Home / Romansa / Perjanjian Leluhur / 18. Rumah Terpencil Di Tengah Hutan

Share

18. Rumah Terpencil Di Tengah Hutan

Hutan itu begitu sedap dipandang. Pepohonan hijau tumbuh secara teratur. Aneka macam bunga bermekaran. Rumput pendek tampak rapi. Tidak ada daun mati tergeletak, seakan daun tak pernah tua dan gugur.

"Kalau tidak ada makhluk yang dijumpai, kepada siapa aku bertanya?" keluh Cakra bingung, sambil memacu kuda cukup kencang.

Cakra sudah cukup jauh memasuki hutan, tapi belum ada tanda-tanda akan berakhir. Sejauh mata memandang yang terlihat adalah deretan pepohonan.

Cakra tidak masalah jika kemalaman. Hutan ini cukup nyaman untuk beristirahat, tidak terlihat binatang melata dan binatang buas berkeliaran. Ia bisa tidur di atas rumput dengan aman.

Matahari hampir tergelincir di ufuk ketika Cakra tiba di sebuah rumah mungil terbuat dari kayu. Ia heran menemukan rumah terpencil di tengah hutan.

"Siapa pula yang sudi hidup menyendiri di dalam kesunyian alam?" gumam Cakra sambil menarik tali kekang sehingga kuda berhenti.

Cakra mendengar ada suara anak kecil menangis dari dalam rumah. Ia
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status