Beranda / Pernikahan / Perjanjian Sebelum Cerai / Bab 17. Nyaris Sempurna

Share

Bab 17. Nyaris Sempurna

Penulis: Sulistiani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-09 15:32:02

"Itu ... Tadi temen aku, Mah," jawab Sherly terbata-bata.

Wanita yang kerap menggunakan baju seksi itu tidak ingin mertuanya tahu, jika ia sedang berbincang dengan lelaki yang selama ini menemaninya selain Ryan.

"Kamu udah coba menghubungi nomor Ryan belum?" tanya Dina.

"Udah beberapa kali, Mah. Masih belum bisa dihubungi," jawab Syifa.

"Mama juga sama, ya udah deh kalau gitu!" ucap Dina lalu keluar dan menutup pintu kamar yang ditempati oleh Sherly.

Wanita yang tengah hamil muda itu menghela nafas lega dan mengusap dadanya pelan, ia lupa jika di rumah tersebut masih ada sang mertua. Untung saja Dina tidak mendengar obrolan antara Sherly dengan lelaki di seberang sana, ponsel wanita tersebut kembali berdering panggilan masuk dari orang yang sama.

Kali ini Sherly tidak mengangkat panggilannya karena takut sang mertua masih menguping di balik tembok, ia pun mengirim pesan pada orang tersebut agar tidak menghubunginya jika bukan ia yang menghubunginya terlebih dahulu.

(Jangan telepon
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
jebakannya sifa jitu bnget dia bikin seolah2 dia g mau kehilangan tapi dia juga yg mau bkn Ryan hancur sehancur2nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 18. Romantis

    "Kamu maunya ke mana? Aku turuti kemauan kamu saja," ucap Ryan."Kita keliling kebun teh dulu aja ya, lepas magrib baru pulang ke villa," ucap Syifa.Setelah selesai makan mereka pun kembali berkeliling kebun teh, kali ini mereka hanya berjalan sambil berbincang-bincang. Ryan kembali menyadari jika ia sudah sangat jarang berbincang dengan Syifa, waktunya ia habiskan di toko dan ia lebih senang berbincang dengan Sherly mendengar manjanya wanita itu.Syifa terus menggenggam tangan Ryan karena semakin sore cuaca semakin dingin, bahkan pipi Syifa yang putih pun mulai memerah karena cuaca dingin tersebut."Udah semakin dingin kabut pun mulai turun, lebih baik kita jalan ke kita sekarang ya!" ucap Ryan."Iya, Mas.""Lihatlah, pipi dan hidungmu mulai memerah," ucap Ryan.Syifa tersenyum dan menggosok hidungnya dengan jemari, membuat Ryan gemas melihatnya. Mereka pun berjalan menuju villa tempat mereka menginap. Sesampainya di villa mereka langsung disambut oleh penjaga villa, di depan villa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 19. Lelaki Lain

    "Aku gak bisa lama-lama, nanti mertuaku pulang nyariin aku," ucap Sherly."Aku masih kangen, Sayang. Kamu cari alasan apa gitu ke mertua kamu biar kita bisa ketemu setiap hari," ucap Andre.Saat Dina pergi ke rumah Ryan ternyata Sherly pun pergi dari rumah tersebut untuk menemui kekasih gelapnya, mereka kini ada di kos-kosan tempat Andre tinggal yang tak jauh dari restoran tempat Sherly bekerja dulu. Hubungan Sherly dengan Andre sudah berjalan lama, Andre pun tidak marah saat tahu Sherly memiliki hubungan dengan Ryan sebab setiap kali Ryan mentransfer uang kepada Sherly maka Andre akan dapat jatah."Sebenarnya aku juga maunya kayak gitu, kan Mas Ryan nggak boleh ketemu aku selama dia belum selesai sidang cerai. Kesempatan bagus untuk ketemu kamu, tapi itu dia aku harus cari alasan ke mertuaku agar bisa keluar rumah," ucap Sherly."Bilang aja kalau kamu mau kerja lagi," ucap Andre."Nggak mungkin lah kan Mas Ryan melarang aku kerja dan aku masih dapat nafkah dari dia," ucap Sherly."K

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 20. Mengambil Alih

    "Kenapa kamu melakukan ini, Syifa? Biasanya juga kamu mempercayakan semuanya padaku," ucap Ryan."Iya dulu aku mempercayakan semuanya padamu, tapi ternyata Kamu menyalahgunakan kepercayaanku. Kamu membiayai hidup Sherly bahkan pergi liburan dengannya dengan uang toko, sekarang sebelum kita resmi bercerai aku ingin menikmati uang toko. Apa salah?" tanya Syifa.Ryan menghela nafas, ia tahu jika salah besar sudah menggunakan uang toko untuk berselingkuh. Namun, jika Syifa yang ingin mengambil alih semua sebelum mereka resmi bercerai itu artinya selama masa sidang Ryan tidak punya penghasilan dan tidak bisa memberi nafkah pada mama dan istri mudanya.Ryan mengatakan tentang hal itu pada Syifa dan membuat Syifa tersenyum sinis, ia tidak menyangka jika sang suami benar-benar memikirkan mama dan istri mudanya dalam keadaan seperti ini."Kamu tenang aja, Mas. Aku bukan orang yang kejam, selama kamu masih ada di toko ini saat aku kelola maka aku anggap kamu karyawan dan aku akan gaji dan gaji

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 21. Tes Kesuburan

    "Kamu meragukan jika anak yang ada di perut Sherly bukan anakku?" tanya Ryan."Maaf, Mas. Aku salah bicara karena terlalu emosi, aku cemburu karena Sherly yang baru sebulan menikah dengan kamu sudah hamil sedangkan aku yang 2 tahun menikah dengan kamu belum hamil. Itu sebabnya Aku sangat ingin kita memeriksakan kesuburan di rumah sakit agar aku tahu penyakit apa yang aku derita," ucap Syifa.Syifa menghela nafas begitu melihat raut wajah Ryan kini sudah berubah, lelaki itu saya mulai seperti ingin marah mendengar ucapan Syifa. Namun, begitu Syifa meminta maaf dan menjelaskan ia terlihat mulai luluh."Hampir aja aku keceplosan, sekarang belum waktunya Mas Ryan tahu kalau Sherly memiliki laki-laki lain. Dia harus tahu semuanya setelah aku benar-benar pergi dalam hidupnya," gumam Syifa dalam hati.Kini baik Syifa maupun Ryan saling terdiam dengan pemikiran masing-masing. Ryan yakin jika dia tidak mandul karena berhasil membuat Sherly hamil, sementara Syifa tidak yakin jika anak dalam kan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 22. Jejak

    "Rujaknya sudah jadi?" tanya Ryan.Penjual rujak tumbuk itu menganggukan kepala lalu memberikan dua porsi rujak untuk Ryan dan Syifa, sepasang suami istri yang akan segera bercerai itu kini duduk depan sebuah danau dan menikmati rujak tersebut."Udaranya gak se-sejuk dulu ya, Mas. Mungkin karena banyak bangunan baru di sekitar sini," ucap Syifa."Iya, banyak pohon yang ditebang dan dibuat bangunan baru jadi udaranya tidak sejuk seperti dulu," ucap Ryan."Nasib danau ini sama seperti ku rupanya," ucap Syifa."Maksudnya?" tanya Ryan tak mengerti."Kamu menebang perasaan terhadapku dan membuat perasaan baru kepada wanita lain, jadi hatiku panas tidak sejuk seperti dulu," ucap Syifa lalu menyuapkan rujak kedalam mulutnya. Ryan menghela nafas, ia tidak ingin membahas hal itu karena sebenarnya hati yang dalam merasa bersalah kepada Syifa, rasa cinta kepada wanita itu belum hilang sepenuhnya hanya saja cintanya terbagi untuk wanita lain. "Mau naik bebek-bebekan nggak?" tanya Ryan mencoba m

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 23. Hasil Tes

    Hari-hari terus berlalu, Syifa makin aktif mengurus toko furniture bersama Ryan, semakin banyak waktu yang mereka lewati bersama. Beberapa tempat saat pacaran pun sudah mereka datangi, Syifa berhasil membuat hati Ryan semakin goyah.Drrt DrrtDrrtPonsel Syifa berdering, panggilan masuk dari nomor dokter tempatnya periksa kesuburan. Dokter itu memberitahu jika hasil tes yang dilakukan Syifa dan Ryan sudah keluar dan bisa dilihat, Syifa tidak memberitahu hal itu kepada Ryan, ia memilih berangkat dan mengambil sendiri hasil tes tersebut."Mas, aku keluar sebentar ya," ucap Syifa saat hendak izin pergi ke rumah sakit."Keluar ke mana?" tanya Ryan."Ada keperluan sebentar," jawab Syifa."Keperluan apa?" Ryan kembali bertanya."Urusan perceraian kita, ada sesuatu yang harus aku bahas dengan pengacara," ucap Syifa.Ryan diam dan menghela nafas, ia terpaksa mengizinkan istrinya untuk pergi. Semenjak mereka sering menghabiskan waktu berdua dan perasaan Ryan terhadap Syifa kembali bersemi lel

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 24. Menuju Sidang Cerai

    "Ya sengaja, kan kalau kita cerai kamu menjalani kehidupan baru dengan Sherly. Otomatis barang-barang jualanmu juga harus yang baru," ucap Syifa."Jadi kamu berniat mengosongkan toko ini?" tanya Ryan.Syifa tak menjawab pertanyaan Ryan, ia melihat ponselnya yang berdering dan membaca pesan dari Athar. Hal itu membuat Ryan kesal dan membuka pintu mobil yang diduduki Syifa dengan kasar."Keluar, Syifa!" ucap Ryan."Apa-apaan sih kamu, Mas?" tanya Syifa terkejut."Aku tidak mengerti dengan jalan pikiran kamu, jika kamu berniat mengosongkan toko ini, lalu ke mana uang hasil penjualan barang-barangnya?" tanya Ryan."Ada, kamu tenang aja aku nggak akan memakai uang itu untuk bersenang-senang dengan lelaki lain. Aku bukan kamu yang menggunakan uang toko untuk bersenang-senang dengan wanita lain!" ucap Syifa.Ryan kembali terdiam mendengar ucapan Syifa, wanita itu benar-benar membuat kepalanya pusing. Ia tidak mengerti mengapa sejak mereka memutuskan untuk bercerai Syifa menjadi pribadi yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 25. Sidang Cerai

    Syifa berjalan anggun memasuki ruangan, kebaya putih melekat di tubuhnya mencetak lekuk yang begitu indah. Riasan wajah dan kepala khas daerah tempat tinggal mereka menghiasi kepala Syifa membuat penampilan wanita itu semakin sempurna.Ryan terpesona dan tidak bisa berkata apa-apa, bahkan lelaki itu sepertinya lupa untuk mengedipkan mata. Syifa sangat cantik dan anggun, berjalan semakin dekat kearahnya membuat detak jantung Ryan tak beraturan iramanya."Mas."Suara Sherly memanggil Ryan membuat pria itu tersadar jika ia tengah berada di ruang sidang, mereka sedang menunggu perceraian bukan menunggu penghulu untuk akad pernikahan. Seketika Ryan menghela nafas dan mengusap kasar wajahnya, ia baru menyadari matanya larut dalam pesona Syifa yang sempat ia lupakan."Bismillah," ucap Syifa seraya menjatuhkan bok0ngnya di kursi.Hakim mengetuk palu 3 kali menandakan sidang dimulai, Ryan merasa ada suatu beban besar yang sedang ia pikul. Hakim mulai bertanya kepada penggugat dan tergugat, ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20

Bab terbaru

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 115. Bahagia

    "Iya, aku sudah mempersiapkan semuanya termasuk mahar pernikahan," ucap Athar."Kapan kamu mempersiapkannya, mengapa semua terasa sangat singkat untukku?" tanya Sabrina."Setelah aku berbicara di rumah ini, esok harinya aku langsung memesan sebuah benda untuk aku jadikan mahar," ucap Athar.Sabrina benar-benar tidak pernah berpikir jika Athar sudah mempersiapkan semuanya dalam waktu sesingkat itu. Sabrina tidak pernah tahu pikiran Athar tidak pernah tenang setelah kejadian Ryan mengganggunya, ia yakin akan ada lelaki lain yang nantinya akan menganggu Sabrina sehingga lelaki itu sangat ingin segera menghalalkan Sabrina dan mempersiapkan segala halnya dengan cepat.Satria menyadari langkah Athar dalam mempersiapkan itu, ia benar-benar merasa salut dengan asistennya itu. Bukan hanya masalah perkejaan saja yang cepat, dalam mengejar wanita nya pun Athar bergerak cepat. Itu sebabnya hari ini Satria ingin membuat mereka melakukan ijab kabul hari ini juga."Penghulu sebentar lagi datang, kal

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 114. Lamaran.

    "Athar, perempuan yang akan kamu lamar anak orang kaya?" tanya Gina.Athar tersenyum dan mengangguk, lalu meminta keluarganya mengeluarkan barang-barang dari mobil box untuk dibawa kepada pihak wanita yang sudah berjejer menyambut.Keluarga Athar pun menggambil barang-barang dari dalam mobil box dan mereka berikan kepada pijak keluarga perempuan yang menyambut, setelah semua barang dari mobil box sudah di berikan pada pihak wanita. Keluarga Athar pun dipersilahkan untuk masuk kedalam rumah mewah tersebut."Mah, Sabrina nya mana?" tanya Banyu."Masih di kamar, Pah. Tadi Mama cek Vsedang pakai kerudung, Mama 9. panggil lagi ya!" ucap Amalia."Iya, panggil sekarang keluarga calon suaminya sudah datang," ucap Banyu.Amalia pun berjalan meninggalkan para tamu untuk memanggil anaknya di kamar, sementara anggota keluarga Athar masih terkesima dengan kemewahan rumah calon mertua Athar. Mata mereka memutari seluruh penjuru ruangan tersebut, hingga akhirnya dua orang wanita cantik turun dari ta

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 113. Materialistis

    "Emang kenapa kalau orang miskin?" tanya Athar."Kalau bisa kamu nikah sama anak orang kaya. Kan sekarang kamu sudah jadi lelaki sukses, masa nikah sama perempuan miskin gak maju-maju dong!" ucap Ros."Bu, jangan ngatur-ngatur Athar. Sama siapapun dia mau nikah yang penting dia bahagia, Athar seorang lelaki seperti apapun istrinya nanti dia yang akan menafkahinya!" tegur Gilang.Athar menghela nafas dan menggelengkan kepala, jika bukan karena hal penting seperti lamaran Athar tak ingin bertemu apalagi berbicara dengan ibu tirinya itu.Sejak Athar kecil Ros tak pernah menjadi ibu sambung yang baik, ia selalu memandang orang tak punya sebelah mata dan tidak memikirkan perasaan orang lain, hanya memikirkan kesenangan diri sendiri."Ayah, tolong ajarkan pada kedua adikku jangan memandang harta adalah segalanya karena Allah berfirman dalam Q.S Al-Kahfi ayat 56. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sis

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 112. Keluarga Athar

    "Aku mau secepatnya, kalau bisa Jumat ini Ayah datang dan hari minggunya kita lakukan lamaran," ucap Athar masih melalui sambungan telepon.Sungguh lelaki itu tak ingin menunda lagi untuk segera menghalalkan wanita yang selama ini ia cintai dalam diam, cintanya tak bertepuk sebelah tangan jika tidak segera di sahkan ia takut ada lelaki lain yang menganggu hubungan mereka."Siapa saja yang harus ikut untuk acara lamarannya?" tanya Gilang."Keluarga inti. Ayah, ibu, dan adik-adik ayah serta suami dan istrinya," ucap Athar."Banyak dong sekitar sepuluh orang, ayah harus sewa mobil kalau gitu," ucap Gilang."Nanti aku akan kirim 2 mobil beserta supirnya dari sini. Ayah tinggal komunikasikan saja dengan om dan tante yang mau ikut berapa orang," ucap Athar.Gilang menghela nafasnya, ia adalah anak tertua di keluarganya dan memiliki 4 orang adik, 3 orang perempuan dan 1 orang laki-laki. Namun, ekonomi mereka semua sama-sama pas-pasan.Mereka jarang pergi keluar kampung, hanya Gilang yang seo

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 111. Syarat Banyu

    "Mah, Pah, kenapa harus pakai syarat segala?" tanya Sabrina."Setelah belasan tahun kamu hilang, lalu baru dipertemukan dengan kami. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang ingin membawamu pergi, mana mungkin kami izinkan begitu saja tanpa memberi syarat," ucap Banyu.Satria menganggukan kepala setuju dengan ucapan sang papa, mereka baru menikmati kebersamaan dan bila di katakan belum puas pastinya belum puas. Namun, mereka tidak ingin melarang Athar untuk menikahi Sabrina karena takut nantinya Sabrina malah jatuh ke tangan lelaki yang tidak tepat.Sabrina mulai khawatir sang papa memberikan syarat yang memberatjan Athar, sehingga lelaki itu akhirnya tidak bisa menyanggupi dan akhirnya pernikahan mereka dibatalkan.Athar malah menganggukan kepala, ia akan berusaha menyanggupi apapun syarat dari Banyu, asalkan ia bisa menikah dengan Sabrina nyawa pun dia sanggup berikan."Apa syaratnya, Om?" tanya Athar."Syarat pertama setahun pernikahan kalian harus berada di rumah ini, aku tidak ingin kam

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 110. Meminta Restu

    "Tidak tahu makanya lebih baik kamu datang dulu, mereka pasti terkejut karena tahunya kita hanya bersahabat," ucap Sabrina."HM ... Baiklah, besok aku akan bertemu kedua orang tuamu!" ucap Athar."Sekarang kamu istirahat dulu, oh iya ini salep yang untuk luka dari dokter aku simpan di kamarmu ya!" ucap Sabrina.Tanpa menunggu jawaban dari lelaki tampan itu Sabrina pun berjalan menuju kamar Athar, ia membuka pintu kamar yang tak di kunci. Begitu masuk kedalam kamar ia terkejut melihat fotonya yang di cetak besar menjadi penghias kamar itu.Athar menyusul langkah Sabrina dan hanya bisa terdiam di depan pintu kamar, saat melihat Sabrina terpaku memandangi fotonya sendiri di kamar itu."Apa ini alasannya kamu selalu mengunci kamar ini saat aku tinggal di sini dulu?" tanya Sabrina."Iya," jawab Athar singkat."Tapi waktu itu aku pernah masuk, foto ini tidak ada," ucap Sabrina."Aku sembunyikan di dalam lemari agar kamu tidak tahu," ucap Athar.Sabrina menghela nafas, lalu meletakan salep d

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 109. Tak Sabar

    Sabrina begitu terkejut saat masuk ke dalam ruangan Athar, lelaki itu sedang tidak memakai baju dan memeriksa bekas lukanya. Ia berjalan cepat dan duduk di samping Athar, meringis melihat bekas luka yang di tutup perban itu."Apa jahitannya bermasalah?" tanya Sabrina."Enggak, cuma sedikit gatal aja," ucap Athar seraya menarik kemeja berusaha untuk memakai nya kembali."Jangan bohong, sini aku lihat! Mungkin perbannya harus di ganti," ucap Sabrina."Memang iya, nanti setelah pulang kerja aku akan ke rumah sakit untuk ganti perban," ucap Athar."Kalau masih sakit harusnya gak masuk dulu, kamu bandel sih!" ucap Sabrina.Athar tersenyum mendengar ocehan wanita cantik tersebut, ia sama sekali tidak marah justru senang karena ocehan itu menandakan jika Sabrina mengkhawatirkan dirinya."Besok gak usah kerja dulu, aku akan bilang ke kak Satria," ucap Sabrina."Tapi banyak file penting yang harus aku bereskan, Syifa!" ucap Athar."Bisa di kerjakan di rumah kan! Nanti berkasnya juga bisa di ki

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 108. Curhat

    Sabrina memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Lidya, sementara Lidya yang tidak tahu jika Sabrina sedang membicarakan diri sendiri masih merasa santai."Saya yah kalau belum punya suami, terus pak Athar melamar saya. Gak akan banyak pikir saya pasti terima," ucap Lidya."Alasannya?" tanya Sabrina."Kenapa tanya alasan lagi, bukannya udah jelas terlihat pak Athar itu udah perfect banget, dia itu lelaki idaman semua wanita. Ganteng, punya jabatan yang oke, gak genit sama perempuan, gak sombong, Soleh, kalau jadi suami pasti bisa bikin bahagia," ucap Lidya."Sesempurna itu Athar di mata kalian, dia itu manusia biasa yang punya kekurangan," ucap Sabrina."Ya semua manusia gak ada yang sempurna dan punya kekurangan juga kelebihan, tapi kekurangan pak Athar sedikit dan hampir tak terlihat, sementara kelebihannya banyak dan membuat para wanita dengan mudah terpesona padanya," ucap Lidya.Telinga Sabrina merasa panas saat Lidya terus memuji orang yang kini selalu ada dalam pikirannya, Sabrina

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 107. Pengejar Athar

    Keesokan harinya, Athar sudah diperbolehkan untuk pulang karena sebenarnya ia tidak terlalu luka terlalu parah, lelaki itu masih diberi kesempatan untuk istirahat oleh Satria. Namun, karena tidak terbiasa berdiam diri di rumah akhirnya ia pun masuk kerja. "Kamu ini gimana sih, bukannya istirahat malah kerja. Apa kak Satria yang masak kamu buat kerja?!" tanya Sabrina.Wanita cantik itu langsung datang ke perusahaan saat tahu Athar bekerja, ia khawatir jika kondisi Athar masih lemah. Namun, dipaksa untuk bekerja oleh kakaknya. "Aku udah baik-baik aja, Syifa. Bukan Satria yang maksa, dia justru memberikan aku kesempatan untuk istirahat. Akan tetapi, aku nggak betah di rumah nggak ngapa-ngapain jadi lebih baik kerja," ucap Athar."Tapi kan kamu habis dioperasi, Athar! Gimana nanti kalau sakit lagi," ucap Sabrina."Kan yang dioperasi cuma bagian perut yang ditusuk, yang lainnya nggak sakit. Lagi pula aku bawa obat dari dokter kok, jadi nggak usah khawatir ya, Sayang!" ucap Athar.Sabrin

DMCA.com Protection Status