Share

Bab 204

Winda mengerutkan kening saat mendengar kalimat usiran Hengky yang kesekian kalinya. Dengan berat hati, Winda menjawab, “Em” pendek. Kemudian, dengan lemah Winda berjalan ke arah pintu.

Baru saja Winda memegang gagang pintu, suara Hengky kembali terdengar, “Tunggu.”

Mata Winda seketika bersinar kembali. Dia segera menarik tangannya dari gagang pintu, kemudian berbalik badan dengan tatapan mata secerah mentari pagi.

“Sayang, nggak tega ya ngusir aku pergi?”

Hengky memelototi Winda sejenak, kemudian mengalihkan pandangan matanya. Hengky mengambil kotak obat dari dalam lemari dan meletakkannya di atas meja.

“Sini, diobatin dulu.”

Senyum bahagia di wajah Winda tak bisa di sembunyikan. Sudut bibirnya terangkat bahagia.

Winda tahu Hengky tak akan meninggalkannya begitu saja.

Winda segera mendekat, kemudian duduk. Matanya menatap wajah Hengky tanpa berkedip. Winda tak rela memindahkan tatapan matanya.

“Lihat apa?” ujar Hengky tak sabar, “Sini tangannya.”

Winda mengulurkan tangannya, kem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status