Home / Romansa / Perjanjian Leluhur / 12. Perempuan Sisa

Share

12. Perempuan Sisa

Author: Enday Hidayat
last update Last Updated: 2022-03-02 11:52:52
Kakek renta berbadan ceking muncul dari dalam penginapan dengan tergesa-gesa, di belakangnya mengejar perempuan gembrot mengenakan sarung dengan wajah kesal.

"Jangan kabur perampok!" teriak perempuan itu.

"Enak saja bilang aku perampok! Aku sudah merampok apa?"

"Merampok diriku!"

"Aku sudah bilang kantong uangku ketinggalan! Aku bayar nanti!"

"Modus! Kantong kemenyan dibawa, masa kantong uang lupa?"

"Kalau aku lupa bawa kantong kemenyan, terus aku ngamar pakai apa?"

"Ada apa, Tongkat Bertuah?" tegur Iblis Cinta yang baru selesai memperbaiki penyok-penyok kecil pada taksi. "Pagi buta begini sudah bikin gaduh."

"Tarif lontemu kemahalan," lapor Tongkat Bertuah. "Padahal perempuan sisa."

"Kurang ajar! Minta dilayani tiga kali bilang perempuan sisa!"

"Berapa bayaranmu, Cemani?" tanya Iblis Cinta.

"Tiga keping emas."

Iblis Cinta terkejut. "Mahal sekali!"

"Untuk tiga ronde, tuanku."

Iblis Cinta bertanya pada Tongkat Bertuah, "Kau merasa kemahalan sekeping emas untuk sekali main?
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjanjian Leluhur   13. Tidak Ada Makhluk Segala Tahu

    Cakra memiliki dua pilihan untuk keluar dari negeri ini, pergi ke mata air pengukuhan di istana atau mencari Ki Gendeng Sejagat. Dua-duanya adalah pilihan buruk. Pergi ke istana berarti ia harus menikah dengan puteri kerajaan dan mengkhianati cinta Priscillia. Sementara mencari pertapa sakti itu adalah perbuatan sia-sia. Ia sudah puluhan tahun menghilang dari dunia perkelahian. Namun semangatnya untuk mencari gerbang keluar tidak luntur. Ia sudah berjanji ke orang tuanya untuk segera pulang, dan ia tidak pernah ingkar janji. Lagi pula, tidak ada makhluk di jagad raya ini yang segala tahu meski berilmu tinggi. Iblis Cinta belum tentu sepenuhnya benar. Jadi mungkin saja ada jalan lain selain gerbang labirin. Kabar tentang kedatangan mereka sudah tersebar ke seluruh penghuni pondok, sehingga ketika ada tamu keluar dari sebuah kamar, wanita penghuni kamar itu meminta pelayan untuk segera menghubungi mereka seolah takut keduluan oleh temannya. "Apakah di antara kalian ada yang berkena

    Last Updated : 2022-03-03
  • Perjanjian Leluhur   14. Bangsawan Asir

    "Satu lagi yang perlu kau ketahui sebelum pergi," pesan Iblis Cinta. "Aku adalah bangsawan Asir, makhluk yang tidak peduli dengan urusan makhluk lain. Aku bisa melindungi dirimu kalau tinggal di Pondok Asmara karena siapapun tidak diijinkan untuk berbuat kegaduhan. Jadi ketika kau bermasalah di luar sana dan datang ke pondok ini, aku tidak bisa membantu." Cakra sudah duduk di punggung kuda siap-siap berangkat dengan perbekalan beberapa kantong keping perak dan emas. "Akan kuingat kata-katamu, Iblis Cinta," kata Cakra. "Sampai jumpa di duniaku." Cakra menghela kuda dan meninggalkan halaman Pondok Asmara. Ia pergi ke arah barat daya sesuai petunjuk Iblis Cinta, di wilayah itu hampir tidak ada kaum pemberontak. "Ia memilih jalan untuk sengsara demi baktinya pada orang tua," geleng Iblis Cinta. "Pengembaraan manusia di wilayah barat laksana kelinci di kandang serigala." "Betul, tuanku," ujar Nunggal Jati, kepala penjaga yang berdiri di sampingnya. "Aku berharap ia sampai dengan sela

    Last Updated : 2022-03-04
  • Perjanjian Leluhur   15. Rahasia Masa Lalu

    Fredy memandang Mahameru dengan tidak percaya. "Bagaimana kau berani mengatakan temanku adalah calon pangeran yang sesungguhnya? Lalu kau anggap aku ini siapa? Aku ingin bertemu dengan baginda ratu! Kau sudah berbuat kesalahan besar!" "Klan yang disandangmu adalah klan pemberian Dwipa Agusti Bimantara. Ia mencoba mengelabui Cermin Mustika dengan menjadi petani dan menyerahkan seluruh hartanya kepada orang tuamu, sewaktu kamu masih bayi." Cerita itu sama persis dengan apa yang disampaikan Cakra. Mereka pasti bekerja sama untuk membelokkan sejarah! Semenjak kecil ia mempunyai nama Fredy Erlangga Agusti Bimantara, mengapa ketika dewasa tiba-tiba dipermasalahkan? "Keluarga kalian tidak tercatat dalam klan Bimantara. Orang tuamu rela memperdaya anaknya demi harta." "Kau mengada-ada! Aku curiga kau sudah bekerja sama dengan anak petani itu untuk memanipulasi fakta!" "Anak muda, tuduhanmu sangat tendensius," kata Mahameru menahan marah. "Jika kau dari bangsaku, kau pasti sudah dibuang

    Last Updated : 2022-03-05
  • Perjanjian Leluhur   16. Strategi Cerdik

    Iblis Cinta menatap pemuda yang turun dari kuda dengan tak percaya. Apakah dalam perantauan yang singkat itu sudah menjumpai masalah? Bukankah sudah dikatakan ia tidak dapat menolong? Cakra tersenyum melihat bangsawan Asir itu terbengong-bengong. "Ada apa, Iblis Cinta?" tanyanya. "Kau seperti melihat hantu saja, padahal hantu tidak ada di negeri ini." "Aku tidak bisa membantumu jika kau dalam masalah," sahut Iblis Cinta sambil memandang tajam pemuda yang berdiri di hadapannya. "Sebaiknya kau lekas pergi." "Aku datang sebagai nomaden bangsawan Asir. Kau menolak tamu yang singgah?" "Jadi kau datang bukan dikejar-kejar pemberontak?" "Aku datang karena strategi, bukan untuk minta bantuanmu. Jadi aku boleh masuk?" Iblis Cinta tertawa senang. "Tentu saja, aku terbuka menerima setiap tamu." Mereka masuk ke aula tamu. Cakra duduk menghadap sebuah meja kosong dan memanggil pelayan yang ada di sekitar. Pelayan laki-laki datang dan bertanya, "Ada yang bisa saya bantu, tuan?" "Tolong se

    Last Updated : 2022-03-07
  • Perjanjian Leluhur   17. Kid Slebew

    Dewi Anjani duduk melamun di taman sari. Wajahnya kelihatan berkabut. Nirmala dan Gentong Ketawa datang dan duduk bersimpuh di hadapannya. "Tuan puteri sepertinya lagi bersedih," kata Nirmala. "Ada apa gerangan?" "Aku bermimpi lagi semalam, Bibi Nirmala," sahut Dewi Anjani. "Mimpi bertemu dengan kid slebew." "Lalu apa yang membuat tuan puteri bersedih?" tanya Gentong Ketawa. "Kemarin tetangga saya bersedih, hari ini wajahnya jadi jelek." "Kok bisa begitu, Paman Gentong?" "Soalnya kemarin wajahnya sudah jelek." Dewi Anjani tersenyum, lalu meminta pendapat pelayan berperut buncit itu, "Apakah aku sudah cantik?" "Tuan puteri sangat cantik," puji Gentong Ketawa. "Perempuan tercantik di seluruh wilayah kerajaan, bulan saja kalah bersinar." "Mengapa kid slebew tidak mau melihat wajahku kalau aku perempuan tercantik? Ia pergi meninggalkan aku sampai suaraku parau memanggilnya." "Kid slebew lagi memanggul pacul di pematang sawah?" tanya Gentong Ketawa. "Aku berjumpa dengan

    Last Updated : 2022-03-08
  • Perjanjian Leluhur   18. Rumah Terpencil Di Tengah Hutan

    Hutan itu begitu sedap dipandang. Pepohonan hijau tumbuh secara teratur. Aneka macam bunga bermekaran. Rumput pendek tampak rapi. Tidak ada daun mati tergeletak, seakan daun tak pernah tua dan gugur. "Kalau tidak ada makhluk yang dijumpai, kepada siapa aku bertanya?" keluh Cakra bingung, sambil memacu kuda cukup kencang. Cakra sudah cukup jauh memasuki hutan, tapi belum ada tanda-tanda akan berakhir. Sejauh mata memandang yang terlihat adalah deretan pepohonan. Cakra tidak masalah jika kemalaman. Hutan ini cukup nyaman untuk beristirahat, tidak terlihat binatang melata dan binatang buas berkeliaran. Ia bisa tidur di atas rumput dengan aman. Matahari hampir tergelincir di ufuk ketika Cakra tiba di sebuah rumah mungil terbuat dari kayu. Ia heran menemukan rumah terpencil di tengah hutan. "Siapa pula yang sudi hidup menyendiri di dalam kesunyian alam?" gumam Cakra sambil menarik tali kekang sehingga kuda berhenti. Cakra mendengar ada suara anak kecil menangis dari dalam rumah. Ia

    Last Updated : 2022-03-09
  • Perjanjian Leluhur   19. Aku Juga Manusia

    Cakra bangun pagi-pagi menjelang matahari menampakkan sinarnya. Ia nyenyak sekali tidur di balai kayu. Tidak ada nyamuk mengganggu seperti di kampungnya. Di sudut balai sudah tersedia kendi berisi air untuk minum dan cuci muka. Minarti muncul dari dalam rumah, dan berkata, "Saya sudah sediakan air untuk tuan." "Ibu baik sekali," puji Cakra sambil mengucurkan air kendi ke wajahnya. "Aku jadi tidak enak sudah merepotkan." "Saya tidak punya apa-apa lagi selain air," jawab Minarti. "Hanya itu yang dapat disuguhkan untuk pagi ini." Cakra menuangkan air kendi ke dalam mulut untuk berkumur-kumur, kemudian disemburkan, setelah itu menenggaknya. "Air ini menyegarkan," kata Jaka. "Suami ibu sudah pulang?" "Belum, tuan," sahut Minarti dengan air muka gelisah. "Saya kuatir terjadi apa-apa dengannya." Cakra tersenyum dan berusaha menghibur, "Perkampungan di barat daya aman, tidak ada gangguan pemberontak." Mereka jarang sekali berbuat kerusuhan di daerah itu. Prajurit kadipaten berjaga-jag

    Last Updated : 2022-03-10
  • Perjanjian Leluhur   20. Kampung Madani

    Cakra melambatkan lari kuda ketika di kejauhan terlihat gapura kampung. Ada dua prajurit berjaga di pos. Ia mulanya mau mengambil jalan yang tidak biasa, tapi kuatir penjaga curiga karena bangsawan Asir selalu mengambil jalan umum. Satu prajurit berbadan kekar keluar dari dalam pos sambil membawa tombak ketika Cakra memasuki gapura. Ia membentangkan tombak menghalangi jalan. Cakra menghentikan kuda, kemudian memberi hormat dengan menganggukkan kepala sedikit. "Aku adalah pengembara muda dari klan bangsawan Asir." "Tolong tunjukkan tanda pengenal tuan," pinta prajurit ramah. Cakra mengeluarkan pataka emas dari balik baju. Keping pengenal itu diperoleh dari Iblis Cinta. Prajurit memeriksa lambang khusus pada pataka emas, lalu dikembalikan ke pemiliknya sambil berkata, "Silakan tuan lanjutkan perjalanan." "Kampung apa ini namanya?" tanya Cakra sopan. Padahal di atas gapura tertulis besar-besar nama kampung ini dengan aksara kuno, tapi Cakra tidak mengerti. Untunglah penj

    Last Updated : 2022-03-12

Latest chapter

  • Perjanjian Leluhur   380. Pangeran Terkutuk

    Plak! Plak!Dua tamparan keras kembali mampir di wajah Cakra.Kesatria gagah dan tampan itu tersenyum, ia hanya memiliki senyuman untuk perempuan cantik."Aku teringat pertemuan kita di hutan kayu," kata Cakra. "Kau lima puluh kali menampar wajahku sebelum mempersembahkan lima puluh kenikmatan."Plak! Plak!Cakra merasa ada aliran hangat dari tamparan itu, berangsur-angsur menyegarkan tubuhnya."Jadi kau sekarang mengalirkan energi roh melalui tamparan? Apakah Raden Mas Arya Bimantara melarang dirimu untuk bercinta denganku? Jadi kau masih mencintai lelaki pecundang itu? Aku sendiri malu mempunyai indung leluhur seperti dirinya...."Plak! Plak!"Jawabanmu sangat menyebalkan diriku," gerutu Cakra."Kau benar-benar pangeran terkutuk!""Aku mengakui diriku pangeran terkutuk ... terkutuk menjadi gagah dan tampan, bahkan menurut body goal magazine, aku satu-satunya pangeran yang dirindukan tampil telanjang di sampul depan! Tapi kecerdasan buatan tidak mampu menduplikat diriku, lebih-lebih

  • Perjanjian Leluhur   379. Ada Cemburu Di Hatimu

    Puteri mahkota khawatir kesembuhan dirinya menimbulkan masalah baru bagi kerajaan.Bagaimana kalau Nyi Ratu Kencana murka dan menurunkan bencana yang lebih besar?"Aku kira Cakra sudah mempertimbangkan secara matang," kata Pangeran Liliput. "Ia terkenal sering bicara gegabah, namun tak pernah bertindak gegabah."Puteri mahkota memandang dengan resah, ia bertanya, "Bagaimana jika kutukan itu menimpa calon garwaku karena sudah melanggar kehendak ketua langit?" "Janganlah berpikir terlalu jauh, ananda," tegur Ratu Liliput lembut. "Belum tentu apa yang ananda pikirkan itu kejadian.""Bagaimana kalau kejadian, ibunda? Aku pasti disalahkan permaisuri pertama."Puteri Liliput segera meninggalkan pesanggrahan untuk menjumpai calon suaminya.Penjaga bilik tirakat segera berlutut dengan sebelah kaki menyentuh lantai begitu puteri mahkota dan baginda ratu tiba di hadapannya."Bukalah pintu bilik, Paman," pinta Puteri Liliput. "Aku mau masuk.""Patik mohon ampun sebelumnya, Gusti Puteri ... gust

  • Perjanjian Leluhur   378. Karena Cintanya

    "Ceesss...!"Bunyi pergesekan ujung Tongkat Petir dengan leher Puteri Liliput berkumandang menyerupai bunyi besi panas dicelupkan ke dalam air, seiring mengepulnya asap hitam tebal beraroma busuk.Keringat mengucur deras dari kening Cakra. Tongkat Petir bergetar keras sampai tangannya turut bergetar.Asap hitam tebal menyelimuti pesanggrahan, sehingga menghalangi pandangan sri ratu, ia tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka."Semoga tidak terjadi apa-apa...."Baginda ratu menutup pintu pesanggrahan karena tidak tahan menghirup bau busuk yang sangat menyengat.Ratu Liliput menunggu dengan cemas di depan pintu pesanggrahan.Pangeran Nusa Kencana sungguh nekat mengobati Puteri Liliput, ia tak sepatutnya mengorbankan nyawa untuk hal percuma."Hanya Nyi Ratu Kencana yang dapat menghilangkan kutukan itu," kata Ratu Liliput lemas. "Kesalahan diriku telah membuat murka para ketua langit."Ratu Liliput membuka pintu sedikit, asap tebal menerobos keluar.Ratu Liliput segera menutup pintu kem

  • Perjanjian Leluhur   377. Suara Para Leluhur

    Hari menjelang senja ketika Cakra tiba di istana Liliput. Ia diterima langsung oleh baginda ratu di pesanggrahan utama."Puteriku menolak untuk bertemu denganmu."Ratu Liliput bertutur dengan lembut untuk menghibur kekecewaan Cakra.Padahal pesona sri ratu sudah cukup menghibur kepenatan hatinya akibat perjalanan sepanjang siang.Perawakan sang ratu sebagaimana perempuan Asia Timur; berpostur semanpai, tinggi rata-rata, tidak kerdil seperti bayangan Cakra."Kau sudah tahu apa alasannya."Mendung berarak di wajah jelita itu. Sinar matanya meredup tersapu kesedihan mendalam.Mata itu seakan bercerita kalau ia siap menebus dengan apapun demi kesembuhan puterinya.Puteri mahkota mengurung diri di pesanggrahan meski sri ratu mendesaknya untuk keluar."Aku datang untuk menyembuhkan penyakitnya," ucap Cakra. "Jadi tidak ada alasan ia menolak kedatanganku.""Tiada kekuatan dapat menghilangkan kutukan itu, selain kemurahan hati ketua langit. Puteriku hanya mempermalukan diri sendiri jika mener

  • Perjanjian Leluhur   376. Bukan Sekedar Hasrat

    Bantuan untuk menanggulangi bencana alam dari empat kerajaan besar membuat Ratu Dublek murka. Bantuan itu bermaksud merongrong tahta yang didudukinya. Pangeran Nusa Kencana mengambil simpati rakyat dengan pengiriman beberapa kebutuhan pokok. Cakra mengetahui perkembangan terkini kota Dublek dari Ratu Sihir. Ia tampak resah dengan peristiwa yang terjadi. "Rinjani pergi ke Nusa Kencana untuk membahas ancaman Ratu Dublek," kata Ratu Sihir. "Aku kuatir mereka mengambil keputusan ekstrem dan berpengaruh terhadap moralitas perserikatan kerajaan." "Aku tidak mengira kalian sudah menyerahkan separuh kekuasaan kepada mereka," keluh Cakra. "Mereka jelas ingin membubarkan perserikatan dan mengganti dengan persemakmuran di bawah kendali puteri mahkota Nusa Kencana." "Bukankah hal itu keinginan dirimu?" "Aku pikir kebutuhan mendesak bukan mempersatukan seluruh kerajaan yang ada, tapi memakmurkan seluruh rakyat di jazirah bentala." "Kau menyelewengkan titah Nyi Ratu Kencana dalam babad

  • Perjanjian Leluhur   375. Permaisuri Kesebelas

    "Kau bukan tandinganku...!" Cakra mengingatkan Chu Phang Yu yang hendak menyerangnya. "Aku tidak mau kau mati sia-sia...!"Chu Phang Yu adalah tokoh muda sakti mandraguna yang sangat ditakuti di Hutan Utara, sehingga ia memperoleh gelar Ratu Hutan Utara.Tiada pendekar berani berbuat konyol di Hutan Utara, kecuali ingin mengantarkan nyawa.Betapa nekatnya Cakra memandang remeh Chu Phang Yu."Kau sungguh tidak menghormati diriku!" geram Ratu Hutan Utara. "Apakah kau masih memiliki kehormatan?""Bedebah...! Aku ingin tahu seberapa pantas kau merendahkan diriku!""Sangat pantas...!"Cakra melayani serbuan Chu Phang Yu dengan jurus Hati Di Ranting Cemara.Ia berkata, "Aku juga ingin tahu seberapa pantas kau jadi calon permaisuri Raja Agung!""Aku belum memberi jawaban kepada Anjani! Aku berpikir ulang menjadi permaisuri kesebelas melihat kesombongan dirimu!"Dewi Anjani menetapkan lima belas calon permaisuri untuk Pangeran Nusa Kencana, namun hanya sepuluh yang diumumkan dalam testimoni,

  • Perjanjian Leluhur   374. Ratu Hutan Utara

    Chu Phang Yu mengintip lewat rumpun bunga tulip, rumpun bunga itu terletak di tepi telaga kecil.Chu Phang Yu tersenyum saat kuda coklat mendatangi kuda betina yang lagi makan rumput di seberang telaga."Jebakanku berhasil...!" gumam Chu Phang Yu. "Daging kuda itu pasti sangat lezat.""Kau sedang apa?"Sebuah pertanyaan dari belakang mengejutkan Chu Phang Yu.Ia menoleh dan menemukan bangsawan muda sangat tampan tengah tersenyum.Bagaimana dirinya sampai tidak mengetahui kedatangan pemuda itu?"Aku kira lagi mpup," kata Cakra. "Kok tidak buka cawat? Apa mpup di celana?""Kurang ajar...!" geram Chu Phang Yu. "Makhluk apa kau tidak ketahuan datangnya olehku?""Kau terlalu khusyuk melihat kelamin kudaku, sehingga tidak tahu kedatangan diriku.""Rupanya kau bangsawan cabul...! Kau tidak tahu berhadapan dengan siapa!""Aku sedang berhadapan dengan perempuan cantik jelita yang mempunyai kegemaran mengintip binatang kawin.""Aku adalah Chu Phang Yu! Penguasa Hutan Utara yang akan menghukum p

  • Perjanjian Leluhur   373. Kuda Betina

    "Bersiaplah...!" Cakra menempelkan ujung tongkat pada kening topeng lalu mengalirkan energi roh, asap berbau busuk mengepul dari sela topeng. Ratu Ipritala mengerahkan energi inti untuk membantu proses pengobatan, dan menutup jalur pernafasan, mencegah terhirupnya aroma busuk dan beracun. Ratu Ipritala membuka topeng ketika dirasa wajahnya sudah kembali seperti sediakala, dan mengenakan pakaian. "Aku kagum denganmu," puji Ratu Ipritala. "Kau mampu berkonsentrasi melakukan pengobatan dengan pesonaku terpampang jelas di matamu." "Ada saatnya aku menikmati keindahan perempuan, ada saatnya menutup mata," sahut Cakra. "Aku minta kau memenuhi janji untuk menemui Ratu Purbasari. Permusuhan kalian mesti diakhiri di atas traktat." "Tiada alasan bagiku untuk mengingkari janji. Kutukan akan kembali menimpa diriku jika aku ingkar." Cakra tersenyum miris. Ratu Ipritala sudi berdamai bukan atas kesadaran diri sendiri, tapi takut kena karma. Kiranya sulit melupakan masa lalu, padahal

  • Perjanjian Leluhur   372. Kebohongan Terbongkar

    Cakra senang mendengar kehamilan permaisuri ketiga. Pantas saja Maharini tidak pernah sambung kalbu, ia sudah kehilangan ilmu itu secara sendirinya.Ilmu Sambung Kalbu dan Sambung Rasa akan muncul kembali setelah ia melewati masa lahiran."Puteri mahkota akan tinggal di istana Miring sampai masa lahiran selesai," kata Ratu Utara. "Ia mesti dijaga dari segala pengaruh pria jahat.""Aku heran bagaimana puteri mahkota mempunyai banyak musuh sehingga banyak pria yang ingin mencelakai dirinya," ujar Cakra. "Apakah ia banyak memberi harapan kepada mereka sewaktu masih lajang?""Maharini senang pengembara, kehidupannya banyak dihabiskan di luar istana, ia mempunyai beberapa teman dekat yang sakit hati karena pernikahannya dengan pangeran Nusa Kencana begitu mendadak.""Aku kira mereka salah mengartikan kebaikan puteri mahkota, mereka seharusnya tahu bahwa sejak awal ia sudah menentukan pilihan hidupnya, yaitu Pendekar Lembah Cemara.""Mereka tahu kalau aku tidak setuju puteriku mengikat jan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status