Athar membaca kertas berisi perjanjian sebelum perceraian yang baru saja Syifa buat, ia mengerutkan keningnya karena ada beberapa perjanjian yang menurut Athar tidak perlu di lakukan Syifa."Kenapa kamu melakukan ini?" tanya Athar."Ryan menjeratku dengan cinta, lalu pada akhirnya melukaiku. Aku juga ingin melakukan hal itu, aku ingin menjerat Ryan dengan cinta sebelum akhirnya aku tinggalkan dengan luka," ucap Syifa."Pikirkan lagi, Syifa. Aku takut malah kamu ragu untuk bercerai dan hubungan kalian kembali membaik,'' ucap Athar."Itu tidak mungkin, Athar. Sekarang aku tahu jika ia selama ini tidak mencintai ku, itu sebabnya aku ingin membuatnya jatuh cinta padaku sebelum berpisah hingga akhirnya ia hancur setela kehilangan semuanya," ucap Syifa.Athar menghela nafas dan terpaksa setuju dengan apa yang di katakan Syifa, ia sadar meskipun Syifa adalah sahabatnya sejak kecil. Namun, untuk masalah pernikahan Athar tak punya kuasa, ia hanya bisa memberi saran dan membatu jika Syifa membu
"Gimana menurutmu, Mas. Apa baju ini cocok untukku?" tanya Syifa.Wanita cantik itu memakai lingerie berwarna merah yang begitu tipis, tubuhnya yang indah terlihat jelas oleh Ryan hingga membuat lelaki itu menelan saliva nya. Ia yang belum selesai menuntaskan rasa yang menggebu pada Sherly tadi, kini menatap Syifa dengan penuh minat."Sangat cocok, cantik, dan seksi," ucap Ryan seraya mendekati Syifa. "Aku memesan baju ini di aplikasi online beberapa hari yang lalu, niatnya ingin aku pakai setiap malam Jumat untuk servis kamu. Namun, belum sampai baju ini datang kamu sudah membawa gundikmu ke rumah ini. Jadi sepertinya baju ini tidak perlu aku pakai lagi," ucap Syifa seraya berjalan menuju kamar mandi. Ryan menahan tangan sang istri, ia menarik dan membawa Syifa ke atas tempat tidur. Lelaki itu tidak ingin kehilangan kesempatan untuk menikmati tubuh sang istri yang nampak sangat menggoda. "Maafkan Aku, Sayang. Sekarang tidak ada lagi Sherly di rumah ini, jadi pakailah baju itu untu
"Kami adalah orang yang dibayar oleh Bu Syifa untuk menjaga tempat ini dan Anda berdua tidak boleh memasuki tempat ini," ucap salah satu bodyguard tersebut. Mendengar jawaban dari salah satu bodyguard itu, tentu saja membuat Dina dan Sherly begitu kesal. Mereka pun ingin bertanya kepada salah satu karyawan di dalam, ke mana Ryan pergi. Namun, tak ada satupun karyawan yang berani untuk mendekati Dina dan Sherly apalagi memberitahu informasi itu.Ternyata Syifa sudah memberitahu pada karyawan yang bekerja di toko furniture itu agar tidak dekat dan berhubungan dengan Dina dan Sherly, jika salah satu di antara mereka terlihat ada hubungan dengan Dina dan Sherly maka Syifa akan segera memecatnya. "Mah, kalau kayak gini gimana dong?" tanya Sherly."Mama juga nggak tahu, mana uang di ATM udah menipis," ucap Dina."Di toko nggak bisa ketemu, di rumah juga dilarang, nomor ponsel nya gak bisa di hubungi. Terus aku harus gimana minta uang ke mas Ryan?" tanya Sherly."Kan cuma kamu yang gak bol
"Tidak ada, ayo kita renang," jawab Ryan.Lelaki itu berpura-pura tidak memikirkan apa-apa, padahal ia baru saja teringat dengan istri mudanya yang kerap memakai baju seksi memamerkan lekuk tubuhnya di depan semua orang. Hal itu pula yang membuat Ryan awalnya tergoda dengan Sherly, hingga akhirnya mereka menjalin perselingkuhan di belakang Syifa.Kini Ryan menatap tubuh mulus sang istri yang hanya di balut bikini, begitu seksi dan menggoda. Pemandangan yang tidak pernah ia lihat dari sang istri yang selama ini menutup auratnya."Kenapa kamu tiba-tiba seperti ini?" tanya Ryan menarik tangan Syifa hingga kini tubuh mereka sangat dekat."Aku hanya ingin memberikan kenangan terindah di sisa waktu kita, Mas," ucap Syifa seraya tersenyum."Kenapa tidak sejak dulu kamu seperti ini, jika sejak dulu kamu seperti ini mungkin aku tidak akan tergoda wanita lain," ucap Ryan."Kamu tidak pernah mengajak aku liburan, kalau di rumah kan gak mungkin aku pakai baju seksi. Tubuh seksi ku hanya boleh di
"Itu ... Tadi temen aku, Mah," jawab Sherly terbata-bata.Wanita yang kerap menggunakan baju seksi itu tidak ingin mertuanya tahu, jika ia sedang berbincang dengan lelaki yang selama ini menemaninya selain Ryan. "Kamu udah coba menghubungi nomor Ryan belum?" tanya Dina."Udah beberapa kali, Mah. Masih belum bisa dihubungi," jawab Syifa."Mama juga sama, ya udah deh kalau gitu!" ucap Dina lalu keluar dan menutup pintu kamar yang ditempati oleh Sherly. Wanita yang tengah hamil muda itu menghela nafas lega dan mengusap dadanya pelan, ia lupa jika di rumah tersebut masih ada sang mertua. Untung saja Dina tidak mendengar obrolan antara Sherly dengan lelaki di seberang sana, ponsel wanita tersebut kembali berdering panggilan masuk dari orang yang sama. Kali ini Sherly tidak mengangkat panggilannya karena takut sang mertua masih menguping di balik tembok, ia pun mengirim pesan pada orang tersebut agar tidak menghubunginya jika bukan ia yang menghubunginya terlebih dahulu. (Jangan telepon
"Kamu maunya ke mana? Aku turuti kemauan kamu saja," ucap Ryan."Kita keliling kebun teh dulu aja ya, lepas magrib baru pulang ke villa," ucap Syifa.Setelah selesai makan mereka pun kembali berkeliling kebun teh, kali ini mereka hanya berjalan sambil berbincang-bincang. Ryan kembali menyadari jika ia sudah sangat jarang berbincang dengan Syifa, waktunya ia habiskan di toko dan ia lebih senang berbincang dengan Sherly mendengar manjanya wanita itu.Syifa terus menggenggam tangan Ryan karena semakin sore cuaca semakin dingin, bahkan pipi Syifa yang putih pun mulai memerah karena cuaca dingin tersebut."Udah semakin dingin kabut pun mulai turun, lebih baik kita jalan ke kita sekarang ya!" ucap Ryan."Iya, Mas.""Lihatlah, pipi dan hidungmu mulai memerah," ucap Ryan.Syifa tersenyum dan menggosok hidungnya dengan jemari, membuat Ryan gemas melihatnya. Mereka pun berjalan menuju villa tempat mereka menginap. Sesampainya di villa mereka langsung disambut oleh penjaga villa, di depan villa
"Aku gak bisa lama-lama, nanti mertuaku pulang nyariin aku," ucap Sherly."Aku masih kangen, Sayang. Kamu cari alasan apa gitu ke mertua kamu biar kita bisa ketemu setiap hari," ucap Andre.Saat Dina pergi ke rumah Ryan ternyata Sherly pun pergi dari rumah tersebut untuk menemui kekasih gelapnya, mereka kini ada di kos-kosan tempat Andre tinggal yang tak jauh dari restoran tempat Sherly bekerja dulu. Hubungan Sherly dengan Andre sudah berjalan lama, Andre pun tidak marah saat tahu Sherly memiliki hubungan dengan Ryan sebab setiap kali Ryan mentransfer uang kepada Sherly maka Andre akan dapat jatah."Sebenarnya aku juga maunya kayak gitu, kan Mas Ryan nggak boleh ketemu aku selama dia belum selesai sidang cerai. Kesempatan bagus untuk ketemu kamu, tapi itu dia aku harus cari alasan ke mertuaku agar bisa keluar rumah," ucap Sherly."Bilang aja kalau kamu mau kerja lagi," ucap Andre."Nggak mungkin lah kan Mas Ryan melarang aku kerja dan aku masih dapat nafkah dari dia," ucap Sherly."K
"Kenapa kamu melakukan ini, Syifa? Biasanya juga kamu mempercayakan semuanya padaku," ucap Ryan."Iya dulu aku mempercayakan semuanya padamu, tapi ternyata Kamu menyalahgunakan kepercayaanku. Kamu membiayai hidup Sherly bahkan pergi liburan dengannya dengan uang toko, sekarang sebelum kita resmi bercerai aku ingin menikmati uang toko. Apa salah?" tanya Syifa.Ryan menghela nafas, ia tahu jika salah besar sudah menggunakan uang toko untuk berselingkuh. Namun, jika Syifa yang ingin mengambil alih semua sebelum mereka resmi bercerai itu artinya selama masa sidang Ryan tidak punya penghasilan dan tidak bisa memberi nafkah pada mama dan istri mudanya.Ryan mengatakan tentang hal itu pada Syifa dan membuat Syifa tersenyum sinis, ia tidak menyangka jika sang suami benar-benar memikirkan mama dan istri mudanya dalam keadaan seperti ini."Kamu tenang aja, Mas. Aku bukan orang yang kejam, selama kamu masih ada di toko ini saat aku kelola maka aku anggap kamu karyawan dan aku akan gaji dan gaji