Share

Chapter 96

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-08 13:44:25

Beberapa hari yang lalu.

Aluna pulang.

Mematikan ponselnya lalu membuangnya begitu saja.

Karena ia takut Ethan akan melacak keberadaannya.

Setelah turun dari kereta Aluna menghela nafas dalam sebelum menarik kopernya berjalan.

Tiba-tiba air matanya jatuh lagi.

Aluna menghela nafas berkali-kali sebelum masuk ke dalam mobil yang sudah ia sewa.

Tidak begitu lama. Ia sampai di rumah.

Kedatangannya sontak membuat keluarganya kaget. Karena Aluan tidak memberitahu mereka akan pulang.

Dan juga, Aluna baru saja pulang.

“Aluna,” panggil Linda, ibu Aluna. “Kamu kok pulang? Apa yang terjadi?”

Linda menatap putrinya. “Wajah kamu…” lirihnya. “Kenapa Aluna? Apa yang terjadi?” tanyanya lagi.

Aluna tidak kuasa menahan tangisnya.

Akhirnya Linda membawa putrinya masuk ke dalam.

Di sanalah Aluna menangis lebih kencang. Pertahanannya runtuh. Aluna tidak bisa berpura-pura tegar lagi dalam keadaan seperti ini.

Linda memeluk putrinya.

Mengusap bahu Aluna pelan. “Ibu gak tahu a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 97

    Tidak ada mempelai wanita yang tiba-tiba mendatangi mempelai laki-laki. Grace dengan gaunnya yang memanjang mengetuk kamar Ethan. “Hai!” Grace melambaikan tangannya. Ethan membuka pintu. Tanpa bisa dicegah Grace sudah masuk ke dalam kamarnya. “Kau tampan.” Menatap Ethan. Ethan sudah siap dengan kemeja putih lengkap dengan jas dan dasi. Pernikahan yang paling tidak dinginkan. Ethan hanya menghembuskan nafas lelah. “Keluar.” Grace menggeleng. “Ehm..” “Tidak, nanti dulu. Aku masih ingin melihatmu.” Mendekat. Dengan lancangnya, tangannya terangkat mengusap rahang Ethan. “Akhirnya kau jadi milikku.” Ethan menyipitkan mata. “Kau begitu terobsesi denganku?” “Ya karena aku mencintaimu. Aku tidak terobsesi denganmu, aku mencintaimu dan ingin menjadikanmu milikku. Hanya milikku…” Grace berjinjit. “Aku tidak ingin ada orang lain diantara kita.” Sial, seharusnya Ethan bisa mendorong wanita ini menyingkir. Bagaimanapun ia begitu jijik melihat Grace. Apalagi melihat

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 98

    PRANG! Setelah ucapan Grace selesai. Ethan mengambil cincin pernikahan mereka dan melemparnya begitu saja. “Ethan!” teriak Grace. Bukan hanya Grace yang berteriak, seluruh keluarga mereka. Apalagi Margaret yang melihat putranya melakukan hal tersebut. “Aku sudah tidak tahan.” Ethan menyugar rambutnya. “Aku tidak mau menikah dengan wanita gila sepertimu.” “Ethan jaga sikap kamu!!” teriak Margaret. Harianto menarik putrinya. “Berani-beraninya kamu mempermalukan keluarga kami. Putriku terlalu berharga jika menikah dengan pria sepertimu.” Ethan tertawa pelan. Ia berjalan mendekat dengan senyum miring. “Aku tahu yang kau sembunyikan..” lirihnya. “Kau ingin aku membongkarnya sekarang?” “Omong kosong!” Harianto mendorong dada Ethan. Ethan memberikan kode pada Bobby. Bobby mendekat. Memberikan dokumen pada Ethan. Membuka dokumen itu. Menunjukan isi dari lembar kertas tersebut kepada ayah Grace. “Putrimu ini hamil. Siapa yang menghamilinya?” tanya Ethan. Menggeleng pelan. “Tentu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 99

    “Aku pikir dia benar-benar mencintaimu.” Bobby masih tidak menyangka setelah semua yang terjadi. “Bisa-bisanya mereka…” lirihnya lagi. Ethan berdecak pelan. “Sialan… seorang aku akan dijadikan pelampiasan? Aku hanya dijadikan alat agar mereka tetap bisa bersama.” Bobby menggeleng sembari terus fokus pada jalanan. Sekarang ia sedang perjalanan mengantarkan tuan raja Ethan ke Bandara. Untuk menyusul Aluna ke kampung. “Si gila itu, padahal mereka bisa berbicara pada orang tua mereka. Atau kawin lari saja. Tapi malah memaksamu untuk menikahinya.” Ethan tertawa pelan. “Dari dulu Grace diakui sebagai anak kandung Harianto. Jika kabar menyebar tentang mereka yang berhubungan, semua hancur. Reputasi keluarga Salim akan hancur dengan perbuatan mereka. Akan berdampak pada perusahaan juga.” “Dia membangun reputasi seolah-olah mengejarku dan terobsesi denganku. Padahal wanita jalang itu bermain dengan pria lain….” Ethan menyandarkan tubuhnya. “Sial…” umpatnya lagi. “Tidak ada wani

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 100

    Aluna senang bisa menghabiskan waktu bersama keluarganya. Ibu dan neneknya terlihat menikmati masakannya. “Panggil Gio,” ucap Linda. “Anak itu kalau sudah belajar tidak mau makan.” “Gio makan dulu!” teriak Aluna. Akhirnya Gio keluar dari kamarnya. Bocah itu nampak malas saat di suruh makan oleh ibunya. “Jangan belajar terus. Kamu juga butuh istirahat.” Aluna mengambilkan nasi dan lauk ayam untuk putranya. Gio menuruti keinginan ibunya untuk makan. “Nah seperti itu kan pintar.” Aluna tersenyum. Kalau ada penghargaan untuk murid yang paling rajin, Gio pasti akan selalu mendapatkannya. Bocah itu begitu rajin belajar dan mengerjakan PR. Walaupun masih duduk dibangku SD kelas 1 Gio sudah begitu mahir matematika. Otaknya yang cerdas mampu mengusai rumus-rumus sederhana yang diajarkan di kelas. Hal itu membuat Aluna bangga. Dirinya pintar, tentu saja anaknya juga pintar. Apalagi kalau dipikir, Gio mempunyai darah orang tua yang sama-sama pintar. Aluna selalu mendapatk

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 101

    Aluna keluar bersama ibunya. Benar saja seorang pria tua dengan sarung. Rambut yang mulai memutih itu berada di depan rumahnya. “Aku menagih hutangmu,” ucap Pak Dedi dengan mata yang tidak lepas memandang Aluna. “Tunggu aku akan mengambilnya.” Linda baru saja ingin mengambil uang namun suara Dedi menghentikannya lagi. “Semuanya. Aku ingin kau melunasi semua hutangmu.” Aluna mengernyit. “Berapa?” “150 juta.” “Apa?” Aluna mengernyit. “Sebanyak itu? Hutangnya berbunga?” Dedi mengangguk. “Tentu saja berbunga! Memangnya aku beramal?” Aluna menghela nafas. “Aku akan membayarnya namun masih kurang 50 juta.” Dedi memandang Aluna. “Harus kau lunasi segera. Jika tidak…” Dedi tersenyum. “Kau menikahlah dengan anakku. Dia sudah lama menyukaimu.” Dedi memandang Aluna rendah. “Dia bahkan tidak peduli pada statusmu yang tidak jelas..” “Apa?” Aluna semakin tercengang. Bagaimana bisa pria tua ini memintanya menjadi istri anaknya. Yang Aluna ketahui, anak Dedi ini adalah tem

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 102

    Tidak ada yang sadar dengan kedatangan seorang pria. Ethan yang baru saja turun dari mobil mengernyit melihat keributan di depan rumah Aluna. Apalagi Aluna terlihat bertengkar dengan seorang pria tua. Anehnya lagi, para warga yang perlahan keluar dari rumah tidak ada yang berani mendekat. Ethan melotot saat pria itu semakin mendekati Aluna. Sampai ia berlari dan mencegah pria itu menampar Aluna. Ethan menghadang tangan kakek tua itu. “Siapa kau berani-beraninya mau menampar calon istriku.” “Calon istri?” semuanya membeo. Bahkan Aluna sendiri begitu terkejut melihat Ethan sudah berdiri di hadapannya. Aluna belum sempat berbicara Ethan lebih dulu menariknya ke belakang. Ethan mengambil tempat dan menghadang pria itu. “Kau bisa dilaporkan atas pemukulan wanita. Kau bisa dihukum minimal 2 tahun penjara.” Ethan menatap tangannya yang masih menggenggam pergelangan tangan pria tua itu. Hih! Ethan langsung menghempaskannya dengan jijik. Sebelah tangannya masih betah m

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 103

    Mendapat pertanyaan seperti itu tanpa ragu Ethan menjawab iya. Ia juga menebak bahwa yang bertanya adalah ibu Aluna. Maka tidak ada keraguan saat menjawabnya. “Iya, saya ayah Gio.” Linda maju ke depan. Tangannya terangkat dan menampar pipi Ethan. PLAAAKSuara yang begitu renyah untuk di dengar. Ethan merigis pelan memegangi pipinya. Tidak pernah sesakit ini ditampar. Mungkin karena ditampar calon ibu mertuanya membuat rasa sakitnya seolah bertambah berkali-kali lipat. “Kenapa kamu ke sini?” tanya Linda. “Kenapa kamu ke sini setelah sekian lama? Kamu tidak tahu? Bagaimana perjuangan Aluna membesarkan Gio sendiri?” “Bu sudah..” Aluna menggeleng. Tidak menginginkan keributan ini. Aluna melupakan satu hal. Bahwa anaknya di rumah. Bahwa sedari tadi Gio melihat semua ini. Aluna mendekati Gio yang berdiri menatap mereka. “Gio kamu..” Aluna mengusap dahi Gio. “Gio ke kamar ya?” Gio hanya mengangguk. Melirik sekilas Ethan yang berhadapan dengan neneknya. Aluna memastikan Gio su

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 104

    Aluna dan ibunya pun tidak tahu kenapa nenek dari dalam berteriak. “MANA PRIA YANG MENGHAMILI CUCUKU?!” teriak nenek tua dari dalam. Lebih mengejutkan lagi. Nenek membawa sebuah celurit yang biasa digunakan Linda untuk mengambil tanaman liar di sawah. “MANA PRIA ITU!” nenek mengangkat celurit itu. Aluna dan ibunya panik. “Nenek jangan!” Aluna dan Linda memegangi nenek. Ethan yang kebingungan. Ia tidak sadar bahwa sekarang ia adalah buronan dari nenek Aluna yang membawa celurit. “Apa…” Ethan menyatukan dahinya. “Pergi Ethan!” teriak Aluna. Ethan menggeleng. Gila saja ia jauh-jauh ke sini malah pulang. Ethan tidak mau pokoknya. “ETHAN PERGI!!!” teriak Aluna lagi. “Dia kan?” tunjuk nenek Aluna pada Ethan. “Dia yang menghamili kamu?!” Ethan mengerjap pelan. Pandangannya jatuh pada besi yang melingkar yang mirip dengan pisau. Matanya melebar saat melihat kilatan marah nenek tua itu. Dia? Dia yang menjadi target nenek itu? “Sini nenek harus memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 597

    Extra Part 3 GOOAL! Aiden berlari dan memeluk temannya yang berhasil mencatak gol. Di saat ia bergembira—ia menolak ke arah tribun. Tidak ada orang tuanya… Aiden mendadak lemas… Tidak ada semangat. Ia menjauh dari teman-temannya yang masih merayakan gol tersebut. Aiden berjalan dengan lesu ke arah ruang ganti pemain. Pelatih yang melihatnya langsung mengejar Aiden. “Aiden kamu kenapa?” tanya pelatih yang heran dengan Aiden. Aiden menggeleng. anak itu menunduk—membuka loker dan mengambil satu handuk. “Apa yang terjadi?” tanya pelatih. “Permainanmu tadi bagus..” pelatih itu memeluk Aiden. Kemudian menepuk pelan bahu Aiden. “Orang tuaku…” Aiden duduk. “Orang tuaku datang menonton tapi mereka tetap sibuk…” “Dari dulu sering seperti itu..” Aiden menghela napas panjang. Bahkan teman-teman satu timnya yang baru saja masuk saja sampai bingung melilhat Aiden. “Aku ingin pulang.” Aiden berjalan membawa tasnya. “Kita maka bersama supaya sedih kamu

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 596

    Extra Part 2 5 tahun kemudian… Tidak banyak yang berubah. Tapi, orang tua Aiden berusaha untuk meluangkan waktu untuk putranya. Setiap satu bulan sekali mereka biasanya menghabiskan waktu bersama pergi ke sebuah tempat.. Lalu, mereka juga datang ke pertandingan. Seperti saat ini. Pertandingan di mulai. Gio dan Agatha berada di tribun untuk menyaksikan putranya yang bertanding. “Bukankah dia sangat tampan…” lirih Agatha. Kagum dengan anaknya sendiri. memuji anaknya sendiri. Agatha menoleh—banyak perempuan yang datang. Mereka berteriak mendukung Aiden. “Dia punya banyak penggemar..” Agatha menggeleng pelan. “Pesona anakku akan sulit ditolak perempuan. Aku harap dia tidak menjadi pemain perempuan di masa depan.” Gio mengangguk setuju dengan ucapan istrinya. “Melihat Aiden yang seperti ini. sungguh mengingatku dulu. aku juga punya banyak penggemar…” Agatha menatap Gio dari samping. “Ingat umur kamu. kamu sudah tua!” Gio menoleh. Mengusap rambutn

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 595

    Extra Part 1 Agatha mendekat dan mengambil duduk di samping ranjang putranya. Melihat putranya yang kian besar. Kian dewasa… Agatha tidak tahu kalau kesibukannya membuat anaknya kurang mendapatkan perhatiannya. Agatha berusaha… Setiap hari ia berusaha agar bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan Aiden. Tapi, yang ia lakukan memang tidak terlalu berarti. Meski ia berusaha bekerja lebih keras agar bisa pulang lebih awal.. Tetap saja, pekerjaan lain akan datang terus menerus. “Maaf…” lirih Agatha. tangannya terulur mengusap helaian rambut Aiden pelan. Aiden terdiam… menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Tidak membiarkan ibunya melihat wajahnya. Agatha tersenyum tipis. “Maaf sayang…” “Mom akan berusaha lagi pulang lebih awal dan memperhatikan kamu.” Agatha menghela napas. “Kapan pertandingan kamu dimulai?” tanya Agatha. “Mom akan datang bersama Dad..” Aiden menarik turun selimutnya. “Tidak usah berjanji jika Mom tidak pernah bisa

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 594

    10 tahun berlalu. Yang menjadi kekawatiran Gio tidaklah terjadi. Aiden Edward Winston, seorang anak yang berusia 6 tahun. Tumbuh dengan sehat. Tanpa penyakit keturunan sedikitpun. Aiden tumbuh menjadi anak laki-laki yang sehat dan begitu menggemari sepak bola. Namun… Permasalahannya adalah…. Aiden adalah anak yang terlahir dengan sendok emas… Keluarga kaya… Bahkan harta keluarganya tidak habis tujuh turunan. Namun, yang ia rasakan seperti anak lainnya yang kesepian karena ditinggal bekerja orang tuanya. Ibu dan ayahnya selalu pulang sore. Mereka tidak punya waktu untuk sekedar mengobrol atau…. Orang tuanya membacakan dongeng atau mendengarkan ceritanya saat di sekolah. Aiden hanyalah anak biasa yang ingin selalu bersama orang tuanya. Ketika orang tuanya pulang, ia tidur. Ia baru bertemu orang tuanya keesokan paginya. Hanya sebentar, saat Dad mengantarnya ke sekolah. Waktu weekend pun, Aiden sering merasa kesepian. Meski bersama orang tuanya.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 593

    Beberapa bulan berlalu. Agatha menatap putranya yang tampan. Aiden Edward Winston. Menggendong putranya—menepuk pelan bokong bayi itu hingga tertidur. Agatha meletakkan Aiden ke dalam tempat tidur bayi. “Dia tidur?” tanya Gio yang masuk ke dalam kamar. Ia mendekat dan menunduk—tersenyum melihat putranya sedang tertidur. “Dia kecil sekali…” lirihnya. Agatha tertawa pelan. “Dia masih bayi… kalau besar ya bukan bayi namanya.” Gio memeluk Agatha dari samping. mencium pelan kening istrinya. Agatha mendongak. Ada yang ingin ia katakan pada Gio. Tapi… Ia sangat ragu mengatakannya. “Apa yang kamu pikirkan?” tanya Gio. Agatha memeluk pinggang Gio. “Apa jadinya jika aku meninggalkan perusahaan selama satu tahun?” Gio terdiam. “Kamu ingin cuti lebih lama?” tanyanya. Agatha mengangguk. “Aku ingin bersama Aiden setidaknya selama setahun. Aku tidak bisa percaya pada orang lain…” Agatha tentu saja belum bisa meninggalkan Aiden. Ia tidak bisa meninggalkan anakny

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 592

    “Aarghh!” Agatha menjambak rambut Gio Gio mengernyit—berusaha menahan sakitnya tarikan Agatha pada rambutnya. Menyesal sekali karena tidak potong rambut dan membiarkan rambutnya sedikit memanjang. Agatha mengatur napasnya. Kesakitan selama perjalanan menuju rumah sakit. “Sakit..” Agatha memejamkan mata. “Tahan sayang…” Gio menunduk karena Agatha masih menggenggam rambutnya. “Sakit…” Ketika sampai di rumah sakit. Barulah Agatha melepaskan Gio. Gio menemani istrinya dengan setia. Menggenggam tangan Agatha. tidak melepaskan sedikitpun. Gio bahkan menemani Agatha ke dalam ruangan. Ia sendiri menyaksikan bagaimana Agatha melahirkan. Bagaimana istrinya berjuang mati-matian melahirkan anak mereka. “Aarggg!” teriak panjang Agatha sampai terdengar bunyi suara tangisan anak. Agatha memejamkan mata. eluruh tenaganya telah habis. Gio menatap anaknya yang masih digendong oleh dokter. Gio tidak kuasa menahan air matanya. “Bayinya prematur dan berjenis kelamin laki-la

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 591

    Perut Agatha kian hari kian membesar. h-1 bulan dari tanggal prediksi melahirkan yang ditetapkan oleh dokter, Agatha memutuskan untuk mengambil cuti. Itu adalah keputusan bersama. Antara Gio dan Agatha, Gio yang memaksa agar Agatha cuti lebih awal. Ia tidak ingin Agatha sampai kenapa-kenapa jika memutuskan untuk terus bekerja. Agatha saat ini berada di dalam Mansion. Kegiatannya pun membosankan. Oh ya, untuk tugasnya sebagai pemimpin Harper telah dialihkan pada wakilnya. Wakill yang ia tunjuk sendiri dan orang yang paling ia percaya di kantor. Syukurlah ada orang yang bisa ia andalkan di kantor. Agatha mengusap perutnya pelan—saat ini ia menunggu suaminya yang tidak kunjung pulang. “Dia menyuruhku cuti tapi selalu membiarkanku sendirian di rumah…” Agatha berdecak. “Sudah jangan marah-marah…” Ibu Agatha menata makanan di atas meja. Ibu Agatha yang pergi menemui putrinya dan memutuskan untuk tinggal sampai Agatha melahirkan. Ia ingin ada dalam proses putrinya mel

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 590

    Pergi ke rumah kakek dan nenek Gio. Agatha rasa dia sedikit gugup. Meski ia yakin bahwa hubungannya dengan nenek Gio membaik. Tapi tetap saja, belum sebaik dan seakrab yang ia inginkan. Agatha menggandeng lengan Gio. Mereka perlahan masuk ke dalam mansion. Ada kenangan yang buruk… Agatha masih mengingat kenangannya bekerja di sini. Maaf tapi Agatha tidak bisa melupakan kenangan buruk itu. Nenek dan kakek Gio keluar. Agatha jarang sekali melihat kakek Gio. “cucu kakek…” menyambut mereka berdua dengan hangat. Kakek terlihat sangart bahagia meliaht cucunya datang. “Apa yang membawa kalian kemari?” tanya kakek. Nenek menatap kedua cucunya itu bergantian. “Duduk dulu kalian…” Mereka mengambil duduk dengan santai. Gio dengan setia merangkul bahu Agatha dari samping. “Kami sebenarnya hanya ingin memberitahu kalian kalau Agatha hamil,” Ucap Gio. “Waah…” Kakek Gio nampak berbinar. “Sebentar lagi cicitku bertambah..” Nenek Gio menyenggol lengan kakek. “cicitku j

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 589

    21++ Vila di sini bentuknya berjajar. Menghadap ke laut. Tidak terlalu besar, hanya ada satu kasur yang berukuran besar. “Bagaimana?” tanya Gio sembari memeluk Agatha dari belakang. “Bukankah sangat bagus?” tanya Gio. Agatha mengangguk. “Bagus.” “Kita mau menginap di sini?” tanyanya. Gio mengernyit. “Memangnya mau ke mana? aku mengajakmu ke sini untuk menginap di sini.” Agatha mengangguk. “Baiklah aku akan memberitahu ibu dulu.” Gio menarik ponsel Agatha dan melemparkannya begitu saja. “Ibu akan mengerti.” sembari mengedipkan matanya. Menarik pinggang Agatha hingga tubuh mereka menempel. Gio menunduk dan menarik tengkuk Agatha. mencium bibir wanita itu pelan. Membawanya ke ranjang. membaringkan Agatha dengan hati-hati di atas ranjang. Gio melepaskan pangutan mereka, kemudian melepaskan kancing kemejanya. Membuka seluruh pakaian yang digunakannya. “Kamu tidak mau membantuku ya…” lirih Gio yang berada di atas Agatha. Agatha tertawa pelan. menggeleng, kemudia

DMCA.com Protection Status