Share

Chapter 145

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Masih 21++

Yang gak bisa baca, bisa skip aja.

Seperti yang sudah dikatakan Aluna, malam ini miliknya. Dia ia yang akan memuaskan suaminya.

Aluna mengecup perut bawah Ethan.

Menjilat 6 pahatan sempurna milik pria itu.

Sixpack yang terbentuk dari olahraga itu, selalu membuat Aluna tergila-gila.

Tubuh suaminya yang begitu sempurna.

Aluna bergerak berdiri perlahan dengan bibir yang melakukan tugasnya.

Suara kecupan itu terdengar—tidak peduli hawa dingin yang menerpa mereka di balkon ini.

Mereka benar-benar sudah diliputi oleh gairah yang sudah tidak terbendung.

Ethan frustasi—namun juga tergila-gila.

Ia tidak bisa mendominasi permainan ini. Tapi di sisi lain ia juga menikmati permainan Aluna.

Perempuan amatir tapi membuatnya begitu tergila-gila.

Aluna mengecup dan menjilat puncak dada Ethan.

Ethan mendongak—tangannya akhirnya terulur hanya untuk mengusap puncak kepala Aluna.

“Sayang..” desah Ethan. “Kamu belajar dari mana?”

Aluna tersenyum—tanpa menjawab ia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 146

    Sudah hampir 10 bulan pernikahan Ethan dan Aluna. Dan saat ini Aluna sedang mengandung 8 bulan anak kedua mereka. Tidak ada yang aneh mengenai Aluna. Tapi yang aneh malah Ethan. Ethan yang sering mutah di bulan pertama Aluna hamil. Ethan yang tiba-tiba suka makanan yang dulu dibenci. Tiba-tiba sensitif dengan bau. Sedangkan Aluna? Biasa saja. “Semua gejala dan sakit orang hamil ada di kamu. Aku tidak merasakannya sama sekali..” Aluna menyandarkan kepalanya di dada Ethan. “Biar saja…” lirih Ethan sembari membaca buku. “Mungkin semuanya memang dilimpahkan padaku karena dulu aku tidak bersama kalian..” balas Ethan sembari mengusap puncak kepala Aluna pelan. “Bisa jadi. Tapi kamu keberatan seperti ibu hamil?” tanya Aluna. “Tidak.” Ethan menaruh bukunya ke samping. “Aku tidak masalah selama kamu tidak menderita… Aku malah sedih kalau kamu yang merasakannya.” Ethan mengusap perut Aluna dari belakang. “Yang terpenting dia sehat..” Aluna mengangguk. menoleh ke sem

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 147

    Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Aluna tidak bisa menahan rasa sakit di perutnya. “Aduh..” keluh Ethan karena Aluna tidak berhenti menjambak rambutnya. Ia menyesal tidak memotong rambutnya pendek sebelum Aluna melahirkan. Dari sekian banyaknya anggotan tubuhnya—kenapa harus rambutnya yang menjadi pelampiasan istrinya. “Akhh!” “Sakit!!” Aluna menarik lebih keras rambut Ethan. Pasrah. Ethan membiarkan Aluna. Sampai di rumah sakit, segera di bawa ke ruang persalinan. Ethan tidak melepaskan genggaman tangannya di tangan Aluna. Ia menemani Aluna berjuang melahirkan anak mereka. “Kamu harus kuat.” Ethan mengecup kening Aluna yang berkeringat. Setelah berjuang beberapa lama di ruang persalinan. Akhirnya terdengar suara tangisan. “Selamat tuan dan nyonya. Bayi anda berjenis perempuan.” Dokter itu menggendong tubuh seorang bayi yang begitu kecil. Ethan mengusap sudut matanya yang berair. Tidak bisa membendung kebahagiannya. Akhirnya Ethan memberanikan diri u

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 148

    18 tahun berlalu. Gabriella Mona Winston gadis berparas cantik dengan tubuh semampai itu baru saja keluar dari Apartemen menuju sebuah klub. Siapa yang tidak kenal dengan Gabriella alias Gaby. Putri bungsu dari pasangan Ethan Winston dan Aluna Freya Winston. Keluarga yang menyandang status konglomerat. Membuat Gaby kerap kali mendapatkan perlakuan yagn berbeda. Bahkan orang-orang akan cenderung menghormatinya. Cantik? kaya? Namun… “Aku tidak telat kan?” Gaby masuk ke dalam klub. Langsung menyosor pipi teman perempuannya. “Kau semakin cantik saja. bagi minumannya dong..” Belum mendapatkan persetujuan dari temannya. Gaby sudah mengambil minuman sisa temannya dan meneguk habis. “Ah…” Gaby mengusap sudut bibirnya dengan tenang. “Mantap!” memberikan jempolnya pada temannya. Laura menggeleng melihat kelakukan Gaby. “Besok ujian kenapa kau ke sini?” Gaby menyandarkan tubuhnya di sofa. “Sumpek!” Hanya ada Laura dan Gaby di bangku tersebut. Tujuan mereka hanya minum buka

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 149

    Seorang perempuan bergegas pergi ke kampus untuk melaksanakan ujiannya. Kepalanya masih berdenyut pusing. Tapi tenang saja, ia pintar dan bisa mengerjakan soal dengan mudah. Tentu saja berkat kepintaran kedua orang tuanya yang diturunkan padanya. Berkat itu juga, ia hanya menjalani dua tahun untuk SMP dan SMP. Sehingga diumurnya yang baru menginjak 20 tahun ia akan segera lulus. Tinggal magang saja.. “Bagaimana ujianmu?” tanya Laura. “Seperti biasa…” Gaby tersenyum sombong dan mengibaskan rambutnya. “Kau akan magang di mana? Di perusahaan orang tuamu pasti?” tanya Laura. “Aku tidak tahu..” Gaby menggeleng pelan. “Bagaimana kalau di Edison Corp?” Mereka berjalan keluar dari area kelas dan akhirnya duduk di bangku taman belakang kampus. “Kau gila?” sewot Laura. “Semakin ditolak semakin terobsesi..” “Aku tidak ditolak..” Gaby tidak terima. Laura tertawa pelan. “Sama saja. Sudah aku beritahu Haven itu orang yang dingin. Dia tidak akan tergoda hanya kau cantik dan

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 150

    Siapa yang magang di perusahaan yang akan menjadi miliknya? Ya Gaby siapa lagi. Perusahaan yang bergerak di bidang fashion itu kelak menjadi miliknya. Karena dari awal kakeknya membeli pabrik pembuatan pakaian itu memang untuknya. Kakek membeli pabrik es krim turki untuk kakaknya. Lalu membeli pabrik pakaian untuknya. Sekarang kakeknya tersayang itu sedang menikmati masa tua dengan nenek di rumah dengan damai. Sedangkan papanya, Ethan mengelola Winston dan merek pakaian yang berfokus pada kelas atas. Perusahaan ini masih berada di bawah Winston dengan nama ‘Gabriel.’ “Saya tahu anda pasti sudah mengenal perusahaan dengan baik. tapi ijinkan saya untuk mengajari anda bagaimana mengelola perusahaan dengan benar.” “Siapa yang tahu?” Gaby menatap CEO penggantinya. “Justru saya ke sini untuk belajar. Jangan sungkan mengajari saya. Karena di sini saya memang sedang belajar mengelola perusahaan.” Gaby mengatakan itu karena CEO itu nampak sungkan dengannya. “Baik, saya

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 151

    “Renata Sudiro adalah penyanyi populer era 200an. Sekarang umurnya menginjak 40 tahun. Dia orang tua..” Gaby memandang Haven dengan berani. “Trend hidup sehat bukan hanya populer di kalangan orang 30an ke atas saja.. banyak usia muda yang sudah mengenal hidup sehat.” “Jadi untuk promosi lebih baik menggunakan idol, aktris atau aktor yang masih muda dan populer. Karena hal tersebut akan menarik semua kalangan.” Gaby tersenyum menatap Haven. “Bukan hanya orang tua saja..” Haven menarik sudut bibirnya tersenyum tipis.Ia kira gadis itu hanyalah gadis manja sekaligus bar-bar. Tentu saja ia masih mengingat pertemuan mereka di klub. “Apa umur 30 an kamu anggap sebagai orang tua?” tanya Haven. Gaby tersenyum mengejek. “Iya. Karena saya masih muda dan umur saya 20 tahun. Saya bahkan tidak tahu Renata Sudiro kalau tidak mencarinya di google.” Sialan.. Gadis di depannya ini benar-benar mengusik dirinya. Bagaimana bisa usianya 30 tahun sudah dianggap orang tua. Lagipula siapa yang tid

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 152

    Sehari magang sudah membuat Gaby pusing. Lalu bagaimana jika dia bekerja 24/5. Sial.. Gaby tidak bisa membayangkannya. Selama ini ia hanya sibuk belajar tanpa peduli mencari uang itu lelahnya seperti apa. Gaby duduk di kursi sembari memandang orang yang sedang meliukkan badannya. Menghembuskan asap dari alat bernama vape itu dengan santai. Ia memejamkan mata sebentar sebelum mendengar suara temannya. “Shit!” Laura baru sampai. “Aku juga lelah bekerja! kenapa Dad begitu tega menyuruhku bekerja seharian penuh! Padahal aku baru magang!” omelnya. Sebenarnya Laura lebih tua dari Gaby. Hanya dua tahun, tidak banyak. Ya karena mereka berada di jurusan yang sama dan sering berada di kelas yang sama. Akhirnya mereka berteman. Apalagi kepribadian mereka yang mirip. “Sekarang mengerti susahnya mencari uang?” tanya Gaby yang menoleh ke samping. Laura berdecak pelan. “Kau juga sama tidak usah menceramahiku..” Gaby tertawa pelan. “Setidaknya aku tidak suka menghabiskan ban

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 153

    Bugh! Haven menarik kerah leher pria yang mencoba memperkaos Gaby. Kemudian melayangkan pukulannya hingga pria itu tersungkur ke lantai. Haven dudu di lantai dua saat Gaby sedang mabuk dan menari di lantai dansa. Gaby terlalu menarik perhatiannya. Bahkan ia mengikuti perempuan itu saat dibawa paksa oleh seorang pria. “Pergi dari sini sebelum aku memanggil security,” ancaman Haven ternyata berhasil. Pria itu kabur terbirit-birit. Sedangkan Gaby masih di bawah dengan mata tertutup. Bersandar di tembok. “Gabriella,” panggil Haven. Gaby mengernyit sebelum membuka mata. “Apa kau… tuan Haven?” tanya Gaby dengan mata yang sayup-sayup. Namun meskipun matanya buram… ia masih bisa melihat dengan jelas wajah Haven yang berada di hadapannya. Haven terdiam. “Kamu mabuk.” Merogoh ponselnya. Ia akan memanggil taksi untuk mengantar perempuan itu pulang. Haven membantu Gaby berdiri. Namun Gaby tidak ingin berjalan. Perempuan itu malah memandang Haven untuk beberapa detik

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 475

    Agatha mengalami koma. Kecelakaan itu berat. membuat hampir seluruh tubuh Agatha terluka. Gio berada di luar ruangan Agatha. menatap perempuan itu dari sebuah kaca. Gio berkacak pinggang. Menyalahkan diri sendiri karena tidak menangkap penjahat itu. seharusnya ia membawa penjahat itu, mengurungnya… Bukan malah menyerahkan pada polisi. Sehingga tahanan itu kabur. Gio mengangkat sambungan telepon. “Aku tidak mau tahu. Malam ini bajingan itu harus ketemu. Bawa bajingan itu ke tempat yang sudah aku kirimkan padamu.” “Baik sir. Saat ini anak buah saya masih mengejar pria itu.” Gio menutup sambungan teleponnya dan melihat Agatha sebentar sebelum duduk. Gio menunduk—mengusap wajahnya kasar. ada tangan mungil yang memberikannya sebuah es krim. Gio mengangkat kepalanya. menatap seorang anak laki-laki. Anak itu tersenyum. “Uncle jangan menangis.” bocah itu berbicara dengan jelas. Dilihat dari postur tubuhnya memang sudah besar, tapi masih terlihat anak kecil. “Bagaimana keadaan Ag

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 474

    Agatha keluar dari rumah sakit. Setelah memastikan Gio beristirahat dengan tenang. Agatha berhenti pada sebuah cermin. Menatap lehernya yang memerah. Merogoh sebuah syal yang berada di tasnya. Kemudian melingkarnnya di lehernya. Bibirnya mengembangkan senyuman. Masih tergambar dengan jelas ciuman mereka tadi. Saling memangut dan meluapkan rasa rindu. Agatha kembali berjalan dan menaiki mobil untuk pulang. Di sepanjang perjalanan Agatha tidak berhenti melamun. Ada banyak yang ia pikirkan. Meski ia sudah menjadi pemimpin…. Ada banyak hal yang belum ia selesaikan. Mencari pelaku yang membunuh ayah dan kakaknya. Mencari pelaku sebenarnya yang menyerang Gio. Mencari pelaku yang berusaha membunuhnya juga. Lalu… Pikirannya juga penuh memikirkan hubungannya dengan Gio setelah ini. Ia hampir mencapai tujuannya. Yang artinya perjanjian mereka akan segera berakhir. Lantas, jika berakhir. apakah hubungannya dengan Gio juga akan berakhir begitu saja. Seharusnya

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 473

    “Bagaiamana keadaanmu.” Agatha menatap Gio. “Aku baik-baik saja. tapi aku harus kembali ke rumah sakit.” Gio mengambil tangan Agatha dan menggenggamnya. “Kau ikut denganku.” Agatha berhenti. “Aku tidak bisa bersamamu dulu.” “Aku tidak bisa menerimanya.” Gio tetap menggandeng tangan Agatha. Tapi Agatha tetap kekeh dengan ucapannya yang ia katakan pada keluarga Gio. “Tidak, Gio. Aku tidak bisa…” Agatha mendongak. “Aku akan menemuimu sampai keadaan benar-benar aman.” Gio menghela napas. “Sampai kapan?” “Besok? Lusa? Bulan depan?” tanya Gio. Agatha terdiam. karena dirinya sendiri juga tidak tahu. Tapi setidaknya sampai kekuasaan benar berada di dalam genggamannya. Sampai orang-orang yang mencelekainya ditangkap. “Aduh…” Gio memegang perutnya. “Bagaimana ini… perutku..” Gio menyipitkan mata. “Anda harus ke rumah sakit segera Sir..” dokter mendekat. ia juga khawatir dengan keadaan Gio. Namun diam-diam Gio memberi petunjuk bahwa ia sedang berpura-pura. “Adu duh..”

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 472

    Beberapa hari yang lalu. Gio tersadar dari komanya. Pertama kali orang yang ia cari adalah Agatha. Ibunya bilang, Agatha pulang. Agatha berjanji tidak akan menemuinya sampai keadaan benar-benar aman. Marah. Tentu saja, neneknya yang membuat Agatha pergi. Gio masih membutuhkan perawatan intensif. Untuk bergerak saja ia tidak bisa. Untuk itu ia mengerahkan orang-orangnya untuk membantunya. Dari pada seperti ini, sudah terlanjur. Maka ia akan meneruskannya saja. Ia akan berpura-pura tidak berhubungan dengan Agatha dahulu sampai Rapat itu dimulai. Pada awalnya ia akan datang awal rapat. Tapi sekali lagi keadaannya tidak memungkinkan. Perutnya masih terasa keram. Alhasil ia datang terlambat—namun masih melihat perkembangan rapat itu lewat kamera kecil. Kamera itu terpasang di pakaian orang yang mewakilinya di sana. “Banyak orang yang menghianatiku juga.” Gio berada di dalam mobil. Melihat orang-orang yang tidak mengangkat tangan untuk Agatha. Orang-orang yang tela

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 471

    “Tapi Agatha Ethelind Harper baru saja terjun ke dunia bisnis. kinerjanya di dalam perusahaan baru mencapai tahun pertama.” Agatha tersenyum sinis. Menggunakan pengalamannya yang baru sebentar untuk menjatuhkannya. Agatha masih menahan senyumnya—ingin tertawa padahal. Kekurangannya yang diumbar di depan banyak investor. Sedangkan kekuarangan Levin disembunyikan. Agatha menjadi satu-satunya wanita yang berada di dalam ruangan ini. “Siapa yang mendukung Agatha Harper Ethelind menjadi pemimpin sementara?” Satu persatu orang-orang yang mendukung Agatha mengangkat tangan. Sekitar 3… Lalu satu orang mengangkat tangannya… Ternyata Pak Beni… Pak Beni tersenyum sembari mengangguk pada Agatha. Sedangkan pak Robert? Jangan tanya. Pria itu bahkan tidak berani menatap Agatha. seolah tidak mengenal. Tidak seperti tadi… Ternyata… si Mafia itu tidak mendukungnya. Memang, di dalam dunia bisnis tidak bisa ditebak mana yang benar-benar teman. Dan mana yang musuh. Setidaknya

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 470

    “maaf nona. Hal seperti ini saya pasti tidak akan terulang lagi.” satu bodyguard maju menghadap Agatha. Ada dua mobil yang dicoba dijalankan. Hanya satu yang remnya blong. Mobil yang selalu digunakan oleh Agatha. Agatha berkacak pinggang. ia tidak ingin menghabiskan energinya untuk hal tidak masuk akal seperti ini. Tapi semua ini menyangkut nyawanya. “Sebagai ketua. Kau harus mencari tahu siapa anak buahmu yang berhianat. Aku memberimu waktu sampai jam istirahat makan siang. jika kau tidak bisa menemukan penghianat itu.” Agatha menghela napas. “Ganti semua bodyguard yang mengawalku.” Akhirnya Agatha masuk ke dalam mobil. Selama di dalam mobil, Agatha tidak berhenti cemas. Untuk siapapun yang berusaha membunuhnya. Agatha pastikan akan segera menangkap orang itu. Hidupnya tidak bisa tenang dan dihantui oleh kematian. Akhirnya mobil sampai juga di kantor. Dengan selamat! Agatha masuk ke dalam ruang—disambut oleh sekretarisnya. “Rapat akan dilaksanakan pukul 1

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 469

    “Sial.” Agatha tidak berhenti mengumpat setelah keluar dari ruang penyidikan. “Aku yakin ada yang menyuruhnya untuk membunuhku.” Agatha mengatakannya pada polisi. Namun polisi itu menghela napas dan terlihat lelah. “Kami sudah menyelidikinya. Kami sudah datang ke tempat tinggalnya. Tidak ada tanda-tanda disuruh orang….” “Tidak mungkin.” Agatha menggeleng. “Pasti ada petunjuk… Aku sering diteror. Tidak mungkin kalau dia hanya menyukaiku. aku yakin dia memang punya niat buruk dan disuruh orang lain.” “Tenanglah..” polisi itu hanya menepuh pelan bahu Agatha. Agatha ingin melayangkan protes tapi ia ditarik oleh seseorang. Pengacara Gio. Akhirnya Agatha dan pengacara Gio berada di dalam mobil untuk berbicara. “tidak ada gunanya berbicara pada polisi. Bukti tidak ada. Mereka juga tidak akan menggap kasus ini serius.” Pengacara Gio memberikan dokumen pada Agatha. Agatha membukanya. Melihat isinya sembari dijelaskan. “Pria itu sudah 2 tahun belakangan mengincar wanita c

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 468

    Agatha pulang. Berjalan gontai masuk ke dalam penthouse. Tadi.. di rumah sakit. Karena dirinya semuanya malah bertengkar. Orang tua Gio memang berpihak padanya. tapi tidak dengan nenek Gio yang begitu membencinya. Tadi di rumah sakit…. “Jangan lakukan hal itu, Mom.” Aluna lagi-lagi menarik margaret agar menjauh dari Agatha. “Gio bukan anak kecil. Dia dewasa dan dia bisa menentukan apa yang dia inginkan. Dia ingin melindungi Agatha. aku sebagai orang tua tidak bisa mencegahnya dan akan mendukungnya.” “Kamu gila? setelah melihat anakmuu sekarat kamu mengatakan hal ini?” tanya Margaret memegang lengan Aluna. “Sadarlah Aluna, Gio ditusuk pria yang mengincar wanita itu.” margaret menatap Agatha begitu benci. Aluna memijjit keningnya. “Jangan membahas hal ini lebih dulu. Kita tunggu Gio..” “Gio tahu apa yang harus dilakukannya.” Margaret menatap Ethan. “Apa yang kamu lakukan?” “Semua keputusan ada di tangan Gio. Aku sebagai orang tua tidak bisa memaksanya. Begitupun

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 467

    Setelah memberikan pidato, Agatha tidak tahu Gio ke mana. Ia langsung pergi dan mencari pria itu bersama bodyguard yang lain. Tapi tubuhnya langsung kaku ketika melihat Gio yang tertusuk. Gio dibawa ke rumah sakit. Sedangkan penjahat itu sudah ditangkap dan dibawa ke kantor polisi. Agatha tidak bisa berhenti cemas. Ia menunggu Gio di depan ruang ICU. Tubuhnya berlumuran dengan darah… Agatha tidak peduli pada dirinya sendiri. Ia duduk dengan kepala yang menunduk. menunggu berjam-jam Gio yang masih mendapat perawatan oleh dokter. agatha mendongak ketika mendengar suara langkah kaki. Ia melihat kedua orang tua Gio yang baru datang. “Bagaimana keadaannya?” tanya Ethan pada Agatha. “Gio masih dirawat di dalam,” balas Agatha. Ethan menatap Agatha. “Aku yakin kamu sudah tahu kalau kita orang tua Gio. Kami juga sudah tahu kamu kekasih Gio. Kamu bisa jelaskan pada kami bagaimana semuanya bisa terjadi?” Agatha meremas pelan tangannya. Tapi—elusan lembut di bahuny

DMCA.com Protection Status