Share

Chapter 100

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Aluna senang bisa menghabiskan waktu bersama keluarganya.

Ibu dan neneknya terlihat menikmati masakannya.

“Panggil Gio,” ucap Linda. “Anak itu kalau sudah belajar tidak mau makan.”

“Gio makan dulu!” teriak Aluna.

Akhirnya Gio keluar dari kamarnya. Bocah itu nampak malas saat di suruh makan oleh ibunya.

“Jangan belajar terus. Kamu juga butuh istirahat.” Aluna mengambilkan nasi dan lauk ayam untuk putranya.

Gio menuruti keinginan ibunya untuk makan.

“Nah seperti itu kan pintar.” Aluna tersenyum.

Kalau ada penghargaan untuk murid yang paling rajin, Gio pasti akan selalu mendapatkannya.

Bocah itu begitu rajin belajar dan mengerjakan PR. Walaupun masih duduk dibangku SD kelas 1 Gio sudah begitu mahir matematika.

Otaknya yang cerdas mampu mengusai rumus-rumus sederhana yang diajarkan di kelas.

Hal itu membuat Aluna bangga. Dirinya pintar, tentu saja anaknya juga pintar.

Apalagi kalau dipikir, Gio mempunyai darah orang tua yang sama-sama pintar.

Aluna selalu mendapatk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 101

    Aluna keluar bersama ibunya. Benar saja seorang pria tua dengan sarung. Rambut yang mulai memutih itu berada di depan rumahnya. “Aku menagih hutangmu,” ucap Pak Dedi dengan mata yang tidak lepas memandang Aluna. “Tunggu aku akan mengambilnya.” Linda baru saja ingin mengambil uang namun suara Dedi menghentikannya lagi. “Semuanya. Aku ingin kau melunasi semua hutangmu.” Aluna mengernyit. “Berapa?” “150 juta.” “Apa?” Aluna mengernyit. “Sebanyak itu? Hutangnya berbunga?” Dedi mengangguk. “Tentu saja berbunga! Memangnya aku beramal?” Aluna menghela nafas. “Aku akan membayarnya namun masih kurang 50 juta.” Dedi memandang Aluna. “Harus kau lunasi segera. Jika tidak…” Dedi tersenyum. “Kau menikahlah dengan anakku. Dia sudah lama menyukaimu.” Dedi memandang Aluna rendah. “Dia bahkan tidak peduli pada statusmu yang tidak jelas..” “Apa?” Aluna semakin tercengang. Bagaimana bisa pria tua ini memintanya menjadi istri anaknya. Yang Aluna ketahui, anak Dedi ini adalah tem

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 102

    Tidak ada yang sadar dengan kedatangan seorang pria. Ethan yang baru saja turun dari mobil mengernyit melihat keributan di depan rumah Aluna. Apalagi Aluna terlihat bertengkar dengan seorang pria tua. Anehnya lagi, para warga yang perlahan keluar dari rumah tidak ada yang berani mendekat. Ethan melotot saat pria itu semakin mendekati Aluna. Sampai ia berlari dan mencegah pria itu menampar Aluna. Ethan menghadang tangan kakek tua itu. “Siapa kau berani-beraninya mau menampar calon istriku.” “Calon istri?” semuanya membeo. Bahkan Aluna sendiri begitu terkejut melihat Ethan sudah berdiri di hadapannya. Aluna belum sempat berbicara Ethan lebih dulu menariknya ke belakang. Ethan mengambil tempat dan menghadang pria itu. “Kau bisa dilaporkan atas pemukulan wanita. Kau bisa dihukum minimal 2 tahun penjara.” Ethan menatap tangannya yang masih menggenggam pergelangan tangan pria tua itu. Hih! Ethan langsung menghempaskannya dengan jijik. Sebelah tangannya masih betah m

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 103

    Mendapat pertanyaan seperti itu tanpa ragu Ethan menjawab iya. Ia juga menebak bahwa yang bertanya adalah ibu Aluna. Maka tidak ada keraguan saat menjawabnya. “Iya, saya ayah Gio.” Linda maju ke depan. Tangannya terangkat dan menampar pipi Ethan. PLAAAKSuara yang begitu renyah untuk di dengar. Ethan merigis pelan memegangi pipinya. Tidak pernah sesakit ini ditampar. Mungkin karena ditampar calon ibu mertuanya membuat rasa sakitnya seolah bertambah berkali-kali lipat. “Kenapa kamu ke sini?” tanya Linda. “Kenapa kamu ke sini setelah sekian lama? Kamu tidak tahu? Bagaimana perjuangan Aluna membesarkan Gio sendiri?” “Bu sudah..” Aluna menggeleng. Tidak menginginkan keributan ini. Aluna melupakan satu hal. Bahwa anaknya di rumah. Bahwa sedari tadi Gio melihat semua ini. Aluna mendekati Gio yang berdiri menatap mereka. “Gio kamu..” Aluna mengusap dahi Gio. “Gio ke kamar ya?” Gio hanya mengangguk. Melirik sekilas Ethan yang berhadapan dengan neneknya. Aluna memastikan Gio su

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 104

    Aluna dan ibunya pun tidak tahu kenapa nenek dari dalam berteriak. “MANA PRIA YANG MENGHAMILI CUCUKU?!” teriak nenek tua dari dalam. Lebih mengejutkan lagi. Nenek membawa sebuah celurit yang biasa digunakan Linda untuk mengambil tanaman liar di sawah. “MANA PRIA ITU!” nenek mengangkat celurit itu. Aluna dan ibunya panik. “Nenek jangan!” Aluna dan Linda memegangi nenek. Ethan yang kebingungan. Ia tidak sadar bahwa sekarang ia adalah buronan dari nenek Aluna yang membawa celurit. “Apa…” Ethan menyatukan dahinya. “Pergi Ethan!” teriak Aluna. Ethan menggeleng. Gila saja ia jauh-jauh ke sini malah pulang. Ethan tidak mau pokoknya. “ETHAN PERGI!!!” teriak Aluna lagi. “Dia kan?” tunjuk nenek Aluna pada Ethan. “Dia yang menghamili kamu?!” Ethan mengerjap pelan. Pandangannya jatuh pada besi yang melingkar yang mirip dengan pisau. Matanya melebar saat melihat kilatan marah nenek tua itu. Dia? Dia yang menjadi target nenek itu? “Sini nenek harus memb

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 105

    Setelah kejadian beberapa jam yang lalu. Nenek dan ibu Aluna tidak memaafkan Ethan walaupun sudah bersujud sekalipun. Tapi untungnya, nenek Aluna melemah. Tidak ingin membacok Ethan lagi. Dan sekarang, nasib Ethan berada di rumah saudara Aluna. Tepatnya di rumah paman Aluna. Di sanalah ia akan tinggal sampai Aluna mau menikah dengannya. Sampai keluarga Aluna juga merestui. “Makan, nak.” Pak Waluyo menatap Ethan yang masih diam saja. “Ya kami cuma makan seadanya seperti ini,” imbuhnya dengan sadar. Ibu Rika mengambilkan nasi dan lauk tempe tahu untuk Ethan. “Dimakan ya nak. Enggak ibu racun kok,” sambil tersenyum hangat. Ethan ragu. Ia tidak pernah makan tahu tempe. Hanya melihat saja tidak pernah memakannya. “Halah tinggal makan aja. Lihat aku.” Andy makan dengan lahap. Hanya dengan mencampur nasi dengan sambal kemudian memakannya bersamaan dengan tahu. “Enak!” menunjukkan jempolnya. Ethan akhirnya mengikuti bagaimana Andy makan. Tidak buruk juga, ia mala

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 106

    “Meskipun hamil, melahirkan tapi mbak Aluna masih kuliah. Dia bahkan bekerja untuk membiayai kuliahnya sendiri,” lanjut Andy bercerita. Ethan masih menyimak dengan serius. “Ayah Aluna ke mana?” “Kata ibuku sekitar mbak Aluna SMP, Ayahnya meninggal.” Oh jadi itu kenapa Aluna hanya tinggal dengan ibu dan neneknya. Ethan mengangguk. “Lanjut..” “Setelah lulus mbak Aluna nekat ke kota. Itu karena, budhe hutang di pakdhe..” Sebelum bercerita lebih lanjut, Andy harus menjelaskan silsilah keluarga mereka. “Budhe Linda itu anak pertama, lalu ada pak dhe Ronand, lalu ayahku.” “Pakdhe Ronand itu kaya, karena istrinya punya banyak sawah. Tapi dia sangat jahat dan angkuh. Budhe Linda selalu dihina saat ingin meminjam uang. Bahkan saat datang saja langsung diusir. Mbak Aluna yang melihatnya menjadi sakit hati.” “Apalagi keadaan Gio saat itu.. Gio yang masih kecil diiagnosis penyakit jantung.” Andy menghela nafas. “Sebelum mbak Aluna berangkat ke kota untuk bekerja, dia bilang

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 107

    Ethan itu tidak tahu apa yang dimaksud dengan membantu di sawah. Ternyata sangat jauh dari dugaannya. Ia pikir hanya mengangkat rumput atau yang paling berat mengambil padi. Tapi ini, ia malah harus terjun ke tanah lembek. “Awh!” Ethan mengernyit jijik. Kakinya sudah berlumur dengan lumpur. Tapi ketika ia menoleh. Mataya bertatapan dengan ibu Aluna. Linda menatap Ethan datar. Ethan mengerjap. Ia tersenyum karir. “Hahhah..” tertawa dengan canggung. Ia menunduk—tugasnya hanya satu yaitu mencabut rumput liar di sekitar tanaman padi. Terik matahari yang begitu panas menyengat kepalanya. “Mas pake ini!” Andy melempar topi lebar yang terbuat dari anyaman. Enthan menatapnya heran. Topi apaan ini? Kok seperti piring? “Heh kamu!” Ethan menatap Andy yang duduk santai di gubuk sambil memainkan ponsel. “JANGAN IRI!” Teriak Andy sambil mengibaskan tangannya. Ia juga menampilkan senyum mengejek. “Bocah ingusan!” kesal Ethan. Ethan beralih menatap topi yang berada di tan

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 108

    Setelah makan, semuanya berjalan untuk kembali pulang. “Aluna aku ingin berbicara!” ucap Ethan yang berada di belakang Aluna. Aluna menoleh. “Apa lagi Ethan?” “Di mana Gio? Aku tidak melihatnya seharian ini?” tanya Ethan. “Gio… Gio aku menyuruhnya untuk di rumah saja dulu. sampai keadaan benar-benar tenang. Aku akan menjelaskannya nanti padanya.” “Dia belum tahu aku ayahnya?” tanya Ethan. Aluna terdiam. “Aku tidak tahu, karena dia tidak bertanya apapun.” “Tapi kau belum memberitahunya jika aku adalah ayahnya?” Aluna menggeleng. “Aluna….” Ucap Ethan dengan frustasi. “Sampai kapan kau akan merahasiannya? Jika kau tidak bisa memberitahunya, biar aku saja.” “Tidak.” Aluna menolak. “Gio adalah anakku, aku akan memberitahunya nanti. Untuk sekarang aku tidak mengijinkannya bertemu denganmu dulu.” “Kenapa?” tanya Ethan dengan heran. Aluna menghela nafas. “Aku tidak membingungkannya. Aku akan menjelaskannya nanti dan aku akan mengijinkannya bertemu denganmu, tapi nanti.

Latest chapter

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 474

    Agatha keluar dari rumah sakit. Setelah memastikan Gio beristirahat dengan tenang. Agatha berhenti pada sebuah cermin. Menatap lehernya yang memerah. Merogoh sebuah syal yang berada di tasnya. Kemudian melingkarnnya di lehernya. Bibirnya mengembangkan senyuman. Masih tergambar dengan jelas ciuman mereka tadi. Saling memangut dan meluapkan rasa rindu. Agatha kembali berjalan dan menaiki mobil untuk pulang. Di sepanjang perjalanan Agatha tidak berhenti melamun. Ada banyak yang ia pikirkan. Meski ia sudah menjadi pemimpin…. Ada banyak hal yang belum ia selesaikan. Mencari pelaku yang membunuh ayah dan kakaknya. Mencari pelaku sebenarnya yang menyerang Gio. Mencari pelaku yang berusaha membunuhnya juga. Lalu… Pikirannya juga penuh memikirkan hubungannya dengan Gio setelah ini. Ia hampir mencapai tujuannya. Yang artinya perjanjian mereka akan segera berakhir. Lantas, jika berakhir. apakah hubungannya dengan Gio juga akan berakhir begitu saja. Seharusnya

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 473

    “Bagaiamana keadaanmu.” Agatha menatap Gio. “Aku baik-baik saja. tapi aku harus kembali ke rumah sakit.” Gio mengambil tangan Agatha dan menggenggamnya. “Kau ikut denganku.” Agatha berhenti. “Aku tidak bisa bersamamu dulu.” “Aku tidak bisa menerimanya.” Gio tetap menggandeng tangan Agatha. Tapi Agatha tetap kekeh dengan ucapannya yang ia katakan pada keluarga Gio. “Tidak, Gio. Aku tidak bisa…” Agatha mendongak. “Aku akan menemuimu sampai keadaan benar-benar aman.” Gio menghela napas. “Sampai kapan?” “Besok? Lusa? Bulan depan?” tanya Gio. Agatha terdiam. karena dirinya sendiri juga tidak tahu. Tapi setidaknya sampai kekuasaan benar berada di dalam genggamannya. Sampai orang-orang yang mencelekainya ditangkap. “Aduh…” Gio memegang perutnya. “Bagaimana ini… perutku..” Gio menyipitkan mata. “Anda harus ke rumah sakit segera Sir..” dokter mendekat. ia juga khawatir dengan keadaan Gio. Namun diam-diam Gio memberi petunjuk bahwa ia sedang berpura-pura. “Adu duh..”

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 472

    Beberapa hari yang lalu. Gio tersadar dari komanya. Pertama kali orang yang ia cari adalah Agatha. Ibunya bilang, Agatha pulang. Agatha berjanji tidak akan menemuinya sampai keadaan benar-benar aman. Marah. Tentu saja, neneknya yang membuat Agatha pergi. Gio masih membutuhkan perawatan intensif. Untuk bergerak saja ia tidak bisa. Untuk itu ia mengerahkan orang-orangnya untuk membantunya. Dari pada seperti ini, sudah terlanjur. Maka ia akan meneruskannya saja. Ia akan berpura-pura tidak berhubungan dengan Agatha dahulu sampai Rapat itu dimulai. Pada awalnya ia akan datang awal rapat. Tapi sekali lagi keadaannya tidak memungkinkan. Perutnya masih terasa keram. Alhasil ia datang terlambat—namun masih melihat perkembangan rapat itu lewat kamera kecil. Kamera itu terpasang di pakaian orang yang mewakilinya di sana. “Banyak orang yang menghianatiku juga.” Gio berada di dalam mobil. Melihat orang-orang yang tidak mengangkat tangan untuk Agatha. Orang-orang yang tela

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 471

    “Tapi Agatha Ethelind Harper baru saja terjun ke dunia bisnis. kinerjanya di dalam perusahaan baru mencapai tahun pertama.” Agatha tersenyum sinis. Menggunakan pengalamannya yang baru sebentar untuk menjatuhkannya. Agatha masih menahan senyumnya—ingin tertawa padahal. Kekurangannya yang diumbar di depan banyak investor. Sedangkan kekuarangan Levin disembunyikan. Agatha menjadi satu-satunya wanita yang berada di dalam ruangan ini. “Siapa yang mendukung Agatha Harper Ethelind menjadi pemimpin sementara?” Satu persatu orang-orang yang mendukung Agatha mengangkat tangan. Sekitar 3… Lalu satu orang mengangkat tangannya… Ternyata Pak Beni… Pak Beni tersenyum sembari mengangguk pada Agatha. Sedangkan pak Robert? Jangan tanya. Pria itu bahkan tidak berani menatap Agatha. seolah tidak mengenal. Tidak seperti tadi… Ternyata… si Mafia itu tidak mendukungnya. Memang, di dalam dunia bisnis tidak bisa ditebak mana yang benar-benar teman. Dan mana yang musuh. Setidaknya

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 470

    “maaf nona. Hal seperti ini saya pasti tidak akan terulang lagi.” satu bodyguard maju menghadap Agatha. Ada dua mobil yang dicoba dijalankan. Hanya satu yang remnya blong. Mobil yang selalu digunakan oleh Agatha. Agatha berkacak pinggang. ia tidak ingin menghabiskan energinya untuk hal tidak masuk akal seperti ini. Tapi semua ini menyangkut nyawanya. “Sebagai ketua. Kau harus mencari tahu siapa anak buahmu yang berhianat. Aku memberimu waktu sampai jam istirahat makan siang. jika kau tidak bisa menemukan penghianat itu.” Agatha menghela napas. “Ganti semua bodyguard yang mengawalku.” Akhirnya Agatha masuk ke dalam mobil. Selama di dalam mobil, Agatha tidak berhenti cemas. Untuk siapapun yang berusaha membunuhnya. Agatha pastikan akan segera menangkap orang itu. Hidupnya tidak bisa tenang dan dihantui oleh kematian. Akhirnya mobil sampai juga di kantor. Dengan selamat! Agatha masuk ke dalam ruang—disambut oleh sekretarisnya. “Rapat akan dilaksanakan pukul 1

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 469

    “Sial.” Agatha tidak berhenti mengumpat setelah keluar dari ruang penyidikan. “Aku yakin ada yang menyuruhnya untuk membunuhku.” Agatha mengatakannya pada polisi. Namun polisi itu menghela napas dan terlihat lelah. “Kami sudah menyelidikinya. Kami sudah datang ke tempat tinggalnya. Tidak ada tanda-tanda disuruh orang….” “Tidak mungkin.” Agatha menggeleng. “Pasti ada petunjuk… Aku sering diteror. Tidak mungkin kalau dia hanya menyukaiku. aku yakin dia memang punya niat buruk dan disuruh orang lain.” “Tenanglah..” polisi itu hanya menepuh pelan bahu Agatha. Agatha ingin melayangkan protes tapi ia ditarik oleh seseorang. Pengacara Gio. Akhirnya Agatha dan pengacara Gio berada di dalam mobil untuk berbicara. “tidak ada gunanya berbicara pada polisi. Bukti tidak ada. Mereka juga tidak akan menggap kasus ini serius.” Pengacara Gio memberikan dokumen pada Agatha. Agatha membukanya. Melihat isinya sembari dijelaskan. “Pria itu sudah 2 tahun belakangan mengincar wanita c

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 468

    Agatha pulang. Berjalan gontai masuk ke dalam penthouse. Tadi.. di rumah sakit. Karena dirinya semuanya malah bertengkar. Orang tua Gio memang berpihak padanya. tapi tidak dengan nenek Gio yang begitu membencinya. Tadi di rumah sakit…. “Jangan lakukan hal itu, Mom.” Aluna lagi-lagi menarik margaret agar menjauh dari Agatha. “Gio bukan anak kecil. Dia dewasa dan dia bisa menentukan apa yang dia inginkan. Dia ingin melindungi Agatha. aku sebagai orang tua tidak bisa mencegahnya dan akan mendukungnya.” “Kamu gila? setelah melihat anakmuu sekarat kamu mengatakan hal ini?” tanya Margaret memegang lengan Aluna. “Sadarlah Aluna, Gio ditusuk pria yang mengincar wanita itu.” margaret menatap Agatha begitu benci. Aluna memijjit keningnya. “Jangan membahas hal ini lebih dulu. Kita tunggu Gio..” “Gio tahu apa yang harus dilakukannya.” Margaret menatap Ethan. “Apa yang kamu lakukan?” “Semua keputusan ada di tangan Gio. Aku sebagai orang tua tidak bisa memaksanya. Begitupun

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 467

    Setelah memberikan pidato, Agatha tidak tahu Gio ke mana. Ia langsung pergi dan mencari pria itu bersama bodyguard yang lain. Tapi tubuhnya langsung kaku ketika melihat Gio yang tertusuk. Gio dibawa ke rumah sakit. Sedangkan penjahat itu sudah ditangkap dan dibawa ke kantor polisi. Agatha tidak bisa berhenti cemas. Ia menunggu Gio di depan ruang ICU. Tubuhnya berlumuran dengan darah… Agatha tidak peduli pada dirinya sendiri. Ia duduk dengan kepala yang menunduk. menunggu berjam-jam Gio yang masih mendapat perawatan oleh dokter. agatha mendongak ketika mendengar suara langkah kaki. Ia melihat kedua orang tua Gio yang baru datang. “Bagaimana keadaannya?” tanya Ethan pada Agatha. “Gio masih dirawat di dalam,” balas Agatha. Ethan menatap Agatha. “Aku yakin kamu sudah tahu kalau kita orang tua Gio. Kami juga sudah tahu kamu kekasih Gio. Kamu bisa jelaskan pada kami bagaimana semuanya bisa terjadi?” Agatha meremas pelan tangannya. Tapi—elusan lembut di bahuny

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 466

    Semuanya berjalan dengan lancar. Gio yang melindungi Agatha sehingga membuat Agatha benar-benar aman. Namun, Mereka tidak bertemu beberapa hari karena Gio yang ada urusan bisnis di luar negeri. Tapi katanya akan pulang hari ini, entah jam berapa. Agatha berada di dalam mobil—ia sampai di sebuah gedung. Acara yang didatangi adalah sebuah peluncuran produk baru dan peresmian kerja sama antara Harper Advertise dengan brand tersebut. Untuk itu Agatha begitu antusias. Agatha keluar dari mobilnya.. Masuk pelan ke dalam gedung. Ternyata sudah ada beberapa orang yang datang. Semuanya berjalan dengan lancar. Sampai seorang mc menyatakan dengan resmi akan terjalin kerja sama. “Untuk Ibu Agatha waktu dipersilahkan…” Agatha mengangkat micnya. Ia tersenyum ke depan. Namun pandangannya tertuju pada satu pria yang sedang berada di antara orang-orang yang hadir. Pria itu membawa sebuah buket bunga dan tengah tersenyum kepadanya. “Saya Agatha.. saya pemimpin Harper Adve

DMCA.com Protection Status