Karena saran Olivia dan Ricky sama, maka dia akan mulai mengejar Rika. Ricky memutuskan mulai besok akan mengejar calon istrinya. Meski orang lain mencurigainya menyukai sesama jenis dan dia akan masuk berita utama, yang penting dia tahu bahwa dirinya normal.Keesokan harinya, Stefan terbang kembali ke Mambera. Sedangkan Olivia dan Sarah tetap tinggal di Vila Ferda. Mereka berencana akan kembali sekitar beberapa hari lagi.Kellin sudah keluar dari rumah sakit dan kembali ke rumah. Sedangkan Russel sangat menyukai Vila Ferda. Dia merasa ada banyak anak kecil meski anak-anak kecil tersebut masih sangat kecil dan tidak bisa berbicara, Russel tetap merasa senang berada di sini. Setiap hari dia akan mengajak Liam untuk melihat anak bayinya Kellin.Russel terus mengatakan dia ingin anak bayi dan meminta Olivia memberikan satu adik kecil padanya. Dia bilang Liam memiliki empat adik laki-laki dan seorang adik perempuan. Dia tidak ingin muluk-muluk, hanya ingin satu adik lelaki dan satu adik pe
Russel yakin, jika dia menginginkannya maka ibu dan tantenya akan mengabulkannya.Odelina terbahak di seberang telepon dan berkata, “Pantas saja dia minta adik terus. Dia nggak pernah ribut seperti itu sebelumnya, ternyata karena ribut dengan Liam.”“Nggak apa-apa, sebentar lagi juga sudah baikan. Namanya anak kecil pasti kadang akur dan berantem.”Ketika Olivia tengah berteleponan, Liam masuk sambil membawa dua buah pistol air.“Russel, kita main pistol air, yuk! Aku ada banyak sekali pistol air, aku bagi kamu satu!”“Ayuk!”Semua kekesalan Russel menguap karena Liam yang mengajaknya bermain. Bocah itu berlari kecil menghampiri Liam. Kemudian dengan pengawasan dari pengasuh, kedua anak kecil tersebut bermain pistol di luar.“Kak, sudah nggak apa-apa, mereka sudah bermain lagi.”“Iya, kalian kapan pulang?”“Dua hari lagi. Tapi Russel masih nggak mau pulang, dia masih mau main dengan Liam dan bilang nggak mau sekolah lagi.”Odelina terkekeh dan berkata, “Dia senang sampai lupa semuanya,
Setelah percakapan mereka berakhir, Olivia bisa mendengar suara tawa bahagia Russel di luar sana. Dia tekekeh dan berkata, “Sifatnya anak kecil mudah sekali berubah.”Yang penting Russel tidak bertanya lagi kapan dia bisa memberikan adik untuk bocah itu.Odelina baru saja tiba di toko dan baru selesai memarkirkan mobilnya. Dia melihat Daniel yang keluar dari tokonya dengan menggunakan kursi roda. Ada seorang anak buah yang tengah mendorong lelaki itu.Kemungkinan dia datang untuk mencari Odelina. Karena perempuan itu tidak ada di toko, Daniel memutuskan untuk pulang. Namun ternyata Odelina justru sudah kembali. Melihat mobil perempuan itu membuat Daniel memberi kode pada anak buahnya untuk tidak mendorongnya lagi.Dia menunggu di depan toko sambil tersenyum menatap Odelina yang berjalan ke arahnya.“Pak, kapan kamu ke sini? Sudah berapa lama?”Odelina melangkah sambil bertanya lagi, “Aku nggak ada di toko. Kalau ada urusan penting, kamu boleh meneleponku saja.”“Aku juga baru datang. S
“Odelina, aku sungguh menyukaimu dan sudah lama. Semua karena keterlambatanku yang nggak menyadari kalau aku sudah jatuh hati sama kamu. Kalau nggak, aku sudah dari dulu menyatakan perasaanku. Siapa tahu sekarang kita sudah melewati masa saling beradaptasi.”Odelina menarik tangannya dan duduk di kursi kerjanya. Setelah hening sesaat, perempuan itu mendongak dan menatap mata gelap Daniel.“Pak Daniel, aku nggak tahu apa yang akan terjadi esok hari. Aku nggak bisa kasih kamu jawaban untuk saat ini. Bahkan sampai saat ini, aku masih nggak ada keinginan untuk menikah lagi.”“Kamu selesaikan semua proses pengobatan dan terapi. Kalau aku berubah pikiran saat kamu sembuh dan ingin menikah lagi, aku pasti akan mempertimbangkan Pak Daniel.”Meski jawaban itu tidak bisa membuat Roni tenang, setidaknya dia memiliki harapan. Dia mengangguk sambil tersenyum dan berkata, “Odelina, terima kasih sudah mau memberikan aku sedikit kesempatan.”Dia akan meminta anak buahnya untuk membawanya ke sini setia
Odelina menerima surat tersebut. Pengacara itu adalah pengacaranya Yenny. Belum ada hukuman yang dijatuhkan atas kasus yang menimpa perempuan itu. Saat ini Yenny tidak diizinkan untuk bertemu siapa pun. Meski perempuan itu sudah dijatuhi hukuman, dia tetap tidak boleh berjumpa dengan Yenny karena Odelina bukan keluarga atau perwakilan.Oleh karena itu dia memberikan surat pada Odelina melalui pengacaranya. Sesungguhnya Yenny sudah pasrah dan siap menunggu ajal menjemputnya. Awalnya Yenny tidak berencana menggunakan pengacara, tetapi keluarganya yang mendatangkan pengacara untuknya. Mungkin demi mendapatkan rumah Roni.Aset tanah dan bangunan milik Roni tertulis namanya juga. Dia juga ada bagian atas rumah tersebut. Keluarganya memanggil pengacara mungkin ingin membantunya untuk mendapat hukuman lebih ringan, atau mungkin demi pembagian harta kekayaan.Dia dan Roni tidak memiliki anak karena pernah keguguran akibat kecerobohannya sendiri. Karena keguguran tersebut membuatnya kehilanga
Sebuah hubungan sudah menghancurkan dia dan Roni. Odelina yang berani mengakhiri pernikahan ini yang merupakan pemenangnya karena mendapatkan kehidupan yang baru lagi.“Yenny, Maaf.”Kalimat tersebut ditulis berulang kali oleh Yenny. Setelah Odelina membaca surat tersebut, dia terdiam cukup lama. Setelah itu dia berkata pada pengacara, “Roni masih terbaring di ICU dalam keadaan sekarat. Akhir cerita Yenny masih belum selesai.”“Saya menerima permintaan maaf dia, tetapi saya nggak bisa memaafkan dia. Setidaknya untuk saat ini saya nggak bisa memaafkannya,” ujar Odelina memberikan jawaban dari surat pemberian Yenny.“Bukan karena dia merusak pernikahan saya dengan Roni, tapi karena target sasaran dia menjadi saya dan anak saya, Russel. Saya nggak bisa memaafkan orang yang nyaris membunuh saya dan anak saya,”“Kalau dia masih ada kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, biarkan dia memperbaikinya dalam penjara. Ketika dia kembali keluar, perbanyak melakukan amal dan anggap sebagai bayar
“Aku nggak mau pulang. Kalau aku melihat muka bersalah ibuku, perasaanku juga jadi sedih,” ujar Daniel yang tidak berbohong juga.Dia tidak menyalahkan ibunya karena ini kesalahannya sendiri yang mengendarai dengan kecepatan tinggi. Akan tetapi ibunya terus menyalahkan dirinya sendiri karena merasa dia yang menyebabkan Daniel kecelakaan.Ketika pertama kali mengetahui lukanya, dia lepas kendali dan marah besar. Hal itu membuat ibunya semakin merasa bersalah.“Aku bisa mengerti rasa bersalahnya ibumu. Orang lain juga pasti akan merasa bersalah. Kamu coba banyak ngobrol dengan ibumu, semua akan jauh lebih baik.”Tetap harus mereka yang menyelesaikan masalah ini. Tidak ada gunanya jika orang luar yang banyak berbicara.“Aku sudah bilang kalau aku nggak menyalahkan mamaku, tapi dia tetap seperti itu. Setiap hari merasa bersalah dan menangis. Aku jengah makanya keluar untuk melepas penat. Aku juga rela duduk di sini seharian penuh.”Yang paling penting karena sekarang dia tidak bisa jalan s
Rika meletakkan kembali ponselnya sambil menebak apa tujuan dari lelaki itu. Namun sesaat kemudian dia melupakan tentang Ricky dan melanjutkan rapat.Ricky yang ada di luar kantor menekan klakson mobil. Satpam yang sedang berjaga melihat sosok Ricky dan bergegas membukakan pintu bagi lelaki itu. Beberapa menit kemudian, Ricky masuk dalam gedung Aurora Group sambil membawa satu ikat bunga mawar merah yang sangat besar.Meski sekarang merupakan jam kerja, ada banyak karyawan yang berlalu lalang. Semua perhatian orang-orang terfokus pada Ricky yang membawa bunga mawar besar.“Pak Ricky,” sapa kedua orang resepsionis dengan sopan.Mereka juga penasaran kenapa Ricky membawa bunga masuk ke kantor. Memangnya bunga itu untuk diberikan pada siapa? Apakah di kantor ini ada sosok yang ditaksir oleh Ricky? Siapa orang beruntung itu?Meski keluarga Adhitama berada di Mambera, kekayaan keluarga itu membuat semua perempuan kaya dari penjuru negara ingin menikah dengan mereka. Tidak ada yang keberatan
Hebat sekali. Memang patut diacungi jempol.“Calvin.”Rosalina berjalan mendekat dan meraih tangan suaminya, lalu berkata lembut, “Dia hanya anjing gila yang suka sembarang gigit orang. Nggak usah pedulikan dia, jangan biarkan dia buat kamu marah. Nggak sepadan, Sayang. Aku sudah sering dimarahinya, sudah mati rasa. Mulut, mulut dia. Dia mau marah apa terserah dia. Kalau aku nggak tahan, aku tinggal suruh orang tampar dia.”Ekspresi tegas Stefan tiba-tiba berubah lembut. Giselle palsu tidak bisa menahan rasa cemburu ketika melihat perubahan ekspresi pria itu. Saat berhadapan dengannya, Calvin bersikap begitu dingin, seolah ingin mencabik-cabiknya. Namun di depan Rosalina, dia menjadi begitu lembut. Pria keluarga Adhitama benar-benar sayang istri.“Aku nggak tahan dengar ada yang hina kamu seperti itu. Kamu murah hati, nggak mau permasalahkan itu dengannya. Tapi aku nggak bisa seperti kamu. Kalau nggak dengar , aku nggak masalah. Tapi kalau sudah dengar, aku harus kasih dia pelajaran.”
“Pak Calvin sudah ada di sini. Perempuan ini nggak tahu malu, terus marahi Bu Rosalina. Aku barusan sudah kasih pelajaran, tapi dia masih saja begitu. Bu Rosalina baik hati. Nggak ada gunanya bahas persaudaraan saat berhadapan dengan orang seperti ini. Kasih pelajaran saja, habis itu usir dia.” Lisa bicara lebih dulu.Calvin hanya meliriknya sekilas, lalu menatap Giselle dengan dingin. “Rosalina terus maafkan kamu karena kamu adik yang lahir dari mama yang sama dengannya. Kamu malah semakin bertingkah. Rosalina bisa saja nggak mau perhitungan denganmu. Tapi aku nggak semurah hati itu. Hina istriku sama saja dengan hina aku. Dari dulu aku suka tampar orang yang berani hina aku.”“Tampar dia dulu, biar dia tahu apa artinya mulutmu harimaumu,” perintah Calvin kepada pengawalnya.Pengawal Calvin tidak bersikap lembut hanya karena Giselle perempuan. Dia menampar wajah Giselle beberapa kali, sampai Giselle bengong sendiri. Ternyata Calvin juga bisa memukul orang. Ralat, bukan memukul dengan
Giselle palsu tersadar. Dia takut ketahuan. Dia pun buru-buru berkata, “Aku benci Rosalina. Aku memang ingin marahi dia. Memangnya kenapa?”Usai berkata, Giselle palsu berlari ke arah mobilnya dan cepat-cepat masuk ke dalam mobil, ingin segera pergi. Siapa sangka, ada sosok yang begitu cepat sehingga berhasil mengejarnya sampai ke samping mobil. Sebelum dia sempat menutup pintu, sebuah tangan besar dan kuat masuk ke dalam mobil, lalu mencengkeram salah satu pergelangan tangannya dan menariknya keluar dari mobil dengan kasar.Giselle melihat pemilik tangan itu. Ternyata pengawal keluarga Adhitama. Pengawal keluarga Adhitama benar-benar hebat. Padahal Giselle merasa dirinya sudah sangat cepat, tapi ternyata dia masih kalah cepat.Pengawal itu menarik Giselle kembali ke depan Calvin. Lisa memelototi Giselle dengan tajam. Sekalipun dia tidak pintar dan IQ-nya terbatas, pengganti ini juga tidak boleh membuatnya terlihat begitu bodoh.Calvin sudah ada di sini, si pengganti ini masih berani p
“Bu Lisa.”Saat Giselle hendak diusir keluar, Rosalina akhirnya buka suara. Dia menatap Giselle palsu yang sedang ditahan oleh pengawal Lisa, dalam kondisi tidak mampu melawan serta tidak bisa berteriak.Setelah itu, Rosalina berkata, “Bu Rosalina, adikku ini kalau ngomong suka nggak pakai otak. Dulu dia terlalu dimanja orang tuanya, sampai nggak kenal rasa takut. Maaf sudah menyinggung Bu Lisa barusan. Sekarang Bu Lisa sudah kasih dia pelajaran. Untuk kali ini biarkan saja, usir saja dia.”Lisa masih memasang wajah tegas. “Bu Rosalina, kamu terlalu baik sebagai kakak, makanya kamu ditindas dia terus. Aku dengar dulu dia sering tindas kamu.”“Yang lalu sudah berlalu. Aku nggak ingin permasalahkan hal itu lagi.” Rosalina bersikap murah hati dan berkata, “Anggap saja dia anjing. Kita manusia kalau digigit anjing, kita nggak bisa balas gigit, kan.”Lisa mengumpat dalam hati. Rosalina, kau anjingnya. Seluruh keluargamu anjing. Setelah menyadari seluruh keluarga Rosalina berarti dirinya ter
Rosalina menatap Giselle. Awalnya Giselle diam saja, tidak memberikan reaksi apa pun. Toh, orang yang dibicarakan Lisa bukanlah dia. Begitu Rosalina menatapnya, dia baru sadar. Sekarang dia adalah Giselle.Giselle pun langsung berteriak, “Dia yang sudah rebut harta keluargaku. Dia juga yang blokir kartu bank-ku, buat aku nggak bisa ambil uang bulananku. Dia juga suruh adikku untuk kurangi biaya hidup yang diberikan ke aku sebanyak 70 persen.”“Sekarang aku nggak punya uang juga gara-gara dia. Kalau bukan cari dia, aku cari siapa? Kenapa aku harus kerja? Aku anak keluarga Siahaan, orang tuaku wariskan harta ratusan miliar untukku. Aku punya uang yang nggak akan pernah habis. Untuk apa aku kerja? Kalau kerja, satu bulannya bisa dapat berapa? Nggak sebanyak uang saku bulananku dulu.”Dulu, Giselle mendapat uang saku bulanan sebesar 600 juta. Jika dia perlu membeli sesuatu yang besar, misalnya mobil mewah, dia hanya perlu bermanja di depan orang tuanya. Nanti mereka akan membelikannya untu
“Aku dengar Bu Rosalina buka sebuah toko bunga dan tokonya sangat besar. Bunga-bunga di toko juga sangat indah. Aku sudah lama ingin datang dan melihat-lihat, tapi nggak pernah punya waktu. Kebetulan sekarang adik iparku sedang libur, jadi nggak perlu aku antar jemput ke sekolah setiap hari.”“Mumpung ada waktu luang, aku keluar jalan-jalan. Baru ingat kalau besok ulang tahun mama mertuaku. Aku sudah siapkan kado ulang tahun untuk mama mertuaku. Tapi masih kurang bunga. Aku baru ingat Bu Rosalina buka toko bunga. Jadi aku langsung ke sini.”Lisa sangat menghayati perannya sehingga Rosalina pun tidak ingin mengeksposnya. Sebelum dia melepaskan topeng Lisa, dia tidak bisa bilang kalau Lisa adalah Giselle.“Bu Lisa sangat berbakti. Mau beli buket bunga sebesar apa, Bu? Biar aku bantu pilihkan bunganya. Dijamin mama mertua Bu Lisa pasti suka.”“Aku jadi menantunya, kasih buket bunga yang sederhana atau yang cocok untuk kasih ke mama mertua saja. Buket bunga terbesar biar papa mertuaku yang
Giselle palsu ditugaskan menjadi pengganti Giselle dalam waktu yang terlalu singkat, sehingga dia tidak sempat memperhatikan apakah ada ciri khusus pada tangan Giselle yang asli.“Suruh dia lepaskan aku. Tanganku sakit. Aku nggak akan pukul kamu lagi.”Giselle mulai ketakutan. Ada pengawal yang begitu hebat di samping Rosalina. Jika dia berani menyentuh Rosalina barang sehelai rambut pun, dia yakin dia akan kehilangan kedua tangannya.Rosalina duduk kembali di meja kasir, lalu memberi isyarat kepada pengawalnya untuk melepaskan Giselle.Si pengawal melepaskan tangan Giselle, tapi dia tidak pergi. Sebaliknya, dia berdiri tidak jauh dari Giselle sambil menatap Giselle dengan waspada. Giselle terus menggosok pergelangan tangannya dengan tangannya yang lain. Pergelangan tangannya memerah, kentara sekali seberapa kuat tenaga yang digunakan pengawal keluarga Adhitama.Saat ini, dua mobil berhenti di depan toko Spring Blossom. Yang satunya mobil mewah, yang satunya lagi sepertinya mobil penga
“Aku nggak akan pergi. Kamu coba saja suruh mereka aku usir aku. Aku akan teriak sepanjang hari di tokomu, biar kamu malu. Toh, reputasiku sudah rusak. Tapi kamu beda. Sekarang kamu menantu keluarga Adhitama.”“Aku nggak takut kamu nggak peduli dengan reputasimu. Sekalipun kamu benar-benar nggak peduli, keluarga suamimu juga nggak peduli? Sekalipun mereka melindungi kamu, orang lain tetap akan bicarakan kamu, bilang kamu nggak pantas jadi menantu keluarga Adhitama. Kalau bukan karena kamu, seharusnya akulah yang akan menikah dengan Calvin. Kamu yang rebut kebahagiaanku.”Rosalina tertawa sebentar. “Kalau kamu bisa, ambil saja kembali apa yang kamu anggap kebahagiaan itu. Kalau nggak bisa, nggak usah teriak-teriak di depanku. Seharusnya? Seharusnya aku juga nona keluarga Siahaan. Tapi bagaimana cara kalian perlakukan aku? Awalnya banyak harta keluarga Siahaan yang seharusnya jadi milikku. Bukankah semua itu juga diambil orang tuamu?”“Sejak awal kamu dan mamamu yang bermimpi ingin menda
Bagian mana dari aktingnya yang tidak bagus sehingga menunjukkan celah? Giselle palsu merasa dia sudah melakukan yang terbaik.“Kenapa aku nggak punya aura nona dari keluarga kaya? Memangnya orang buta seperti kamu punya? Rosalina, sekalipun sekarang kamu bisa melihat lagi, di mataku kamu tetap si buta. Buta, buta!”“Kalaupun aku seperti tomboi, preman, itu semua juga karena kamu dan Jordan. Kalian berdua sudah monopoli harta keluarga Siahaan dan nggak mau kasih aku sepeser pun. Jordan bilang dia akan kasih aku 30 atau 40 juta per bulan, tapi kamu suruh dia kasih aku 6 juta saja. Beberapa waktu lalu aku menjalani operasi kecil. Jordan baru naikkan jadi 10 juta per bulan. Uang segitu bisa buat apa? Buat makan sekali dua kali saja sudah habis.”Rosalina tetap mengatakan hal yang sama, “Kamu punya tangan punya kaki, masih muda masih sehat. Kamu bisa cari kerja untuk hidupi dirimu sendiri. Kalau nggak bisa kerja yang susah, kamu bisa seperti kedua tantemu. Demi cari uang, jadi tukang bersi