Akhirnya setelah satu bulan berlalu, Keyna mulai dapat beradaptasi dengan kegiatannya. Meski setiap pulang ke mansion, wanita itu selalu tertidur di dalam perjalanan. William tidak pernah absen menjemput wanita kesayangannya.Keluarga Dalton selalu menyempatkan diri untuk makan malam bersama. Namun akhir-akhir ini mereka kehilangan Frederix. Sejak putra sulung William itu resmi berpacaran dengan Ariana, Fred selalu menghabiskan banyak waktu di luar mansion.“Apa Daddy tau kalau Kak Fred membeli apartemen di District 21?” tanya Louis.William menghela napas dan mengangguk. “Iya. Daddy melihat penawaran apartemen mewah itu masuk ke email perusahaan.”“Daddy membiarkan Kak Fred membelikan Ariana apartemen?” Sacha memberengut tak suka.“Kita belum tau, apakah apartemen itu untuk Ariana atau bukan,” kilah William.“Tentu saja untuk wanita itu. Kak Fred selalu pulang ke mansion, kok. Walaupun pulangnya tidak tentu jam berapa,” timpal Louis.Suasana hening kembali. Keyna tidak berani berkome
Keyna terdiam mendengar pertanyaan Frederix. Tidak ada putra-putri William yang tau kisah cintanya dengan Cedric. Apalagi tentang Laura.Acara makan siang mereka terasa hambar walau menu makanan begitu nikmat. Frederix makan sambil sesekali menatap layar telepon genggamnya. Keyna pun melakukan hal yang sama.Kepala Keyna menggeleng samar. Ia masih ragu menceritakan kisah masa lalunya. Namun begitu, melihat foto-foto yang terkirim hari ini membuatnya berpikir ulang. Ia jadi menyesal memberikan amplop tersebut kepada pengawal."Kalaupun amplop ini tidak sampai kepadaku, berita kamu mendapatkan kiriman akan diketahui Daddy, " ucap Frederix seolah bisa membaca pikiran Keyna."Apa William kamu beritahu tentang foto-foto itu?" tanya Keyna. Ia bergidik membayangkan kemurkaan William saat melihat foto-foto yang mengandung adegan romantis itu."Belum. Dengan bantuan pengawal, akan aku coba mencari orang yang melakukan ini pada kita."Keyna mengembuskan napas berat. Sudahlah. Mungkin ini saat y
Keyna merasakan kram perut saat sedang berjalan menuju perpustakaan. Ia berhenti sejenak untuk mengambil napas dalam-dalam. Kepalanya menoleh dan melihat pengawal wanita sedang memperhatikannya.“Aku ingin ke kantin. Aku perlu minuman hangat,” ucap Keyna.Wanita itu mengangguk. Beriringan mereka menuju kantin. Beruntung, Keyna mendapat tempat di pinggir ruangan.Tangan Keyna mengelus perutnya. Tak lama berselang, pengawal memberikan teh hangat. Keyna menyesapnya perlahan.Saat sedang meresapi rasa sakitnya itulah, Keyna bersirobok dengan mata Ariana yang jaraknya cukup jauh. Kekasih Fred itu sedang duduk bersama teman-teman yang juga pernah menemani Ariana di club malam. Merasa lebih baik, Keyna berdiri dan keluar dari kantin.Ariana menatap kepergian Keyna. Sudah satu bulan ini, ia mencari informasi tentang wanita tersebut. Tidak ada yang mengetahui apa pun karena Keyna jarang sekali berinteraksi dengan sesama mahasiswa-mahasiswi. Bahkan baru kali ini Keyna duduk di kantin.“Berarti
Tangan kokoh itu milik pemuda yang merupakan pengawal Keyna. Laura membalik badan dan berusaha melawan. Sementara itu, Ariana dan teman-temannya mengepung Keyna.Keringat bercucuran di wajah Keyna. Bukan karena takut. Tetapi karena kram perutnya semakin menjadi. Ia bahkan merasa agak sesak sekarang.Ariana mencekal keras lengan Keyna. Keyna berusaha melepaskan diri dengan menarik tangannya. Seorang pengawal wanita kini mendekat dan hendak menarik tangan Ariana.Namun teman-teman Ariana mencegah. Pengawal wanita jadi sibuk menghadapi Mia dan Bella. Semakin emosi melihat Keyna yang berusaha melawan, Ariana dengan sekali hentakan melepaskan pegangannya pada lengan Keyna. Wanita itu hilang keseimbangan. Ia terjatuh pada undakan lantai dan terduduk memegangi perut.“Nyonya!” pengawal berteriak panik.Laura, Ariana, Mia dan Bella merasa menang. Mereka tertawa mencemooh. Kepada para mahasiswa-mahasiswi yang melihat kejadian tersebut, Ariana menunjukkan foto-foto Keyna dan Frederix. Tentu saj
Empat pasang mata menatap Frederix dengan tak percaya. Ariana terlihat paling syok. Sementara Laura terlihat mencibir pernyataan lelaki di hadapannya.“Ternyata benar, Keyna adalah seorang sugar baby!” desisnya tanpa rasa bersalah.Frederix memicingkan mata dan tersenyum setengah bibir. “Dan kamu, akan mendapatkan masalah besar.”Ariana yang paling dulu sadar. Ia kembali menghampiri Frederix. Dengan tatapan memohon, wanita cantik itu memandang kekasihnya.“Keyna adalah istri Daddymu? Benar begitu?”“Iya. Mereka telah menikah sejak satu tahun yang lalu.”Kepala Ariana menggeleng samar. “Tidak ada berita yang …. ““Kamu tau keluargaku terutama Daddy. Ia paling tidak suka kehidupan pribadinya dipublikasikan,” potong Frederix segera.“Di mana Keyna sekarang? Aku akan minta maaf padanya,” ucap Ariana.Tentu saja wanita cantik itu ketakutan. William adalah sosok terkenal di negara ini. Selain itu, bilioner tersebut merupakan penanam modal terbesar di universitas.Sebagai mahasiswi strata du
Universitas geger. Para petingginya datang tergopoh-gopoh pada malam hari. Secara sembunyi-sembunyi, mereka mengadakan rapat.Tayangan CCTV kembali diputar. Kepala mereka menggeleng keras. Satu petinggi universitas yang merupakan seorang wanita memejamkan mata saat melihat ceceran darah di koridor.“Prof. Jaslan sedang dalam perjalanan ke sini. Kita diminta menunggu. Sebelum beliau datang, kita kerucutkan dulu segala masukan sebagai pertimbangan hukuman para mahasiswi tersebut,” ungkap sang rektor.“Saya tidak habis pikir. Mereka adalah mahasiswi strata dua, seharusnya perilaku mereka tidak seperti anak remaja begini.”“Hanya karena cemburu, mereka melakukan hal seperti ini?”“Apa Keyna memang melakukan semua yang dituduhkan?”“Bahkan Prof. Jaslan sampai mau datang dari cuti panjangnya demi kasus ini?Berbagai tanggapan diberikan para petinggi universitas. Tentu saja rektor membalas pernyataan teman-temannya dengan hati-hati. Status Keyna belum dapat diungkap secara jelas saat ini.Re
William mengecup dahi Keyna. "Tidak, Baby. Aku akan menemanimu.""Lalu, Prof. Jaslan?""Jaslan di sini. Dia yang mengantarku. Kalau bukan karena dia yang menenangkanku sepanjang jalan, mungkin aku sudah membunuh beberapa orang yang menghalangiku untuk cepat sampai di sini.""Memang siapa yang menghalangimu?""Polisi lalu lintas, petugas bandara, dan beberapa orang lain.”"Kamu ingat semua orang-orang itu?""Aku mengingat detail orang-orang yang mempersulit keinginanku."“Apa yang Prof. Jaslan lakukan untuk menenangkanmu?”“Dia memberiku obat tidur.”Keyna menggeleng samar. "Lalu, kamu sungguh-sungguh pernah membunuh orang?”"Hmmm ... aku lupa." Lalu William tergelak melihat ekspresi ketakutan di wajah istrinya."Tidurlah, Baby. Aku akan memelukmu. Semoga besok pagi, wajahmu sudah tidak sepucat sekarang.""Pendarahanku cukup banyak," desah Keyna."Aku tau. Aku melihat tayangan CCTV itu."Keyna lalu bercerita bagaimana semuanya berawal. Saat kram perutnya mulai terasa. Hingga kemudian,
“Kakak! Kak William,” seru seseorang.William baru saja keluar dari ruang persidangan. Ia hanya menampakkan diri sebentar agar para wanita yang menyakiti istrinya melihat sendiri bagaimana sosok suami Keyna. Sehingga mereka tidak akan mungkin berani menghina istrinya lagi.Sebelum menoleh ke belakang, William tersenyum. Ia telah mengenali suara orang yang memanggilnya. Dengan gaya elegan, lelaki tampan itu memutar tubuh.“Hanson, adikku,” balas William.“Ya Tuhan, Kak.” Hanya kalimat itu yang bisa Hanson ucapkan. Sedetik kemudian mereka saling berpelukan.“Kau semakin tampan dan terlihat sangat sehat,” puji William seraya menguraikan pelukan mereka“Semua karena kebaikan hati Kakak,” timpal Hanson.“Dan kudengar kau adalah salah satu dokter ahli jantung terbaik di dunia. Selamat!”“Aku melakukannya juga untuk Kakak. Bagaimana keadaanmu, Kak?”William merentangkan tangannya. kemudian ia berputar di tempat. Dan kembali berdiri berhadapan dengan Hanson yang terkekeh.“Kau lihat sendiri k