Share

146. Dunia Sudah Terbalik

Penginapan sepi. Tamu berbondong-bondong keluar sejak tersiar kabar prajurit pemberontak hendak menyerang perkampungan.

Mereka tak mau ambil risiko meski penginapan ini sudah membayar upeti kepada Tapak Mega untuk keamanan tamu.

Ranggaslawi menyeruput kopi mandheling yang masih mengepul untuk menghalau kegelisahan yang menjerat. Pandangannya terlempar ke luar jendela restoran.

"Mengapa Cakra belum muncul juga?" desah Ranggaslawi khawatir. Sepotong penganan hangat jadi korban mulutnya. "Apakah ketiga curut itu membuatnya kesulitan?"

"Aku kira Pendekar Lembah Cemara senang bermain-main dengan mereka sehingga lupa waktu," sahut Ranggaslawe. "Kau semakin gelisah semakin senang pelayan."

"Tapi sekarang bukan saatnya bermain-main. Ratusan prajurit sebentar lagi turun bukit, sahabat kita di istana adipati hampir kewalahan karena jumlah musuh sangat banyak."

"Aku kira urusan Cakra sudah selesai. Barangkali ia sekarang lagi memerintahkan penduduk untuk mengungsi sebelum prajurit pembero
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status