Share

Perjanjian Sebelum Cerai
Perjanjian Sebelum Cerai
Penulis: Sulistiani

Bab 1. Membawa Istri Baru

"Siapa perempuan ini, Mas?" tanya Syifa saat sang suami baru pulang kerja dan membawa wanita cantik ke rumah mereka.

"Kenalkan ini Sherly, istri baruku," jawab Ryan.

Syifa tersenyum dan menggelengkan kepalanya, dua tahun menikah dengan Ryan ia yakin jika suaminya itu setia dan tak pernah mendua. Ryan adalah suami yang baik dan selalu bersikap romantis padanya, tak pernah sekalipun Ryan membuat Syifa kecewa jadi wanita itu tak percaya jika wanita yang dibawa suaminya adalah istri baru suaminya.

"Jangan bercanda dong, Mas. Gak lucu bercanda seperti itu," ucap Syifa seraya menatap wanita cantik bernama Sherly dari atas sampai bawah.

"Aku tidak bercanda, Syifa. Dia istri baruku dan akan tinggal bersama kita di rumah ini mulai hari ini," ucap Ryan dengan nada serius.

Syifa menegakkan punggungnya, ia kembali menatap Ryan dan Sherly bergantian. Wanita cantik yang dibawa suaminya itu terlihat jauh lebih muda darinya, pakaian yang dikenakan begitu seksi hingga membentuk lekuk tubuh. Jantung Syifa terasa mencelos saat melihat jemari lentik Sherly merayap dan berhasil menggenggam tangan Ryan di hadapannya.

"Apa maksud kamu tiba-tiba seperti ini, Mas?" tanya Syifa dengan tatapan berubah nanar kearah Ryan.

"Maafkan aku, Syifa. Aku tahu ini berat bagimu, tapi aku melakukan ini semua demi kebaikan kita," ucap Ryan.

"Kebaikan seperti apa yang kamu maksud? Kamu menikahi wanita lain tanpa seizinku dan sekarang dengan mudahnya kamu membawa dia untuk tinggal di rumahku?!" ucap Syifa dengan mata berkaca-kaca dan nada mulai meninggi.

"Syifa, tolong dengarkan penjelasanku dulu. Kamu jangan terbawa emosi, kita bisa bicarakan ini baik-baik," ucap Ryan.

"Bicara baik-baik kamu bilang, Mas? Bagaimana aku bisa bicara baik-baik saat kamu menyakiti aku dengan membawa jalang ini ke rumahku!" ucap Syifa tambah emosi.

Sherly yang sejak tadi menunduk, kini mengangkat wajahnya. Ia tak terima di katakan jalang oleh istri pertama suaminya. Wanita seksi itu pun menatap Syifa yang sudah berlinang air mata dan menjawab ucapan Syifa.

"Maaf, Mbak. Aku bukan jalang, aku tahu tidak mudah bagimu menerimaku. Namun, kenyataanya sekarang aku adalah istri dari suamimu," ucap Sherly.

"Hanya wanita jalang dan murahan yang mau menjalin hubungan bahkan sampai menikah dengan suami orang!" ucap Syifa.

"Syifa cukup! Aku tidak ingin kamu marah seperti ini. Kamu tidak bisa berkata kasar seperti itu pada Sherly, walau bagaimanapun dia istriku sekarang," ucap Ryan.

Remuk sudah bahkan hancur tak tersisa hati Syifa, saat sang suami membawa dan mengenalkan Sherly sebagai istri barunya bahkan membentak Syifa seolah membela Sherly. Ryan mengajak Sherly memasuki salah satu kamar dan membiarkan Syifa yang sedang menangis di ruang tamu.

"Mas, gimana kalau Mbak Syifa gak mau nerima aku di rumah ini dan berbuat jahat padaku saat kamu tidak ada di rumah?" tahta Sherly.

"Kamu tenang aja, aku akan menjelaskan semuanya pada Syifa. Dia pasti menerima kamu meski butuh waktu," ucap Ryan seraya mengelus lembut kepala Sherly.

"Bener ya, Mas. Bujuk Mbak Syifa agar mau menerima aku seperti aku menerima dia sebagai istri pertama kamu," ucap Sherly.

"Iya aku akan membujuk Syifa. Sekarang kamu istirahat di kamar ini, ya!" ucap Ryan.

Sherly mengangguk patuh lalu mengecup bibir Ryan, hal itu membuat Ryan tersenyum dan meraih kembali bibir ranum istri mudanya. Mereka saling menyesap sekejap dan akhirnya Sherly mendorong tubuh Ryan hingga pangutan bibir itu terlepas. Sherly mengingatkan lelaki itu untuk membujuk istri pertama nya.

"Katanya mau membujuk Mbak Syifa," ucap Sherly.

"Makanya kamu jangan mancing dong, aku suka gak tahan kalau kamu mulai mancing-mancing!" ucap Ryan.

"Kan tadi di kontrakan udah aku servis sebelum kita datang kesini, masa masih kurang," ucap Sherly.

Ryan terkekeh dan mengacak-acak rambut Sherly, ia begitu menikmati kemesraan dengan istri mudanya di kamar tersebut tanpa memperdulikan perasaan istri pertamanya yang tadi ia tinggal dalam keadaan menangis. Ryan keluar kamar dan mencari keberadaan Syifa di ruang tamu, tetapi wanita itu tidak ada.

Ryan akhirnya berjalan menuju kamar dan Syifa ada di kamar sedang menangis, Ryan menghela nafas panjang dan berjalan kearah istri pertamanya.

"Syifa," panggil Ryan.

"Kenapa kamu melakukan ini padaku, Mas? Bukankah kamu berjanji akan selalu setia padaku, tapi kenapa sekarang kau hadirkan wanita lain dan menghancurkan perasaanku?!" tanya Syifa sambil menangis.

"Aku minta maaf, Syifa. Aku tahu ini berat untuk kamu, tapi aku tidak bermaksud menyakiti hati kamu. Aku menikahi Sherly karena keinginan mama, dua tahun kita menikah tanpa momongan membuat mama memaksaku untuk menikahi Sherly," ucap Ryan.

Syifa mengusap air matanya lalu menatap sang suami, mertuanya lagi-lagi yang menjadi ujung tombak rasa sakit yang ia rasakan. Selama menikah dengan Ryan sang mertua memang selalu menunjukan rasa tidak suka nya terhadap Syifa.

"Kita baru dua tahun menikah, Mas. Di luar sana ada yang sudah lima tahun bahkan sepuluh tahun menikah belum di beri momongan. Lagipula kita bisa ikut program kehamilan di rumah sakit,  kenapa kamu malah mengambil solusi yang membuat hatiku hancur, Mas?" tanya Syifa dengan mata memerah.

"Mama bilang dia tidak setuju kita ikut program di rumah sakit karena akan membuang-buang biaya yang tak sedikit," ucap Ryan.

"Mama, mama, mama terus yang kamu pikirkan. Apa kamu tidak pernah memikirkan perasaan aku, Mas?" tanya Syifa.

"Aku mencintaimu sebagai istriku, tapi aku juga tidak ingin menjadi anak durhaka yang melawan mamaku. Aku terpaksa menikahi Sherly demi menuruti keinginan mama, aku pikir tidak akan mengatakan ini padamu dan pernikahan ku dengan Sherly hanya sebentar untuk sekedar menuruti keinginan mama saja. Namun, hal lain terjadi dan membuat aku terpaksa membawa Sherly ke rumah ini dan mengenalkannya padamu," ucap Ryan.

"Hal lain apa maksud kamu, Mas?" tanya Syifa.

Ryan menarik nafas panjang lalu berjongkok di hadapan Syifa, pria itu menggenggam tangan istri yang sudah dua tahun melayani nya dengan sepenuh hati. Ryan menatap mata Syifa yang kini diliputi rasa sedih dan kecewa, ia berharap wanita cantik nan baik itu mau menerima kedatangan Sherly di tengah rumah tangga mereka setelah ia mengatakan hal itu.

"Sherly hamil anakku sekarang, aku tidak bisa membiarkannya tinggal di kontrakan seorang diri, jadi aku mohon terimalah dia di rumah ini, kita rawat bersama anak yang lahir dari rahimnya," ucap Ryan dengan tatapan mengiba.

Syifa menutup mulutnya dengan telapak tangan, air mata tak tertahan menetes membasahi pipi, dadanya terasa sesak. Kabar gembira untuk suami dan madunya, tetapi menjadi tombak beracun di hatinya.

"Berapa usia kandungannya dan sejak kapan kamu menikah dengan dia, Mas?" tanya Syifa dengan suara bergetar.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
mampus ajalah kau syfa. cuma menangis yg kau mampu. kemot,tolol,menye2 dan dungu
goodnovel comment avatar
Sulistiani
Makasih udah mampir' .........
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
dasar bangke emang c Ryan bisa2nya yah nikah tanpa ijin istri itu juga c sherly dasar gatel
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status