Masih 21++ Yang gak bisa baca, bisa skip aja. Seperti yang sudah dikatakan Aluna, malam ini miliknya. Dia ia yang akan memuaskan suaminya. Aluna mengecup perut bawah Ethan. Menjilat 6 pahatan sempurna milik pria itu. Sixpack yang terbentuk dari olahraga itu, selalu membuat Aluna tergila-gila. Tubuh suaminya yang begitu sempurna. Aluna bergerak berdiri perlahan dengan bibir yang melakukan tugasnya. Suara kecupan itu terdengar—tidak peduli hawa dingin yang menerpa mereka di balkon ini. Mereka benar-benar sudah diliputi oleh gairah yang sudah tidak terbendung. Ethan frustasi—namun juga tergila-gila. Ia tidak bisa mendominasi permainan ini. Tapi di sisi lain ia juga menikmati permainan Aluna. Perempuan amatir tapi membuatnya begitu tergila-gila. Aluna mengecup dan menjilat puncak dada Ethan. Ethan mendongak—tangannya akhirnya terulur hanya untuk mengusap puncak kepala Aluna. “Sayang..” desah Ethan. “Kamu belajar dari mana?” Aluna tersenyum—tanpa menjawab ia
Sudah hampir 10 bulan pernikahan Ethan dan Aluna. Dan saat ini Aluna sedang mengandung 8 bulan anak kedua mereka. Tidak ada yang aneh mengenai Aluna. Tapi yang aneh malah Ethan. Ethan yang sering mutah di bulan pertama Aluna hamil. Ethan yang tiba-tiba suka makanan yang dulu dibenci. Tiba-tiba sensitif dengan bau. Sedangkan Aluna? Biasa saja. “Semua gejala dan sakit orang hamil ada di kamu. Aku tidak merasakannya sama sekali..” Aluna menyandarkan kepalanya di dada Ethan. “Biar saja…” lirih Ethan sembari membaca buku. “Mungkin semuanya memang dilimpahkan padaku karena dulu aku tidak bersama kalian..” balas Ethan sembari mengusap puncak kepala Aluna pelan. “Bisa jadi. Tapi kamu keberatan seperti ibu hamil?” tanya Aluna. “Tidak.” Ethan menaruh bukunya ke samping. “Aku tidak masalah selama kamu tidak menderita… Aku malah sedih kalau kamu yang merasakannya.” Ethan mengusap perut Aluna dari belakang. “Yang terpenting dia sehat..” Aluna mengangguk. menoleh ke sem
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Aluna tidak bisa menahan rasa sakit di perutnya. “Aduh..” keluh Ethan karena Aluna tidak berhenti menjambak rambutnya. Ia menyesal tidak memotong rambutnya pendek sebelum Aluna melahirkan. Dari sekian banyaknya anggotan tubuhnya—kenapa harus rambutnya yang menjadi pelampiasan istrinya. “Akhh!” “Sakit!!” Aluna menarik lebih keras rambut Ethan. Pasrah. Ethan membiarkan Aluna. Sampai di rumah sakit, segera di bawa ke ruang persalinan. Ethan tidak melepaskan genggaman tangannya di tangan Aluna. Ia menemani Aluna berjuang melahirkan anak mereka. “Kamu harus kuat.” Ethan mengecup kening Aluna yang berkeringat. Setelah berjuang beberapa lama di ruang persalinan. Akhirnya terdengar suara tangisan. “Selamat tuan dan nyonya. Bayi anda berjenis perempuan.” Dokter itu menggendong tubuh seorang bayi yang begitu kecil. Ethan mengusap sudut matanya yang berair. Tidak bisa membendung kebahagiannya. Akhirnya Ethan memberanikan diri u
18 tahun berlalu. Gabriella Mona Winston gadis berparas cantik dengan tubuh semampai itu baru saja keluar dari Apartemen menuju sebuah klub. Siapa yang tidak kenal dengan Gabriella alias Gaby. Putri bungsu dari pasangan Ethan Winston dan Aluna Freya Winston. Keluarga yang menyandang status konglomerat. Membuat Gaby kerap kali mendapatkan perlakuan yagn berbeda. Bahkan orang-orang akan cenderung menghormatinya. Cantik? kaya? Namun… “Aku tidak telat kan?” Gaby masuk ke dalam klub. Langsung menyosor pipi teman perempuannya. “Kau semakin cantik saja. bagi minumannya dong..” Belum mendapatkan persetujuan dari temannya. Gaby sudah mengambil minuman sisa temannya dan meneguk habis. “Ah…” Gaby mengusap sudut bibirnya dengan tenang. “Mantap!” memberikan jempolnya pada temannya. Laura menggeleng melihat kelakukan Gaby. “Besok ujian kenapa kau ke sini?” Gaby menyandarkan tubuhnya di sofa. “Sumpek!” Hanya ada Laura dan Gaby di bangku tersebut. Tujuan mereka hanya minum buka
Seorang perempuan bergegas pergi ke kampus untuk melaksanakan ujiannya. Kepalanya masih berdenyut pusing. Tapi tenang saja, ia pintar dan bisa mengerjakan soal dengan mudah. Tentu saja berkat kepintaran kedua orang tuanya yang diturunkan padanya. Berkat itu juga, ia hanya menjalani dua tahun untuk SMP dan SMP. Sehingga diumurnya yang baru menginjak 20 tahun ia akan segera lulus. Tinggal magang saja.. “Bagaimana ujianmu?” tanya Laura. “Seperti biasa…” Gaby tersenyum sombong dan mengibaskan rambutnya. “Kau akan magang di mana? Di perusahaan orang tuamu pasti?” tanya Laura. “Aku tidak tahu..” Gaby menggeleng pelan. “Bagaimana kalau di Edison Corp?” Mereka berjalan keluar dari area kelas dan akhirnya duduk di bangku taman belakang kampus. “Kau gila?” sewot Laura. “Semakin ditolak semakin terobsesi..” “Aku tidak ditolak..” Gaby tidak terima. Laura tertawa pelan. “Sama saja. Sudah aku beritahu Haven itu orang yang dingin. Dia tidak akan tergoda hanya kau cantik dan
Siapa yang magang di perusahaan yang akan menjadi miliknya? Ya Gaby siapa lagi. Perusahaan yang bergerak di bidang fashion itu kelak menjadi miliknya. Karena dari awal kakeknya membeli pabrik pembuatan pakaian itu memang untuknya. Kakek membeli pabrik es krim turki untuk kakaknya. Lalu membeli pabrik pakaian untuknya. Sekarang kakeknya tersayang itu sedang menikmati masa tua dengan nenek di rumah dengan damai. Sedangkan papanya, Ethan mengelola Winston dan merek pakaian yang berfokus pada kelas atas. Perusahaan ini masih berada di bawah Winston dengan nama ‘Gabriel.’ “Saya tahu anda pasti sudah mengenal perusahaan dengan baik. tapi ijinkan saya untuk mengajari anda bagaimana mengelola perusahaan dengan benar.” “Siapa yang tahu?” Gaby menatap CEO penggantinya. “Justru saya ke sini untuk belajar. Jangan sungkan mengajari saya. Karena di sini saya memang sedang belajar mengelola perusahaan.” Gaby mengatakan itu karena CEO itu nampak sungkan dengannya. “Baik, saya
“Renata Sudiro adalah penyanyi populer era 200an. Sekarang umurnya menginjak 40 tahun. Dia orang tua..” Gaby memandang Haven dengan berani. “Trend hidup sehat bukan hanya populer di kalangan orang 30an ke atas saja.. banyak usia muda yang sudah mengenal hidup sehat.” “Jadi untuk promosi lebih baik menggunakan idol, aktris atau aktor yang masih muda dan populer. Karena hal tersebut akan menarik semua kalangan.” Gaby tersenyum menatap Haven. “Bukan hanya orang tua saja..” Haven menarik sudut bibirnya tersenyum tipis.Ia kira gadis itu hanyalah gadis manja sekaligus bar-bar. Tentu saja ia masih mengingat pertemuan mereka di klub. “Apa umur 30 an kamu anggap sebagai orang tua?” tanya Haven. Gaby tersenyum mengejek. “Iya. Karena saya masih muda dan umur saya 20 tahun. Saya bahkan tidak tahu Renata Sudiro kalau tidak mencarinya di google.” Sialan.. Gadis di depannya ini benar-benar mengusik dirinya. Bagaimana bisa usianya 30 tahun sudah dianggap orang tua. Lagipula siapa yang tid
Sehari magang sudah membuat Gaby pusing. Lalu bagaimana jika dia bekerja 24/5. Sial.. Gaby tidak bisa membayangkannya. Selama ini ia hanya sibuk belajar tanpa peduli mencari uang itu lelahnya seperti apa. Gaby duduk di kursi sembari memandang orang yang sedang meliukkan badannya. Menghembuskan asap dari alat bernama vape itu dengan santai. Ia memejamkan mata sebentar sebelum mendengar suara temannya. “Shit!” Laura baru sampai. “Aku juga lelah bekerja! kenapa Dad begitu tega menyuruhku bekerja seharian penuh! Padahal aku baru magang!” omelnya. Sebenarnya Laura lebih tua dari Gaby. Hanya dua tahun, tidak banyak. Ya karena mereka berada di jurusan yang sama dan sering berada di kelas yang sama. Akhirnya mereka berteman. Apalagi kepribadian mereka yang mirip. “Sekarang mengerti susahnya mencari uang?” tanya Gaby yang menoleh ke samping. Laura berdecak pelan. “Kau juga sama tidak usah menceramahiku..” Gaby tertawa pelan. “Setidaknya aku tidak suka menghabiskan ban