Home / Romansa / Perjanjian Leluhur / 360. Tidak Seindah Aslinya

Share

360. Tidak Seindah Aslinya

Author: Enday Hidayat
last update Last Updated: 2024-08-15 21:01:14
"Kita mau pergi ke kota cinta, kenapa ada perempuan?"

Ranggaslawi sengaja datang dari Amsterdam untuk membantu Cakra. Ia meninggalkan istri bersama pelayan.

"Apakah ia selirmu?"

"Ia adalah Romadara, calon penguasa istana Dublek," jawab Cakra. "Kita berjuang di bawah komandonya."

"Oh, calon permaisuri...!"

Cakra keki. "Kau makin edan saja tinggal di negeri manusia!"

Ranggaslawi tinggal di kota yang mengusung kebebasan, otaknya jadi makin somplak.

Cakra berangkat ke kota Dublek dengan restu empat permaisuri, meski ia tidak tahu apa arti restu itu bagi pengembaraan mereka.

Iring-iringan kereta barang itu seolah tidak menarik perhatian ular piton yang bertengger di atas pohon.

"Mereka sepertinya diperintahkan untuk tidak mengganggu perjalanan kita," kata Golok Santet. "Mereka pura-pura tidak berhasrat padaku."

Padahal semalam Golok Santet sampai sibuk menggebuk kepala piton dengan jurus Ular Berkepala Dua.

Romadara dan sahabat lain aman karena mereka dibaluri bawang p
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Aditya Mbellink
mana lanjutannya ni
goodnovel comment avatar
Laleur Hejo
Lama ga update..
goodnovel comment avatar
Bambang Riyanto
turu Thor ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjanjian Leluhur   361. Cukup Menjadi FWB

    "Sepuluh permaisuri sudah menyatakan kesediaannya," kata Romadara. "Lima lagi dalam pelobian." Cakra heran Dewi Anjani seakan ingin mengatur kehidupannya. Padahal ia merasa cukup dengan permaisuri yang ada. "Anjani sudah melamar Nawangwulan dan Ratu Ular, mereka sudah resmi menjadi permaisuri kelima dan keenam." "Sejak kapan?" "Sebelum ratu ular datang menemui dirimu." "Ia datang untuk membunuhku." "Ia datang untuk mengujimu, begitulah informasi yang diperoleh dari Nyi Ratu Suri." Jadi semua itu skenario ratu bidadari, batin Cakra. Ia mengatur strategi untuk menguasai jazirah tirta dan siluman dengan mengikat mereka. Nyi Ratu Suri telah menjadi penasehat untuk Dewi Anjani dalam persiapan menduduki singgasana Nusa Kencana. "Lalu siapa lagi nama yang disebut dalam testimoni?" "Puteri mahkota Dublek...." "Bukankah ia tinggal di negeri manusia karena menentang kepemimpinan ibundanya?" "Ia pulang ke kerajaan Ungu setelah menerima lamaran dari Anjani." Cakra pusing t

    Last Updated : 2024-08-21
  • Perjanjian Leluhur   362. Rumah Di Lereng Bukit

    Tinumbala adalah pendekar sakti dari kota Dublek.Ia digadang-gadang akan menjadi perdana menteri karena kekuatannya dalam bercinta.Malam itu ia bercinta secara nonstop di rumah besar di lereng bukit."Semestinya ombak menghancurkan rumah itu," kata Cakra. "Tiada sedikit pun manfaat dari kemegahannya."Rumah itu milik Tinumbala dan menjadi persinggahan terkenal bagi wisatawan lokal maupun asing.Di rumah itu terdapat restoran dengan resep hidangan dan perempuan penghibur dari berbagai ras manusia.Satu-satunya rumah bordir yang menyediakan perempuan dari dunia berbeda, bangsa siluman pun ada."Aku kira rumah itu cukup untuk menampung anak-anak di distrik Utara," kata Bramantana. "Aku bersama Fredy dan Ben Ren mengevakuasi anak-anak, mereka sangat ketakutan dan kelaparan."Anak-anak dikumpulkan sementara di dataran kering bersama kereta pangan."Ya kita berbagi tugas," sahut Cakra. "Romadara dan Mahameru menjaga kereta perbekalan dan anak-anak. Aku bersama pendekar botuna mendatangi r

    Last Updated : 2024-08-24
  • Perjanjian Leluhur   363. Sembilan Tabib Suci

    Tapak Suci adalah peracik ulung ramuan cinta, ia dibantu delapan tabib sakti.Pelanggannya adalah bangsawan terkemuka di jazirah bentala, terutama pengantin lama yang kehilangan gairah untuk bercinta.Tapak Suci berbisnis ke berbagai negeri bersama delapan sahabatnya dan menyandang gelar Sembilan Tabib Suci."Kalian tangani sembilan tabib comberan itu," kata Cakra. "Aku mencari pendekar seribu selangkangan.""Kurang ajar," geram Tapak Suci. "Berani sekali kau menghina kami.""Kalian memang hina! Penghinaan apa lagi yang pantas buat kalian?"Cakra pergi. "Kalian bagianku," kata Ranggaslawi saat mereka hendak menghalangi Cakra masuk ke koridor kamar. "Biarkan pangeran mencari bestie-nya.""Bagaimana kalau kita lomba bercinta?" ujar Ranggaslawe. "Pemenangnnya mencium bokong kuda.""Bedebah!" umpat Tapak Suci. "Kalian perlu diajar tata krama!"Mereka mengeroyok empat pendekar botuna.Sembilan Tabib Suci adalah tokoh sakti yang sangat disegani di distrik Utara, namun pendekar botuna juga

    Last Updated : 2024-08-24
  • Perjanjian Leluhur   364. Tidak Pantas Hidup Lama

    Sembilan Tabib Suci terkejut mendengar ramuan berkhasiatnya dicampur ekstrak buah bintaro dan apel pantai.Mereka segera menghentikan pertarungan, dan duduk bersemedi berusaha menetralkan aliran darah yang mulai terasa menyengat.Bukan gelegak cinta, tapi rasa sakit laksana ribuan jarum menusuk setiap pembuluh darah."Bagiku gampang sekali membunuh kalian," kata Cakra. "Kalian tokoh sakti tidak berdaya karena minum ramuan yang dihidangkan pelayan Tinumbala, tapi aku ingin kalian merasakan bagaimana rasanya mati oleh ramuan sendiri."Cakra pergi ke dalam rumah membantu pendekar botuna membersihkan mayat yang bergeletakkan.Mereka membuangnya ke dalam goa di kaki bukit, lalu mereka mengangkut mayat sembilan tabib sakti yang tewas mengenaskan, setelah itu Cakra meruntuhkan dinding karang sehingga mulut goa tertutup rapat.Kemudian Cakra memanggil Romadara yang berada di dataran kering untuk membawa anak-anak ke rumah itu."Beberapa pelayan dibiarkan hidup," kata Cakra. "Seandainya mereka

    Last Updated : 2024-08-25
  • Perjanjian Leluhur   365. Pengabdian Yang Salah

    Panglima perang membabat kepala Duke dengan pedang. Kepala walikota Utara itu putus dan jatuh menggelinding ke pelataran. Panglima perang mengambil lima kotak uang yang dipegang mayat tanpa kepala itu. Panglima perang membuka tutup kotak, ia terbeliak, di dalam kotak terdapat kepala kakek bercambang lebat. "Setan alas...!" Panglima perang membuka empat kotak lagi. Isinya sama, kepala pengawal pribadi Duke, lima jago bayaran. "Bangsat...! Siapa yang berani mempermainkan aku?" Cakra muncul dari dalam kantor walikota. Ia membawa kunci gudang harta dan ditimang-timang. Panglima perang mendelik melihat ksatria yang menghampirinya itu. "Ada kepentingan apa kau di kota Dublek? Kunci apa yang kau pegang itu?" "Kunci ini untuk memulihkan situasi di distrik Utara, aku akan memberikan kepada calon penguasa istana Dublek." "Jadi benar kabar yang beredar bahwa pangeran Nusa Kencana turut campur dalam urusan negaraku?" "Pemimpin kalian layak dibinasakan karena sudah melampaui b

    Last Updated : 2024-08-25
  • Perjanjian Leluhur   366. Perempuan Pilihan

    "Jangan sampaikan kabar perempuan kepadaku." Cakra menegur Bramantana lewat sambung kalbu. Perempuan bisa mengacaukan perjuangan berat yang tengah ditempuhnya. Perempuan sangat mempengaruhi kejernihan pikiran Cakra sejak menguasai ilmu Selubung Khayali. "Kecuali berita buruk tentang mereka." "Baiklah, pangeran," kata Bramantana. "Perempuan kiranya menghambat perjuangan dirimu, bukan membakar adrenalin." Cakra sedang menghadapi banyak perempuan di kota Dublek, semakin mumet jika ditambah dengan persoalan yang ditimbulkan permaisuri utama. Keputusan Dewi Anjani mengaburkan hakikat Raja Agung untuk memimpin jazirah bentala. Kekuasaan yang diperoleh dengan ikatan janji suci sangat rentan terhadap keseimbangan hirarki istana. "Anjani belum mengerti hatiku," keluh Cakra. "Aku dapat menikmati perempuan sesuka hati tanpa melanggar norma bentala, untuk apa menjalani kehidupan terikat? Keterikatan secara naluriah akan mempengaruhi keputusanku tentang kesewenangan istana." Ca

    Last Updated : 2024-08-29
  • Perjanjian Leluhur   367. Sayangnya Bukan Ksatria

    Cakra segera mengadakan ikatan janji suci dengan puteri mahkota begitu tiba di istana Bunian. Cakra tinggal selama dua hari di istana megah itu. Setelah titik hitam di kening Bidasari hilang, pertanda datang masa kehamilan, ia pergi ke istana Utara untuk menyambangi Maharini. Bidasari melepas kepergian sang ksatria dengan berat. "Aku akan selalu merindukan kedatangan dirimu," kata puteri mahkota Bunian. "Jadikanlah aku pengisi bilik hatimu di antara permaisuri lain." Cakra senang Bidasari sudah memasuki masa kehamilan, sehingga tanggung jawabnya untuk mencetak penerus dinasti sudah tertunaikan. Cakra menempuh perjalanan lewat kerajaan Barat, ia belum pernah berkunjung ke negeri kecil yang makmur itu. "Aku heran dengan leluhur Nusa Kencana," kata Cakra sambil menunggang kuda coklat dengan santai. "Ia tidak menjodohkan diriku dengan puteri Marina, padahal negeri ini perlu menjadi anggota persemakmuran." "Puteri Marina masih di bawah umur, Yang Mulia," sahut si Gemblung. "B

    Last Updated : 2024-09-01
  • Perjanjian Leluhur   368. Bukan Aku Yang Bilang

    "Kita terpaksa menempuh jalan setapak."Cakra meminta si Gemblung untuk memasuki jalan kecil berkerikil di antara pohon apel yang berderet rapi."Puteri Marina pasti mengenali diriku jika kita lewat jalan umum.""Bagaimana ia mengenali Yang Mulia padahal belum pernah bertemu?""Ratu Barat pasti sudah memberi gambaran secara virtual."Cakra sulit menolak jika puteri Marina mengundang untuk menghadiri pesta. Perjalanan menuju kerajaan Utara jadi terhambat.Cakra hanya mempunyai waktu tiga pekan untuk menyambangi permaisuri, pada saat itu sayembara di kota Dublek sudah memasuki babak akhir.Kesempatan terbaik bagi Cakra untuk mengambil alih istana, tanpa perlu melumpuhkan prajurit."Yang Mulia mestinya senang bertemu puteri Marina. Yang Mulia pasti diminta menginap di rumah singgah, dan bisa test drive.""Kau itu kendaraan calon Raja Agung, pikiran kotormu mestinya dihilangkan.""Barangkali aku ketularan."Cakra mendelik. "Ketularan aku maksudnya?""Bukan aku yang bilang."Hari sudah mal

    Last Updated : 2024-09-02

Latest chapter

  • Perjanjian Leluhur   393. Tuan Khong

    "Selamat pagi, Tuan Khong!" Seluruh pelayan di dapur mengangguk hormat menyambut kedatangan kepala koki di pintu masuk. "Ada yang sakit pagi ini?" "Tidak ada, Tuan Khong." "Bagus." Khong mendatangi Chan Xian yang tengah menyiapkan minuman hangat. "Bagaimana kabarmu hari ini?" tanya Khong. "Pagi terindah bagiku," jawab Chan Xian. "Kau pasti mendapat gift universe lagi." Pelayanan kamar yang memuaskan akan menerima uang tip besar dari tamu. Chan Xian adalah primadona di penginapan termewah di Butong. Chan Xian terlihat sangat ceria, padahal hatinya menderita. "Aku dapat sepuluh gift universe pagi ini. Entah karena pelayanan yang memuaskan atau karena kecantikan diriku." "Perempuan cantik selalu memuaskan." Khong adalah kepala koki mata keranjang. Beberapa asisten koki sering tidur dengannya. Chan Xian pasti sudah jadi korban kalau bukan puteri mahkota. Semua pegawai menaruh hormat kepadanya. Chan Xian menjadi asisten koki secara sukarela. Ia tinggal di rumah mewah dengan

  • Perjanjian Leluhur   392. Bukan Hanya Milik Puteri Mahkota

    Hari sudah pagi. Cakra bangun dan pergi mandi, kemudian berpakaian. Jie masih tertidur pulas di pembaringan. Cakra menghubungi Nawangwulan lewat Sambung Kalbu. "Sayang...!" pekik puteri mahkota Segara gembira. "Ada apa menghubungi aku?" "Aku ada informasi penting," sahut Cakra. "Lima puluh istri Manggala akan mengadakan pertemuan rahasia di rumah Adinda, kepala front office kastil Mentari, dengan modus party dance." "Sayang ... kau berada di kampung Luhan?" "Ikan paus membawa diriku ke mari." "Ia ratu siluman. Ia sering menolong kesatria yang ingin berkunjung ke negeriku." "Tapi jutek banget." Nawangwulan tertawa lembut. "Ia biasanya minta upah ... barangkali ia sungkan karena kau adalah calon garwaku, ia jadi bete." "Dari mana ia tahu aku calon garwamu?" "Seluruh penghuni samudera sudah tahu kabar itu, dan Ratu Paus bukan sekedar tahu, ia mengenal sosokmu." Upah yang diminta pasti bercinta. Edan. Bagaimana ia bercinta dengan ikan paus? Siluman ikan biasanya hanya berubah

  • Perjanjian Leluhur   391. Badai Sudah Berlalu

    Sejak awal Cakra sudah curiga dengan Jie. Ia melihat sosok berbeda terbelenggu tabir misteri. Cakra ingin membebaskan sosok itu dari belenggu dengan mengalirkan energi intisari roh. "Aku adalah puteri mahkota dari kerajaan Terumbu," kata Jie. "Aku mendapat kutukan dari Raja Sihir karena menolak lamarannya." "Ada kerajaan sihir di jazirah tirta?" "Tidak ada. Ia pemilik Puri Abadi di wilayah tak bertuan." "Kalian kesulitan menangkap Raja Sihir untuk mencabut kutukan?" "Raja Sihir ditemukan tewas saat tokoh istana menyerbu ke Puri Abadi." "Siapa yang membunuhnya?" "Ia mati diracun murid tunggalnya, Raden Manggala." "Jadi kau datang ke kampung Luhan dalam rangka mencari Raden Manggala untuk mencabut kutukan?" "Ahli nujum istana mendapat wangsit; aku akan terbebas dari kutukan kalau ada kesatria gagah dan tampan bersedia bercinta denganku." "Kesatria di negerimu tidak ada yang bersedia?" "Lubangku mendadak hilang, ada bibir besar saja." "Lubangmu tertutup tabir sehingga ter

  • Perjanjian Leluhur   390. Ada Yang Lain

    Kehidupan di kampung Luhan tenteram dan damai, padahal menjadi markas pergerakan. Kelompok ini sulit diketahui keberadaannya. Mereka berbaur dengan masyarakat dan menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa. Pada saat dibutuhkan, mereka beroperasi secara masif, terstruktur, dan sistematis. Pergerakan seperti itu sangat berbahaya karena mereka akan memanfaatkan setiap peristiwa untuk menjatuhkan istana. "Kau tahu di mana kediaman Raden Manggala?" tanya Cakra. "Aku melihat tidak ada kekacauan di kampung ini. Gerakan mereka rapi sekali." "Bagaimana rupa Raden Manggala saja aku tidak tahu," sahut Jie. "Konon ia operasi plastik di negeri manusia sehingga sulit dikenali. Aku curiga anggota pergerakan telah menculik Chan Xian." "Apakah kakakmu pernah berurusan dengan kelompok Manggala?""Tidak." "Lalu ia diculik untuk apa? Untuk minta tebusan?" "Untuk jadi istri." "Jadi pemimpin pemberontak itu bujang lapuk?" "Istri keseribu." "Luar biasa...! Cukup untuk modal pemberont

  • Perjanjian Leluhur   389. Musuh Satu Kampung

    "Aku berasal dari bangsa Incubus." Cakra merasa jawaban itu adalah jawaban paling aman. Nama bangsa itu sudah termasyhur ke seantero jagat raya. Ia pasti menjadi binatang buruan jika mengaku bangsa manusia. Perempuan di negeri ini akan menjadikan dirinya gongli dengan penampilan sekeren ini. "Jangan keras-keras," tegur perempuan gembrot. "Kedengaran mereka hidupmu dijamin bakal susah." Cakra kaget. "Mereka tergila-gila pada bangsa Incubus. Mereka rela meninggalkan suami untuk mendapatkan pria Incubus, lebih-lebih pria segagah dan setampan dirimu." Cakra terbelalak. Celaka! "Kau bukan wanita kampung ini?" "Namaku Jiefan, panggil saja Jie, kayaknya kita seumuran. Aku dari negeri tetangga." "Oh, pantas...! Lagi pula, siapa yang tertarik kepada perempuan sebesar kerbau bunting? Ia pasti menjadi musuh lelaki satu bangsa! "Jadi aku aman jalan bersama dirimu?" "Kau aman kalau mengaku dari bangsa manusia dan berwajah jelek." "Waduh...!" "Kau akan jadi musuh per

  • Perjanjian Leluhur   388. Alam Tirta

    "Aku tahu kau menyusul ke bukit karang bukan untuk menyampaikan kabar itu," kata Cakra. "Kau ingin mengajakku bercinta." "Aku adalah maharatu! Sungguh tidak pantas bercinta di sembarang tempat!" Akan tetapi, perempuan itu menjadi sangat liar saat Cakra menghantam di atas batu karang, sampai sang ratu mandi keringat dan pingsan saking capeknya. Padahal Cakra belum apa-apa. Ratu Sihir dan Ratu Ipritala muncul di bukit karang. "Nah, dua lagi datang," kata Cakra. "Bermain threesome kayaknya seru." Mereka tiba di dekat Cakra. Ratu Ipritala tersenyum nakal. "Kau luar biasa...! Purbasari sampai ketiduran, pasti kelelahan." "Ia pingsan." "What?!" "Padahal teganganku belum turun." "OMG!" "Jangan basa-basi. Aku tahu kedatangan kalian untuk apa." Tiga jam kemudian, mereka tergeletak pingsan di samping Ratu Purbasari saking lelahnya. Cakra belum apa-apa. Kemudian muncul Ratu Pagedongan, Roro Kidul, dan Blorong di angkasa samudera. "Kami datang untuk menjemput dirimu,

  • Perjanjian Leluhur   387. Antara Ada Dan Tiada

    Ratu Dublek dan panglima perang tiba di pantai berkarang yang menjadi lokasi pertemuan dengan utusan Raden Manggala. Debur ombak memecah pantai berkarang menjilat kaki mereka, berbuih-buih. Mereka terkejut melihat kesatria gagah dan tampan berdiri di batu besar seolah menunggu kedatangan mereka, di dekatnya dua utusan Raden Manggala tergeletak mati. "Kalian tak bisa lari dariku," kata Cakra. "Aku akan mengejar kalian ke dasar segara sekalipun." "Aku sudah meninggalkan istana secara sukarela," ucap Ratu Dublek. "Kau butuh singgasana untuk Romadara dan sudah didapatkan. Apa lagi yang kau inginkan?" Ratu Dublek mencoba untuk negosiasi. Kelihatannya tidak ada peluang untuk kabur. "Aku menginginkan jazirah bentala terbebas dari gangguan makhluk seperti kalian." "Aku akan pergi dari jazirah bentala untuk selamanya." "Dan berbuat kerusakan di jazirah lain. Perbuatanmu sudah melampaui batas. Perempuan seperti dirimu sudah sepantasnya berbaring bersama dua kutu kupret ini."

  • Perjanjian Leluhur   386. Bukan Minta Suaka

    "Terimalah hukuman atas kelancangan dirimu!" Ketua lama berubah menjadi Bintang Kehidupan dengan sinar kemerahan yang menyilaukan mata. Bintang itu berusaha menyambar Cakra yang bergerak menghindar dengan lincah. Semua pendekar yang berada di sekitar mereka berusaha menghalangi pandangan dari sinar yang membutakan mata itu. "Ketua lama mulai mengeluarkan ilmu dari kitab terkunci," keluh Ratu Purbasari. "Sampai kapan Cakra mampu bertahan?" "Ilmu warisan Wiraswara sangat dahsyat di tangannya, tapi tidak cukup untuk menandingi," kata Ratu Sihir. "Kita juga tidak bisa menolong, bahkan untuk diri sendiri." "Hei! Lihat...!" seru Ratu Ipritala. Cakra berubah menjadi Seberkas Sinar. Cahaya berekor berwarna keemasan itu menggulung Bintang Kehidupan meninggalkan siluet di angkasa. "Ratu Kencana kiranya sudah mewariskan ilmu roh kepada pangeran," ujar Ratu Purbasari. "Tapi belum cukup untuk memenangkan pertarungan." Padahal ilmu itu diperoleh dari Nyi Ratu Suri lewat kemesraan, dan men

  • Perjanjian Leluhur   385. Menanti Kedatangan Ratu Sejagat

    "Aku adalah Raja Agung yang akan menyeretmu pulang ke gerbang siksa." Sebilah pedang kencana muncul secara tiba-tiba di tangan Cakra, pedang itu jelmaan Tongkat Petir. Ketua lama tertawa dengan congkak. "Ha ha ha! Jadi kau murid Ki Gendeng Sejagat?" Sebuah tongkat yang sama persis muncul dalam.genggaman ketua lama, kemudian tongkat itu berubah menjadi pedang serupa. Aku tidak pernah mendengar Tongkat Petir mempunyai kembaran, batin Cakra. Tapi guruku pernah menciptakan duplikatnya. Aku tidak tahu mana yang asli. "Ha ha ha! Gurumu benar-benar gendeng sudah mewariskan tongkat palsu kepada muridnya!""Aku yakin tongkatmu palsu, seperti tongkat di balik celanamu!" Ratu Dublek tersenyum mengejek, ia berkata, "Apakah kau sekarang masih cukup nyali untuk menantang garwaku setelah mengetahui tongkatmu palsu? Aku memberi kesempatan kepadamu untuk hidup dengan melanjutkan permainanku yang terganggu olehmu." "Kau bukan perempuan seleraku," kata Cakra sinis. "Kakek peot itu sudah me

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status