Beranda / Romansa / Perjanjian Leluhur / 11. Tamu Istimewa

Share

11. Tamu Istimewa

"Ternyata sampai juga," kata Fredy sambil membelokkan taksi memasuki pelataran Pondok Asmara. "Aku sangka kayak di hutan bunian, cuma bolak-balik."

Fredy menghentikan taksi di depan pintu masuk. Malam sudah menjelang pagi. Suasana kelihatan sepi. Satu pun tidak ada makhluk yang lalu lalang.

Mereka turun.

"Kayaknya penginapan," komentar Cakra. "Banyak kuda tamu di pendopo."

"Penginapan apa rumah hantu?" celoteh Fredy. "Sepi banget."

"Mereka bangsa pemalas. Di kita jam segini sudah berkeliaran mencari rejeki."

"Namanya penginapan untuk tempat beristirahat. Mereka pasti bangun siang. Di penginapan masa mencari rejeki?"

"Banyak yang mencari rejeki di penginapan."

"Rumah bordir maksudnya?"

"Otakmu bawaannya ngeres saja. Penginapan itu tempat mencari rejeki bagi pegawainya."

"Berarti benar bangsa pemalas. Pegawai jam segini belum bangun."

"Untuk lebih jelasnya kita masuk. Siapa tahu tidak ada penerima tamu, atau tidak buka dua puluh empat jam."

"Tunggu sebentar," ujar Fredy, lang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status