Ketika Gavin melihatku datang, dia berpura-pura bangkit dan kembali ke kamar tidur bersamaku.Aku memegang bahunya dan memaksakan diri untuk menyandar di atasnya, seolah-olah dia sedang menggendongku di punggungnya.Aku mengulurkan tangan dan mengambil ponsel itu dari tangannya, hanya untuk menyadari bahwa gelang yang selalu dipakainya itu tidak lagi terlihat akhir-akhir ini.“Mana gelangmu?” tanyaku lagi.Dia mengangkat pergelangan tangannya untuk mengeceknya, lalu menepuk lenganku sambil menarik lengannya. “Tidak kupakai untuk sementara waktu.”Aku takjub.Gavin harus kembali untuk mengambil gelang itu meskipun dia meninggalkannya di rumah lama. Apakah karena dia dan Ayana sudah tidur di ranjang yang sama dan mencapai akhir yang bahagia, jadi dia tidak perlu memakainya lagi?Namun, dia tampaknya sedang tidak dalam suasana hati yang baik, jadi aku tidak mau terlalu banyak membahas hal itu dengannya.“Apakah aku menyebabkan efek buruk untuk perusahaan?”Gavin mengerutkan kening, bersan
Gavin mengangkatku dari tanah dan memelukku. “Kamu mau mengusirku dengan kemampuan seburuk ini?”…Aku tidak tahu siapa yang tidak bisa menahan diri untuk tidak menggeram, memintaku lebih cepat …Aku menggigit bibirku, ingin meladeninya, tetapi tidak mampu mengatakan sesuatu yang memalukan. “Kamu … kulihat kamu cukup menikmati!”Aku mendengus dan memalingkan wajahku. Setelah itu, dia membungkuk dan mengisap cuping telingaku. “Apakah kamu malu sekarang? Kamu cukup berani tadi.”Aku mendorongnya menjauh sambil berpura-pura tenang. “Kamu tidak menyukainya? Tidak akan ada lagi untuk yang berikutnya.”Aku berbalik dan kembali ke kamar. Saat berjalan, aku menjadi sedikit frustasi dan pasir yang lembut itu seakan terasa menyakiti kakiku.Manusia adalah makhluk yang aneh. Didorong oleh hormon, mereka mudah terbawa suasana. Saat terbawa suasana, mereka cenderung melakukan hal-hal yang mereka sesali, seperti sekarang.Gavin menyusulku dalam dua langkah, meletakkan lengannya di bahuku, dan menjel
Pandanganku tertuju pada koper hitam di samping kakinya. “Bukannya kamu baru saja bilang kalau kamu tidak akan pergi?”Gavin melangkah ke arah ranjang dengan kaki jenjangnya dan hendak mengangkat tangannya untuk menyentuh kepalaku, tetapi aku menghindarinya.Dia dengan canggung menarik tangannya yang terhenti. “Baiklah, aku mau pulang.”Aku menngeluh dalam hatiku dan aku tidak bisa menggambarkan apa yang kurasakan.Gavin adalah orang yang sangat menyebalkan.Ketika aku siap untuk melepaskannya, dia malah mempermainkanku dengan penuh kasih sayang. Ketika aku memercayai kebohongannya dan bersikap santai, dia berkata ingin pulang.“Hanya tinggal dua hari lagi, kan?”“Ya, ada yang mendesak.”“Tidak bisakah kamu tidak pulang?”“Aku harus kembali.”“Tapi kamu bilang, kamu akan terus bersamaku selama seminggu.”Kesabaran Gavin menghilang dan ekspresinya menjadi serius. “Aku akan pulang untuk mengurus urusanmu. Kamu lebih tahu, jadi kamu tahu prioritasnya. Aku akan menemanimu kalau ada urusan
Beberapa orang menangis karena perpisahan, beberapa orang juga gembira saat reuni.Aku berjalan tergesa-gesa melewati bandara yang penuh sesak sendirian tanpa membawa koper.Tampaknya, Gavin akan mengingkari janjinya lagi.Dia berkata akan menghadiri persidanganku hari ini, tetapi sampai sekarang aku belum menemuinya dan belum menerima pesan apa pun darinya.Setidaknya aku waktu itu mendoakannya agar perjalanannya lancar sebelum dia naik pesawat.Rasanya ada dinding tak kasat mata di hatiku yang mengurungku dari lingkungan sekitar. Aku memakai topeng senyum untuk memaksa diriku menghilangkan rasa kesepian ini. Aku tidak punya waktu untuk di buang-buang dan tidak boleh membiarkan apa pun memengaruhi kondisi mentalku.Hari ini adalah hari yang penting bagiku.Selama menunggu jadwal sidang, aku bertemu dengan klienku dan seperti yang dia katakan, dia pasti akan datang kalau kesehatannya memungkinkan.Namun, kecantikan yang seharusnya masih bisa mempertahankan pesonanya itu justru ditutupi
Hasil sidang pengadilan sudah jelas.Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada klienku atas kepercayaannya dan aku juga ingin mengucapkan terima kasih kepada hakim karena sudah mendengarkan pendapat seorang pengacara muda sepertiku ketika membuat putusan.Akun Instagram Yeni secara bersamaan mengirimkan pesan, “Terima kasih telah bertemu denganku dan kita akan berpisah mulai sekarang.”Netizen butuh waktu untuk mencerna hal ini, begitu pula Yeni. Dia memegang tanganku dan tubuhnya terus gemetar.Yang bisa kulakukan hanyalah memeluknya alih-alih melepaskannya.Kurasa dia mungkin sedang mengalami perpisahan yang hebat di dalam hatinya, kepada Edward, kepada cinta mereka, dan kepada sisa hidupnya sendiri.Setelah Yeni pergi, aku menerima sisa pembayarannya sebesar 70 miliar ke rekeningku, ditambah deposit uang yang dibayarkan sebelumnya, totalnya menjadi 100 miliar.Yeni benar-benar memegang kata-katanya dengan membayarku dengan jumlah yang memuaskan.Belakangan, aku baru tahu bahwa kasus
Setelah mendengar perkataan sekretaris itu, aku langsung sadar bahwa beberapa hari yang lalu aku tidak membuka internet sama sekali ketika aku pergi liburan karena akan memengaruhi suasana hatiku.Begitu aku mengeluarkan ponselku, sekretarisku buru-buru memegang tanganku dan berkata, “Bu Chelsea, setelah ini Anda bukan lagi bos saya. Tolong setujui surat pengunduran diri saya hari ini.”“Kenapa hari ini?”Meskipun aku sudah menyetujui harga pembelian dengan para pemegang saham, aku belum menandatanganinya. Rincian spesifiknya masih perlu dibicarakan, seperti bagaimana mereka berencana untuk membaginya dan lain sebagainya.Aku menatapnya dengan heran, tetapi tanganku tidak tinggal diam. Aku mengambil tablet yang diserahkannya dan langsung menandatanganinya.Ibuku meninggal dunia dan sekretaris ini pergi. Aku bernegosiasi dengannya untuk membantuku dalam masa transisi, tetapi aku tidak menyangka bahwa selama masa transisi ini, aku dan dia akan berpisah dan juga dengan Grup Audra Asri.“N
Pakaian yang disiapkan Gavin untukku tidak ada di kamar.Hotel ini bekerja sama dengan lebih dari 200 merek dengan berbagai toko mewah di lantai pertama. Namun, saat pelayan mengantarku ke sana, tidak ada seorang pun terlihat.“Anda bisa berbelanja. Pak Gavin sudah mengatur untuk mengosongkan tempat ini terlebih dahulu. Anda bisa mengenakan pakaian apa pun yang Anda suka dan pergi berkencan dengan Pak Gavin …”Pelayan yang mengenakan sarung tangan putih dan berbicara sambil mengangkat jari-jarinya yang menyerupai anggrek ini benar-benar minta dikritik …Aku memilih gaun dengan warna ungu yang menawan.Model atasnya yang ketat bergaya bak bangsawan ini memiliki belahan hingga pusar dan kain kasa tipis mengalir turun dari pinggang. Rok dengan hiasan bunga-bunga anggun memperlihatkan kecantikan menawan saat dikenakan sambil berjalan.Romantis sekaligus seksi.Aku berdandan dengan cantik dan merasa bahwa aku adalah perempuan paling cantik, tetapi saat melihat Gavin, waktu seakan berhenti.
Gavin tertegun sejenak dan nyala api hasrat di matanya berangsur-angsur padam.Dia melambaikan tangannya dan para pelayan di sekelilingnya pun pergi, hanya menyisakan kami berdua di aula megah itu.Baru setelah aku selesai menandatangani, Gavin mengizinkanku berdiri. Dia membalikkan tubuhku hingga aku menghadapnya.Matanya yang gelap menatapku tajam dan meskipun dia tidak berkata apa-apa, aku sungguh merasakan bahwa pada saat itu, ada sedikit getaran antara jiwanya dan jiwaku.Dua jiwa kita saling terikat erat sehingga kita tidak bisa membedakan satu dengan yang lain, seperti tahun-tahun yang telah kulalui bersamanya. Tidak peduli kita saling mencintai atau tidak, itu akan selalu ada keterikatan.Perasaan bahagia yang tak terlukiskan merasukiku, seperti dunia sedang berputar dan aku berasa pusing.Tangannya yang besar memegang kepalaku dan menyentuh ujung rambutku yang panjang sampai punggung. “Nyonya Hans, apakah kamu masih memanjangkan rambutmu untukku?”Bibirku bergetar, tidak menge