Keyna merasakan kram perut saat sedang berjalan menuju perpustakaan. Ia berhenti sejenak untuk mengambil napas dalam-dalam. Kepalanya menoleh dan melihat pengawal wanita sedang memperhatikannya.“Aku ingin ke kantin. Aku perlu minuman hangat,” ucap Keyna.Wanita itu mengangguk. Beriringan mereka menuju kantin. Beruntung, Keyna mendapat tempat di pinggir ruangan.Tangan Keyna mengelus perutnya. Tak lama berselang, pengawal memberikan teh hangat. Keyna menyesapnya perlahan.Saat sedang meresapi rasa sakitnya itulah, Keyna bersirobok dengan mata Ariana yang jaraknya cukup jauh. Kekasih Fred itu sedang duduk bersama teman-teman yang juga pernah menemani Ariana di club malam. Merasa lebih baik, Keyna berdiri dan keluar dari kantin.Ariana menatap kepergian Keyna. Sudah satu bulan ini, ia mencari informasi tentang wanita tersebut. Tidak ada yang mengetahui apa pun karena Keyna jarang sekali berinteraksi dengan sesama mahasiswa-mahasiswi. Bahkan baru kali ini Keyna duduk di kantin.“Berarti
Tangan kokoh itu milik pemuda yang merupakan pengawal Keyna. Laura membalik badan dan berusaha melawan. Sementara itu, Ariana dan teman-temannya mengepung Keyna.Keringat bercucuran di wajah Keyna. Bukan karena takut. Tetapi karena kram perutnya semakin menjadi. Ia bahkan merasa agak sesak sekarang.Ariana mencekal keras lengan Keyna. Keyna berusaha melepaskan diri dengan menarik tangannya. Seorang pengawal wanita kini mendekat dan hendak menarik tangan Ariana.Namun teman-teman Ariana mencegah. Pengawal wanita jadi sibuk menghadapi Mia dan Bella. Semakin emosi melihat Keyna yang berusaha melawan, Ariana dengan sekali hentakan melepaskan pegangannya pada lengan Keyna. Wanita itu hilang keseimbangan. Ia terjatuh pada undakan lantai dan terduduk memegangi perut.“Nyonya!” pengawal berteriak panik.Laura, Ariana, Mia dan Bella merasa menang. Mereka tertawa mencemooh. Kepada para mahasiswa-mahasiswi yang melihat kejadian tersebut, Ariana menunjukkan foto-foto Keyna dan Frederix. Tentu saj
Empat pasang mata menatap Frederix dengan tak percaya. Ariana terlihat paling syok. Sementara Laura terlihat mencibir pernyataan lelaki di hadapannya.“Ternyata benar, Keyna adalah seorang sugar baby!” desisnya tanpa rasa bersalah.Frederix memicingkan mata dan tersenyum setengah bibir. “Dan kamu, akan mendapatkan masalah besar.”Ariana yang paling dulu sadar. Ia kembali menghampiri Frederix. Dengan tatapan memohon, wanita cantik itu memandang kekasihnya.“Keyna adalah istri Daddymu? Benar begitu?”“Iya. Mereka telah menikah sejak satu tahun yang lalu.”Kepala Ariana menggeleng samar. “Tidak ada berita yang …. ““Kamu tau keluargaku terutama Daddy. Ia paling tidak suka kehidupan pribadinya dipublikasikan,” potong Frederix segera.“Di mana Keyna sekarang? Aku akan minta maaf padanya,” ucap Ariana.Tentu saja wanita cantik itu ketakutan. William adalah sosok terkenal di negara ini. Selain itu, bilioner tersebut merupakan penanam modal terbesar di universitas.Sebagai mahasiswi strata du
Universitas geger. Para petingginya datang tergopoh-gopoh pada malam hari. Secara sembunyi-sembunyi, mereka mengadakan rapat.Tayangan CCTV kembali diputar. Kepala mereka menggeleng keras. Satu petinggi universitas yang merupakan seorang wanita memejamkan mata saat melihat ceceran darah di koridor.“Prof. Jaslan sedang dalam perjalanan ke sini. Kita diminta menunggu. Sebelum beliau datang, kita kerucutkan dulu segala masukan sebagai pertimbangan hukuman para mahasiswi tersebut,” ungkap sang rektor.“Saya tidak habis pikir. Mereka adalah mahasiswi strata dua, seharusnya perilaku mereka tidak seperti anak remaja begini.”“Hanya karena cemburu, mereka melakukan hal seperti ini?”“Apa Keyna memang melakukan semua yang dituduhkan?”“Bahkan Prof. Jaslan sampai mau datang dari cuti panjangnya demi kasus ini?Berbagai tanggapan diberikan para petinggi universitas. Tentu saja rektor membalas pernyataan teman-temannya dengan hati-hati. Status Keyna belum dapat diungkap secara jelas saat ini.Re
William mengecup dahi Keyna. "Tidak, Baby. Aku akan menemanimu.""Lalu, Prof. Jaslan?""Jaslan di sini. Dia yang mengantarku. Kalau bukan karena dia yang menenangkanku sepanjang jalan, mungkin aku sudah membunuh beberapa orang yang menghalangiku untuk cepat sampai di sini.""Memang siapa yang menghalangimu?""Polisi lalu lintas, petugas bandara, dan beberapa orang lain.”"Kamu ingat semua orang-orang itu?""Aku mengingat detail orang-orang yang mempersulit keinginanku."“Apa yang Prof. Jaslan lakukan untuk menenangkanmu?”“Dia memberiku obat tidur.”Keyna menggeleng samar. "Lalu, kamu sungguh-sungguh pernah membunuh orang?”"Hmmm ... aku lupa." Lalu William tergelak melihat ekspresi ketakutan di wajah istrinya."Tidurlah, Baby. Aku akan memelukmu. Semoga besok pagi, wajahmu sudah tidak sepucat sekarang.""Pendarahanku cukup banyak," desah Keyna."Aku tau. Aku melihat tayangan CCTV itu."Keyna lalu bercerita bagaimana semuanya berawal. Saat kram perutnya mulai terasa. Hingga kemudian,
“Kakak! Kak William,” seru seseorang.William baru saja keluar dari ruang persidangan. Ia hanya menampakkan diri sebentar agar para wanita yang menyakiti istrinya melihat sendiri bagaimana sosok suami Keyna. Sehingga mereka tidak akan mungkin berani menghina istrinya lagi.Sebelum menoleh ke belakang, William tersenyum. Ia telah mengenali suara orang yang memanggilnya. Dengan gaya elegan, lelaki tampan itu memutar tubuh.“Hanson, adikku,” balas William.“Ya Tuhan, Kak.” Hanya kalimat itu yang bisa Hanson ucapkan. Sedetik kemudian mereka saling berpelukan.“Kau semakin tampan dan terlihat sangat sehat,” puji William seraya menguraikan pelukan mereka“Semua karena kebaikan hati Kakak,” timpal Hanson.“Dan kudengar kau adalah salah satu dokter ahli jantung terbaik di dunia. Selamat!”“Aku melakukannya juga untuk Kakak. Bagaimana keadaanmu, Kak?”William merentangkan tangannya. kemudian ia berputar di tempat. Dan kembali berdiri berhadapan dengan Hanson yang terkekeh.“Kau lihat sendiri k
Dengan menahan napas, Frederix menerima rangkaian bunga tersebut. Ia memang pernah mendengar cerita Keyna tentang professor yang mengajarnya. Hanya saja, ia tidak menduga lelaki itu kini berdiri di depannya.“Baiklah. Akan saya bantu,” ucap Frederix.“Saya tidak menyangka mahasiswi saya mendapat perlakuan istimewa di rumah sakit ini.”Frederix berpikir sejenak sebelum menjawab,” Seperti Anda tau, rumah sakit ini berafiliasi dengan fakultas kedokteran di universitas tempat Anda mengajar. Karena kasus perundungan tersebut, kami memutuskan menjaga pasien dengan ketat.”Dalam hati Frederix bernapas lega. Untung saja, seperti sang Daddy, ia pandai bermain kata dan berdiplomasi. Karena lelaki di hadapannya kentara sekali sangat penasaran.“Betul juga.” Kepala Hanson mengangguk mengerti. “Baiklah kalau begitu. Saya permisi dulu. Kapan-kapan saya akan mampir ke mansion untuk bertemu dengan Kak William.”“Kapan Anda bertemu dengan Daddyku?”“Baru saja. Bahkan beliau sendiri yang mengantarku ke
“Aku seringkali mengamati bagaimana Daddy mengawasi Keyna dari jauh. Akhirnya aku melakukan hal yang sama pada Ariana,” ungkap Frederix.“Maksudmu, kamu memata-matai kekasihmu?” tanya William memastikan.“Iya.”“Well. Itu bagus, sih. Tetapi, perlu kalian ketahui bahwa Daddy melakukan itu pada Keyna karena ingin melindunginya, bukan karena Daddy curiga,” sanggah William.“Kami paham, Dad,” balas Frederix.“Lalu, apa yang Kak Fred temukan saat mengawasi Ariana?”“Bukti percakapan Ana dengan teman-temannya bahwa ia memang hanya menginginkan hartaku saja,” cetus Frederix sambil menghela napas berat.“Syukurlah, akhirnya Kakak mengetahuinya.”*****Seminggu setelah kejadian, Keyna kembali aktif kuliah. William memintanya hanya fokus pada kuliah sehingga jadwal prakteknya harus ditunda. Akhirnya dengan persetujuan dokter pembimbingnya, Keyna diizinkan cuti selama satu bulan.“Selamat belajar, Baby,” ucap William sambil memeluk dan mencium istrinya.“Terima kasih.”“Ingat, jangan buat dosenm