Beranda / Rumah Tangga / Permintaan Gila Adikku / 11. Pernikahan Tanpa Wali

Share

11. Pernikahan Tanpa Wali

Penulis: Evie Edha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-03 09:53:01

"Bapak mau menyampaikan kalau Bapak tidak akan menjadi wali nikah kamu."

Mika terdiam, antara terkejut dan tidak.

Tidak terkejut, karena beberapa waktu belakangan ini, Mika sendiri berpikir mengenai wali nikah.

Karena sekarang ia tahu bahwa ia bukanlah anak kandung Pak Purnomo berkat ucapan yang ia dengar tempo lalu. Mika belum tahu bagaimana ceritanya hingga ia diasuh oleh Pak Purnomo dan Bu Tuti atau apakah orang tuanya masih hidup atau tidak, serta siapa sebenarnya walinya.

Meski begitu, Pak Purnomo masihlah wali yang sah untuk Mika, bukan? Namun, pria itu kini menolak menjadi wali nikahnya. Itulah yang membuat Mika terkejut.

Setidak suka itukah keluarga ini pada Mika?

"Kenapa, Pak?" Akhirnya Mika bertanya. "Bukankah Mika sudah menuruti perintah Bapak untuk menikahi Noval?"

Dalam hati, Mika kembali bertanya. Apakah … akhirnya hari ini kedua orang tuanya itu akan jujur pada Mika bahwa mereka bukankah orang tua kandungnya?

"Bapak tidak bisa saja, menjadi wali nikah kamu." Pak Purnom
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nispawati Mahfud
bagus alur ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Permintaan Gila Adikku   12. Ratu Sehari

    "Sial. Habis berapa Noval menyewa mobil-mobil itu!?" Mika mendengar Olip merutuk dibelakangnya. "Ah, atau jangan-jangan itu semua mobil bengkel?"Mika hanya diam saja mendengarkan semua gumaman dan spekulasi semua orang.Sendirinya, ia sendiri heran dan tidak tahu dari mana Noval mendapatkan semua mobiltersebut serta berapa biaya yang dikeluarkan."Pak, Bu, Nak Mika." Pak Heru menyapa ketika ia dan rombongan sampai di depan Mika dankeluarga. "Perkenalkan, ini ayah dan ibu Noval."Kedua orang tua Noval dan Mika saling berjabat tangan dan berkenalan. Mika memasangsenyum sopan, teringat informasi bahwa Pak Heru yang selama ini diduga sebagai ayahNoval, sebenarnya adalah paman Noval semata."Astaga. Ini calon mantu Mama?" Tiba-tiba, wanita paruh baya di hadapan Mika berucap.Beliau adalah ibu Noval. "Cantiknya."Mika yang masih terkejut pun menunduk malu. "H-halo, Tante," gumamnya lembut."Kok ‘tante’? Panggilnya ‘mama’ ya, Sayang," ucap wanita paruh baya itu.Sementara itu, p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Permintaan Gila Adikku   13. Bukan Suami Biasa

    "Jangan dengarkan mereka. Dengarkan hal yang baik-baik saja, Mika."Mika tidak mengelak. Dia hanya menarik napas dalam dan memejamkan mata, mengontrol rasa sakit yang menusuk hatinya. Hingga beberapa saat kemudian dia merasakan Noval melepaskan tangan dari kedua telinganya, membuat Mika kembali membuka matanya.“Ayo kembali,” ajak wanita itu pelan. Tanpa bertanya apakah Noval turut mendengarkan ucapan keluarganya sejak tadi seperti Mika.“Tunggu.”Dengan hati-hati, Noval menggandeng tangan Mika dan masuk ke dalam ruangan tersebut, mengejutkan ketiga orang tadi akan kehadiran mereka.Seperti sedang merasa bersalah, Pak Purnomo langsung mengalihkan pandangan. Sementara Bu Tuti dan putrinya melotot menatap kedatangan sepasang suami istri baru tersebut. Tampaknya, semua orang di sana khawatir obrolan mereka beberapa saat lalu didengar oleh keduanya."Kenapa kalian seperti terkejut begitu?" tanya Noval dengan ekspresinya yang selalu sama. Datar.Olip dan Bu Tuti sama-sama menggeleng."Tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Permintaan Gila Adikku   14. Malam Pertama

    “Cari tahu informasi tentang keluarga kandung istriku.”Usai mengucapkan perintah itu, Noval menutup teleponnya. Pandangannya mengitari kamar yang ditempatinya saat ini. Tidak ada banyak barang di kamar Mika. Bahkan tidak ada alat rias ataupun perawatan wajah di nakas wanita itu. Noval hanya melihat sisir, ikat rambut, dan beberapa barang lain di sana. Ruangan ini tampak sederhana dan rapi, mencerminkan pemiliknya.“Ternyata selama ini, begini dia hidup,” gumam Noval. Pria itu tampak tengah memikirkan sesuatu.Sementara itu, usai membersihkan diri, Mika tampak ragu memasuki kamarnya.Rencana awal, Mika dan Noval akan pergi ke tempat Noval. Di sana, pria itu hidup sendiri. Karenanya, akan lebih mudah tidur secara terpisah.Namun–sekarang Mika baru memikirkannya–jika mereka tetap di sini, otomatis mereka harus tidur di satu kamar dan satu ranjang. Akan aneh jika tidak demikian, sekalipun pernikahan mereka bukan diawali dengan rasa cinta.“Ini kan buat balas dendam saja,” batin Mika. “

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Permintaan Gila Adikku   15. Olip Ingin Pesta Mewah

    “Tidurmu nyenyak?”Mika menoleh menatap suami yang menikahinya kemarin itu dengan raut wajah lelah saat Noval menanyakan hal itu.Sejujurnya, Mika tidak bisa tidur dengan baik. Rasanya aneh mendapati orang lain, apalagi pria, tidur satu ranjang dengannya semalam. Asing, Mika tidak biasa.“Cuci wajahmu, Mika. Jangan menatapku seperti itu.”“Salah siapa coba?” gerutu Mika, mengalihkan pandangan ke cermin nakas. Mika beruntung tidak ada air liur kering di sudut bibirnya atau kotoran mata. Setidaknya, penampilan paginya tidak bisa dijadikan olok-olok oleh Noval lebih jauh.Mika kemudian beringsut ke tepi tempat tidur dan berniat melangkah ke seberang untuk persiapan mandi.Namun, sayangnya, wanita itu justru tersandung dan berakhir jatuh terduduk di pangkuan Noval.“Eh–”Tiba-tiba pintu kamar mereka terbuka tanpa diketuk sama sekali, lalu menampilkan kepala Olip yang menyembul dari celah pintu.“Duh, pengantin baru sok mesra sampai tidak ada yang bantu-bantu pagi ini,” cemoohnya langsung

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Permintaan Gila Adikku   16. Makin Tidak Masuk Akal

    “Harus lebih mewah. Dan biayanya … bisa dari uang Kak Mika!”Hening sejenak menyambut ucapan Olip, sebelum kemudian terdengar komentar Mika, “Kamu gila ya?”Tampaknya, tidak hanya Mika yang terkejut, tapi Pak Purnomo juga. Tampaknya beliau tidak tahu kalau putri bungsunya itu akan meminta hal sejauh itu.Hanya Bu Tuti dan Noval yang tidak terlihat terkejut. Bu Tuti karena sudah tahu, dan Noval karena memang ia tidak mudah dikejutkan oleh tingkah gila adik iparnya tersebut.Namun, pria itu turut berkata, "Calon suamimu tidak mampu memberikan pesta seperti yang aku berikan pada Mika kemarin?" Noval tersenyum tipis, tampak sinis. “Tidak becus jadi lelaki. Buang saja lelaki tidak berguna itu.”"Apa kamu bilang!?" Tiba-tiba terdengar teriakan dari ambang pintu depan. Ridwan rupanya sudah ada di sana dengan tatapan tajam. “Coba ulangi.”Dengan santai, Noval menatap pria yang baru saja datang tersebut. “Pria tidak berguna,” ulangnya.Ridwan langsung mendekati Noval. “Kamu–berani-beraninya ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Permintaan Gila Adikku   17 Pembalasan Kecil

    “Sebagai bagian dari keluarga ini, kalian harus bantu Olip. Jika kesulitan … bagaimana kalauIbu minta uang hasil hajatan kemarin dulu?”Mika tidak habis pikir dengan ucapan Bu Tuti, sampai-sampai akhirnya wanita itu tertawakecil.Keluarganya sungguh lucu! Kenapa baru sekarang Mika menyadarinya ya?Atau sebenarnya ia sudah sadar sejak dulu, tapi karena dirinya haus pengakuan dan kasihsayang, ia jadi pasrah-pasrah saja ditindas oleh mereka berkali-kali.“Bagaimana, Mika?” kejar Bu Tuti, tidak akan menyerah sebelum Mika menyanggupinya.“Kemarin tamu kamu banyak itu, bermobil juga kan beberapa? Pasti sumbangannya besar.”“Oh ya, aku juga mau pakai WO Kakak kemarin,” imbuh Olip tiba-tiba. Ia berpikir, iamemiliki celah karena tawa kakaknya. Toh, Mika selalu akan mengalah dan menuruti jika iasudah tantrum begini. “Kirimi nomornya, Kak.”Masih dengan senyum terkulum, Mika menoleh pada Noval, yang kemudian mengangguk.“Setelah ini, kita cari makan,” ucap pria itu kemudian dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Permintaan Gila Adikku   18. Ada di Pihak Mika

    “Diam! Ini gara-gara mataharinya mulai tinggi, jadinya panas.”Alasan itulah yang digunakan Mika untuk menjelaskan wajahnya yang memerah. Lagian,kenapa tiba-tiba Noval menggandeng tangannya? Di sini kan tidak ada Olip maupun Ridwan!Aneh-aneh saja.Berkat kejadian tiba-tiba itu juga, Mika tidak banyak bicara selama mereka makan di warungdekat jalan raya. Sementara Noval yang memang sejak awal orang yang kaku dan pendiam,jelas tidak bisa memulai obrolan seperti yang dilakukan Mika biasanya.Baru ketika mereka selesai makan, Noval bertanya, “Mau pulang sekarang?”Mika menghela napas. “Mereka masih ribut soal pesta tidak ya,” gumamnya. “Aku malasbertemu Ridwan juga.”“Hm.” Noval memandang istri yang baru kemarin dinikahinya. “Cemburu? Masih sayang?”“Hus,” tukas Mika, langsung cemberut. “Kamu tidak dengar bagaimana dia menyombongkandiri? Mana mungkin aku masih ada perasaan pada pria seperti itu.”Itu benar. Sekalipun masih sakit hati karena dikhianati, Mika sama sekali

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Permintaan Gila Adikku   19. Siapa Yang Nikah Siapa Yang Harus Membayar

    Mika dan Noval kembali ke rumah setengah tujuh setelah mereka mencari sarapan bersama. Baru memasuki rumah, mereka sudah mendapat ocehan Olip. "Kalian ini cari sarapan lama banget sih? Aku sudah lapar nih." Sudah dengan seragam kuliahnya, Olip berdiri di hadapan Noval dan Mika.Dia menatap tangan Mika dan Noval yang tidak membawa apa pun. "Mana makanannya?" tanya Olip bingung.Detik kemudian dia melotot dan menganga. "Kalian tidak membelikan kami makanan?" tanya Olip dengan suara meninggi.Bu Tuti yang ada di belakang pun langsung keluar. "Ada apa sih, Lip? tanya Bu Tuti."Ini, Bu. Mereka tidak membelikan makanan untuk kita." Olip menunjuk ke arah Mika dan Noval.Bu Tuti melotot. "Astaga. Kami sudah menungu dari tadi.""Kalian tidak bilang kalau mau nitip," ujar Mika dengan ekspresi polosnya.Bu Tuti dan Olip sama-sama mendelik. "Kalian, kan tadi pergi beli sarapan? Kalian tidak membelikan kami juga?""Saya tidak pernah merasa mengatakan kalau akan membelikan kalian makanan." Noval be

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14

Bab terbaru

  • Permintaan Gila Adikku   104.

    "Kamu gila, Kak?" tanya Olip tak habis pikir. Kemarahannya sudah mencapai ubun-ubun. Istri mana yang tidak akan marah kalau mendengar suaminya menawari perempuan lain untuk menjadi istri. Diamau dimadu."Bisa-bisanya Kak Ridwan menawari Kak Mika menjadi istri Kakak? Kakak sudah tidak waras!" bentak Olip.Ridwan yang merasa pusing mendengar teriakan Olip, langsung menatap Olip dengan tajam. "Hah! Bisa tidak kamu diam! Setiap hari bisanya hanya teriak saja. Pusing kepala aku!" Ridwan ikut berteriak!"Aku berteriak juga karena Kak Ridwan. Istri mana yang tidak akan marah kalau suaminya menawarkan perempuan lain untuk menikah dengannya. Kakakku pula yang kamu tawari," ujar Olip marah. Rasanya dia ingin berteriak dengan kencang saja."Semua itu karena aku baru sadar. Kalau Mika lah yang aku butuhkan. Mika yang aku cintai. Aku hanya bernafsu saja dengan kamu," ujar Ridwan dengan menunjuk istrinya. Tatapannya masih tajam dan penuh kemarahan.Olip semakin merasa tidak percaya mendengar apa ya

  • Permintaan Gila Adikku   103. Olip Cemburu

    Untuk sesaat keduanya saling tatap satu sama lain. Mika yang menunggu jawaban Noval, dan Noval yang merasa tertegun dengan pertanyaan dari Mika."Kok diam?" tanya Mika kemudian.Noval pun tersadar. Dia mengedipkan matanya beberapa kali lalu melanjutkan aktivitasnya. "Lebih ke arah kebersihan. Secara Ridwan adalah orang yang jorok," ujar Noval kemudian yang tentu itu hanya alasan."Oh gitu?" Mika mengangguk beberapa kali. Keduanya pun keluar dari kamar mandi lalu keluar dari toko."Aku kira kamu cemburu," ujar Mika ketika melihat suaminya yang sedang menutup toko. Rupanya tugasnya berganti pada Noval.Noval membalikkan badan menatap Mika ketika sudah mengunci toko. Dia meraih tangan Mika lalu memberikan kunci toko pada Mika. "Kenapa kamu tanyanya sejak tadi itu mulu?"Mika menggenggam kunci yang diberikan Noval lalu memasukkannya pada tas yang dia bawa. Mika menggeleng. "Nggak papa. Cuma mau tanya aja?"Noval menaiki motornya lebih dulu. "Kamu ingin tahu aku cemburu apa tidak?" tanyany

  • Permintaan Gila Adikku   102. Tawaran Jadi Istri Kedua?

    "Apa?" Tentu saja Mika merasa syok. Bahkan toples permen yang ada di tangannya dan akan dipindahkan ke dalam toko sebab toko akan tutup langsung terjatuh. Untung saja isinya tidak berceceran. "Biar aku bantu," ujar Ridwan ketika melihat toples itu jatuh. "Nggak usah nggak usah," ujar Mika cepat. Dia pun lebih memilih mengambilnya sendiri daripada menerima bantuan Ridwan. Bukan apa. Dia hanya takut kalau Noval salah paham saja melihatnya nanti mengingat suaminya itu akan datang. "Ngapain sih kamu di sini?" tanya Mika sekali lagi. Dia tak sungkan memperlihatkan wajah bencinya pada Ridwan. "Untuk menanyakan hal tadi," ujar Ridwan kemudian. "Wan. Kamu sudah gila, mending kamu ke rumah sakit sana. Jangan di sini," ujar Mika kemudian dengan menunjuk ke segala arah. Ridwan terkejut Mika mengatai dirinya gila. "Mik. Aku nggak gila." Dia menggeleng cepat. "Kalau nggak gila apa? Sinting? Mabok? Atau syarafmu sudah putus?" tanya Mika kemudian. Dia berkacak pinggang dengan tatapan tajam pad

  • Permintaan Gila Adikku   101. Ridwan Menggila

    "Ibu ngagetin aja," Ridwan sdah merasa deg-degan. Dia pikir tadi adalah bapaknya. Tentu saja diamerasa takut kalau bertemu kembali dengan Pak Eko. Dia yakin kalau dia akan dihajar kembali jika bapaknya itu melihat keberadaan dirinya di sini."Makan," jawab Ridwan pada pertanyaan ibunya tadi. Tanpa sungkan dia langsung mengambil nasi dan lauknya cukup banyak dan memakannya dengan lahap.Bu Lestari duduk di hadapan putranya. "Makanmu kayak orang yang nggak makan satu bulan aja.""Aku belum makan sejak pagi," jawab Ridwan di sela makannya dengan mulut penuh."Olip nggak masak?" Bu Lestari kembali bertanya."Ibu kayak nggak tahu aja," jawab Ridwan. Bu Lestari pun membiarkan anaknya makan."Kok bisa sih kamu sama Olip punya vidio kek gitu?" tanya Bu Lestari dengan kesal.Ridwan melirik ke arah ibunya beberapa kali sebelum menjawab. "Ya namanya juga pasangan, Bu. Ya wajarlah."Bu Lestari langsung memukul lengan putranya. "Kok bisa kamu melakukan itu sebelum menikah? Bikin malu aja.""Ya gim

  • Permintaan Gila Adikku   100. Cekcok

    Ridwan memarkirkan motor milik Olip di depan kontrakan mereka. Pria itu meletakkan sepatunya asal lalu memasuki kontrakan dengan wajah kesal. "Sial*n." Dia berujar kemudian.Olip yang sebelumnya tengah asyik melihat ponsel miliknya langsung menoleh ke arah kedatangan suaminya. Dia menatap bingung Ridwan yang tampak marah-marah."Kamu kenapa?" tanya Olip kemudian."Jangan tanya dulu kamu. Aku lagi kesel," ujar Ridwan. Pria itu berbaring membelakangi sang istri.Olip tang tipikal tidak suka diabaikan pun mengabaikan peringatan Ridwan. Dia meletakkan ponselnya dan memegang pundak sang suami lalu membua Ridwan mengubah posisinya menjadi menatap ke arah dirinya."Masalahnya aku nggak suka lihat kamu kek gini. Wajah kesal kamu itu bikin mood aku ikutan ancur. Bawaanya pengen marah," ujar Olip dengan nada tinggi yang selalu dia keluarga ketika berdebat dengan Ridwan.Ridwan langsung bangkit dari posisinya dan duduk menghadap Olip. "Lip. Jangan ajak aku bertengkar sore ini. Oke? Aku sudah ter

  • Permintaan Gila Adikku   99. Surat Dari Kampus

    Bu Tuti datang bersama sang suami dan membawa semua hal yang diinginkan oleh Olip. Meski dia merasa kesusahan untuk membawanya, tetapi dia tetap membawakannya demi sang anak.Pak Purnomo sempat tidak mau untuk datang ke kontrakan Olip, tetapi Bu Tuti yang terus memaksa membuat dia mau tidak mau harus mengantarnya. Sesampainya di kontrakan Olip, Olip pun langsung menyambut kedatangan ibunya."Akhirnya Ibu datang juga," ujar Olip.Bu Tuti tampak mengamati tempat tinggal Olip. "Ini beneran tempat tinggal kalian?" tanya Bu Tuti kemudian."Ya iyalah, Bu. Masa boongan?" Dia pun mengajak ibunya masuk tetapi Pak Purnomo memilih untuk tetap di luar."Kok bisa sih kamu tinggal di tempat seperti ini, Lip? Udah tempatnya di ujung desa, jauh, jalannya rusak, tempatnya nggak layak huni lagi," ujar Bu Tuti yang langsung berkomentar ketika dia sampai di kontrakan Olip."Udah tahu, kan? Makanya Olip minta Ibu buat datang ke sini dan lihat sendiri secara langsung." Olip berujar. Perempuan itu mengambil

  • Permintaan Gila Adikku   98. Kontrakan Tak Diinginkan

    Ridwan dan Olip yang sudah diusir dari rumah Pak Purnomo dan tak bisa kembali ke rumah Pak Eko terpaksa harus mencari kontrakan untuk tempat mereka tinggal. Namun, karena berita yang sudah tersebar, mereka mengalami kesulitan ketika mencari tempat tinggal.Bahkan tidak sedikit yang menolak mereka karena menganggap mereka pasangan tak memiliki ikatan. Ridwan dan Olip pun sampai harus mengeluarkan buku nikah mereka agar orang-orang percaya. Namun, tetap saja mereka menolak Olip dan Ridwan untuk menyewa kontrakan mereka."Terus kita mau tinggal di mana dong, Kak kalau semua orang menolak kita?" tanya Olip yang sudah merasa lelah karena hampir seharian mencari kontrakan tidak menemukannya."Ya kita harus terus cari lah. Kalau mau berhenti, gimana kita tidur malam ini," ujar Ridwan yang fokus terhadap jalan di depannya."His. Nyusahin banget sih. Itu warga kampung kenapa juga ngusir kita sih? Toh kita tinggal di rumah orang tua aku sendiri. Nggak minta makan sama mereka," ujar Olip yang t

  • Permintaan Gila Adikku   97. Tamparan Untuk Olip Dari Noval

    Ridwan langsung menatap istrinya. "Apa ini karena perbuatanmu?" tanyanya dengan menunjuk ke arah kening Mika yang terluka. Dia menunggu jawaban sang istri.Sedangkan Olip yang mendengar pertanyaan dari suaminya merasa bingung. Kenapa sekarang dia dojokkan lagi?"Jawab, Olip!" bentak Ridwan."Ya," balas Olip."Memangnya kenapa? tanya Olip kemudian."Lagian aku juga tidak sengaja," lanjutnya."Heh! Mana ada tidak sengaja? Kau mendorongnya. Itu yang katanya tidak sengaja?" Sinta yang tidak terima dengan perkataan Olip pun ikut memaki.Dia sudah tak tahan denga sifat perempuan itu. "Dasar perempuan gila. Sekolahnya aja pakai seragam, tapi kelakuannya kayak setan," lanjut Sinta yang tak tanggung-tanggung dalam mengolok Olip. Dia tidak peduli kalau ada orang tua Olip di sana."Jaga mulut kamu Sinta." Bu Tuti yang melihat anaknya diolok tidak terima. Dia pun menatap sahabat Mika itu dengan tajam."Emang iya, Kok." Sinta tentu tak mau kalah.Berkacak pinggang, dia menatap Olip dengan dagu ter

  • Permintaan Gila Adikku   96. Tuduhan

    "Cie yang baru aja pulang dari bulan madu." Baru saja sampai di toko, Mika sudah mendapat ejekan dari sahabatnya.Detik kemudian Sinta memasang wajah kasihan. Dia berdecak sembari menggeleng pelan. "Tapi sayang. Kasihan sekali kamu. Baru juga pulang dari bulan madu, udah masuk rumah sakit aja," ujarnya kemudian.Mika tak suka itu. Dia meletakkan tasnya di atas meja. "Apaan sih? Itu Noval aja yang berlebihan. Masa kepala kepentok meja aja sampai diinap rawat segala. Kan ngabisin duit," ujar Mika dengan menyentuh kepalanya yang masih diplester karena luka."Namanya juga perhatian sama istri, Mik." Sinta pun menaik turunkan alisnya bermaksud menggoda sang sahabat."Jangan mulai." Mika menatap Sinta dengan penuh peringatan.Mika terkekeh. Beberapa saat kemudian Sinta mengingat sesuatu. "Lagian adek kamu itu gila banget. Berani-beraninya celakain kamu. Sekarang, viral dah tuh vidio panasnya sama Ridwan," ujar Sinta dengan rasa gemas yang tak bisa ditutupi. Kita bisa lihat juga rasa puas da

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status