Share

Bab 6. Curiga

"Kamu sudah berjanji akan bersikap adil, tapi apa yang kamu lakukan tadi tidak adil bagiku!" ucap Syifa.

"Aku minta maaf, aku janji setelah ini akan adil pada kalian," ucap Ryan.

"Kamu bilang menikah dengan dia karena terpaksa, tapi aku melihat kalian seperti orang yang saling cinta," ucap Syifa.

Ryan tertegun mendengar ucapan Syifa, ia tak tahu harus berkata apa dan sedikit menyesali apa yang tadi ia lakukan terhadap Sherly. Lelaki itu tidak menyangka karena sedikit perhatiannya pada Sherly membuat Syifa curiga padanya.

"Jangan pernah tunjukan kemesraan kalian di hadapanku, aku akan mencoba bertahan meski tidak tahu sampai kapan," ucap Syifa.

"Iya, aku akan menuruti ucapanmu. Malam ini aku tidur di sini ya!" ucap Ryan.

Syifa menganggukkan kepalanya, ia berjalan ke kamar mandi lalu mengambil wudhu untuk melaksanakan salat isya. Setelah solat isya barulah Syifa merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, Ryan terlihat memainkan gawainya sambil tersenyum setelah itu ia meletakan gawainya dan tidur memeluk Syifa.

"Mas, bolehkah aku bertanya," ucap Syifa.

"Boleh," jawab Ryan.

"Tapi kamu harus jawab jujur!" ucap Syifa.

"Iya."

Syifa menyiapkan hatinya untuk bertanya dan mendengar jawaban dari suaminya, pertanyaan yang berputar di kepalanya sejak Ryan membawa Sherly masuk ke rumah itu. Pertanyaan yang takut ia tanyakan karena takut mendengar jawabannya.

Setelah melewati hari bersama Sherly dan berkali-kali menangis dalam sholatnya, akhirnya Syifa tidak dapat lagi menahan untuk tidak menanyakan hal itu.

"Selama ini kamu selalu tidur di rumah, tidak pernah telat pulang ke rumah. Lalu kapan kamu melakukannya dengan Sherly hingga dia sekarang hamil?" tanya Syifa.

Ryan menelan salivanya, ia terdiam nampak berpikir karena tidak ingin salah berkata saat menjawab pertanyaan istri pertamanya itu.

"Jawab dengan jujur, Mas!" ucap Syifa.

"Setiap jam makan siang aku mendatangi kontrakannya," jawab Ryan.

"Setiap hari, selama satu bulan?" tanya Syifa.

"Tidak setiap hari, hanya saat mama menyuruh saja," ucap Ryan.

"Dalam satu bulan berapa kali kalian melakukannya hingga Sherly hamil?" tanya Syifa.

Air mata Syifa menetes, ia melepas pelukan sang suami. Hatinya perih membayangkan sang suami berbagi peluh dengan wanita lain selama ini di belakangnya, belum sempat Ryan menjawab pertanyaan Syifa sudah meminta Ryan untuk tidak menjawabnya.

"Tidak perlu dijawab, Mas. Aku tidak ingin mendengar jawabanmu," ucap Syifa lalu memeluk guling dan menenggelamkan wajahnya pada guling tersebut.

Ia membiarkan air mata membasahi guling, sakit hati wanita cantik itu sudah tak tertahan. Selama ini banyak lelaki yang menggoda dan menginginkan Syifa, tetapi Syifa selalu menjaga kesetiaan untuk sang suami meskipun selalu dibuat sakit hati dengan apa yang dilakukan mertuanya.

Syifa pikir Ryan pun setia seperti dirinya, tetapi ternyata selama 1 bulan ini ia sudah dibohongi dan diduakan oleh lelaki tersebut. Ryan tahu istrinya sedang menangis, tetapi ia tidak tahu harus melakukan apa hingga ia membiarkan Syifa terus menangis dan berhenti dengan sendirinya.

Keesokan harinya, Ryan pergi ke toko furniture seperti biasa. Syifa memutuskan untuk bertemu dengan Athar di sungai tempat mereka dulu bermain, ia berpesan pada Sherly jika akan ke rumah temannya.

"Sherly, Hari ini aku akan ke rumah temanku Kamu sendiri di rumah nggak apa-apa kan?!" tanya Syifa.

"Mbak sudah bilang sama mas Ryan?" tanya Sherly.

"Sudah," ucap Syifa.

"Yaudah, aku gak apa-apa kok sendiri di rumah," jawab Sherly.

Syifa menganggukkan kepala, lalu berjalan meninggalkan rumah. Karena dari rumahnya ke sungai cukup dekat Jadi ia tidak menggunakan kendaraan, wanita cantik itu berjalan dan menjadi pusat perhatian para tetangga karena mereka mengetahui gosip pernikahan Rian dengan istri barunya.

"Kasian ya, cantik-cantik tapi dimadu. Katanya karena nggak bisa punya anak, Syifa mandul ya!" ucap salah satu tetangga.

"Kasihan masa baru 2 tahun menikah belum punya anak dibilang mandul, Kakak aku aja 5 tahun setelah menikah baru punya anak. Itu sih mertua sama suaminya aja yang nggak sabar," ucap tetangga lain.

"Nggak sabar dan nggak tahu diri, Ryan punya apa kalau bukan sama Syifa. Dulu kerjaannya aja nggak jelas, sekarang kelihatan hebat itu pun karena memegang toko furniture punya Syifa," ucap tetangga lain.

"Kalian Percaya nggak Kalau Ryan nikah karena terpaksa? Aku sih nggak percaya lihat aja penampilan istri barunya masih muda dan seksi udah kayak ani-ani," ucap tetangga lain.

"Aku juga nggak percaya, pasti si perempuan itu menggoda Ryan dan sebelum nikah mereka selingkuh duluan!" ucap tetangga lain.

Syifa menghela nafas mendengar para tetangga bergosip dan saling bersahutan, banyak yang tak percaya jika Ryan menikahi Sherly karena terpaksa. Apalagi melihat penampilan Sherly mereka semakin yakin jika wanita itu yang lebih dulu menggoda Ryan.

Syifa terus berjalan hingga akhirnya melihat Athar sedang di pinggir sungai dan membiarkan kakinya dialiri air jernih dari sungai tersebut.

"Sudah lama?" tanya Syifa menghampiri Athar.

"Belum lama, Aku kangen dengan tempat ini. Dulu kita selalu kesini kalau sore," ucap Athar.

"Kamu kenapa gak pulang selama ini? Terlalu betah di kota karena banyak wanita cantik ya?" tanya Syifa.

Ryan tersenyum mendengar ucapan Syifa, memang Di kota banyak perempuan cantik. Namun, tak ada satupun yang membuat Rian merasa tertarik.

Lelaki itu tak ingin pulang ke desanya karena merasa semangat untuk datang ke desa itu sudah tidak ada sejak Syifa menikah dengan Ryan, ada perasaan sakit melihat sahabatnya sejak kecil menikah dengan lelaki yang ia anggap kurang baik.

Dulu Athar sedikit menentang hubungan Syifa dan Ryan, mereka tinggal dalam satu kampung, meskipun Athar sudah lama merantau ke kota. Namun, kurang lebihnya Athar tahu bagaimana sifat Ryan.

"Kemarin itu istri baru Ryan?" tanya Athar to the poin.

Syifa menghela nafas, awalnya ia tidak ingin menceritakan tentang ini kepada Athar. Namun, ada keresahan dan kecurigaan di dalam hatinya membuat Ia memutuskan untuk menceritakan hal itu kepada sahabat kecilnya.

Syifa menceritakan awal Rian membawa Sherly ke dalam rumah mereka, mengenalkan sebagai istri barunya, dan menceritakan kepada Athar bagaimana sikap Ryan kepada Sherly.

"Entah mengapa ada kecurigaan dalam hatiku, Aku curiga Mas Ryan berbohong," ucap Syifa.

"Berbohong bagaimana?" tanya Athar.

"Mas Ryan bilang mereka menikah karena terpaksa, tapi aku merasa mereka seperti orang yang saling mencintai," ucap Syifa.

"Kalau kamu merasa curiga dan Ryan berbohong kepadamu, aku bisa mencari tahu tentang semuanya," ucap Athar.

"Bagaimana caranya?" tanya Syifa.

"Aku akan membayar orang untuk menyelidiki tentang mereka berdua," ucap Athar.

"Membayar orang? Berapa uang yang akan kamu keluarkan untuk membayar orang itu? Aku tidak mau merepotkan kamu, Athar," ucap Syifa.

"Jika kamu masih menganggapku sahabat maka jangan pernah merasa hal ini merepotkan aku. Aku melakukan semua ini karena sangat peduli padamu, Syifa. Apa kamu masih menganggapku sahabat?" tanya Athar.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Erni Ruhiyani
benalu sebaik y di buang aja mbak syifa
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
sosok sahabat yg perduli ,sabar ya syifa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status