Share

Chapter 103

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-10 11:23:40

Mendapat pertanyaan seperti itu tanpa ragu Ethan menjawab iya.

Ia juga menebak bahwa yang bertanya adalah ibu Aluna.

Maka tidak ada keraguan saat menjawabnya.

“Iya, saya ayah Gio.”

Linda maju ke depan. Tangannya terangkat dan menampar pipi Ethan.

PLAAAK

Suara yang begitu renyah untuk di dengar.

Ethan merigis pelan memegangi pipinya. Tidak pernah sesakit ini ditampar.

Mungkin karena ditampar calon ibu mertuanya membuat rasa sakitnya seolah bertambah berkali-kali lipat.

“Kenapa kamu ke sini?” tanya Linda. “Kenapa kamu ke sini setelah sekian lama? Kamu tidak tahu? Bagaimana perjuangan Aluna membesarkan Gio sendiri?”

“Bu sudah..” Aluna menggeleng.

Tidak menginginkan keributan ini.

Aluna melupakan satu hal. Bahwa anaknya di rumah.

Bahwa sedari tadi Gio melihat semua ini.

Aluna mendekati Gio yang berdiri menatap mereka. “Gio kamu..” Aluna mengusap dahi Gio.

“Gio ke kamar ya?”

Gio hanya mengangguk. Melirik sekilas Ethan yang berhadapan dengan neneknya.

Aluna memastikan Gio su
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 104

    Aluna dan ibunya pun tidak tahu kenapa nenek dari dalam berteriak. “MANA PRIA YANG MENGHAMILI CUCUKU?!” teriak nenek tua dari dalam. Lebih mengejutkan lagi. Nenek membawa sebuah celurit yang biasa digunakan Linda untuk mengambil tanaman liar di sawah. “MANA PRIA ITU!” nenek mengangkat celurit itu. Aluna dan ibunya panik. “Nenek jangan!” Aluna dan Linda memegangi nenek. Ethan yang kebingungan. Ia tidak sadar bahwa sekarang ia adalah buronan dari nenek Aluna yang membawa celurit. “Apa…” Ethan menyatukan dahinya. “Pergi Ethan!” teriak Aluna. Ethan menggeleng. Gila saja ia jauh-jauh ke sini malah pulang. Ethan tidak mau pokoknya. “ETHAN PERGI!!!” teriak Aluna lagi. “Dia kan?” tunjuk nenek Aluna pada Ethan. “Dia yang menghamili kamu?!” Ethan mengerjap pelan. Pandangannya jatuh pada besi yang melingkar yang mirip dengan pisau. Matanya melebar saat melihat kilatan marah nenek tua itu. Dia? Dia yang menjadi target nenek itu? “Sini nenek harus memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 105

    Setelah kejadian beberapa jam yang lalu. Nenek dan ibu Aluna tidak memaafkan Ethan walaupun sudah bersujud sekalipun. Tapi untungnya, nenek Aluna melemah. Tidak ingin membacok Ethan lagi. Dan sekarang, nasib Ethan berada di rumah saudara Aluna. Tepatnya di rumah paman Aluna. Di sanalah ia akan tinggal sampai Aluna mau menikah dengannya. Sampai keluarga Aluna juga merestui. “Makan, nak.” Pak Waluyo menatap Ethan yang masih diam saja. “Ya kami cuma makan seadanya seperti ini,” imbuhnya dengan sadar. Ibu Rika mengambilkan nasi dan lauk tempe tahu untuk Ethan. “Dimakan ya nak. Enggak ibu racun kok,” sambil tersenyum hangat. Ethan ragu. Ia tidak pernah makan tahu tempe. Hanya melihat saja tidak pernah memakannya. “Halah tinggal makan aja. Lihat aku.” Andy makan dengan lahap. Hanya dengan mencampur nasi dengan sambal kemudian memakannya bersamaan dengan tahu. “Enak!” menunjukkan jempolnya. Ethan akhirnya mengikuti bagaimana Andy makan. Tidak buruk juga, ia mala

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 106

    “Meskipun hamil, melahirkan tapi mbak Aluna masih kuliah. Dia bahkan bekerja untuk membiayai kuliahnya sendiri,” lanjut Andy bercerita. Ethan masih menyimak dengan serius. “Ayah Aluna ke mana?” “Kata ibuku sekitar mbak Aluna SMP, Ayahnya meninggal.” Oh jadi itu kenapa Aluna hanya tinggal dengan ibu dan neneknya. Ethan mengangguk. “Lanjut..” “Setelah lulus mbak Aluna nekat ke kota. Itu karena, budhe hutang di pakdhe..” Sebelum bercerita lebih lanjut, Andy harus menjelaskan silsilah keluarga mereka. “Budhe Linda itu anak pertama, lalu ada pak dhe Ronand, lalu ayahku.” “Pakdhe Ronand itu kaya, karena istrinya punya banyak sawah. Tapi dia sangat jahat dan angkuh. Budhe Linda selalu dihina saat ingin meminjam uang. Bahkan saat datang saja langsung diusir. Mbak Aluna yang melihatnya menjadi sakit hati.” “Apalagi keadaan Gio saat itu.. Gio yang masih kecil diiagnosis penyakit jantung.” Andy menghela nafas. “Sebelum mbak Aluna berangkat ke kota untuk bekerja, dia bilang

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 107

    Ethan itu tidak tahu apa yang dimaksud dengan membantu di sawah. Ternyata sangat jauh dari dugaannya. Ia pikir hanya mengangkat rumput atau yang paling berat mengambil padi. Tapi ini, ia malah harus terjun ke tanah lembek. “Awh!” Ethan mengernyit jijik. Kakinya sudah berlumur dengan lumpur. Tapi ketika ia menoleh. Mataya bertatapan dengan ibu Aluna. Linda menatap Ethan datar. Ethan mengerjap. Ia tersenyum karir. “Hahhah..” tertawa dengan canggung. Ia menunduk—tugasnya hanya satu yaitu mencabut rumput liar di sekitar tanaman padi. Terik matahari yang begitu panas menyengat kepalanya. “Mas pake ini!” Andy melempar topi lebar yang terbuat dari anyaman. Enthan menatapnya heran. Topi apaan ini? Kok seperti piring? “Heh kamu!” Ethan menatap Andy yang duduk santai di gubuk sambil memainkan ponsel. “JANGAN IRI!” Teriak Andy sambil mengibaskan tangannya. Ia juga menampilkan senyum mengejek. “Bocah ingusan!” kesal Ethan. Ethan beralih menatap topi yang berada di tan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 108

    Setelah makan, semuanya berjalan untuk kembali pulang. “Aluna aku ingin berbicara!” ucap Ethan yang berada di belakang Aluna. Aluna menoleh. “Apa lagi Ethan?” “Di mana Gio? Aku tidak melihatnya seharian ini?” tanya Ethan. “Gio… Gio aku menyuruhnya untuk di rumah saja dulu. sampai keadaan benar-benar tenang. Aku akan menjelaskannya nanti padanya.” “Dia belum tahu aku ayahnya?” tanya Ethan. Aluna terdiam. “Aku tidak tahu, karena dia tidak bertanya apapun.” “Tapi kau belum memberitahunya jika aku adalah ayahnya?” Aluna menggeleng. “Aluna….” Ucap Ethan dengan frustasi. “Sampai kapan kau akan merahasiannya? Jika kau tidak bisa memberitahunya, biar aku saja.” “Tidak.” Aluna menolak. “Gio adalah anakku, aku akan memberitahunya nanti. Untuk sekarang aku tidak mengijinkannya bertemu denganmu dulu.” “Kenapa?” tanya Ethan dengan heran. Aluna menghela nafas. “Aku tidak membingungkannya. Aku akan menjelaskannya nanti dan aku akan mengijinkannya bertemu denganmu, tapi nanti.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 109

    Bagi Ethan, mendekap tubuh Aluna sudah membuatnya begitu bahagia. Namun, ternyata wanita itu tidak membalas pelukannya sama sekali. Kekecewaannya semakin dalam saat Aluna mendorong tubuhnya hingga pelukan mereka terlepas. “Ethan..” Aluna menatap kaki Ethan. “Kaki kamu berdarah!” Menunjuk jemari kaki Ethan yang mengeluarkan darah. Aluna melotot. “Coba angkat!” Ethan menuruti perkataan Aluna. Ia hanya merasa sedikit perih saja. “Kamu menginjak serpihan cankang keong!” Aluna mencabut serpihan di kaki Ethan. Aluna mendongak. justru keheran karena Ethan tidak mengeluh. “Sakit?” tanya Aluna. “Tidak.” Aluna merobek kain daster bawahnay dan membalut luka Ethan dengan kain tersebut. “Pakai ini dulu, sampai rumah aku akan mengobatimu.” Kaki Ethan yang terluka, tapi Aluna yang merasakan sakitnya. Aluna bergidik ngeri. “Benar tidak sakit?” “Tidak.” Ethan menggerakkan kakinya seperti biasa. “EH!” Aluna panik. “Jangan banyak gerak, darahnya belum berhenti keluar.” “

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 110

    Aluna melebarkan mata dengan panik. Ia menatap Andy yang berada di ambang pintu dengan mulut yang terbuka. “Andy jangan berteriak!” ucap Aluna. “Budhe…” lirih Andy. Yang terjatuh adalah sebuah kotak obat-obatan yang di bawa dari rumah. Keluarga Andy takut Aluna tidak punya obat yang lengkap sehingga menyuruh Andy untuk mengantar obat itu. “Andy…” Aluna melotot panik. “Budhe…” lirih Andy kali ini lebih keras dari sebelumnya. “1 juta!” ucap Ethan. Andy menatap Ethan dengan mata duitan. “Budhe…” ucapnya lagi tapi dengan nada yang telah dikecilkan. “2 juta!” Andy menutup bibirnya rapat-rapat. Ia tersenyum dengan senang setelah mendapatkan uang. “Paman aku mau masuk minggir!” itu suara Gio. Aluna merosot ke bawah. “Eh!” Andy tidak bisa mencegah Gio yang ingin masuk ke dalam rumah. Setelah bocah itu masuk. Gio berdiri dan hanya diam menatap kedua orang tuanya yang berada di hadapannya. “Gio..” lirih Ethan. “Mama Papa!” ucap Gio. Ethan dan Aluna saling berpan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 111

    Kesungguhan dan keseriusan Ethan diterima oleh nenek Aluna Namun, sebelum itu Ethan diajak ke sebuah tempat. Demi apapun, Ethan tidak bisa menebak ia akan dibawa ke mana. Ia tidak bisa menebak keluarga Aluna. Ethan mendesah lelah saat harus menyebrangi sebuah sungai kecil. Namun ia segera menutup mulutnya rapat setelah mendapat tatapan dari nenek Aluna. “Laki-laki itu harus kuat…” lirih Nenek Aluna yang berjalan lebih dulu. Wanita tua yang benar-benar kuat dengan tubuh yang mulai renta. Ethan tidak tahu apa rahasianya. Padahal ia sendiri sering gym. Tapi kenapa tubuhnya masih kalah kuat dengan nenek Aluna. “Iya, nek..” balas Ethan pasrah. “Aluna itu cucu satu-satunya nenek. Nenek sangat sedih waktu dulu Aluna pulang dalam keadaan hamil.” “Apalagi Aluna tidak mau memberitahu siapa laki-laki itu. Aluna memohon untuk bisa merawat anaknya sendiri….” Ethan baru saja ingin membantu nenek Aluna untuk berjalan ke jalan yang menanjak. Tapi nyatanya nenek Aluna memang

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 598

    “Minta maaf pada Mom.” Aiden menunduk sebentar. “Aiden minta maaf mom.” Setelah meminta maaf, Aiden keluar dari mobil. “Aiden kamu mau ke mana?” teriak Agatha panik. “Biar saja..” lirih Gio. Mereka berdua menatap Aiden yang berjalan sendiri kemudian mencegat taksi. Agatha menghela napas. “Jangan terlalu keras dengannya…” lirihnya. “Tapi dia membentak kamu.” Gio menatap Agatha. “Meskipun dia anakku, aku tidak akan rela istriku dibentak atau diteriaki..” Gio menoleh. “Aku saja tidak pernah membentak kamu dan tidak akan pernah. Jadi aku tidak akan membiarkan anak kita melakukan hal itu… Agatha mendekat kemudian memeluk Gio. “Aku hanya takut dia marah pada kita.” Gio mengusap pelan bahu Agatha. “Biar saja marah. Dia memang berhak marah. Aku juga tahu kesalahanku.” Agatha tidak bisa melihat taksi yang membawa anaknya lagi. “Apa dia membawa uang?” tanya Agatha. “Aku takut kalau dia tidak bawa uang untuk membayar taksi.” “Dia membawa ponsel. Aku selalu mengisi penu

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 597

    Extra Part 3 GOOAL! Aiden berlari dan memeluk temannya yang berhasil mencatak gol. Di saat ia bergembira—ia menolak ke arah tribun. Tidak ada orang tuanya… Aiden mendadak lemas… Tidak ada semangat. Ia menjauh dari teman-temannya yang masih merayakan gol tersebut. Aiden berjalan dengan lesu ke arah ruang ganti pemain. Pelatih yang melihatnya langsung mengejar Aiden. “Aiden kamu kenapa?” tanya pelatih yang heran dengan Aiden. Aiden menggeleng. anak itu menunduk—membuka loker dan mengambil satu handuk. “Apa yang terjadi?” tanya pelatih. “Permainanmu tadi bagus..” pelatih itu memeluk Aiden. Kemudian menepuk pelan bahu Aiden. “Orang tuaku…” Aiden duduk. “Orang tuaku datang menonton tapi mereka tetap sibuk…” “Dari dulu sering seperti itu..” Aiden menghela napas panjang. Bahkan teman-teman satu timnya yang baru saja masuk saja sampai bingung melilhat Aiden. “Aku ingin pulang.” Aiden berjalan membawa tasnya. “Kita maka bersama supaya sedih kamu

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 596

    Extra Part 2 5 tahun kemudian… Tidak banyak yang berubah. Tapi, orang tua Aiden berusaha untuk meluangkan waktu untuk putranya. Setiap satu bulan sekali mereka biasanya menghabiskan waktu bersama pergi ke sebuah tempat.. Lalu, mereka juga datang ke pertandingan. Seperti saat ini. Pertandingan di mulai. Gio dan Agatha berada di tribun untuk menyaksikan putranya yang bertanding. “Bukankah dia sangat tampan…” lirih Agatha. Kagum dengan anaknya sendiri. memuji anaknya sendiri. Agatha menoleh—banyak perempuan yang datang. Mereka berteriak mendukung Aiden. “Dia punya banyak penggemar..” Agatha menggeleng pelan. “Pesona anakku akan sulit ditolak perempuan. Aku harap dia tidak menjadi pemain perempuan di masa depan.” Gio mengangguk setuju dengan ucapan istrinya. “Melihat Aiden yang seperti ini. sungguh mengingatku dulu. aku juga punya banyak penggemar…” Agatha menatap Gio dari samping. “Ingat umur kamu. kamu sudah tua!” Gio menoleh. Mengusap rambutn

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 595

    Extra Part 1 Agatha mendekat dan mengambil duduk di samping ranjang putranya. Melihat putranya yang kian besar. Kian dewasa… Agatha tidak tahu kalau kesibukannya membuat anaknya kurang mendapatkan perhatiannya. Agatha berusaha… Setiap hari ia berusaha agar bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan Aiden. Tapi, yang ia lakukan memang tidak terlalu berarti. Meski ia berusaha bekerja lebih keras agar bisa pulang lebih awal.. Tetap saja, pekerjaan lain akan datang terus menerus. “Maaf…” lirih Agatha. tangannya terulur mengusap helaian rambut Aiden pelan. Aiden terdiam… menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Tidak membiarkan ibunya melihat wajahnya. Agatha tersenyum tipis. “Maaf sayang…” “Mom akan berusaha lagi pulang lebih awal dan memperhatikan kamu.” Agatha menghela napas. “Kapan pertandingan kamu dimulai?” tanya Agatha. “Mom akan datang bersama Dad..” Aiden menarik turun selimutnya. “Tidak usah berjanji jika Mom tidak pernah bisa

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 594

    10 tahun berlalu. Yang menjadi kekawatiran Gio tidaklah terjadi. Aiden Edward Winston, seorang anak yang berusia 6 tahun. Tumbuh dengan sehat. Tanpa penyakit keturunan sedikitpun. Aiden tumbuh menjadi anak laki-laki yang sehat dan begitu menggemari sepak bola. Namun… Permasalahannya adalah…. Aiden adalah anak yang terlahir dengan sendok emas… Keluarga kaya… Bahkan harta keluarganya tidak habis tujuh turunan. Namun, yang ia rasakan seperti anak lainnya yang kesepian karena ditinggal bekerja orang tuanya. Ibu dan ayahnya selalu pulang sore. Mereka tidak punya waktu untuk sekedar mengobrol atau…. Orang tuanya membacakan dongeng atau mendengarkan ceritanya saat di sekolah. Aiden hanyalah anak biasa yang ingin selalu bersama orang tuanya. Ketika orang tuanya pulang, ia tidur. Ia baru bertemu orang tuanya keesokan paginya. Hanya sebentar, saat Dad mengantarnya ke sekolah. Waktu weekend pun, Aiden sering merasa kesepian. Meski bersama orang tuanya.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 593

    Beberapa bulan berlalu. Agatha menatap putranya yang tampan. Aiden Edward Winston. Menggendong putranya—menepuk pelan bokong bayi itu hingga tertidur. Agatha meletakkan Aiden ke dalam tempat tidur bayi. “Dia tidur?” tanya Gio yang masuk ke dalam kamar. Ia mendekat dan menunduk—tersenyum melihat putranya sedang tertidur. “Dia kecil sekali…” lirihnya. Agatha tertawa pelan. “Dia masih bayi… kalau besar ya bukan bayi namanya.” Gio memeluk Agatha dari samping. mencium pelan kening istrinya. Agatha mendongak. Ada yang ingin ia katakan pada Gio. Tapi… Ia sangat ragu mengatakannya. “Apa yang kamu pikirkan?” tanya Gio. Agatha memeluk pinggang Gio. “Apa jadinya jika aku meninggalkan perusahaan selama satu tahun?” Gio terdiam. “Kamu ingin cuti lebih lama?” tanyanya. Agatha mengangguk. “Aku ingin bersama Aiden setidaknya selama setahun. Aku tidak bisa percaya pada orang lain…” Agatha tentu saja belum bisa meninggalkan Aiden. Ia tidak bisa meninggalkan anakny

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 592

    “Aarghh!” Agatha menjambak rambut Gio Gio mengernyit—berusaha menahan sakitnya tarikan Agatha pada rambutnya. Menyesal sekali karena tidak potong rambut dan membiarkan rambutnya sedikit memanjang. Agatha mengatur napasnya. Kesakitan selama perjalanan menuju rumah sakit. “Sakit..” Agatha memejamkan mata. “Tahan sayang…” Gio menunduk karena Agatha masih menggenggam rambutnya. “Sakit…” Ketika sampai di rumah sakit. Barulah Agatha melepaskan Gio. Gio menemani istrinya dengan setia. Menggenggam tangan Agatha. tidak melepaskan sedikitpun. Gio bahkan menemani Agatha ke dalam ruangan. Ia sendiri menyaksikan bagaimana Agatha melahirkan. Bagaimana istrinya berjuang mati-matian melahirkan anak mereka. “Aarggg!” teriak panjang Agatha sampai terdengar bunyi suara tangisan anak. Agatha memejamkan mata. eluruh tenaganya telah habis. Gio menatap anaknya yang masih digendong oleh dokter. Gio tidak kuasa menahan air matanya. “Bayinya prematur dan berjenis kelamin laki-la

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 591

    Perut Agatha kian hari kian membesar. h-1 bulan dari tanggal prediksi melahirkan yang ditetapkan oleh dokter, Agatha memutuskan untuk mengambil cuti. Itu adalah keputusan bersama. Antara Gio dan Agatha, Gio yang memaksa agar Agatha cuti lebih awal. Ia tidak ingin Agatha sampai kenapa-kenapa jika memutuskan untuk terus bekerja. Agatha saat ini berada di dalam Mansion. Kegiatannya pun membosankan. Oh ya, untuk tugasnya sebagai pemimpin Harper telah dialihkan pada wakilnya. Wakill yang ia tunjuk sendiri dan orang yang paling ia percaya di kantor. Syukurlah ada orang yang bisa ia andalkan di kantor. Agatha mengusap perutnya pelan—saat ini ia menunggu suaminya yang tidak kunjung pulang. “Dia menyuruhku cuti tapi selalu membiarkanku sendirian di rumah…” Agatha berdecak. “Sudah jangan marah-marah…” Ibu Agatha menata makanan di atas meja. Ibu Agatha yang pergi menemui putrinya dan memutuskan untuk tinggal sampai Agatha melahirkan. Ia ingin ada dalam proses putrinya mel

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 590

    Pergi ke rumah kakek dan nenek Gio. Agatha rasa dia sedikit gugup. Meski ia yakin bahwa hubungannya dengan nenek Gio membaik. Tapi tetap saja, belum sebaik dan seakrab yang ia inginkan. Agatha menggandeng lengan Gio. Mereka perlahan masuk ke dalam mansion. Ada kenangan yang buruk… Agatha masih mengingat kenangannya bekerja di sini. Maaf tapi Agatha tidak bisa melupakan kenangan buruk itu. Nenek dan kakek Gio keluar. Agatha jarang sekali melihat kakek Gio. “cucu kakek…” menyambut mereka berdua dengan hangat. Kakek terlihat sangart bahagia meliaht cucunya datang. “Apa yang membawa kalian kemari?” tanya kakek. Nenek menatap kedua cucunya itu bergantian. “Duduk dulu kalian…” Mereka mengambil duduk dengan santai. Gio dengan setia merangkul bahu Agatha dari samping. “Kami sebenarnya hanya ingin memberitahu kalian kalau Agatha hamil,” Ucap Gio. “Waah…” Kakek Gio nampak berbinar. “Sebentar lagi cicitku bertambah..” Nenek Gio menyenggol lengan kakek. “cicitku j

DMCA.com Protection Status