Julia dengan tatapan penuh kebingungan menatap Winda.Winda ragu sejenak, kemudian dengan penuh keberanian berkata, "Kak Junia, ada yang mau aku ceritain, nih."Namun sebelum dia bicara, Julia tiba-tiba memotong, "Tunggu dulu.""Kamu kayak gitu, aku harus siap-siap dulu nih kayaknya." Julia segera meneguk airnya, duduk dengan posisi lebih nyaman, lalu berkata, "Oke, sekarang cerita."Ditikam oleh tatapan Julia, Winda tiba-tiba merasa tidak berani melanjutkan. Ia mengalihkan pandangannya, dengan suara yang hampir tidak terdengar, Winda mengungkapkan, "Soal Hengky itu, istri yang digosipkan orang-orang itu ... ya, itu aku sendiri.""Kamu bilang apa?" Julia menepuk meja, berdiri dengan mata terbelalak. Dia menatap Winda dengan wajah sangat terkejut.Winda perlahan menundukkan kepalanya, memegang tepi meja, berkata dengan suara pelan, "Aku sudah nikah sama Hengky lebih dari dua tahun, cuma nggak pernah bilang ke publik. Ada sedikit kesalahpahaman antara aku dan dia, jadi waktu aku gabung d
Julia mengangguk, mendekati Winda dan berbisik, "Nggak banyak orang yang tahu soal ini, Pak Hengky yang minta. Aku rasa ini ada hubungannya sama kamu, deh."Winda agak terkejut, pikirannya melayang ke insiden di ruang istirahat Yuna beberapa hari lalu. Apakah Hengky sudah memutuskan hal ini saat itu juga?Dia paham betul seberapa besar dampak dari 'freeze' bagi artis di dunia hiburan. Lima tahun berlalu, apakah Yuna masih bisa bangkit lagi, itu akan jadi pertanyaan besar. Di- freeze selama lima tahun bisa membuat masa depannya hancur total. Kecuali jika Yuna bisa mendapat perusahaan yang bersedia membayar denda pemutusan kontraknya.Namun, perusahaan mana yang mau ambil resiko besar dengan membayar denda Yuna tersebut dan melawan Hengky?Saat memikirkan hal ini, Winda merasa hangat di hatinya. Dia pikir masalah di rumah sakit waktu itu akan berlalu begitu saja karena tidak ada bukti. Tapi Hengky, tanpa dia ketahui, telah mengatasi masalah itu untuknya...Julia, yang masih berbicara, ti
Setelah menghela napas, Julia teringat sesuatu lagi. Dengan ragu, dia bertanya, "Tapi, kalau kamu sudah nikah sama Hengky lebih dari dua tahun, kenapa dulu sama Jefri ...."Winda tampak canggung, sejenak dia tidak tahu harus menjawab apa.Melihat reaksi Winda, Julia segera berkata, "Ya sudah deh, nggak usah dijawab. Tapi soal kamu menikah, aku harus kasih tau ke Pak Ivan. Apa pun itu, kamu harus punya solusi untuk masalah ini. Nggak bisa terus-terusan dihindari atau dibuat seolah-olah nggak ada apa-apa. Bisa-bisa nama baikmu rusak. Kalau nggak karena kamu sama Martin sekarang …."Julia melirik Winda dan kemudian mengecek jamnya, lalu bangkit dari duduk, "Kayaknya Pak Ivan sudah selesai ngobrol sama Pak Hengky. Aku mau ke sana dulu, kamu tunggu di sini, ya, jangan ke mana-mana."Winda dengan mata berbinar bertanya, "Dia ada di kantor?""Dengar dia ada di sini saja senang amat. Sudah beberapa tahun juga nikahnya, masih nggak bosan?" goda Julia sambil tersenyum.Winda menatap Julia, matan
"Aku …," Yuna menatap Julia dengan tajam, tapi dia tidak bisa melanjutkan kata-katanya.Hengky telah memperingatkannya untuk tidak sembarangan bicara di luar. Jika Hengky tahu, Yuna pasti akan mendapat masalah."Hubunganku dengan Pak Hengky kayaknya nggak ada hubungannya dengan kamu, deh. Aku sekarang lagi diskusi kerjaan sama Pak Ivan. Boleh keluar dulu nggak?"Julia cengar-cengir sambil menunjukkan ekspresi sinis, lalu memberikan kode mata ke Ivan.Ivan mengerti maksud dari kode mata Julia. Dia mengambil ponselnya, kemudian menelepon Hengky.Yuna dengan tenang menunggu Ivan selesai berbicara. Dia tampak sangat yakin. Dari wajah Ivan yang berubah, sepertinya Ivan mendengar sesuatu yang tidak diharapkannya dari Hengky."Jadi gimana, Pak Ivan? Aku nggak bohong, ‘kan? Ini memang keinginan Pak Hengky." Yuna tersenyum mengejek, "Jadi, bisa kembalikan akun media sosialku sekarang?"Sejak diberitahu bahwa Yuna akan ditarik sementara dari industri hiburan, semua akun media sosialnya diambil a
Julia meredam gejolak emosinya dan berkata dengan nada datar, “Nggak apa-apa. Aku cuma takutnya bos kita nggak senang saja.”“Bos apaan …. Maksud kamu, Winda itu istrinya Hengky yang selama ini dirumorkan itu?” ujar Ivan terkejut.Julia menganggukkan kepalanya, tapi Ivan masih skeptis terhadap jawaban Julia.“Masa iya? Kalau dia memang istrinya Pak Hengky, kenapa Pak Hengky nggak ngebela istrinya sendiri dan malah ngebela orang lain? Dan juga, Winda sudah dua tahun lebih bergabung ke perusahaan ini, tapi aku nggak pernah sekali pun dia berhubungan sama Pak Hengky. Informasi itu kamu dapat dari mana?”“Wina sendiri yang bilang ke aku, jadi sudah pasti benar.”Winda hanya iseng-iseng saat pertama kali terjun ke dunia hiburan. Dia sungguh tidak mengira dirinya akan seterkenal ini. Mungkin karena itu jugalah Hengky tidak membela istrinya sendiri.Masih dengan ekspresi curiga, Ivan berkata, “Kalau benar, kenapa Pak Hengky minta Yuna nyamar? Apa jangan-jangan ….”“Jangan asal nebak,” sela Ju
Namun meski jaraknya sudah begitu dekat, Winda sengaja tidak mau menempelkan bibirnya. Dia seperti sedang memancing ikan, sengaja menaruh umpan untuk Hengky ambil. Winda ingin melihat apakah Hengky akan berinisiatif mendekatinya.Sorot mata Hengky sekilas seperti memancarkan cahaya ketika mengamati kulit Winda yang putih dan mulus. Jauh di dalam lubuk hatinya, Hengky merasa sedikit tergerak, tapi dia tidak menunjukkan perasaan itu keluar. Dia hanya menatap Winda dengan lekat dan berkata, “Aku nggak peduli. Apa kamu sampai harus bermesraan sama cowok lain di depan media cuma untuk bikin aku malu?”Winda sungguh tidak menyangka akan mendapatkan jawaban seperti itu darinya. Walau Winda meyakini Hengky adalah pria yang kasar di luar lembut di dalam, tak bisa disangkal bahwa perkataannya membuat Winda sedikit sedih.“Memangnya sesusah itu ngaku kalau kamu peduli sama aku?”“Jangan mikir kejauhan, apa yang aku lakukan nggak ada hubungannya sama ….”Sebelum Hengky menyelesaikan kata-katanya,
“Iya,” sahut Winda mantap, lalu dia meraih tangan Hengky dan meletakkannya di dadanya sendiri. “Kamu bisa dengar sendiri isi hatiku.”Telapak tangan Hengky dapat merasakan kehangatan yang terpancar dari balik kemeja tipis Winda. Hengky dapat merasakan jantung Winda yang terlindung di balik kulitnya berdetak di telapak tangan dengan sangat jelas. Kehangatan ini seperti sedang dengan lantang menyatakan rasa cinta Winda terhadap Hengky.Di mata Hengky tampak ekspresi kaget, bingung, senang … semuanya bercampur menjadi satu. Winda menyadari sepenuhnya perubahan emosi Hengky, dan dia pun mengatup tangan Hengky sambil berkata, “Hengky, kamu bisa ngerasain perasaanku?”Hengky yang biasanya begitu tenang kini jadi panik. Dia mengalihkan matanya dan menarik tangannya dari Winda, lalu dia berkata, “Nggak.”Winda tersenyum tipis menyadari Hengky sedang berbohong yang terlihat dari matanya.“Kalau nggak ada, coba kamu rasain lagi ….”Ketika Winda ingin meneruskan godaannya, tiba-tiba ponsel Hengk
Hengky mengernyit tidak menduga ternyata tebakan Winda begitu akurat. Dia pun memalingkan wajahnya dan berkata dengan datar, “Nggak. Cepat turun.”Karena tidak bisa mendapatkan jawaban apa-apa lagi darinya, Winda pun turun dari mobil. Ketika baru saja menutup pintunya, mobil Hengky langsung melaju kencang dan menghilang di tengah keramaian jalan.Winda pun segera kembali ke kantornya. Ketika dia baru saja ingin masuk ke ruang istirahat, dia mendapat pintunya sudah dalam keadaan setengah terbuka. Melalui celah pintu, dia melihat seorang wanita sedang duduk di sofa membelakanginya, dan tampak pula Jenny sedang menuangkan air untuknya.Begitu Winda menggerakkan pintunya dan menimbulkan suara kecil, Jenny spontan menoleh dan menyapanya, “Eh, Kak Winda sudah balik.”Saat itu Jenny masih memegang segelas air di tangan. Kedatangan Winda yang sedikit mendadak itu membuat gelas yang Jenny pegang bergoyang dan air yang ada di dalamnya pun menciprat ke pakaian Yuna.Yuna jelas marah. Dia langsung