Beranda / Romansa / Perjanjian Leluhur / 30. Pendekar Bispak

Share

30. Pendekar Bispak

"Aku mencium bau manusia," kata si Sanggul Miring. "Kid slebew pasti ada di sekitar sini."

Si Sanggul Miring bersama Bidadari Penabur Cinta dan Kupu-kupu Madu berlari dengan cepat di udara. Mereka menjadikan pucuk daun sebagai titian.

"Beruntung sekali kita," sahut Kupu-kupu Madu. "Baru sampai di Hutan Gerimis langsung bertemu dengan orang yang kita cari."

Di kejauhan terlihat Cakra memacu kuda sekencang-kencangnya di antara pepohonan.

"Nah, itu orangnya!" seru si Sanggul Miring. "Ayo kita kejar!"

Mereka mempercepat larinya memburu kuda yang berlari kencang melewati pepohonan. Jarak mereka semakin dekat.

Cakra merasa tidak ada kesempatan untuk kabur, ia berkata, "Berhenti, Gemblung! Percuma kau keluarkan seluruh tenaga, mereka mampu mengejar."

Kuda berhenti berlari. "Lalu bagaimana nasib Yang Mulia?"

"Jangan panggil aku kid slebew kalau tertangkap oleh perempuan."

"Jangan takabur, Yang Mulia."

Si Sanggul Miring dan komplotannya mendarat dengan ringan di tanah. Cakra duduk d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status