Share

Bab 208

Selesai berbicara, Winda malah menggosok-gosok leher Hengky dengan kepalanya, mencium wangi sejuk dari tubuhnya, lalu dengan puas menutup mata. Dua orang itu saling menempel, membuat Hengky merasakan gelombang panas yang tiba-tiba menyergapnya, hasratnya seolah terbangkitkan, dan rasa kantuknya hilang begitu saja.

Apalagi di bagian tubuh tertentu, mulai terasa ....

“Turun, deh,” kata Hengky dengan nada sedikit keras dan kesal.

“Nggak mau,” jawab Winda. Makin dekat ia merapat, hembusan napasnya yang hangat langsung menyapu sisi leher pria itu. Dia bisa merasakan dirinya jadi semakin panas, emosinya seperti ombak besar.

“Sudah aku bilang, turun!” Suara Hengky terdengar berbeda, ada sedikit nada rendah penuh nafsu, tapi juga kesal.

Winda menyadari sesuatu. Dia mengangkat kepalanya, melihat mata Hengky yang gelap bak malam yang misterius. Dengan cepat, tangan Winda meraba ke bawah selimut, langsung menemukan bagian sensitif Hengky. Namun, sebelum Winda bisa melakukan apapun, Hengky dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status