Beranda / Romansa / Perjanjian Leluhur / 108. Janji Adalah Janji

Share

108. Janji Adalah Janji

Mereka berangkat dari penginapan setelah matahari terbit. Puteri mahkota bangun terlambat. Semalam pesta dansa sampai larut malam. Semua puteri bangsawan memuji keahlian Cakra dalam berdansa.

Mereka membayangkan di istana pasti sering mengadakan pesta. Padahal Cakra hanya ingin memberikan kesan kalau pangeran kedelapan patut dikenang setelah meninggalkan negeri ini.

Ia kira banyak hal bisa dipersembahkan dalam waktu yang tersisa. Menurutnya, pengangkatan Bramantana sebagai adipati Kadipaten Barat adalah keputusan spekulatif yang memungkinkan segala hal terjadi. Jadi tidak perlu ditanggapi secara berlebihan.

"Pengangkatan Bramantana membuktikan bahwa sri ratu sudah memenuhi tuntutan Ratu Sihir untuk mengakui puteranya sebagai trah Pangeran Wiraswara," kata Cakra. "Nasibnya lebih baik dariku."

"Kanda jangan baperan," tegur Dewi Anjani yang berkuda di sampingnya. "Menolak permintaan kanda bukan berarti ibunda ratu tidak mengakui kanda sebagai Pangeran Nusa Kencana."

Sejujurnya Cakra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status