Share

24. Tabib Kebab

Malam sangat larut ketika Cakra tiba di ujung kampung. Ia melambatkan lari kuda. Suasana sangat sepi. Penduduk sudah beranjak ke peraduan untuk menyongsong hari esok.

"Rumah-rumah ini disewakan, tapi pemilik satu pun tak ada yang duduk di luar," gumam Cakra cemas. "Apa mungkin sudah penuh?"

Barangkali Jaka mesti tidur seperti gelandangan. Tapi tidur di sisi jalan takut terlindas kereta kuda yang sering lewat. Lagi pula, mana ada bangsawan jadi gembel? Kecuali bangsawan bangkrut!

Cakra tersenyum saat melihat kakek berjubah hitam duduk di beranda sebuah rumah dengan secangkir minuman di meja.

"Akhirnya ada juga rumah sewa yang kosong."

Cakra turun dari kuda dan memasuki halaman. Di pintu pagar terdapat sederet tulisan aksara kuno. Barangkali papan nama rumah sewa ini.

"Permisi," kata Cakra. "Saya kemalaman di jalan. Apa ada kamar untuk bermalam?"

Kakek berjanggut pendek itu memandang heran. "Apa kau tidak baca tulisan di depan itu? Rumah ini tidak disewakan, tapi dijual!"

Cakra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status