"Dari kecil sampai saat ini kamu tetap sahabatku, Athar," ucap Syifa.
"Maka dari itu, jangan menolak bantuan dariku. Aku akan menyuruh orang untuk menyelidiki tentang Sherly dan suamimu," ucap Athar. Syifa menganggukkan kepalanya, ia menerima bantuan dari Athar. Hatinya resah dan curiga, melihat begitu mesranya sang suami dengan istri barunya, apalagi mendengar suara tetangga bergosip tentang mereka. Syifa semakin ragu jika pernikahan Sherly dan suaminya hanya karena terpaksa, mungkin bantuan dari Athar satu-satunya yang bisa membuat hatinya tenang. "Aku akan tinggal di sini selama seminggu sebelum akhirnya kembali bekerja di kota, tapi aku yakin tidak sampai seminggu orang suruhanku bisa memberikan informasi tentang suamimu dan istri barunya. Selama belum mendapatkan informasi tentang mereka, bertahanlah dalam rumah tanggamu, Syifa," ucap Athar. "Terima kasih, Athar. Kamu tahu Athar dua hari ini siang dan malam aku menangis dalam salatku, aku bener-bener nggak nyangka jika Mas Ryan akan melakukan hal ini padaku," ucap Syifa. "Air matamu terlalu berharga untuk menangisi lelaki seperti Ryan, sejak dulu aku tidak menyukai hubunganmu dengan dia. Namun, ah sudahlah," Athar tak melanjutkan ucapannya. Lelaki tampan itu mengambil batu kecil lalu dilemparkan ke sungai, Syifa tersenyum melihat hal itu sebab Athar tidak pernah merubah kebiasaannya jika sedang berada di sungai. "Hitung, Sudah berapa batu yang kau lemparkan?" tanya Syifa. "Belum sepuluh," ucap Athar. Syifa tersenyum lalu mengikuti apa yang dilakukan Athar, ia mengambil 10 batu kecil lalu melemparkannya satu persatu ke air sungai. Hal itu dilakukan Athar jika ia sedang merasa kesal, dulu Athar sering dibuat kesal oleh tingkah laku ibu tirinya yang memperlakukannya dengan kejam. Kini Syifa yakin jika Athar melakukan itu karena kesal mendengar cerita rumah tangga Syifa dan Ryan. "Ternyata cara ini cukup membuatku merasa lega, Aku harap dengan melemparkan batu-batu ini aku bisa melemparkan kesedihanku juga," ucap Syifa. "Syifa, Apa kamu tahu saat kamu terluka hatiku juga ikut menangis," ucap Athar. "Maafkan aku Athar, semua di luar kendaliku. Dulu aku memilih Mas Ryan karena dia lelaki yang baik dan mau menerima aku apa adanya," ucap Syifa seraya menyeka air matanya. Athar menghela nafas dan memalingkan wajah, ia tak sanggup melihat sahabatnya menangis di depannya karena lelaki yang selama ini wanita tersebut banggakan. Hatinya terpukul, ingin rasanya berteriak dan memukuli Ryan, sebab Syifa tidak pantas untuk terluka. Namun, Athar tidak bisa melakukan itu sebelum mengetahui informasi yang lengkap tentang Sherly. "Athar, aku tidak bisa lama di sini. Takut nanti mertuaku datang dan aku tidak ada di rumah, dia pasti akan marah," ucap Syifa. "Mertuamu tiap hari datang ke rumah?" tanya Athar. "Tidak, biasanya seminggu sekali setiap minta uang mingguan. Cuma sekarang ada Sherly di rumah dan sedang mengandung sepertinya dia akan ke rumah setiap hari," ucap Syifa. "Ya sudah, pulanglah. Ini beli makanan di warteg Bu Masnah biar kamu gak capek-capek masak untuk lampir itu," ucap Athar seraya memberi dua lembar uang senilai seratus ribu. "Gak usah, aku ada uang kok." Syifa mencoba menolak pemberian Athar dengan halus. "Aku jarang ada di sini, masa kamu mau nolak pemberianku. Kalau kamu nolak aku gak mau pulang kesini lagi," ucap Athar. Syifa menghela nafas dan menerima pemberian Athar, wanita cantik itu pun pamit untuk pulang dan membeli makanan di warteg sebelum ia pulang ke rumah. Sementara Athar masih berada di sungai, duduk di batu besar memandangi alam yang sudah lama ia rindukan. Lelaki tampan itu merogoh saku celana dan meraih ponselnya, ia menelpon seseorang dan tak lama kemudian panggilan telepon itu diangkat. "Hallo, aku ingin kamu menyelidiki tentang lelaki bernama Ryan Aditya dengan istri mudanya yang bernama Sherly," ucap Athar. "Sherly apa nama panjang perempuan nya?" "Aku tidak tahu dan lupa bertanya. Intinya Sherly istri baru Ryan, aku harap kamu memberi informasi valid tentang mereka secepatnya," ucap Athar. "Baik, kirimkan saja salah satu foto mereka. Saya akan segera menyelidiki, Tuan Athar tenang saja, asal ada uang semua bisa di lakukan dengan cepat." Athar mematikan sambungan teleponnya, lalu berjalan menuju rumah. Ia tak sabar ingin mendapat informasi tentang Ryan dan Sherly, jika terbukti mereka menikah bukan karena keterpaksaan atau mereka memiliki hubungan sebelum menikah maka Athar ingin membawa Syifa jauh dari Ryan. Sementara di sisi lain, Syifa baru sampai di rumah dan ternyata sang mertua sudah ada di sana. Ia di sambut oleh omelan sang mertua yang tiada henti menyakiti telinga dan hati nya. "Dari mana kamu? Kerjaannya keluyuran aja!" ucap Dina. "Tadi aku sudah bilang sama Sherly kalau aku mau ke rumah temen," ucap Syifa. "Rumah temen yang mana? Emangnya kamu punya temen? Semua orang tahu kalau kamu anak pungut, makanya nggak ada yang mau berteman sama kamu selain si Athar itu!" ucap Dina. Sherly terkejut mendengar ucapan sang mertua, ia tak pernah tahu jika istri pertama suaminya adalah anak pungut sebab Ryan tidak pernah menceritakan hal itu padanya. Sherly pun berpikir artinya rumah serta furniture yang diwariskan kepada Syifa itu berasal dari orang tua angkat wanita tersebut. "Jadi Mbak Syifa anak pungut, berarti dia perempuan gak jelas dong ya!" gumam Sherly dalam hati. Ucapan Dina membuat luka di hati Syifa semakin bertambah, ia baru mengetahui jika bukan anak kandung dari ayah dan ibunya saat hendak menikah dengan Ryan. "Cukup, Mah. Jangan lagi membuat hatiku sakit dengan kata-kata yang keluar dari mulut mama, aku bawakan makanan untuk mama, terserah mau makan atau enggak!" ucap Syifa lalu meletakkan makanan yang sudah ia beli di atas meja makan. Setelah itu Syifa langsung berjalan menuju kamarnya, wanita cantik itu menangis karena teringat kedua orang tua yang sudah merawatnya dari kecil. Ingatannya kembali saat ia dan Ryan hendak menikah, Wardi sang ayah tiba-tiba mengatakan hal yang membuat Syifa sangat terkejut. "Ayah minta maaf, tapi ayah tidak bisa mewalikan kamu dan nasab kamu tidak boleh memakai nama ayah," ucap Wardi. "Maksud Ayah apa? Apakah aku anak di luar nikah, Apakah nasab aku memakai nama ibu?" tanya Syifa. "Tidak, kamu tidak bernasab pada ayah ataupun ibu karena kami bukan orang tua kandung kamu," ucap Salimah. "Ibu, jangan bercanda," ucap Syifa meneteskan air mata tak percaya jika orang tua yang selama ini merawat dan menyayangi nya bukanlah orang tua kandungnya. Salimah ikut menangis dan memeluk Syifa, sudah sejak lama Wardi ingin mengatakan hal itu pada Syifa. Namun, Aimah selalu menolak karena takut Syifa tak bisa menerima kenyataan dan pergi dari hidup mereka. Hingga saat pernikahan akhirnya mereka harus jujur karena Wardi tidak bisa menjadi wali dan Syifa tak bernasab pada mereka. Tok tok tok ... Suara ketukan pintu kamar membuyarkan kan lamunan Syifa, terdengar suara Sherly memanggilnya. "Mbak Syifa, diluar ada yang cari Mbak Syifa," ucap Sherly."Siapa yang cari aku?" tanya Syifa.Wanita cantik itu menghapus air mata lalu berjalan keluar rumah untuk melihat siapa yang datang mencarinya, ternyata tetangga yang datang mencari Syifa."Bu Murni, ada apa?" tanya Syifa."Mbak Syifa maaf kalau saya mengganggu. Saya mau pinjam uang, anak saya sakit suami saya belum gajian," ucap Bu Murni tetangga Syifa."Anak ibu sakit apa?" tanya Syifa."Demam sudah 3 hari nggak turun-turun, Saya mau bawa ke dokter takut semakin parah demamnya," ucap Bu Murni."Ya ampun tunggu sebentar, Bu."Syifa berjalan cepat ke kamarnya untuk mengambil uang, lalu kembali lagi keluar untuk memberikan uang tersebut kepada Bu Murni, hal itu diperhatikan oleh Dina yang sedang berada di meja makan."Segini cukup, Bu?" Tanya Syifa seraya menyodorkan dua lembar uang pecahan seratus ribu."Mudah-mudahan cukup, Mbak Syifa. Nanti kalau suami saya gajian saya langsung ganti uangnya ya," ucap Bu Murni."Sama-sama, Bu. Nggak usah dipikirkan kapan mengganti uangnya, yang pent
"Athar, nanti aku hubungi lagi," ucap Syifa lalu mematikan sambungan teleponnya.Ryan berjalan kedalam kamar itu dan menghampiri Syifa yang sedang meletakan ponselnya diatas nakas. Syifa mengerutkan keningnya melihat sang suami masuk ke kamarnya, padahal ia malam ini harusnya tidur di kamar Sherly."Ada apa, Mas?" tanya Syifa."Siapa yang menelpon mu malam-malam begini, apa itu Athar?" tanya Ryan."Iya, itu Athar.""Aku sudah bilang padamu, aku tidak suka melihat kamu teleponan sama lelaki itu," ucap Ryan.Syifa menghela nafas, memang selama ini Ryan cemburu kepada Athar dan Syifa pun berusaha untuk menjaga jarak dengan Athar dengan tidak mengangkat panggilan telepon dari sahabatnya itu. Namun, mereka tetap berkomunikasi melalui pesan singkat. "Ya aku juga sudah bilang sama kamu, kalau aku tidak suka melihat kamu dekat dengan wanita lain. Namun, kamu tidak hanya dekat, tetapi menikahi wanita lain," ucap Syifa dengan nada datar, tapi sukses membuat mulut Ryan terbungkam."Kamu mau mem
Prank ...Syifa melempar gelas tepat mengenai tubuh Ryan hingga akhirnya jatuh dan pecah di lantai, hal itu membuat Athar, Ryan, dan Sherly terkejut."Pembohong, pengkhianat, keterlaluan kamu, Mas!" teriak Syifa.Ryan terdiam menatap sang istri yang berjalan perlahan dengan membawa berkas informasi kearahnya. Tatapan Syifa terlihat sangat marah, tidak pernah Ryan melihat tatapan seperti itu dari sang istri sebelumnya."Kamu bilang menikahi Sherly karena terpaksa, karena permintaan mama. Nyatanya kamu sudah berselingkuh dengan jalang itu selama setahun di belakangku!" ucap Syifa dengan bibir bergetar."Syifa, kamu pasti mendengar semua ini dari Athar. Itu semua tidak benar, dia memfitnahku agar kamu benci padaku karena sejak dulu dia tidak suka dengan hubungan kita," ucap Ryan mencoba mengelak."Fitnah katamu? Lalu tentang kamu yang membayar kontrakan Sherly tiap bulan, mengajak dia liburan tiap bulan, dan mentransfer uang ke rekeningnya setiap bulan pakai uang toko juga fitnah?" ucap
"Syifa aku tahu aku salah, aku minta maaf, aku tidak mau bercerai denganmu," ucap Ryan.Ryan menyadari meskipun sudah memiliki istri muda, tetapi rasa cinta terhadap Syifa tidak hilang sepenuhnya. Wanita cantik dan baik itu masih memiliki posisi khusus di hati Ryan, apalagi lelaki itu sadar satu-satunya tempat ia menghasilkan uang adalah toko furniture milik Syifa jadi ia tak ingin bercerai dengan wanita cantik tersebut."Syifa, aku mohon maafkan aku. Aku mencintaimu, aku tak ingin bercerai darimu," ucap Ryan berusaha meraih tangan Syifa meminta belas kasih dari istrinya tersebut.Syifa menghempas tangan Ryan dengan kencang, hatinya benar-benar sakit menerima kebohongan dari sang suami. Meskipun Ryan meminta maaf dan berlutut di hadapannya hal itu tidak membuat Syifa ingin merubah keputusannya. "Kata cinta dan maaf yang kamu ucapkan hanya sebuah kepalsuan, Mas. Aku tidak butuh itu, yang aku butuh saat ini adalah kata talak darimu!" ucap Syifa."Aku tidak akan mengucapkan kata itu, Sy
"Maafkan aku ya, Mas. Karena kehadiran aku pernikahan kamu dan mbak Syifa hancur. Padahal aku sudah menerima menjadi istri kedua dan berharap kita bisa rukun mengurus anak ini bersama," ucap Sherly dengan wajah sedih mengusap perutnya yang belum buncit."Kamu tidak perlu minta maaf, Sherly. Memang perempuan itu saja yang tidak tahu diri, sudah mandul harusnya dia terima saja pernikahan Ryan dengan kamu. Dia tidak mau, ya sudah bercerai saja!" ucap Dina masih dengan nada kesal."Tapi kalau Mas Ryan harus kehilangan rumah dan pekerjaannya jika bercerai dengan mbak Syifa, itu semua gara-gara aku," ucap Sherly sambil menunduk."Kamu nggak usah pikirin, pokoknya mama aku cari pengacara terbaik agar toko furniture bisa jadi milik Ryan," ucap Dina.Ryan membawa Sherly ke kamar yang dulu ia tempati sebelum menikah dengan Syifa dan pindah dari rumah tersebut. Kamar itu kecil dan tidak bisa menampung banyak barang, Sherly menghela nafas karena harus tidur di kamar kecil lagi."Maaf ya, sementar
Athar membaca kertas berisi perjanjian sebelum perceraian yang baru saja Syifa buat, ia mengerutkan keningnya karena ada beberapa perjanjian yang menurut Athar tidak perlu di lakukan Syifa."Kenapa kamu melakukan ini?" tanya Athar."Ryan menjeratku dengan cinta, lalu pada akhirnya melukaiku. Aku juga ingin melakukan hal itu, aku ingin menjerat Ryan dengan cinta sebelum akhirnya aku tinggalkan dengan luka," ucap Syifa."Pikirkan lagi, Syifa. Aku takut malah kamu ragu untuk bercerai dan hubungan kalian kembali membaik,'' ucap Athar."Itu tidak mungkin, Athar. Sekarang aku tahu jika ia selama ini tidak mencintai ku, itu sebabnya aku ingin membuatnya jatuh cinta padaku sebelum berpisah hingga akhirnya ia hancur setela kehilangan semuanya," ucap Syifa.Athar menghela nafas dan terpaksa setuju dengan apa yang di katakan Syifa, ia sadar meskipun Syifa adalah sahabatnya sejak kecil. Namun, untuk masalah pernikahan Athar tak punya kuasa, ia hanya bisa memberi saran dan membatu jika Syifa membu
"Gimana menurutmu, Mas. Apa baju ini cocok untukku?" tanya Syifa.Wanita cantik itu memakai lingerie berwarna merah yang begitu tipis, tubuhnya yang indah terlihat jelas oleh Ryan hingga membuat lelaki itu menelan saliva nya. Ia yang belum selesai menuntaskan rasa yang menggebu pada Sherly tadi, kini menatap Syifa dengan penuh minat."Sangat cocok, cantik, dan seksi," ucap Ryan seraya mendekati Syifa. "Aku memesan baju ini di aplikasi online beberapa hari yang lalu, niatnya ingin aku pakai setiap malam Jumat untuk servis kamu. Namun, belum sampai baju ini datang kamu sudah membawa gundikmu ke rumah ini. Jadi sepertinya baju ini tidak perlu aku pakai lagi," ucap Syifa seraya berjalan menuju kamar mandi. Ryan menahan tangan sang istri, ia menarik dan membawa Syifa ke atas tempat tidur. Lelaki itu tidak ingin kehilangan kesempatan untuk menikmati tubuh sang istri yang nampak sangat menggoda. "Maafkan Aku, Sayang. Sekarang tidak ada lagi Sherly di rumah ini, jadi pakailah baju itu untu
"Kami adalah orang yang dibayar oleh Bu Syifa untuk menjaga tempat ini dan Anda berdua tidak boleh memasuki tempat ini," ucap salah satu bodyguard tersebut. Mendengar jawaban dari salah satu bodyguard itu, tentu saja membuat Dina dan Sherly begitu kesal. Mereka pun ingin bertanya kepada salah satu karyawan di dalam, ke mana Ryan pergi. Namun, tak ada satupun karyawan yang berani untuk mendekati Dina dan Sherly apalagi memberitahu informasi itu.Ternyata Syifa sudah memberitahu pada karyawan yang bekerja di toko furniture itu agar tidak dekat dan berhubungan dengan Dina dan Sherly, jika salah satu di antara mereka terlihat ada hubungan dengan Dina dan Sherly maka Syifa akan segera memecatnya. "Mah, kalau kayak gini gimana dong?" tanya Sherly."Mama juga nggak tahu, mana uang di ATM udah menipis," ucap Dina."Di toko nggak bisa ketemu, di rumah juga dilarang, nomor ponsel nya gak bisa di hubungi. Terus aku harus gimana minta uang ke mas Ryan?" tanya Sherly."Kan cuma kamu yang gak bol