Beranda / Rumah Tangga / Permintaan Gila Adikku / 3. Lamaran Calon Adik Ipar

Share

3. Lamaran Calon Adik Ipar

Penulis: Evie Edha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-25 21:07:25

“Jangan mempermalukan dirimu sendiri dengan pulang dalam penampilan seperti itu.”

Mika tertegun. Bingung.

Pria ini … apakah benar sedang peduli padanya.

“Sudah. Aku keluar dulu.”

“Tunggu.” Mika kembali menarik tangan Noval. Ia teringat pada kejadian di jalan tadi. “Lukamu … bagaimana? Ayo kubantu obati dulu.”

“Hanya luka kecil.”

“Tetap saja berdarah.” Mika menghapus sisa air matanya, mencoba memfokuskan diri pada hal lain. Perempuan itu sedikit memutar lengan Noval untuk melihat luka di siku pria itu, bekas terjatuh tadi. “Kan. Berdarah.” Ia mendongak. “Punya obat merah tidak?”

“Tidak.”

Mika menghela napas pelan. “Aku ke warung depan dulu,” katanya. Lalu sebelum Noval bisa menjawab, perempuan itu sudah bangkit dan berlari keluar dan kembali ke sisi Noval dengan obat merah dan plester luka.

“Berlebihan,” komentar Noval. Namun, ia pasrah saja saat Mika membersihkan dan mengobati lukanya. Ekspresinya bahkan tidak berubah. Pria itu hanya menatap Mika dengan tatapan datar. 

Kemudian, Noval berucap, “Tangisanmu tadi terlalu keras untuk pria berengsek seperti kekasihmu itu.”

“Mantan,” ralat Mika cepat. “Sudah putus.”

“Hm.”

Mika kemudian diam. Ia menangkap poin Noval, bahwa ia tidak perlu menangisi Ridwan sampai sebegitunya karena pria itu hanyalah pria berengsek yang bejad saja.

Ya. Harusnya Mika bersyukur sudah ditunjukkan kenyataan seperti ini.

***

Setelah momen asing bersama Noval tadi siang, Mika kembali ke toko terlebih dahulu sebelum pulang.

Untungnya, tidak ada yang menanyakan kenapa wajahnya sembab. Apalagi mentertawakannya.

Atau mungkin, mereka sebenarnya tidak peduli. Sementara Olip tidak tahu ada di mana saat ini karena sejak tadi, Mika tidak melihatnya di rumah.

Entah ke mana dia dan Ridwan hingga sampai sekarang belum pulang juga. Sudahlah. Mika Tidak peduli.

"Aku pulang!" 

Saat Mika sedang menikmati mi instan di depan televisi, ia mendengar suara sang adik. Otomatis, ia mendengus. Tapi ia tidak mengatakan apa pun.

Tak lama kemudian, Olip sudah ada di hadapannya.

"Eh. Ada kakak tercinta." Olip tersenyum, tampak seperti tengah mengejek.  Dia jelas-jelas sedang merayakan kemenangannya. "Terima kasih ya, kakak aku tercinta. Akhirnya Kak Mika mau putus dengan Kak Ridwan. Terbaik deh.

Mika melihat ekspresi haru sang adik yang tampak dibuat-buat. Namun, ia tidak berkomentar ataupun menjawab.

“Kami nggak perlu repot sembunyi-sembunyi kalau mau ketemu. Sekarang, Kak Ridwan sudah resmi jadi milik aku seutuhnya." 

"Apa? Kamu dan Ridwan sudah pacaran?" 

Mika melihat ibunya keluar dari kamar sambil bertanya. Rupanya suara riang Olip terdenagr oleh wanita paruh baya itu.

Olip mengangguk. "Iya, Bu. Terima kasih dulu dong sama Kak Mika yang sudah mau mengalah untuk aku," ujar Olip dengan melirik ke arah kakaknya yang masih menikmati mie instan dengan wajah sok polos.

Ah. Mika jadi tidak nafsu makan lagi.

Apalagi saat sang ibu kemudian berucap, "Terima kasih ya, Nak. Kamu memang kakak yang baik."

Mika akhirnya meletakkan makanannya dan menatap ibunya. “Ibu mengatakan itu karena tidak tahu apa yang sudah Olip lakukan, kan?” ucapnya. Tanpa sadar, kedua matanya mulai berair lagi, sekalipun ia bertekad bahwa Ridwan adalah pria bejad yang tak layak untuknya. “Selama ini Olip sering berhubungan badan dengan Ridwan, Bu. Di belakangku! Anak tersayang ibu itu sudah berkali-kali berzina, menurut pengakuannya sendiri!”

"Hus!” sergah Bu Tuti. Langsung menegur Mika. “Jangan sembarangan kamu. Kalau ngomong dijaga. Adik sendiri kok dikatakan berzina."

Mika menatap ibunya dengan tak percaya. “Ibu … jangan-jangan selama ini Ibu tahu?” cetusnya.

Sang ibu kemudian menggaruk belakang kepalanya, tanpa menjawab. 

Saat itulah Mika paham. 

"Ya Allah, Bu.” Suara Mika bergetar. Rupanya tidak hanya sang adik dan mantan kekasih Mika saja yang hari ini menyakitinya. Sang ibunya sendiri rupanya terlibat. “Tega banget Ibu sama aku." 

Mika pun bangkit dan langsung menuju kamarnya. 

Pantas saja kedua orang tuanya mendukung permintaan Olip yang tidak masuk akal kemarin.

Pikiran dan hati Mika kacau sekali. Baru saja ia mencoba dan bertekad untuk memulihkan hatinya, serta tampil kuat. Tapi pengkhianatan orang tuanya sendiri sungguh tidak masuk akal.

Perempuan itu masuk kamar, tidak memedulikan salam seorang tamu yang baru saja datang di depan pintu.

Sementara itu, di ruang tamu, Bu Titi dan Olip pun menjawab bersamaan. Keduanya segera melihat siapa tamu yang datang malam-malam. 

Terlihat seorang pria paruh baya dengan syal yang menutupi lehernya.

"Pak Heru." Bu Tuti dengan terkejut menyapa. Pria itu adalah ayah dari Noval.

"Pak Purnomo ada, Bu?" Pria paruh baya bernama Heru itu bertanya.

Bu Tuti pun mengangguk. "Ada-ada, Pak. Silakan masuk, biar saya panggilkan shami saya dulu."

Pak Heru mengangguk. Pria itu masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa.

Tak lama, Pak Purnomo keluar.

"Eh, Pak Heru." Dia menyalami tangan tamunya. "Ada apa nih, Pak? Sepertinya ada sesuatu yang ingin dibicarakan?" 

Pak Heru tersenyum tipis. Pria itu menatap lamat-lamat Pak Purnomo. 

"Begini, Pak. Sebelumnya, maaf kalau kedatangan saya mengganggu Bapak,” jelas Pak Heru kemudian. “Saya datang kemari karena atas permintaan anak saya, Noval."

Bu Tuti yang baru saja keluar membawa minuman mengerutkan kening. Dia memberikan minuman itu pada sang suami dan tamunya lalu ikut duduk di samping Pak Purnomo.

"Permintaan Noval? Ada apa memangnya, Pak?" Pak Purnomo pun bertanya.

Pak Heru masih mempertahankan senyumnya. "Noval mengatakan pada saya kalau dia ingin menikahi putri Bapak."

Tentu saja hal itu membuat Bu Tuti dan Pak Purnomo terkejut. Keduanya saling pandang dengan bibir menganga. 

"Noval ingin melamar putri kami, Pak?" 

Pak Heru yang mengangguk.

"Tapi, Pak. Olip masih kuliah. Mana mungkin dia mau menikah?" ujar Pak Purnomo kemudian. Sekalipun bukan itu alasan utamanya.

Namun, Pak Heru yang mendengar nama Olip justru mengerjapkan matanya beberapa kali. Bingung.

"Olip?" tanyanya. “Kenapa jadi Olip, Pak? Noval mengatakan kalau ia ingin melamar Nak Mika.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Pineaple
Gaskeun, val!!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Permintaan Gila Adikku   4. Tumbal Pernikahan

    “Noval mengatakan kalau ia ingin melamar Nak Mika.”Kalimat itu sontak mengejutkan tidak hanya kedua orang tua Mika dan Olip, melainkan juga Mika yang mau tidak mau mendengarnya karena antara kamar dan ruang tamu hanya dibatasi kain kelambu tipis saja.“Apa? Maksudnya bagaimana, Pak?”Mika langsung keluar kamar. Tangisannya tadi sudah hilang sempurna. Ia menatap Pak Heru dengan sepasang mata yang membola, terkejut dan bingung. "Kenapa Noval melamar saya, Pak? Noval kan pacarnya Olip?" tanya Mika dengan rasa bingung yang tidak bisa ditutupi.Padahal ia baru saja bertemu Noval tadi. Pria itu juga tidak mengatakan apa-apa. Kenapa tiba-tiba Noval melamarnya? Mika tidak habis pikir.Sedangkan Pak Heru sendiri juga merasa bingung. Dia menatap Pak Purnomo dan juga Mika secara bergantian. ''Sa–saya juga tidak tahu. Noval tadi hanya mengatakan kalau dia ingin saya melamarkan Mika untuk dia,'' ujarnya dengan jujur.“Mungkin salah, Pak.”Pak Heru menggeleng. “Saya dengan jelas dengar dia menye

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • Permintaan Gila Adikku   5. Permintaan sang Adik

    “Penjaga toko dan tukang bengkel, sementara sebagai guru, Kak Ridwan cocoknya memang dengan aku, calon bidan.”Usai mengatakan itu, Olip meninggalkan Mika sendirian untuk pergi ke kamarnya.Sementara itu, Mika masih kebingungan. Ia baru saja memproses kekasihnya selingkuh dengan adiknya sendiri, lalu ternyata kedua orang tuanya sendiri rupanya mendukung perselingkuhan itu.Belum pulih dari dua hal tersebut, Noval, mantan kekasih adiknya, kini justru melamarnya tanpa mengatakan apa pun sebelumnya.Kenapa semua jadi seperti ini? Apa maksud Noval melakukannya? Apakah pria itu mau membalas Olip? Atau bagaimana?“Ah, pusing,” keluh Mika, menghapus sisa air matanya dengan kasar. Perempuan itu menghela napas. "Kenapa semuanya bisa menjadi serumit ini? Apa maksud Noval dengan melakukan ini?"Namun, tidak ada jawab untuk pertanyaannya. Bahkan hingga Mika terlelap larut, akibat memikirkan kemungkinan-kemungkinan mengapa Noval melamar dirinya, alih-alih Olip, pacarnya.***"Mika! Bangun!"Teria

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • Permintaan Gila Adikku   6. Kejutan Lain untuk Mika

    “Lebih baik uang hajatan itu langsung diberikan pada kami karena kami menikah tidak lama setelah Kakak.” “Benar juga. Sebagai anak sulung, sudah sepantasnya membantu kebutuhan adiknya.” Respons sang ibu sendiri membuat Mika kembali tidak percaya dengan apa yang ia dengar. “Tapi, itu hanya jika Mika tidak keberatan, Bu,” ucap Ridwan, seperti tengah berperan sebagai pria baik-baik. “Jika tidak, mungkin kami bisa buat pesta yang lebih sederhana saja.” “Kak, tapi menikah kan hanya sekali,” ucap Olip sambil bergelayut manja. “Tidak apa-apa. Kak Mika pasti mengerti.” Ia menoleh pada Mika. “Iya kan, Kak?” Mika diam. Ia berusaha mengontrol kemarahan yang bergolak di dalam dadanya agar ia bisa menjaga wibawa dan nada bicaranya. “Iya, aku mengerti,” ucap Mika kemudian. “Tapi bukan berarti aku mengiakan.” Olip mengernyit. “Maksudnya? Kakak tidak mau membantuku?” “Aku pergi dulu.” Sebelum Olip lanjut bicara, Mika sudah berdiri. Ia menatap adiknya dan Ridwan dengan sorot mata jijik. “Kala

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-28
  • Permintaan Gila Adikku   7. Kali Kedua

    “Dua hari ini, kenapa kamu selalu muncul di depanku sambil menangis, hm?”Mika menghapus air mata di pipinya sekalipun itu sia-sia karena ia masih terus menangis.“Noval?” ucapnya dengan suara serak. Baru kemudian ia menoleh ke sekeliling, menyadari bahwa lokasinya saat ini tidak jauh dari bengkel milik Noval."Kenapa menangis di sini?" tanya pria itu kemudian. Mika kembali terfokus pada alasannya menangis saat ini dan hal itu membuat tangisnya makin keras.“Ck.” Noval berdecak, kemudian menarik napas panjang. Sepertinya kebiasaan Mika saat menangis memang demikian. Tapi bukan berarti ia akan memakluminya. "Nangis sih nangis. Tapi lihat sekitar. Kalau kamu menangis di pinggir jalan seperti ini bisa-bisa disangka gila."Meski mendengar itu, Mika tidak mampu menghentikan tangisnya. Padahal jika di rumah, ia tidak pernah bertingkah begini.Lalu kenapa selalu pria itu yang memergokinya dalam kondisi seperti ini?“Astaga,” gumam Noval, terdengar kesal, tapi juga pasrah. Pria itu kemudian

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Permintaan Gila Adikku   8. Tawaran dan Lamaran

    “Kenapa tiba-tiba kamu mengirimkan lamaran kemarin?” tanya Mika tiba-tiba. “Salah sasaran? Atau memang sengaja?”Wajah Noval tidak tampak terkejut, sekalipun topik itu cukup jauh dari curahan hati wanita itu beberapa saat yang lalu. Namun, sepertinya Noval maklum karena cepat atau lambat, Mika pasti akan bertanya. Namun, bukan berarti Noval ingin membicarakannya saat ini. Tidak saat Mika masih kelihatan ingin menangis."Tenangkan dirimu dulu, Mika. In–"Mika menggeleng cepat. "Tidak. Jawab pertanyaanku tadi,” ucapnya tegas. Sekalipun wajahnya masih sembab dan air mata masih mengancam turun, ada sorot yang tak bisa dibantah di matanya. “Apa pun rencanamu, itu melibatkanku.”Tatapan dan ucapan Mika yang tidak bisa dibantah membuat Noval menghela napas berat. Pria itu akhirnya memutuskan untuk duduk kembali.“Paling tidak, hapus dulu ingusmu.” Noval berucap dengan nada tak acuh seperti biasanya.Kali ini, Mika menurut. Ia mengambil beberapa lembar tisu yang tadi diberikan oleh Noval, m

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-30
  • Permintaan Gila Adikku   9. Kartu Hitam

    “Kartu hitam ABC Prioritas!?”Tidak hanya adik dan orang tuanya yang terkejut, melainkan Mika juga tidak habis pikir kenapa Noval memberinya kartu hitam tersebut–yang mana ia ketahui, kartu itu tanpa limit.Apakah kartu ini asli? Noval kan hanya punya bengkel dan bekerja di bengkel tersebut sehari-hari. Bagaimana ia bisa memiliki kartu itu?Atau … pria itu meminjamnya? Demi balas dendam? Mika sama sekali tidak tahu apa-apa. Namun, alih-alih bertanya macam-macam pada Noval, ia memilih untuk menjalankan bagiannya seperti yang sudah mereka sepakati kemarin.“Terima kasih, Val,” ucap Mika dengan senyum. Disimpannya kartu hitam itu baik-baik.Perhatiannya kemudian terfokus pada orang wedding organizer yang datang mendekat padanya dan memberi salam, lalu memperkenalkan diri sebagai ‘Susi’. Dengan ramah, Mika mempersilakan wanita itu untuk mendekat padanya agar mereka bisa mendiskusikan mengenai rencana pesta.“Tapi kenapa memutuskan pakai WO, Nak Noval?” tanya Pak Purnomo sementara Mika se

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Permintaan Gila Adikku   10. Kepanasan

    “Wah, wah. Murah dong, buat si pemilik kartu hitam itu.”Mika mendengar ejekan dari adiknya tersebut, tapi dia tidak membalas. Pikirannya sibuk menghitung jika harga dekorasi pelaminannya saja tiga puluh juta, lantas jika ditambah total dan katering, lalu harga sewa dan sebagainya, maka–“Kamu suka?” Pertanyaan Noval membuat Mika mengalihkan fokusnya pada pria itu. Noval sedang menatap lurus ke arah Mika setelah sepintas ia melirik pada katalog yang sedang dibicarakan.“Ya?” tanggap Mika. “Yah, dekorasinya cantik. Tapi–”“Kalau kamu suka, tidak apa-apa. Ambil saja,” kata Noval lagi dengan santai. “Untuk harga, itu urusanku.”Entah kenapa, ucapan Noval membuat Mika merasa tenang. Bukan karena pria itu sedang membicarakan soal uang dan biaya, melainkan karena untuk pertama kalinya, Mika merasa ia sedang didukung. Bahwa Mika sekarang punya rekan sekaligus teman.Karena ucapan Noval itu juga, Mika pada akhirnya memilih dekorasi pelaminan tersebut.Hal itu jelas saja langsung membuat Olip

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Permintaan Gila Adikku   11. Pernikahan Tanpa Wali

    "Bapak mau menyampaikan kalau Bapak tidak akan menjadi wali nikah kamu."Mika terdiam, antara terkejut dan tidak. Tidak terkejut, karena beberapa waktu belakangan ini, Mika sendiri berpikir mengenai wali nikah.Karena sekarang ia tahu bahwa ia bukanlah anak kandung Pak Purnomo berkat ucapan yang ia dengar tempo lalu. Mika belum tahu bagaimana ceritanya hingga ia diasuh oleh Pak Purnomo dan Bu Tuti atau apakah orang tuanya masih hidup atau tidak, serta siapa sebenarnya walinya.Meski begitu, Pak Purnomo masihlah wali yang sah untuk Mika, bukan? Namun, pria itu kini menolak menjadi wali nikahnya. Itulah yang membuat Mika terkejut.Setidak suka itukah keluarga ini pada Mika?"Kenapa, Pak?" Akhirnya Mika bertanya. "Bukankah Mika sudah menuruti perintah Bapak untuk menikahi Noval?"Dalam hati, Mika kembali bertanya. Apakah … akhirnya hari ini kedua orang tuanya itu akan jujur pada Mika bahwa mereka bukankah orang tua kandungnya?"Bapak tidak bisa saja, menjadi wali nikah kamu." Pak Purnom

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03

Bab terbaru

  • Permintaan Gila Adikku   159

    "Ada apa tuh? Ada apa?" tanya para tetangga yang berkumpul di depan rumah Mika dan melihat keributan antara kakak beradik itu. "Mana aku tahu? Lah ini baru mau lihat." Yang lain menjawab. Mereka pun mulai fokusuntuk melihat dan mencari tahu apa yang sebenatnya terjadi. Mika yang memang sedang berada di rumah beristirahat tak pergi ke toko karena kejadian beberapa hari lalu terkejut dengan kedatangan sang adik yang tiba-tiba saja marah-marah dan juga meneriakinya dengan alasan dia yang sudah menggoda Ridwan. Tentu saja Mika merasa bingung. "Apa maksud kamu?" tanya Mika dengan kerutan di kening dia menatap wajah sang adik yang menunjukkan kemarahan. "Nggak usah pura-pura nggak tahu!" teriak Olip sekali lagi. Bola matanya melotot dan dia mengangkat dagu. "Kak Mika ngapain gidain suami aku?" tanyanya dengan menunjuk ke arah wajah Mika. "Jangan semabrangan kalau ngomong kamu." Mika yang sejak tadi hanya memerhatikan kemarahan adiknya kini mulai tersulut emosi. Apalagi dengan tuduhan

  • Permintaan Gila Adikku   157

    "Ada apa tuh? Ada apa?" tanya para tetangga yang berkumpul di depan rumah Mika dan melihat keributan antara kakak beradik itu."Mana aku tahu? Lah ini baru mau lihat." Yang lain menjawab. Mereka pun mulai fokusuntuk melihat dan mencari tahu apa yang sebenatnya terjadi.Mika yang memang sedang berada di rumah beristirahat tak pergi ke toko karena kejadian beberapa hari lalu terkejut dengan kedatangan sang adik yang tiba-tiba saja marah-marah dan juga meneriakinya dengan alasan dia yang sudah menggoda Ridwan.Tentu saja Mika merasa bingung. "Apa maksud kamu?" tanya Mika dengan kerutan di kening dia menatap wajah sang adik yang menunjukkan kemarahan."Nggak usah pura-pura nggak tahu!" teriak Olip sekali lagi. Bola matanya melotot dan dia mengangkat dagu."Kak Mika ngapain gidain suami aku?" tanyanya dengan menunjuk ke arah wajah Mika."Jangan semabrangan kalau ngomong kamu." Mika yang sejak tadi hanya memerhatikan kemarahan adiknya kini mulai tersulut emosi. Apalagi dengan tuduhan tidak

  • Permintaan Gila Adikku   156

    Mendengar cerita suaminya, tentu saja Olip menjadi marah. Perempuan itu meradang dan langsing bergegas pergi untuk menemui kakaknya. "Kurang ajar. Berani-beraninya Kak Mika ini." Dia bersungut-sungut.Ridwan yang terkejut dengan reaksi Olip pun ternyata langsung mengejar langkah sang istri. Dia menahan lengan Olip ketika berhasil mengejar langkah istrinya. "Kamu mau ke mana?" tanya Ridwan."Mau ke rumahnya Kak Mika." Olip pun menunjuk ke arah rumah Mika.Sudah Ridwan duga. "Ngapain?" tanyanya kemudian dengan ekspresi terkejut."Ya mau ngelabrak mereka lah," jawab Olip penuh dengan ambisi."Nggak suami nggak istri sama aja," sambung Olip.Bola matanya melotot, warna kulit wajahnya terlihat memerah pertanda kalau perempuan itu tengah menahan amarah. "Enak aja dia godain kamu. Nggak tahu malu. Udah punya suami juga. Masih aja godain suami orang. Mana suaminya gebukin kamu lagi. Harusnya tuh yang Noval gebukin istrinya yang ganjen itu."Noval ikut melotot. "Nggak usah." Dia menahan tangan

  • Permintaan Gila Adikku   155

    Ternyata, apa yang katakan Pak Purnomo membuat Olip berpikir. Perempuan itu merasa apa yang dikatakan bapaknya benar. Tidak mungkin Noval datang dan memukul Ridwan tanpa alasan. "Pasti ada sesuatu di balik semua ini," ujarnya kemudian."Udah dua hari ini suamiku nggak bisa nyari kerja gara-gara dihajar Noval tanpa jelas. Bikin kesel aja." Dia menggerutu."Sebaiknya aku tanyakan saja pada Kak Ridwan apa yang sebenarnya terjadi. Biar aku tahu alasan kenapa Noval main pukul Kak Ridwan. Biar aku ada penjelasan yang jelas ketika aku melaporkan Noval nanti." Dia menjentikkan jari dan tersenyum.Perempuan itu meletakkan gelas yang sebelumnya berisi susu nutrisi ibu hamil lalu pergi menuju kamarnya di mna Ridwan sedang beristirahat di sana."Loh, Lip? Mana minuman untuk aku?" tanya Ridwan yang melihat istrinya kembali tanpa membawa apapun padahal tadi dia meminta Olip untuk mengambilkan minuman.Olip tidak menjawab. Perempuan itu malah menaiki ranjang lalu duduk di hadapi Ridwan. Dia memberik

  • Permintaan Gila Adikku   154

    "Sekarang katakan. Apa yang sudah kamu lakukan sehingga Noval memukuli kamu?" tanya Pak Purnomo yang sudah mengantuk Ridwan ke ruang tamu rumah mereka.Sedangkan Ridwan yang ditanya seperti itu malah menghindari tatapan bapak mertuanya. Dia berdesis cukup keras sembari memegangi bagian-bagian tubuhnya yang dipukuli Noval seolah memberitahukan betapa sakitnya pukulan itu.Cara yang dilakukan oleh Ridwan berhasil menarik simpati Olip. Perempuan itu pun menatap bapaknya dan menepuk lengan bapaknya pelan. "Bapak ini. Kaka Ridwan lagi kesakitan ini. Kok malah ditanya-tanya sih?" "Ya bapak, kan hanya tanya. Apa susahnya dia tinggal jawab. Orang tinggal buka mulut aja. Nggak harus jalan kaki sepanjang lima kilo mereka." Pak Purnomo berujar."Ya, kan tapi suami aku ini sedang kesakitan. Lihat itu ujung bibirnya lebam. Pasti sakit kalau dibuat bicara," ujar Olip dengan menunjuk ke arah ujung bibir Ridwan yang terlihat merah."Harusnya Bapak itu tanya tuh menantu Bapak yang satunya. Kenapa dia

  • Permintaan Gila Adikku   153

    Perkelahian antara Noval dan Ridwan yang terjadi di luar rumah tentu saja itu menjadi bahan tontonan gratis para warga. Mereka berkumpul melihat apa yang terjadi serta bertanya-tanya apa yang membuat ini terjadi.Dua pria itu saling pukul. Ya, Ridwan membalas karena tidak ingin kalah. Sayangnya, dari postur tubuh saja sudah jelas dia akan kalah. Apalagi kali ini Noval bertindak dengan amarahnya."Pak. Bu. Tolongin suamiku," ujar Olip yang sudah menangis melihat suaminya dipukuli secara membabi buta oleh Noval.Perempuan itu terlihat panik meskipun akhir-akhir ini dia merasa kesal pada suaminya. "Bu. Gimana ini?" tanya Olip dengan menarik tangan ibunya lalu dia menggoyangkan beberapa kali dengan perasaan cemas."Ibu juga nggak tahu." Bu Tuti menggeleng pelan.Dia menatap ke arah suaminya. "Pak. Pisahin dong mereka." Dia menunjuk ke arah Noval dan Ridwan. "Kasihan itu Ridwan. Jangan dibiarin saja." Dia melanjutkan.Kali ini Bu Tuti menatap Noval dan Ridwan yang masih berkelahi. "Noval.

  • Permintaan Gila Adikku   152

    "Keluar! Atau aku tendang pintu ini!" Suara Noval terdengar jelas kalau pria itu tengah marah besar. Ridwan yang bwrada di dalam kamar Olip kini sedang ketakutan."Kamu ini kenapa sih? Keluar sana. Noval udah teriak-teriak itu. Berisik tahu," ujar Olip yang merasa kesal dengan suaminya. Bukannya segera keluar ketika ada yang mencari malah tidur di sampingnya. Mana pakai acara menyimpan wajah di punggung Olip.Olip risih merasakannya."Keluar sana," ujar Olip sekali lagi.Ridwan yang merasa ketakutan menggeleng cepat. "Enggak ah.""Kok enggal. Itu Noval udah manggil kamu dari tadi." Olip mengibaskan tangan suaminya yang memegang pundaknya."Nggak mau. Orang aku mau tidur kok dia malah nyariin." Ridwan tetap menolak. Jelas dia tahu apa hal yang membuat Noval mencari dirinya. Itu kenapa dia tidak mau bertemu dengan pria itu.Olip yang muat sikap suaminya pun mulai merasa curiga. Tatapannya memicing. "Aku curiga deh sama kamu." Olip mengerutkan kening.Ridwan pun menatap sang istri. Dia

  • Permintaan Gila Adikku   151

    Mika menangis dalam pelukan sang suami. Setelah kejadian di toko dan sang sopir menolongnya, Mika langsung diantar pulang oleh sang sopir. Tak lupa juga orang kepercayaan Nyonya Saseka itu menghubungi Noval untuk memberitahukan kejadian ini.Kini, dalam pelukan Noval Mika menenggelamkan wajahnya pada wajah bidang sang suami. "Aku benci dia. Aku sangat membencinya," ujar Mika di sela tangisnya.Noval menepuk pelan punggung sang istri. "Sudah. Jangan sampai kamu sakit karena hal ini," ujarnya mencoba menenangkan sang istri. Terlihat jelas kalau Mika merasa syok akan kejadian tadi.Noval sudah mendengar penjelasan dati sopir sang istri. Dia merasa beruntung karena pria itu datang di waktu yang tepat. Entah apa yang terjadi pada istrinya jika sopir itu tidak ada.Percayalah. Noval kini merasa gagal dengan keadaan Mika. Hanya ada kemarahan dalam diri pria itu mengetahui sang istri yang hampir dilecehkan oleh orang lain. Orang yang sangat dibenci oleh Noval.Meski wajah pria itu tak menunju

  • Permintaan Gila Adikku   150

    da"Apa maksud kamu?" Mika bertanya marah.Meski prempuan itu merasa terkejut dengan apa yang dikatakan Ridwan dan di dalam dirinya bertanya-tanya dari mana pria itu mengetahui semua hal itu, Mika mencoba untuk menguatkan diri agar Ridwan tidak semakin yakin dengan apa yang baru saja dikatakannya itu.Ridwan malah tertawa. "Sudah. Kamu tidak usah mengelak lagi. Aku tahu semua itu." Dia mengibaskan tangan ke udara."Sekarang, kita ganya berdua saja. Kamu tidak perlu berbohong lagi. Katakan saja dengan jujur, Mika. Kalau kamu, sebenarnya masih mencintai aku sampai saat ini, kan?" Dia terkekeh dengan tatapan menyelidik. Alisnya naik turun bergantian."Sudah berapa kali aku datang padamu untuk meyakinkan kamu agar kamu tidak perlu berpura-pura lagi. Jangan takut sama orang-orang yang akan menentang hubungan kita. Aku akan berjuang untuk masa depan kita."Cih. Ingin muntah rasanya Mika mendengar kata-kata dari Ridwan. Bola mata Mika melotot dengan lebar. "Jangan halu kamu, Wan. Mana ada aku

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status