafkan kamu karena kamu adik yang lahir dari mama yang sama dengannya. Kamu malah semakin bertingkah. Rosalina bisa saja nggak mau perhitungan denganmu. Tapi aku nggak semurah hati itu. Hina istriku sama saja dengan hina aku. Dari dulu aku suka tampar orang yang berani hina aku.”“Tampar dia dulu, biar dia tahu apa artinya mulutmu harimaumu,” perintah Calvin kepada pengawalnya.Pengawal Calvin tidak bersikap lembut hanya karena Giselle perempuan. Dia menampar wajah Giselle beberapa kali, sampai Giselle bengong sendiri. Ternyata Calvin juga bisa memukul orang. Ralat, bukan memukul dengan
Giselle palsu tersadar. Dia takut ketahuan. Dia pun buru-buru berkata, “Aku benci Rosalina. Aku memang ingin marahi dia. Memangnya kenapa?”Usai berkata, Giselle palsu berlari ke arah mobilnya dan cepat-cepat masuk ke dalam mobil, ingin segera pergi. Siapa sangka, ada sosok yang begitu cepat sehingga berhasil mengejarnya sampai ke samping mobil. Sebelum dia sempat menutup pintu, sebuah tangan besar dan kuat masuk ke dalam mobil, lalu mencengkeram salah satu pergelangan tangannya dan menariknya keluar dari mobil dengan kasar.Giselle melihat pemilik tangan itu. Ternyata pengawal keluarga Adhitama. Pengawal keluarga Adhitama benar-benar hebat. Padahal Giselle merasa dirinya sudah sangat cepat, tapi ternyata dia masih kalah cepat.Pengawal itu menarik Giselle kembali ke depan Calvin. Lisa memelototi Giselle dengan tajam. Sekalipun dia tidak pintar dan IQ-nya terbatas, pengganti ini juga tidak boleh membuatnya terlihat begitu bodoh.Calvin sudah ada di sini, si pengganti ini masih berani p
“Bu Lisa.”Saat Giselle hendak diusir keluar, Rosalina akhirnya buka suara. Dia menatap Giselle palsu yang sedang ditahan oleh pengawal Lisa, dalam kondisi tidak mampu melawan serta tidak bisa berteriak.Setelah itu, Rosalina berkata, “Bu Rosalina, adikku ini kalau ngomong suka nggak pakai otak. Dulu dia terlalu dimanja orang tuanya, sampai nggak kenal rasa takut. Maaf sudah menyinggung Bu Lisa barusan. Sekarang Bu Lisa sudah kasih dia pelajaran. Untuk kali ini biarkan saja, usir saja dia.”Lisa masih memasang wajah tegas. “Bu Rosalina, kamu terlalu baik sebagai kakak, makanya kamu ditindas dia terus. Aku dengar dulu dia sering tindas kamu.”“Yang lalu sudah berlalu. Aku nggak ingin permasalahkan hal itu lagi.” Rosalina bersikap murah hati dan berkata, “Anggap saja dia anjing. Kita manusia kalau digigit anjing, kita nggak bisa balas gigit, kan.”Lisa mengumpat dalam hati. Rosalina, kau anjingnya. Seluruh keluargamu anjing. Setelah menyadari seluruh keluarga Rosalina berarti dirinya ter
Rosalina menatap Giselle. Awalnya Giselle diam saja, tidak memberikan reaksi apa pun. Toh, orang yang dibicarakan Lisa bukanlah dia. Begitu Rosalina menatapnya, dia baru sadar. Sekarang dia adalah Giselle.Giselle pun langsung berteriak, “Dia yang sudah rebut harta keluargaku. Dia juga yang blokir kartu bank-ku, buat aku nggak bisa ambil uang bulananku. Dia juga suruh adikku untuk kurangi biaya hidup yang diberikan ke aku sebanyak 70 persen.”“Sekarang aku nggak punya uang juga gara-gara dia. Kalau bukan cari dia, aku cari siapa? Kenapa aku harus kerja? Aku anak keluarga Siahaan, orang tuaku wariskan harta ratusan miliar untukku. Aku punya uang yang nggak akan pernah habis. Untuk apa aku kerja? Kalau kerja, satu bulannya bisa dapat berapa? Nggak sebanyak uang saku bulananku dulu.”Dulu, Giselle mendapat uang saku bulanan sebesar 600 juta. Jika dia perlu membeli sesuatu yang besar, misalnya mobil mewah, dia hanya perlu bermanja di depan orang tuanya. Nanti mereka akan membelikannya untu
“Aku dengar Bu Rosalina buka sebuah toko bunga dan tokonya sangat besar. Bunga-bunga di toko juga sangat indah. Aku sudah lama ingin datang dan melihat-lihat, tapi nggak pernah punya waktu. Kebetulan sekarang adik iparku sedang libur, jadi nggak perlu aku antar jemput ke sekolah setiap hari.”“Mumpung ada waktu luang, aku keluar jalan-jalan. Baru ingat kalau besok ulang tahun mama mertuaku. Aku sudah siapkan kado ulang tahun untuk mama mertuaku. Tapi masih kurang bunga. Aku baru ingat Bu Rosalina buka toko bunga. Jadi aku langsung ke sini.”Lisa sangat menghayati perannya sehingga Rosalina pun tidak ingin mengeksposnya. Sebelum dia melepaskan topeng Lisa, dia tidak bisa bilang kalau Lisa adalah Giselle.“Bu Lisa sangat berbakti. Mau beli buket bunga sebesar apa, Bu? Biar aku bantu pilihkan bunganya. Dijamin mama mertua Bu Lisa pasti suka.”“Aku jadi menantunya, kasih buket bunga yang sederhana atau yang cocok untuk kasih ke mama mertua saja. Buket bunga terbesar biar papa mertuaku yang
Giselle palsu ditugaskan menjadi pengganti Giselle dalam waktu yang terlalu singkat, sehingga dia tidak sempat memperhatikan apakah ada ciri khusus pada tangan Giselle yang asli.“Suruh dia lepaskan aku. Tanganku sakit. Aku nggak akan pukul kamu lagi.”Giselle mulai ketakutan. Ada pengawal yang begitu hebat di samping Rosalina. Jika dia berani menyentuh Rosalina barang sehelai rambut pun, dia yakin dia akan kehilangan kedua tangannya.Rosalina duduk kembali di meja kasir, lalu memberi isyarat kepada pengawalnya untuk melepaskan Giselle.Si pengawal melepaskan tangan Giselle, tapi dia tidak pergi. Sebaliknya, dia berdiri tidak jauh dari Giselle sambil menatap Giselle dengan waspada. Giselle terus menggosok pergelangan tangannya dengan tangannya yang lain. Pergelangan tangannya memerah, kentara sekali seberapa kuat tenaga yang digunakan pengawal keluarga Adhitama.Saat ini, dua mobil berhenti di depan toko Spring Blossom. Yang satunya mobil mewah, yang satunya lagi sepertinya mobil penga
“Aku nggak akan pergi. Kamu coba saja suruh mereka aku usir aku. Aku akan teriak sepanjang hari di tokomu, biar kamu malu. Toh, reputasiku sudah rusak. Tapi kamu beda. Sekarang kamu menantu keluarga Adhitama.”“Aku nggak takut kamu nggak peduli dengan reputasimu. Sekalipun kamu benar-benar nggak peduli, keluarga suamimu juga nggak peduli? Sekalipun mereka melindungi kamu, orang lain tetap akan bicarakan kamu, bilang kamu nggak pantas jadi menantu keluarga Adhitama. Kalau bukan karena kamu, seharusnya akulah yang akan menikah dengan Calvin. Kamu yang rebut kebahagiaanku.”Rosalina tertawa sebentar. “Kalau kamu bisa, ambil saja kembali apa yang kamu anggap kebahagiaan itu. Kalau nggak bisa, nggak usah teriak-teriak di depanku. Seharusnya? Seharusnya aku juga nona keluarga Siahaan. Tapi bagaimana cara kalian perlakukan aku? Awalnya banyak harta keluarga Siahaan yang seharusnya jadi milikku. Bukankah semua itu juga diambil orang tuamu?”“Sejak awal kamu dan mamamu yang bermimpi ingin menda
Bagian mana dari aktingnya yang tidak bagus sehingga menunjukkan celah? Giselle palsu merasa dia sudah melakukan yang terbaik.“Kenapa aku nggak punya aura nona dari keluarga kaya? Memangnya orang buta seperti kamu punya? Rosalina, sekalipun sekarang kamu bisa melihat lagi, di mataku kamu tetap si buta. Buta, buta!”“Kalaupun aku seperti tomboi, preman, itu semua juga karena kamu dan Jordan. Kalian berdua sudah monopoli harta keluarga Siahaan dan nggak mau kasih aku sepeser pun. Jordan bilang dia akan kasih aku 30 atau 40 juta per bulan, tapi kamu suruh dia kasih aku 6 juta saja. Beberapa waktu lalu aku menjalani operasi kecil. Jordan baru naikkan jadi 10 juta per bulan. Uang segitu bisa buat apa? Buat makan sekali dua kali saja sudah habis.”Rosalina tetap mengatakan hal yang sama, “Kamu punya tangan punya kaki, masih muda masih sehat. Kamu bisa cari kerja untuk hidupi dirimu sendiri. Kalau nggak bisa kerja yang susah, kamu bisa seperti kedua tantemu. Demi cari uang, jadi tukang bersi