Setelah menghela napas, Julia teringat sesuatu lagi. Dengan ragu, dia bertanya, "Tapi, kalau kamu sudah nikah sama Hengky lebih dari dua tahun, kenapa dulu sama Jefri ...."Winda tampak canggung, sejenak dia tidak tahu harus menjawab apa.Melihat reaksi Winda, Julia segera berkata, "Ya sudah deh, nggak usah dijawab. Tapi soal kamu menikah, aku harus kasih tau ke Pak Ivan. Apa pun itu, kamu harus punya solusi untuk masalah ini. Nggak bisa terus-terusan dihindari atau dibuat seolah-olah nggak ada apa-apa. Bisa-bisa nama baikmu rusak. Kalau nggak karena kamu sama Martin sekarang …."Julia melirik Winda dan kemudian mengecek jamnya, lalu bangkit dari duduk, "Kayaknya Pak Ivan sudah selesai ngobrol sama Pak Hengky. Aku mau ke sana dulu, kamu tunggu di sini, ya, jangan ke mana-mana."Winda dengan mata berbinar bertanya, "Dia ada di kantor?""Dengar dia ada di sini saja senang amat. Sudah beberapa tahun juga nikahnya, masih nggak bosan?" goda Julia sambil tersenyum.Winda menatap Julia, matan
"Aku …," Yuna menatap Julia dengan tajam, tapi dia tidak bisa melanjutkan kata-katanya.Hengky telah memperingatkannya untuk tidak sembarangan bicara di luar. Jika Hengky tahu, Yuna pasti akan mendapat masalah."Hubunganku dengan Pak Hengky kayaknya nggak ada hubungannya dengan kamu, deh. Aku sekarang lagi diskusi kerjaan sama Pak Ivan. Boleh keluar dulu nggak?"Julia cengar-cengir sambil menunjukkan ekspresi sinis, lalu memberikan kode mata ke Ivan.Ivan mengerti maksud dari kode mata Julia. Dia mengambil ponselnya, kemudian menelepon Hengky.Yuna dengan tenang menunggu Ivan selesai berbicara. Dia tampak sangat yakin. Dari wajah Ivan yang berubah, sepertinya Ivan mendengar sesuatu yang tidak diharapkannya dari Hengky."Jadi gimana, Pak Ivan? Aku nggak bohong, ‘kan? Ini memang keinginan Pak Hengky." Yuna tersenyum mengejek, "Jadi, bisa kembalikan akun media sosialku sekarang?"Sejak diberitahu bahwa Yuna akan ditarik sementara dari industri hiburan, semua akun media sosialnya diambil a
Julia meredam gejolak emosinya dan berkata dengan nada datar, “Nggak apa-apa. Aku cuma takutnya bos kita nggak senang saja.”“Bos apaan …. Maksud kamu, Winda itu istrinya Hengky yang selama ini dirumorkan itu?” ujar Ivan terkejut.Julia menganggukkan kepalanya, tapi Ivan masih skeptis terhadap jawaban Julia.“Masa iya? Kalau dia memang istrinya Pak Hengky, kenapa Pak Hengky nggak ngebela istrinya sendiri dan malah ngebela orang lain? Dan juga, Winda sudah dua tahun lebih bergabung ke perusahaan ini, tapi aku nggak pernah sekali pun dia berhubungan sama Pak Hengky. Informasi itu kamu dapat dari mana?”“Wina sendiri yang bilang ke aku, jadi sudah pasti benar.”Winda hanya iseng-iseng saat pertama kali terjun ke dunia hiburan. Dia sungguh tidak mengira dirinya akan seterkenal ini. Mungkin karena itu jugalah Hengky tidak membela istrinya sendiri.Masih dengan ekspresi curiga, Ivan berkata, “Kalau benar, kenapa Pak Hengky minta Yuna nyamar? Apa jangan-jangan ….”“Jangan asal nebak,” sela Ju
Namun meski jaraknya sudah begitu dekat, Winda sengaja tidak mau menempelkan bibirnya. Dia seperti sedang memancing ikan, sengaja menaruh umpan untuk Hengky ambil. Winda ingin melihat apakah Hengky akan berinisiatif mendekatinya.Sorot mata Hengky sekilas seperti memancarkan cahaya ketika mengamati kulit Winda yang putih dan mulus. Jauh di dalam lubuk hatinya, Hengky merasa sedikit tergerak, tapi dia tidak menunjukkan perasaan itu keluar. Dia hanya menatap Winda dengan lekat dan berkata, “Aku nggak peduli. Apa kamu sampai harus bermesraan sama cowok lain di depan media cuma untuk bikin aku malu?”Winda sungguh tidak menyangka akan mendapatkan jawaban seperti itu darinya. Walau Winda meyakini Hengky adalah pria yang kasar di luar lembut di dalam, tak bisa disangkal bahwa perkataannya membuat Winda sedikit sedih.“Memangnya sesusah itu ngaku kalau kamu peduli sama aku?”“Jangan mikir kejauhan, apa yang aku lakukan nggak ada hubungannya sama ….”Sebelum Hengky menyelesaikan kata-katanya,
“Iya,” sahut Winda mantap, lalu dia meraih tangan Hengky dan meletakkannya di dadanya sendiri. “Kamu bisa dengar sendiri isi hatiku.”Telapak tangan Hengky dapat merasakan kehangatan yang terpancar dari balik kemeja tipis Winda. Hengky dapat merasakan jantung Winda yang terlindung di balik kulitnya berdetak di telapak tangan dengan sangat jelas. Kehangatan ini seperti sedang dengan lantang menyatakan rasa cinta Winda terhadap Hengky.Di mata Hengky tampak ekspresi kaget, bingung, senang … semuanya bercampur menjadi satu. Winda menyadari sepenuhnya perubahan emosi Hengky, dan dia pun mengatup tangan Hengky sambil berkata, “Hengky, kamu bisa ngerasain perasaanku?”Hengky yang biasanya begitu tenang kini jadi panik. Dia mengalihkan matanya dan menarik tangannya dari Winda, lalu dia berkata, “Nggak.”Winda tersenyum tipis menyadari Hengky sedang berbohong yang terlihat dari matanya.“Kalau nggak ada, coba kamu rasain lagi ….”Ketika Winda ingin meneruskan godaannya, tiba-tiba ponsel Hengk
Hengky mengernyit tidak menduga ternyata tebakan Winda begitu akurat. Dia pun memalingkan wajahnya dan berkata dengan datar, “Nggak. Cepat turun.”Karena tidak bisa mendapatkan jawaban apa-apa lagi darinya, Winda pun turun dari mobil. Ketika baru saja menutup pintunya, mobil Hengky langsung melaju kencang dan menghilang di tengah keramaian jalan.Winda pun segera kembali ke kantornya. Ketika dia baru saja ingin masuk ke ruang istirahat, dia mendapat pintunya sudah dalam keadaan setengah terbuka. Melalui celah pintu, dia melihat seorang wanita sedang duduk di sofa membelakanginya, dan tampak pula Jenny sedang menuangkan air untuknya.Begitu Winda menggerakkan pintunya dan menimbulkan suara kecil, Jenny spontan menoleh dan menyapanya, “Eh, Kak Winda sudah balik.”Saat itu Jenny masih memegang segelas air di tangan. Kedatangan Winda yang sedikit mendadak itu membuat gelas yang Jenny pegang bergoyang dan air yang ada di dalamnya pun menciprat ke pakaian Yuna.Yuna jelas marah. Dia langsung
“Percaya nggak percaya terserah kamu. Aku cuma mau kasih nasihat, mending mengundurkan diri demi kehormatan diri sendiri, daripada dibuang sama Hengky ….”Seketika itu Winda berdiri dan mencengkeram dagu Yuna dengan sangat kencang sampai Yuna tidak bisa berbicara. Winda memperhatikan dengan saksama wajah yang ada di depan matanya itu. Tak diragukan lagi bahwa Yuna memang memiliki tampang yang sangat cantik, tapi itu semua tidak ada gunanya kalau hatinya busuk.“Lihat apa kamu?” tanya una sambil memberontak, tapi sayang upaya itu tidak ada hasilnya.“Aku lagi melihat apakah muka orang yang menggoda suami cukup layak atau nggak.” Winda mencengkeram dengan makin keras sampai kuku jarinya terbenam ke dalam taging pergelangan tangan Yuna dan membuat wajahnya merah kesakitan. Yuna pun mengangkat tangan satunya lagi untuk menampar Winda, tapi Winda berhasil menangkapnya dan berkata, “Aku peringatkan sekali lagi, nggak usah bikin malu diri sendiri dan jangan coba-coba menguji kesabaranku, atau
Namun ketika berada di acara makan-makan kemarin malam, Winda bahkan tidak tahu kalau Hengky juga ada di sana. Dia baru tahu ketika Santo yang bilang. Lantas, bagaimana caranya Yuna bisa lebih dulu bersembunyi di sana dan mengambil foto? Kecuali ….“Kamu ngikutin aku?” tanya Winda. Dia ingat hari itu ketika sedang dicegat oleh fansnya Martin di depan pintu masuk gedung, dia melihat seorang yang bertingkah aneh seperti sedang memantaunya. Bisa jadi orang itu adalah suruhan Yuna. Mungkin juga … kecelakaan mobil tempo hari juga adalah perbuatannya?Yuna masih belum sadar kalau Winda mencurigainya atas dua kejadian itu. Dia langsung mengelak ketika dituduh menguntit dan membantah, “Ngawur, buat apa aku ngikutin kamu?”Awalnya Winda sempat curiga, tapi setelah dipikir-pikir lagi, pertama kali mereka tahu kalau mereka sama-sama berhubungan dengan Hengky adalah sejak hari kecelakaan itu. Yang jadi masalah, kecelakaan itu sudah pasti tidak terjadi secara serta-merta, dan lagi Yuna juga tidak m