Beranda / Romansa / Perjanjian Leluhur / 12. Perempuan Sisa

Share

12. Perempuan Sisa

Kakek renta berbadan ceking muncul dari dalam penginapan dengan tergesa-gesa, di belakangnya mengejar perempuan gembrot mengenakan sarung dengan wajah kesal.

"Jangan kabur perampok!" teriak perempuan itu.

"Enak saja bilang aku perampok! Aku sudah merampok apa?"

"Merampok diriku!"

"Aku sudah bilang kantong uangku ketinggalan! Aku bayar nanti!"

"Modus! Kantong kemenyan dibawa, masa kantong uang lupa?"

"Kalau aku lupa bawa kantong kemenyan, terus aku ngamar pakai apa?"

"Ada apa, Tongkat Bertuah?" tegur Iblis Cinta yang baru selesai memperbaiki penyok-penyok kecil pada taksi. "Pagi buta begini sudah bikin gaduh."

"Tarif lontemu kemahalan," lapor Tongkat Bertuah. "Padahal perempuan sisa."

"Kurang ajar! Minta dilayani tiga kali bilang perempuan sisa!"

"Berapa bayaranmu, Cemani?" tanya Iblis Cinta.

"Tiga keping emas."

Iblis Cinta terkejut. "Mahal sekali!"

"Untuk tiga ronde, tuanku."

Iblis Cinta bertanya pada Tongkat Bertuah, "Kau merasa kemahalan sekeping emas untuk sekali main?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status