Beranda / Romansa / Perjanjian Leluhur / 272. Nyamuk Kecil

Share

272. Nyamuk Kecil

Malam mulai turun saat mereka memasuki hutan hijau dengan pepohonan dan rerumputan tumbuh rapi seperti hutan buatan.

Mereka singgah di sebuah dangau karena kuda sudah tampak letih.

"Wedang lemon sungguh nikmat."

Cakra meneguk minuman di veples yang terbuat dari emas. Minuman itu terasa hangat lewat di tenggorokan dan menetralisir udara dingin yang menusuk tubuh.

"Sayang sekali wedang ini tidak boleh diperjualbelikan di negeri manusia."

Setiap produksi di kerajaan Nusa Kencana terlarang untuk diproduksi di negara lain, sebab tidak berlaku lisensi.

"Kita bermalam di sini saja tuan," kata Melati. "Dangau ini sangat nyaman."

"Kita istirahat sejenak saja," sahut Cakra. "Setelah kuda kembali bugar, kita berangkat lagi."

Mereka sudah menempuh separuh perjalanan, perkiraan tiba di keraton gubernur menjelang pagi.

Cakra menyukai perjalanan di malam hari karena udara sangat segar, kecuali perbekalan habis, mereka perlu warung untuk mengisi perut.

Mereka juga bisa memacu kuda di perkamp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status